Anda di halaman 1dari 10

PEMERIKSAAN DARAH

Nama Kelompok IV
Nur Rahmi
Wita sari
Siti Rizkina
Wiwin Safitri
Samsinar
Aan Firmansyah
Agung Joy Marley
Sarifa
Ruangan Dinas : Laboratorium Klinik
RSU ANUTAPURA PALU

AKADEMI KEPERAWATAN KAB. DONGGALA


TAHUN AJARAN 2015/2016

PEMERIKSAAN DARAH

1. PEMERIKSAAN HB (HEMOGLOBIN)
Hemoglobin adalah molekul protein pada sel darah merah .
Adalah molekul yang terdiri dari kandungan heme (zat besi) dan
rantai polipeptida globin (alfa,beta,gama, dan delta), berada di dalam
eritrosit dan bertugas untuk mengangkut oksigen. Kualitas darah
ditentukan oleh kadar haemoglobin. Stuktur Hb dinyatakan dengan
menyebut jumlah dan jenis rantai globin yang ada. Terdapat 141
molekul asama amino pada rantai alfa, dan 146 mol asam amino
pada rantai beta, gama dan delta.
Hemoglobin berfungsi sebagai media transport oksigen dari
paru paru ke seluruh jaringan tubuh dan membawa karbondioksida
dari jaringan tubuh ke paru paru. Kandungan zat besi yang terdapat
dalam hemoglobin membuat darah berwarna merah.
Dalam menentukan normal atau tidaknya kadar hemoglobin
seseorang, harus memperhatikan faktor umur, walaupun hal ini
berbeda-beda di tiap laboratorium klinik, yaitu :
Bayi baru lahir
: 17-22 gram/dl
Umur 1 minggu
: 15-20 gram/dl
Umur 1 bulan
: 11-15 gram/dl
Anak anak
: 11-13 gram/dl
Lelaki dewasa
: 14-18 gram/dl
Perempuan dewasa
: 12-16 gram/dl
Lelaki tua
: 12.4-14.9 gram/dl
Perempuan tua
: 11.7-13.8 gram/dl
Kadar hemoglobin dalam darah yang rendah dikenal dengan
istilah anemia. Ada banyak penyebab anemia diantaranya yang
paling sering adalah perdarahan, kurang gizi, gangguan sumsum
tulang, pengobatan kemoterapi dan penyakit sistemik (kanker,
lupus,dll).
Sedangkan kadar hemoglobin yang tinggi dapat dijumpai pada
orang yang tinggal di daerah dataran tinggi dan perokok. Beberapa
penyakit
seperti
radang
paru
paru,
tumor,
preeklampsi,
hemokonsentrasi, dll.
Tujuan pemeriksaan hemoglobin untuk mengetahui konsentrasi Hb
2. PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH

Golongan darah adalah pengklasifikasian darah dari suatu kelompok


berdasarkan ada atau tidak adanya zat antigen warisan pada
permukaan membrane sel darah merah.hal ini disebabkan karena
adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan
membrane sel darah merah tersebut. Penggolongan darah yang
paling penting adalah ABO dan Rhesus.
Kecocokan sel darah merah
A
Memiliki sel darah merah dengan anti gen A di permukaan membrane
selnya dan menghasilkan antibody terhadap antigen Bdalam serum
darahnya. Orang dengan golonga darah A-negatif hanya dapat
menerima darah dari orang dengan golongan darah A-negatif atau Onegatif
B
Memiliki antigen B pada permukaan sel darah merahnyadan
menghasilkan antibody terhadap antigen A dalam serum darahnya.
Orang dengan golongan darah B-negatif atau O-negatif
AB
Memiliki sel darah merah dengan antigen A dan Bserta tidak
menghasilkan antibody terhadap antigen A maupun B. orang dengan
golongan darah AB-positif dapat menerima darah darimorang dengan
golongan darah ABO apapun dan disebut resipien universal. Namun
AB-positif tidak dapat mendonorkan darah kecuali pada sesam ABpositif
O
Memiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi terhadap antigen
A dan B, sehingga orang dengan golongan darah O-negatif dapat
mendonorkan darahnya kepada orang dengangolongan darah ABO.
Namun O-negatif hanya dapat menerima sesama O-negatif.
Kegunaan golongan darah adalah untuk melakukan tranfusi darah,
mengetahui penyakit tertentu.
Tujuan pemeriksaan golongan darah untuk mengetahui golongan
darah yang ada dalam tubuh manusia, untuk memilih golongan darah
yang cocok apabila orang lain memerlukan donor darah.

