Anda di halaman 1dari 5

Fisiologi Pernafasan

Proses fisiologi pernapasan terjadi dimana oksigen dipindahkan dari udara


kedalam jaringan-jaringan, dan karbon dioksida dikeluarkan. Tercapainya fungsi
utama dari system pernapsan sangat tergantung dari proses fisiologi sistem
pernapasan itu sendiri yaitu : Ventilasi vulmonal, difusi gas, transfortasi gas, serta
perpusi di jaringan.

(Guyton, Arthur. C., 1995, Fisiologi Manusia Dan

Mekanisme Penyakit )
a).

Ventilasi
Masuknya campuran gas-gas kedalam dan keluar paru-paru.udara masuk
dan keluar paru-paru karena ada selisih tekanan yang terdapat antara atmosper
dan alveolus akibat kerja mekanik dari oto-otot. Perubahan tekanan di alveoli
ditentukan oleh ukuran rongga thorak. Bila rongga thorak semakin meningkat
maka tekanan udara akan menurun dan udara akan masuk ke alveolus.
Satu kali pernapasan adalah satu kali inspirasi dan satu kali ekspirasi.
Waktu yang dibutuhkan untuk satu kali inspirasi 1 1,5 detik sedangkan
ekspirasi lebih lama sekitar 2-3 detik.
Faktor-faktor yang mempengaruhi ventilasi :

1).

Konsentrasi oksigen
Konsentrasi oksigen di dataran tinggi akan lebih rendah dibandingkan
dengan di daerah yang lebih rendah, ini akan membawa dampak pada kerja
dari sistem pernapasan dan cardiovascular. Di daerah yang lebih tinggi
kerja jantung akan lebih besar.

2).

Kondisi jalan napas


Udara yang masuk dan keluar alveolus akan melewati hidung,
pharynx, larynx, trahea, bronchus, broncheolus, serta alveolus. Saat jalan
napas mengalami gangguan akan mempengaruhi volume udara yang
masuk, keadaan ini akan disebabkan karena :

Obstruksi mekanik

Mucus yang bertahan

Lidah yang menutup jalan napas

Bronchospasme akibat reaksi alergi

Meningkatkan permeabelitas kapiler

3). Compliance dan recoil paru


Pengembangan dan pengempisan paru yang tidak sempurna
disebabkan karena edema, tumor atau paralise. Compliance dan recoil
sangat dipengaruhi oleh elastisitas jaringan paru ( tergantung surfaktan )
dan tegangan permukaan paru dalam keadaan fisiologis sekrresi
surfaktan akan meningkat dengan tarikan napas panjang atau menguap.
4).

Pengaturan pernafasan
Disaat kita tidur irama pernapasan tidak bisa di atur menurut
kemauan kita ini diatur oleh mendulla dan pons. Pons bertanggungjawab
untuk mengatur ritme sedangkan pusatnya di mendulla.

b).

Difusi
Pertukaran gas terjadi di membrane alveolus kapiler, pertukaran gas
maksud adalah oksigen yang masuk ke dalam kapiler atau CO 2 yang keluar
kedalam alveoli yang di pengaruhi juga oleh perbedaan tekaan pasial gas
masing-masing dalam keadaan normal tekanan partial gas di alveoli adalah : P
O2 100 mmHg, Pa CO2 40 mmHg. Sedangkan tekanan parsial di kapiler : Pa
O2 40 mmHg. Kapasitas CO2 di paru lebih besar di bandingkan oksigen
sehingga dengan perbedaan tekanan yang sedikit saja lebih mudah berdifusi.
(Guyton, Arthur. C., 1995, Fisiologi Manusia Dan Mekanisme Penyakit)
Faktor-faktor yang memengaruhi kecepatan difusi :

1).

Ketebalan membrane difusi


Semakin tebal semakin sulit difusi keadaan seperti ini bisa
disebabkan keadaan edema paru. Dalam keadaan normal keadaan
ketebalan membrane difusi adalah 0.6 mikron.

2).

Luas permukaan
Kehilangan luas permukaan difusi lebih dari 25% akan tampak
gangguan pernapasan teutama saat melakukan aktivitas. Luas permukaan
alveoli bila di bentangkan 25 m2.

3).

Koofesien difusi
Tergantung dari berat molekul gas dan daya larut gas. CO2 lebih
tinggi berat molekul dan daya larutan di bandingkan O 2 sehingga difusinya
lebih cepat.

4).

Perbedaan tekaan parsial gas


Gas berpindah dari tekanan yang lebih tinggi ke daerah tekanan
lebih rendah.

5).

Elastisitas membrane
Semakin elastis semakin mudah berdifusi, ini sangat tergantung dari
keberadaan surfaktan.
c).

Transportasi gas
Untuk mencapai jaringan sebagian besar ( 97%) oksigen berikata
dengan hemoglobin ( HBO2/Oksihaemoglobin ), sebagian kecil berikatan
dengan plasma (3%). Setiap satu gram Hb dapat berikatan dengan 1,34 ml
oksigen bila dalam keadaan konsentrasi darah jenuh (100%). (Guyton, Arthur.
C., 1995, Fisiologi Manusia Dan Mekanisme Penyakit)
Faktor-faktor yang mempengaruhi trasfortasi oksigen
1) Cardiac out put
Saat volume darah yang di pompakan oleh jantung berkurang maka
jumlah oksigen yang ditransfor pun akan berkurang.
2) Jumlah eritrosit (Hb)
Dalam keaadaan anemia oksigen berikatan dengan Hb yang
berkurang juga sehingga jaringan akan kekurangan oksigen.
3) Latihan fisik
Aktivitas yang teratur akan berdampak pada keadaan membaiknya
pembuluh darah sebagai sarana transfortasi, sehingga darah akan lancar
menuju daerah tujuan.
4) Hematokrit
Semakin kental keadaan darah semakin sulit untuk di transfortasi.
5) Suhu lingkungan
Panas lingkungan sangat membantu memperlancar peredaran darah.

d).

Perfusi di jaringan.
Pemindahan gas secara efektif antara alveolus dan kapiler paru-paru
membutuhkan distribusi merata dari udara dalam paru-paru dan perpusi
( aliran darah ) dalam kapiler

Anda mungkin juga menyukai