Anda di halaman 1dari 21

A.

PENGERTIAN BENDUNG
Menurut standar tata cara perencanaan umum bendung, yang diartikan dengan
bendung adalah suatu bangunan air dengan kelengkapan yang dibangun melintang
sungai atau sudetan yang sengaja dibuat untuk meninggikan taraf muka air atau untuk
mendapatkan tinggi terjun. Sehingga air dapat disadap dan dialirkan secara gravitasi ke
tempat yang membutuhkannya. Sedangkan bangunan air adalah setiap pekerjaan sipil
yang dibangun dibadan sungai untuk berbagai keperluan.
Bendung tetap adalah bendung yang terdiri dari ambang tetap, sehingga muka
air banjir tidak dapat diukur elevasinya. Dibangun umumnya disungai sungai ruas hulu
dan tengah.
Bendung berfungsi antara lain untuk meninggikan taraf muka air, agar sungai
dapat disadap sesuai dengan kebutuhan dan untuk mengandalikan aliran, angkutan
sedimen dan geometri sungai sehingga air dapat dimanfaatkan secara
aman,efektif,efesien, dan optimal.

Bendung sebagai pengatur tinggi muka air sebagai dapat dibedakan


menjadibendung pelimpah dan bendung gerak. Bendung pelimpah terbuat dari pasang
batu. Bendung pelimpah yang dibangun melintang sungai, akan memberikan tinggi
minimum kepada bangunan intake untuk keperluan irigasi, merupakan penghalang
selama terjadi banjir dan dapat menyebabkan genangan di udik bendung.
Bendung pelimpah terdiri dari antara lain tubuh bendung dan mercu bendung.
Tubuh bendung merupakan bendung ambang tetap yang berfungsi untuk meninggikan
taraf muka air sungai. Mercu bendung berfungsi untuk mengatur tinggi air minimum,
melewatkan debit banjir dan untuk membatasi tinggi genangan yang akan terjadi di udik
bendung.
A. KLASISFIKASI BENDUNG
Bendung berdasarkan fungsinya dapat diklasifikasikan menjadi:
a. Bendung penyadap, digunakan sebagai penyadap aliran sungai untuk berbagai
keperluan seperti untuk irigasi, air baku, dan sebagainya.
b. Bendung pembagi banjir, dibangun di percabangan sungai untuk mengatur muka air
sungai, sehingga terjadi pemisahan antara debit banjir dan debit rendah sesuai dengan
kapasitasnya

c.

a.
b.
c.
d.
e.
a.
b.
c.

Bendung penahan pasang,dibangun di bagian sungai yang dipengaruhi pasang surut


air laut antara lain untuk mencegah masuknya air asin.
Berdasarkan tipe strukturnya bendung dapat dibedakan atas :
Bendung tetap
Bendung gerak
Bendung kombinasi
Bendung kembang kempis
Bendung bottom intake
Ditinjau dari segi sifatnya, bendung dapat pula dibedakan
Bendung permanen seperti bendung pasangan batu, beton, dan kombinasi beton dan
pasangan batu.
Bendung semi permanen seperti bendung bronjong, cerucuk kayu, dan sebagainya.
Bendung darurat, yang dibuat oleh masyarakat pedesaan seperti bendung tumpukan
batu, dan sebagainya.