3. PEMERIKSAAN LEUKOSIT (SEL DARAH PUTIH)


Leukosit juga disebut sel darah putih walaupun sebenarnya
tidak berwarna alias bening dan diproduksi oleh jaringan hemopoetik.
Di dalam sel darah putih terkandung unsur-unsur darah seperti
basofil, eosinofil, neutrofil, limfosit, dan monosit.
Leukosit berfungsi sebagai pertahanan tubuh unuk. melindungi
tubuh melawan infeksi bakteri dan virus.

Nilai normal leukosit


Bayi baru lahir
Bayi/anak
Dewasa

::
9000 -30.000 /mm3
9000 12.000/mm3
4000-10.000/mm3

Peningkatan
jumlah
leukosit
(disebut
Leukositosis)
menunjukkan adanya proses infeksi atau radang akut,misalnya
pneumonia (radang paru-paru), meningitis (radang selaput otak),
apendiksitis (radang usus buntu), tuberculosis, tonsilitis, dan Iain-Iain.
Selain itu juga dapat disebabkan oleh obat-obatan misalnya aspirin,
prokainamid, alopurinol, antibiotika terutama ampicilin, eritromycin,
kanamycin, streptomycin, dan Iain-Iain.
Penurunan jumlah Leukosit (disebut Leukopeni) dapat terjadi
pada infeksi tertentu terutama virus, malaria, alkoholik, dan Iain-Iain.
Selain itu
juga
dapat
disebabkan obat-obatan, terutama
asetaminofen (parasetamol),kemoterapi kanker, antidiabetika oral,
antibiotika (penicillin, cephalosporin, kloramfenikol), sulfonamide
(obat anti infeksi terutama yang disebabkan oleh bakter).

4. PEMERIKSAAN TROMBOSIT (PLATELET)


Trombosit adalah komponen sel darah yang berfungsi dalam
proses menghentikan perdarahan dengan membentuk gumpalan.
Trombosit berfungsi membantu dalam proses pembekuan
darah dan menjaga integritas vaskuler. Beberapa kelainan dalam
morfologi trombosit antara lain giant platelet (trombosit besar) dan
platelet clumping (trombosit bergerombol).
Penurunan sampai di bawah 100.000 permikroliter (Mel)
berpotensi terjadi perdarahan dan hambatan perm- bekuan darah.
Jumlah normal pada tubuh manusia adalah 200.000-400.ooo/Mel
darah. Biasanya dikaitkan dengan penyakit demam berdarah.
Nilai normal
Dewasa 150.000-400.000 sel/mm3
Anak
150.000-450.000 sel/mm3.
Penurunan trombosit (trombositopenia) dapat ditemukan
pada demam berdarah dengue (DBD), anemia, luka bakar, malaria,
dan sepsis. Nilai ambang bahaya pada <30.000 sel/mm3.
Peningkatan trombosit (trombositosis) dapat ditemukan pada
penyakit keganasan, sirosis, polisitemia, ibu hamil, habis berolahraga,

penyakit imunologis, pemakaian kontrasepsi oral, dan penyakit


jantung. Biasanya trombositosis tidak berbahaya, kecuali jika
>1.000.000 sel/mm3. leukemia (kanker sel darah putih), polisitemia
vera (kadar sel darah merah yang sangat meninggi), penyebaran
tumor ganas, penyakit-penyakit vaskuler seperti lupus (gangguan
system imun atau kekebalan tubuh), setelah operasi pembedahan,
perdarahan, dan pada orang yang baru berhenti mengkonsumsi
alcohol.

