Anda di halaman 1dari 4

Nervus I , Olfaktorius (pembau)

Anjurkan klien mengidentifikasi berbagai macam jenis bau-bauan dengan memejamkan


mata, gunakan bahan yang tidak merangsang seperti kopi, tembakau, parfum atau rempahrempah
Nervus II, Opticus (penglihatan)
Melakukan pemeriksaan visus, dapat dilakukan dengan :
a. Pemeriksaan penglihatan sentral (visual acuity)
Dengan Kartu snellen, pada pemeriksaan kartu memerlukan jarak enam meter antara
pasien dengan tabel, jika tidak terdapat ruangan yang cukup luas, pemeriksaan

ini

bisa dilakukan dengan cermin. nKetajaman penglihatan normal bila baris yang bertanda 6
dapat dibaca dengan tepat oleh setiap mata (visus 6/6)
b. Pemeriksaan Penglihatan Perifer
Pemeriksaan penglihatan perifer dapat menghasilkan informasi tentang saraf optikus dan
lintasan penglihatan mulai dari mata hingga korteks oksipitalis. Dapat dilakukan dengan:
Tes Konfrontasi, arak antara pemeriksa-pasien 60-100 cm, objek yang digerakkan harus
berada tepat di tengah-tengah jarak tersebut.Objek yang digunakan (2 jari pemeriksa
/ballpoint) di gerakan mulai dari lapang pandang kanan dan kiri (lateral dan medial),atas dan
bawah dimana mata lain dalam keadaan tertutup dan mata yang diperiksaharus menatap
lurus ke depan dan tidak boleh melirik ke arah objek tersebut. Syarat pemeriksaan
lapang pandang pemeriksa harus normal
c. Refleks Pupil
1. Respon cahaya langsung
Pakailah senter kecil, arahkan sinar dari samping (sehingga pasien tidak memfokus
pada cahaya dan tidak berakomodasi) ke arah salah satu pupil untuk melihat reaksinya
terhadap cahaya. Inspeksi kedua pupil dan ulangi prosedur ini pada sisi lainnya. Pada
keadaan normal pupil yang disinari akan mengecil.
2. Respon cahaya konsensual
Jika pada pupil yang satu disinari maka secara serentak pupil lainnya mengecil dengan
ukuran yang sama.
Nervus III, Oculomotorius
a. Ptosis
Pada keadaan normal bila seseorang melihat ke depan maka batas kelopak mata
atasakan memotong iris pada titik yang sama secara bilateral. Ptosis dicurigai bila

salah satu kelopak mata memotong iris lebih rendah dari pada mata yang lain,
atau bila pasien mendongakkan kepala ke belakang / ke atas (untuk kompensasi)
secara kronik atau mengangkat alis mata secara kronik pula.
b. Gerakan bola mata
Pasien diminta untuk melihat dan mengikuti gerakan jari atau ballpoint ke arah
medial, atas dan bawah, sekaligus ditanyakan adanya penglihatan ganda (diplopia)
dan dilihat ada tidaknya nistagmus. Sebelum pemeriksaan gerakan bola mata (pada
keadaan diam) sudah dilihat adanya strabismus (juling) dan deviasi conjugate ke satu
sisi.
c. Pemeriksaan pupil meliputi :
1. Bentuk dan ukuran pupil
2. Perbandingan pupil kanan dan kiri
3. Refleks pupil meliputi pemeriksaan:
a. Refleks cahaya langsung (bersama N. II)
b. Refleks cahayatidak langsung (bersama N. II)
c. Refleks pupil akomodatif atau konvergensi
Nervus IV, Throclearis
Pergerakan bola mata ke bawah dalam, gerak

mata ke lateral bawah, strabismus konvergen,

diplopia.
Nervus V, Thrigeminus
Cabang

optalmicus

: Memeriksa refleks berkedip klien dengan menyentuhkan kapas halus

saat klien melihat ke atas


Cabang maxilaris : Memeriksa kepekaan sensasi wajah, lidah dan gigi
Cabang Mandibularis : Memeriksa pergerakan rahang dan gigi
Nervus VI, Abdusen
Pergerakan bola mata ke lateral
Nervus VII, Facialis
Pemeriksaan fungsi motorik : mengerutkan dahi (dibagian yang lumpuh lipatannya tidak dalam),
mimik, mengangkat alis, menutup mata (menutup mata dengan rapat dan coba buka dengan
tangan pemeriksa), moncongkan bibir atau menyengir, memperlihatkan gigi, bersiul (suruh

pasien bersiul, dalam keadaan pipi mengembung tekan kiri dan kanan apakah sama kuat. Bila
ada kelumpuhan maka angin akan keluar kebagian sisi yang lumpuh).
Nervus VIII, Auditorius/vestibulokokhlearis
Memeriksa ketajaman pendengaran klien, dengan menggunakan gesekan jari, detik arloji, dan
audiogram. Audiogram digunakan untuk membedakan tuli sarafdengan tuli konduksi dipakai tes
Rinne dan tes Weber.
Nervus IX, Glosopharingeal
Memeriksa gerakan reflek lidah, klien diminta m engucap AH, menguji kemampuan rasa lidah
depan, dan gerakan lidah ke atas, bawah, dan samping. Pemeriksaan N. IX dan N X. karena
secara klinis sulit dipisahkan maka biasanya dibicarakan bersama-sama, anamnesis meliputi
kesedak / keselek (kelumpuhan palatom), kesulitan menelan dan disartria. Pasien disuruh
membuka

mulut

dan

inspeksi

palatum

dengan

senter

perhatikan

apakah

terdapat

pergeseranuvula, kemudian pasien disuruh menyebut ah jika uvula terletak ke satu sisi maka
ini menunjukkan adanya kelumpuhan nervus X unilateral perhatikan bahwa uvula tertarik kearah
sisi yang sehat.Sekarang lakukan tesrefleks muntah dengan lembut (nervus IX adalah komponen
sensorik dan nervus X adalah komponen motorik). Sentuh bagian belakang faring pada setiap sisi
dengan spacula, jangan lupa menanyakan kepada pasien apakah ia merasakan sentuhan spatula
tersebut (N. IX) setiap kali dilakukan. Dalam keadaaan normal, terjadi kontraksi palatum molle
secara refleks. Jika konraksinya tidak ada dan sensasinya utuh maka ini menunjukkan
kelumpuhan nervus X, kemudian pasien disuruh berbicara agar dapat menilai adanya suara serak
(lesi nervus laringeus rekuren unilateral), kemudian disuruh batuk , tes juga rasa kecap secara
rutin pada posterior lidah (N. IX)
Nervus X, Vagus
Memeriksa sensasi faring, laring, dan gerakan pita suara
Nervus XI, Accessorius
Pemeriksaan saraf asesorius dengan cara meminta pasien mengangkat bahunya dan kemudian
rabalah massa otot trapezius dan usahakan untuk menekan bahunya ke bawah, kemudian pasien

disuruh memutar kepalanya dengan melawan tahanan (tangan pemeriksa) dan juga raba massa
otot sternokleido mastoideus.
Nervus XII, Hypoglosal
Pemeriksaan saraf Hipoglosus dengan cara :Inspeksi lidah dalam keadaan diam didasar mulut,
tentukan adanya atrofi dan fasikulasi (kontraksi otot yang halus iregular dan tidak ritmik). Pasien
diminta menjulurkanlidahnya yang berdeviasi ke arah sisi yang lemah jika terdapat lesi upper
atau lower motor neuron unilateral.

Anda mungkin juga menyukai