B. TATA LETAK BENDUNG DAN PERLENGKAPANYA.


Bendung tetap yang terbuat dari pasangan batu untuk keperluan irigasi terdiri
atas berbagai komponen yang mempunyai fungsi masing-masing.
Komponen utama bendung itu yakni :
1. Tubuh bendung, antara lain dari ambang tetap dan mercu bendung dengan bangunan
peredam energinya.
2. Bangunan intake, antara lain terdiri dari lantai/ambang dasar,pintu, dinding banjir, pilar
penempatan pintu, saringan sampah, jembatan pelayan, rumah pintu dan
perlengkapan lainya.
3. Bangunan pembilas, dengan undersluice, pilar penempatan pintu, pintu bilas,
jembatan pelayan, rumah pintu, saringan batu, dan perlengkapan lainya.
4. Bangunan perlengkapan lain yang harus ada pada bendung antara lain yaitu tembok
pangkal, sayap bendung, lantai udik dan dinding tirai, pengarah arus tanggul banjir, dan
tanggul penutup atau tanpa tanggul, penangkap sedimen atau tanpa penangkap
sedimen, tangga, penduga muka air, dan sebagainya.
Pengaturan penempatan bagian-bagian bendung tersebut, sedemikian rupa
sehingga dapat memenuhi fungsinya. Yang paling penting dalam penempatan bagianbagian bendung ini yaitu bangunan intake dan pembilas selalu terletak berdampingan
dan menjadi satu kesatuan. Bangunan tubuh bendung ditempatkan tegak lurus aliran
sungai dan pilar pembilas.
C. SYARAT-SYARAT PENENTUAN LOKASI BENDUNG
Aspek yang mempengaruhi dalam pemilihan lokasi bendung adalah :
1. Pertimbangan topografi
2. Kemantapan geoteknik fondasi bendung
3. Pengaruh hidraulik
4. Pengaruh regime sungai
5. Tingkat kesulitan saluran induk

6. Ruang untuk bangunan pelengkap bendung


7. Luas layanan irigasi
8. Luas daerah tangkapan air
9. Tingkat kemudahan pencapaian
10. Biaya pembangunan
11. Kesepakatan stakeholder.
D. MATERIAL BENDUNG
Pasangan batu kali dapat dipakai pada bangunan melintang sungai dengan
syarat-syarat batasan sebagai berikut :
a. Tinggi bendung maksimum 3 m
b. Lebar sungai maksimum 30 m
c. Debit sungai per satuan lebar dengan periode ulang 100 tahun maksimum 8 m3/dt/m
d. Tinggi
tembok
penahan
tanah
maksimum
6
F. Komponen Bendung Tetap

A. BENTUK BENDUNG PELIMPAH


Bendung untuk melimpahkan aliran tubuh bendungnya harus kuat dan stabil.
Untuk itu bentuk tubuh bendung bagian udiknya dapat dibuat tegak atau miring,
sedangkan bagian hilirnya dengan kemiringan. Arah penempatan pelimpah umumnya
tegak lurus terhadap aliran sungai.
Terdapat beberapa bentuk pelimpah bendung seperti :
1. Pelimpah Lurus

Umumnya banyak digunakan dan dikembangkan untuk bendung tetap. Dibangun


melintang di palung sungai dan tegak lurus antara tembok pangkal dan pilar pembilas
bendung.mengarah tegak lurus terhadap aliran utama sungai. Aliran sungai yang keluar
dari bendung ke hilir akan merata dan tidak terkonsentrasi pada satu bagian.

1. Pelimpah lengkung
Adalah alternative lain dari bentuk lurus. Lengkungan pelimpah berbentuk
cembung mengarah ke udik. Jarak lengkung biasanya sekitar 1/10 s/d 1/20 dari lebar
bentang. Bentuk ini akan melimpahkan aliran sungai lebih besar karena bentangnya
lebih panjang .
2. Pelimpah bentuk lain
Dibuat dengan maksud- maksud tertentu, pelimpah bentuk U, ini
dimaksudkan agar dapat melimpahkan aliran sungai dari sisi yang lain, karena di udik
bendung terdapat percabangan sungai. Ada juga pelimpah bentuk < yang dijumpai
pada bendung Karang Talun di K.Progo,Yogyakarata.
3. Pelimpah bentuk gergaji
Kapasitas pelimpahan akan menjadi jauh lebih besar dan dapat
dikembangkan di daerah pedataran untuk mengurangi daerah genangan banjir di
bagian udik bendung.
A. MERCU BENDUNG
Mercu bendung yaitu bagian teratas tubuh bendung dimana aliran dari udik
dapat melimpah ke hilir. Fungsinya sebagai penentu tinggi muka air minimum di sungai
bagian udik bendung.letak mercu bendung bersama-sama tubuh bendung diusahakan
tegak lurus arah aliran sungai agar aliran menuju bendung terbagi merata.
1. Bentuk Mercu Bendung
Bentuk mercu bendung tetap yaitu:
a. Mercu bulat dengan satu jari-jari pembulatan
b. Mercu bulat dengan dua jari-jari pembulatan
c. Mercu type ogee, SAF
d. Mercu ambang lebar