5. PEMERIKSAAN HEMATOKRIT
Hematokrit atau biasa disingkat Ht merupakan perbandingan
antara proporsi volume sampel darah Anda dengan sel darah
merah (eritrosit) yang diukur dalam satuan millimeter per desiliter
dari darah keseluruhan, bias juga dinyatakan dalam persen. Jadi
pengukuran ini bisa dihubungkan dengan tingkat kekentalan darah.
Semakin tinggi presentasenya berarti semakin tinggi kekentalan
darahnya, atau sebaliknya. Bersama kadar hemoglobin, kadar
hematokrit biasanya dikaitkan dengan derajat anemia yang diderita.
Hematokrit merupakan persentase konsentrasi eritrosit dalam plasma
darah. Secara kasar, hematokrit biasanya sama dengan tiga kali
hemoglobin.
Nilai hematokrit atau PCV dapat ditetapkan secara automatik
menggunakan hematology analyzer atau secara manual. Metode
pengukuran hematokrit secara manual dikenal ada 2, yaitu metode
makrohematokrit dan mikrohematokrit/kapiler.
Hematocrit berfungsi untuk menentukan banyaknya jumlah sel
darah merah dalam 100 ml darah yang dinyatakan dalam persent (%)
Nilai normal HMT:
Anak
Laki-laki Dewasa
Perempuan Dewasa

: 33-38%
: 40-50%
: 36-44%

Penurunan HMT, terjadi dengan pasien yang mengalami


kehilangan darah akut, anemia, leukemia, penyakit hodgkins,
limfosarcoma, mieloma multiple, gagal ginjal kronik, sirosis hepatitis,
malnutrisi, defisiensi vit B dan C, kehamilan, SLE, athritis reumatoid,
dan ulkus peptikum.

Peningkatan HMT, terjadi pada hipovolemia, dehidrasi,


polisitemia vera, diare berat, asidosis diabetikum,emfisema paru,
iskemik serebral, eklamsia, efek pembedahan, dan luka bakar.
Tujuan pemeriksaan hematocrit adalah mengetahui konsentrasi
eritrosit dalam darah.
6. PEMERIKSAAN LAJU ENDAP DARAH
Laju Endap Darah atau Erithrocyte Sedimentation Rate (ESR)
adalah kecepatan sedimentasi eritrosit dalam darah yang belum
membeku, dengan satuan mm/jam. LED merupakan uji yang tidak
spesifik. LED dijumpai meningkat selama proses inflamasi akut,
infeksi akut dan kronis, kerusakan jaringan (nekrosis), penyakit
kolagen, rheumatoid, malignansi, dan kondisi stress fisiologis
(misalnya kehamilan). LED berguna untuk memantau adanya radang
dalam tubuh.
Nilai normal
*dewasa pria <15 mm/jam pertama
* wanita <20 mm/jam
pertama
*ansia pria <20 mm/jam pertama
* wanita <30-40 mm/jam
pertama
*Wanita hamil 18-70 mm/jam pertama
* anak <10 mm/jam
pertama
LED yang meninggi
Dalam satu jam apabila mengalami cedera, peradangan, atau
kehamilan meningkat : menandakan adanya infeksi atau inflamasi,
penyakit imunologis, gangguan nyeri, anemia hemolitik, dan penyakit
keganasan. jika menderita infeksi kronis atau kasus-kasus dimana
peradangan menjadi kambuh, misalnya TBC atau rematik. Adanya
tumor, keracunan logam, radang ginjal maupun lever juga kadang
memberikan nilai yang tinggi untuk laju endap darah.
LED yang sangat rendah
Menandakan gagal jantung dan poikilositosis, Laju endap darah bisa
menurun : akibat kelainan-kelainan sel darah merah seperti
polisitemia vera yaitu suatu penyakit dimana sel darah merah sangat
banyak sehingga darah menjadi sangat kental. Jika dilakukan
pemeriksaan laju endap darah maka kecepatan timbulnya
pengendapan menjadi sangat lambat karena volume sel darah merah
hamper sama dengan darah keseluruhan.
Tujuan pemeriksaan laju endap darah sangat berguna untuk
mendeteksi adanya suatu peradangan dan bahkan perjalanan atau
aktivitas suatu penyakit dan untuk pemantauan keberhasilan terapi
dan perjalanan penyakit terutama penyakit kronis, mengetahui