Bentuk mercu bendung yang lazim digunakan di Indonesia yaitu bentuk mercu
bulat, hal ini dikarenakan:
- Bentuknya sederhana sehingga mudah dalam pelaksanaanya
- Mempunyai bentuk mercu yang besar sehingga lebih tahan terhadap benturan.
- Tahan terhadap goresan atau abrasi, karena diperkuat oleh batu candi atau beton
- Pengaruh kavitasi hampir tidak ada atau tidak begitu besar asalkan radius mercu
bendung memenuhi syarat minimum yaitu 0,7h<r<h.< span=""></r<h.<>
2. Tinggi Mercu Bendung
Tinggi mercu bendung ,p, yaitu ketinggian antara elevasi lantai udik/ dasar
sungai di udik bendung elevasi mercu. Dalam penentuan ketinggian mercu bendung ini,
belum ada rumus ketentuan yang pasti. Hanya berdasarkan pengalaman dengan
pertimbangan stabilitas bendung.
Yang harus dipertimbangkan dalam penentuan tinggi mercu bendung seperti:
- Kebutuhan penyadapan untuk memperoleh debit dan tinggi tekan
- Kebutuhan tinggi energy untuk pembilasan
- Tinggi muka air genangan yang akan terjadi
- Kesempurnaan aliran pada bendung.
- Kebutuhan pengendalian angkutan sedimen yang terjadi di bendung.
Tinggi mercu bendung,p, dianjurkan tidak lebih dari 4 meter dan minimum 0,5 H.

1. Panjang Mercu Bendung


Panjang mercu bendung atau disebut pula lebar bentang bendung, yaitu
jarak antara dua tembok pangkal bendung (abutment), termasuk lebar bangunan
pembilas dan pilar-pilarnya.yang harus diperhitungkan dalam penentuan panjang mercu
bendung seperti :

Kemampuan melewatkan debit desain dengan tinggi jagaan yang cukup


Batasan tinggi genangan maksimum yang diizinkan pada debit desain.
Berkaitan dengan itu, panjang mercu dapat diperkirakan:
Sama lebar dengan lebar rata-rata sungai stabil atau pada debit penuh alur
Umumnya diambil sebesar 1,2 kali lebar sungai rata-rata, pada ruas sungai yang telah
stabil.
Panjang mercu bendung efektif,Be, yaitu panjang mercu bendung bruto,Bb
dikurangi dengan lebar pilar dan pintu pembilas. Artinya panjang mercu bendung yang
efektif melewatkan debit banjir desain.
Panjang mercu bendung efektif dapat dihitung dengan cara yaitu :
Be = Bb 20%b - t
Be = Bb 2 (n kp + ka)H
dimana :
Be = panjang mercu efektif m
Bb = panjang mercu bruto m
b = jumlah lebar pembilas
t = jumlah pilar-pilar pembilas
n = jumlah pilar pembilas dan pilar jembatan
kp = koefisien kontraksi pilar
ka= koefisien kontraksi pangkal bendung
H = tinggi energy, yaitu h + k; h= tinggi air; k= v2/2g
Harga koefisien kontraksi pilar dapat dipelajari dari standar perencanaan irigasi

KP-02
A. BANGUNAN INTAKE
Bangunan intake adalah suatu bangunan pada bendung yang berfungsi
sebagai penyadap aliran sungai, mengatur pemasukan air dan sedimen serta
menghindarkan sedimen dasar sungai dan sampah masuk ke intake. Terletak di bagian
sisi bendung, di tembok pangkal dan merupakan satu kesatuan dengan bangunan
pembilas.
Tata letak intake diatur sedemikian rupa sehingga memenuhi fungsi dan
biasanya diatur sebagai berikut:
- Sedekat mungkin dengan bangunan pembilas.
- Merupakan satu kesatuan dengan pembilas.
- Tidak menyulitkan penyadapan aliran.
- Tidak menimbulkan pengendapan sedimen dan turbulensi aliran di udik intake.
1. Macam Intake
Intake biasa, yang umumnya direncanakan yaitu intake dengan pintu berlubang
satu atau lebih dan dilengkapi dengan pintu dinding banjir dan perlengkapan lainya.
Lebar satu pintu tidak lebih dari 2,50 mdan diletakkan di bagian udik. Pengaliran melalui
bawah pintu. Besarnya debit diatur melalui tinggi bukaan pintu.

Intake gorong,- gorong; tanpa pintu dibagian udik, pintu-pintu diletakkan di bagian
hilir gorong-gorong. Lubang intake lebih dari satu dengan lebar masing-masing lubang
kurang dari 2,5 m. pengoperasian pintu intake dilakukan secara mekanik.
Intake frontal, intake diletakkan di tembok pangkal, jauh dari bangunan
pembilas/bendung.
Dua intake di satu sisi bendung, dimana pintu intake untuk sisi yang lain diletakkan
di pilar pembilas bendung.
2. Arah intake, komponen dan letak bangunan
a. Arah intake:
1. tegak lurus membentuk sudut 90o terhadap sumbu sungai.
2. Menyudut membentuk sudut 45o- 60o terhadap sumbu sungai.
3. Keadaan tertentu yang ditetapkan berdasarkan hasil uji model hidrolik di laboratorium.
b. Komponen utama bangunan intake:
4. Ambang/lantai dinding bangunan tembok sayap
5. Pintu dan perlengkapanya serta dinding penahan banjir.
6. Pilar penempatan pintu bila pintu lebih dari satu buah.
7. Jembatan pelayan
8. Rumah pintu
9. Saringan sampah
10. Sponeng dan sponeng cadangan, dan lain-lain.
c. Letak intake
Harus ditata sedemikian rupa sehingga berada di tikungan luar aliran yang
membentuk aliran helicoidal. Sehingga pada keadaan suangai banjir, angkutan sedimen
dasar yang mendekat ke intake akan terlempar ke tikungan dalam menjauhi intake.
B. BANGUNAN PEMBILAS
Bangunan pembilas adalah salah satu perlengkapan pokok bendung yang
terletak di dekat dan menjadi satu kesatuan dengan intake. Berfungsi untuk
menghindarkan angkutan muatan sedimen dasar dan mengurangi angkutan muatan
sedimen layang masuk ke intake.
Bangunan pembilas dapat dibedakan menjadi:
- Type Bangunan pembilas konvensional, terdiri dari satu dan dua lubang pintu.
Umumnya dibangun pada bendung kecil dengan bentang berkisar 20 m.
- Type Bangunan undersluice dan shunt undersluice.
Bangunan pembilas konvensional banyak dijumpai pada bendung yang dibangun
sesudah tahun 1970-an untuk bentukbendung irigasi teknis. Ditempatkan pada bentang
di bagian sisi yang arahnya tegak lurus sumbu bendung.
Bangunan pembilas shunt undersluice digunakan pada bendung di sungai ruas
hulu, untuk menghindarkan benturan batu dan benda padat lainya terhadap bangunan.