kemungkinan adanya keganasan, penyakit kolagen atau infeksi,


membedakan tingkat radang atau pembentukan antibodi terhadap
dua penyakit yang secara klinis susah dibedakan.
7. PEMERIKSAAN KOLESTEROL
Kolesterol adalah metabolit yang mengandung lemak stero
(bahasa Inggris: waxy steroid) yang ditemukan pada membran sel
dan disirkulasikan dalam plasma darah.[3] Merupakan sejenis lipid
yang merupakan molekul lemak atau yang menyerupainya. Kolesterol
ialah jenis khusus lipid yang disebut steroid. Steroids ialah lipid yang
memiliki struktur kimia khusus. Struktur ini terdiri atas 4 cincin atom
karbon. Batas normal kolesterol dalam tubuh adalah 160200 mg
Kolesterol penting dalam struktur dinding sel dan dalam bahan
yang membuat kulit kedap air. Kolesterol digunakan tubuh untuk
membentuk garam empedu sebagai fasilitator untuk pencernaan
lemak dan untuk pembentukan hormon steroid (misal kortisol,
estrogen, androgen) oleh kalenjar adrenal, ovarium, dan testis.
Kolesterol tinggi dapat menyebabkan penyumbatan pembuluh
darah otak yang mmegakibatkan stroke.
Tujuan pemeriksaan kolesterol adalah untuk mengetahui tinggi atau
rendahnya kolesterol dalam darah

8. PEMERIKSAAN SGOT, SGPT


SGOT (serum glutamic oxaloacetic transaminase)
SGOT adalah enzim yang lebih sensitive untuk mendeteksi
kerusakan otot dan otot jantung daripada kerusakan hati. Sebab
utamanya adalah SGOT juga di produksi di otot dan otot jantung.
SGOT (Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase), seperti halnya
SGPT, SGOT merupakan enzim hati yang terdapat di dalam sel
parenkim hati. SGOT akan meningkat kadarnya di dalam darah jika
terdapat kerusakan sel hati. Kembali ke sebelumnya bahwa produksi
SGOT bukan hanya ada pada hati, karena itu peningkatan SGOT tidak
selalu menunjukkan adanya kelainan di sel hati.
SGPT (Serum Glutamic Pyruvate Transaminase)
Merupakan suatu enzim yang terdapat di dalam sel hati. Karena
itu, SGPT lebih menggambarkan fungsi hati seseorang. Ketika sel
hati mengalami kerusakan akibat sesuatu baik itu gangguan virus
atau gangguan lainnya, akan terjadi pengeluaran enzim SGPT dari

dalam sel hati ke darah. Hal ini akan diketahui melalui pemeriksaan
darah di laboratorium. Nilai normal SGOT adalah 3-45 u/L, sedangkan
nilai normal SGPT adalah 0-35 u/L ( terdapat sedikit variasi dari nilai
normal dan sangat tergantung dari laboratorim tempat pemeriksaan)
Tujuan pemeriksaan SGOT, SGPT adalah untuk mendeteksi
adanya gangguan fungsi hati akibat dari infeksi atau peradangan
hati.
9. PEMERIKSAAN
SEWAKTU

GULA

DARAH

PUASA

DAN

GULA

DARAH

Adalah serangkaian tindakan untuk proses pemeriksaan gula darah


klien dalam keadaan puasa dan sewaktu. Kadar gula darah ini
memberikan gambaran tentang kemampuan fungsi metabolism
tubuh.
Kadar glukosa tidak stabil, bervariasi sesudah makan, maka kadar
gula darah puasa dibutuhkan. Banyak faktor mempengaruhi kadar
gula darah, tetapi pemeriksaan kadar gula darah paling sering
digunakan untuk mendiagnosa dan manajeman klien dengan
diabetes mellitus.
Tujuan pemeriksaan Gula Darah Puasa :
- Untuk evaluasi duiagnosa dan manajemen klien dengan dibetes
mellitus.
- Untuk menjadi data penunjang berbagai diagnosa medik.
- Untuk mengevaluasi kedekuatan terapi.
Tujuan pemeriksaan gula darah sewaktu
- Untuk mengevaluasi apakah respons insulin pada klien masih
cukup adekuat terhadap pemasukan tinggi karbohidrat.
- Sebagai data penunjang untuk diagnosa diabetes mellitus.
- Untuk mengevaluasi manajeman klien dengan diabetes mellitus.

Persiapan pemeriksaan gula darah puasa dan sewaktu


Persiapan Alat :
- Formulir pemeriksaan gula darah dan urine (tandai pada
pemeriksaan gula darah dan urine puasa dan gula darah dan
urine 2 jam PP).
- Bila menggunakan darah vena : Tabung kimia, spuit 2 cc, kapas
alkohol, plester, tourniquet, nierbeken / bengkok, handscoen
bersih, dan perlak/pengalas.
- Bila menggunakan darah perifer : Glukometer, jarum (blood
lancet), kapas alkohol, handscoen bersih, nierbeken, dan plester.
- Bokal / pot urine untuk pemeriksaan.

Persiapan pasien
- Menjelaskan kepada klien sehari sebelumnya ( pukul 20.00)
akan dilakukan pemeriksaan kadar gula dalam darah dan urine
untuk memastikan apakah klien menderita diabetes mellitus.
- Menganjurkan klien untuk puasa 6 7 jam (mulai pukul 24.00)
sampai dengan pengambilan sampekl urine dan darah di pagi
hari. Klien diperbolehkan hanya minum air putih saja (air yang
tidak mengandung glukosa).
10. PEMERIKSAAN HBSAG
Adalah singkatan dari Hepatitis B surface Antigen, yaitu suatu
protein permukaan virus hepatitis B. Yang berhubungan dengan
HBsAB atau Hepatitis B surface Antibody yaitu suatu protein antibody
yang diproduksi oleh tubuh untuk melawan virus hepatitis B.
Tujuan pemeriksaan HBSAG adalah untuk mengetahui ada
tidaknya virus hepatitis B dalam tubuh. Untuk mengetahui adanya
infeksi virus Hepatitis B. Jika HBsAg positif -> terinfeksi virus hepatitis
B. Jika HBsAg positif selama lebih dari 6 bulan, berarti pasien
menderita Hepatitis B kronis -> disarankan untuk rutin memeriksakan
fungsi hati (SGOT, SGPT, Protein Total, Albumin, AFP) paling tidak 6
bulan 1 tahun sekali.
11. PEMERIKSAAN BILIRUBIN
Merupakan zat warna kuning yang dihasilkan oleh empedu. Bila
terjadi peningkatan kadar bilirubin, kulit akan menjadi kekuningan.
Peningkatan kadar bilirubin bisa terjadi karena penyakit hati dan
empedu (karena radang/ infeksi, sumbatan batu, tumor) atau
pemecahan sel darah merah yang berlebihan.
Kegunaan bilirubin yaitu
Tujuan pemeriksaan bilirubin adalah

12. PEMERIKSAAN WIDAL


Widal atau uji widal adalah prosedur uji serologi untuk
mendeteksi bakteri salmonella enterica yang mengekibatkan
penyakit tipoid. Uji ini akan memperlihatkan reaksi antibody
salmonella terhadap antigen O somatic dan H-flagellardi dalam
darah.

Tujuan pemeriksaan widal adalah untuk mengetahui adanya


antibody terhadap kuman Salmonella typhi dan paratyphi
yang merupakan penyebab demam tifoid/ tifus.
13. PEMERIKSAAN MALARIA
Malaria adalah penyakit menular akibat infeksi parasite
plasmodium yang ditularkan melalui gigitan nyamuk malaria
anopheles. Parasite plasmodium ini menyerang sel darah merah.
Plasmodium ialah parasit yang bersel tunggal yang terdiri atas 4 jenis plasmodium yaitu :
a.
b.
c.
d

Plasmodium vivax : yang menyebabkan malaria tertiana benigna.


Plasmodium ovale : yang menyebabkan malaria tertiana benigna
Plasmodium malariae : yang menyebabkan malaria quartana
Plasmodium falciparum: yang menyebabkan malaria tertiana maligna yang berat,
Progresif dan biasanya fatal.

Tujuan pemeriksaan malaria adalah untuk mengetahui adanya parasit plasmodium


dalam darah dan menentukan diagnosa penyakit malaria

Anda mungkin juga menyukai