BAB II

PEMBAHASAN
A. BENDUNG
Bendung Toliwang merupakan bendung tetap sehingga muka air banjir tidak
dapat diatur elevasinya. Perencanaan bendung toliwang telah dilakukan sejak tahun
1994, kemudian dimulai proses pelaksanaan fisiknya pada tahun 1999 hingga tahun
2003. Pembangunan bendung toliwang dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan air
bagi pertanian dengan berbagai prasarana penyedia dan pengambil airnya.
Seperti yang telah didefenisikan sebelumnya, bendung adalah suatu bangunan
yang dibangun melintang sungai untuk meninggikan taraf muka air sungai dan atau
membendung aliran sungai sehingga aliran sungai bisa disadap dan dialirkan secara
grafitasi ke daerah yang membutuhkanya.

Gambar.Bendung Toliwang
Ditinjau dari segi fungsinya, bendung toliwang termasuk bendung penyadap,
dimana bendung ini digunakan sebagai penyadap aliran sungai untuk keperluan irigasi.
Sedangkan dari segi sifatnya merupakan bendung permanen.
Bentuk dari pelimpah bendung toliwang adalah pelimpah lurus yang umum
digunakan pada bendung tetap. Dibangun melintang di palung sungai dan tegak lurus
antara tembok pangkal dan pilar pembilas bendung.
Terdapat beberapa komponen utama bendung toliwang antara lain:
1. Tubuh Bendung.
Tubuh bendung terdiri dari ambang tetap dan mercu bendung dengan bangunan
peredam energinya.
Tubuh bendung terbuat dari beton dengan ketinggian dihitung dari elevasi lantai
udik hingga elevasi mercu setinggi 3,5 meter dengan panjang/ lebar bentang bendung
30 meter dihitung dari jarak anatar dua tembok pangkal.

Gambar. Tubuh bendung


Bentuk mercunya bulat dengan satu jari- jari pembulatan. Bentuk ini umum
digunakan karena bentuknya yang sederhana sehingga mudah dalam pelaksanaanya.
Selain itu juga bentuk mercunya yang besar sehingga lebih tahan terhadap benturan
dan juga tahan terhadap goresan atau abrasi karena terbuat dari beton.
Pada tubuh bendung juga terdapat bangunan peredam energy bendung.
Bangunan peredam energy bendung adalah struktur dari bangunan di hilir tubuh
bendung yang terdiri dari berbagai type, bentuk dan dikanan kirinya dibatasi oleh
tembok pangkal bendung dilanjutkan dengan tembok sayap hilir. Fungsi dari bangunan
peredam energy adalah untuk meredam energy air akibat pembendungan, agar air di
hilir bendung tidak menimbulkan penggerusan setempat yang membahayakan struktur.
Tipe dari bangunan peredam energy bendung toliwang adalah type lantai hilir mendatar
dengan ambang akhir dimana kolam olaknya terdiri atas lantai hilir mendatar.
1. Bangunan Intake
Bangunan intake bendung toliwang terdiri dari lantai/ ambang dasar, pintu,
dinding banjir, pilar penempatan pintu, jembatan pelayan, dan rumah pintu. Untuk
intakenya merupakan intake biasa dengan pintu berlubang satu dan terletak tegak lurus
terhadap sumbu sungai.

Gambar. Bangunan intake.(a).pintu sorong,dinding banjir, sponing, dan pilar.

(b)jembatan pelayan, rumah pintu


1. Bangunan Pembilas
Type bangunan pembilas bendung toliwang adalah type pembilas undersluice,
yakni merupakan satu kesatuan dengan bangunan intakenya. Pintu pembilas diletakkan
segaris dengan sumbu bendung. Bangunan diletakkan di sisi luar tubuh bendung dekat
tembok pangkal, arahnya tegak lurus sumbu bendung. Mulut undersluice mengarah ke
udik.
Komponen-komponen pada bangunan pembilas diantaranya:
- Undersluice dan perlengkapanya
- Pintu pembilas

Pilar-pilar penempatan pintu


Tembok baya-baya
Jembatan pelayanan
Rumah pintu
Sponing pintu
Tembok pangkal
Tangga.

Gambar.bangunan pembilas dan komponen-komponenya

1. Bangunan Perlengkapan
Bangunan perlengkapan lainya seperti tembok pangkal, sayap bendung, dan
lantai udik.
2. Kantong Lumpur
Kantong lumpur merupakan pembesaran potongan melintang saluran sampai
panjang tertentu untuk mengurangi kecepatan aliran dan memberi kesempatan kepada
sedimen untuk mengendap. Untuk menampung endapan sedimen ini, dasar bagian
saluran tersebut diperdalam atau diperlebar. Bentuk dari kantong lumpur toliwang
adalah kombinasi antara persegi dan trapezium terbalik. Lebar dasar saluran kantong
lumpur ,b, = 2,5 m dengan perbandingan kemiringan . Untuk pembersihan endapan
sedimen ini dilakukan baik secara periodic maupun tergantung kondisi lapangan.

Gambar. Kantong lumpur

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil tinjauan lapang terhadap bangunan bendung toliwang sudah cukup
memadai sesuai dengan perencanaan.
Dari komponen-komponen bangunan utama bendung seperti tubuh bendung,
bangunan intake, bangunan pembilas, bangunan perlengkapan dan kantong lumpur
telah tersedian dan dapat memenuhi tujuan dari bendung tersebut yakni meninggikan
taraf muka air sehingga air sungai dapat disadap sesuai dengan kebutuhan
penggunaan irigasi.

1.

2.

3.
4.

Bendung toliwang telah direncanakan sesuai dengan kondisi di sekitarnya


sehingga debit air yang dibendung belum pernah meluap keluar dari dari badan sungai
meski pada saat hujan ekstrim.
Meski bendung toliwang telah dibangun sesuai dengan perencanaanya, dan
dapat difungsikan sesuai dengan tujuan namun masih terdapat beberapa persoalan
dilapangan diantaranya.
Tidak terdapat bangunan penahan batu/sampah (SCREEN). Akibat dari tidak adanya
bangunan ini adalah adanya bongkahan kayu maupun sampah berada di daerah up
stream nya.
Beberapa dari bangunan peredam energy telah copot, diduga akibat dari benturan
bongkahan kayu maupun strukturnya sendiri yang tidak kuat dari energy air yang jatuh
dari mercu.
Demikian juga pada bangunan intakenya tidak terdapat saringan sampah sehingga
banyak sampah yang berserakan di pintu intake.
Sedangkan pada bangunan pembilas. Pintunya tidak dapat dioperasikan lagi dan ini
dikeluhkan oleh masyarakat setempat.

B. Saran
Dari beberapa persoalan yang dipaparkan pada kesimpulan diatas, maka beberapa
saran kami berikan diantaranya.
1. Ada baiknya dibangun bangunan penahan batu/sampah sehingga tidak terdapat
bongkahan kayu maupun sampah pada up stream nya maupun padan bangunan lainya
seperti bangunan intake dan bangunan pembilas.
2. Segeralah dilakukan perbaikan (OP) pada beberapa bangunan yang rusak seperti
pada bangunan peredam energy, maupaun pada kolam olaknya yang beberapa bagian
telah runtuh. Demikian juga pada pintu bangunan pembilasnya.
3. Pembersihan sedimen harus dilakukan sehingga tidak terjadi pengendapan
sedimentasi yang berlebihan baik pada upstream maupun pada kantong lumpurnya.

DAFTAR PUSTAKA
1. Erman Mawardi,Drs.Dipl.AIT dan Moch.Memed. Ir. Dipl. HE, 2002. Desain Hidraulik
Bendung tetap untuk Irigasi teknis. AlfaBeta Bandung. ISBN 979-8433-56-2
LAMPIRAN DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai