Penanganan pasien kritis yang dirawat di unit pelayanan intensif perlu pengawasan ketat
yang terus menerus. Monitoring hemodinamik menjadi komponen yang sangat penting
dalam perawatan pasien keadaan kritis. Umumnya pemantau hemodinamik digunakan
untuk:
mengevaluasi
fungsi
dasar
kardiovaskular,
memastikan
adanya
disfungsi
URAIAN MATERI
A.
Sumber: www.rnceus.com/hemo/cvp/htm
Faktor yang mempengaruhi aliran darah dan penyampaian oksigen: isi,
tekanan, aliran dan tahanan. Salah satu dari fisiologi pembuluh darah adalah
112
disebabkan karena:
-
lurus) bila tidak ada perubahan pada tahanan pembuluh darah. Digambarkan
dalam rumus sebagai berikut:
CO = (MAP CVP)/TPR
CO = cardiac out put, MAP= mean arterial pressure, CVP= central venous
pressure, perbedaan tekanan agar darah mengalir, dan TPR = Total Peripheral
Resistance. Dengan demikian curah jantung berbanding langsung dengan
besarnya perbedaan tekanan dan berbanding terbalik dengan derajat tahanan
pembuluh darah.
Cardiac output (CO) adalah sejumlah darah yang dipompakan kejantung
dalam 1 menit. Dipengaruhi oleh denyut jantung dan volum sekuncup dengan
rumus sbb:
CO = HR x SV
( Cardiac Output = Heart Rate x Stroke Volume )
Curah jantung (CO) berhubungan langsung dengan tekanan darah ( BP:
Blood Pressure ), bila CO maka BP akan
atau
113
MAP = SP + (DP x 2) / 3
PP = SP DP
B.
Pengertian:
Hemodinamik : Pemeriksaan aspek fisik dari sirkulasi darah, termasuk
fungsi jantung dan karakteristik fisiologis vaskuler perifer ( Mosby 1998 )
Pemantauan Hemodinamik penting untuk menegakkan diagnosis yang
tepat, menentukan terapi yang sesuai dan memantau respons terhadap
terapi yang diberikan ( Gomersall & Oh 1997 )
Hemodinamik
menunjukkan
pergerakan
dinamis
darah
melalui
berguna
untuk
mendengar
c. Indikasi
115
atau
resistensi
periver
dapat
mempengaruhi
tekanan
berbagai
faktor
yang
dapat
mempengaruhi
Hipertension
Society
2006
).
European
Standar
Begitu curah urine kurang dari sekitar 0,5 cc/kg BB/jam (dalam 24
jam), maka ginjal tidak akan mampu untuk mengeksresikan produk
produksisa metabolisme sehingga akan terjadi uremia, asidosis metabolik
danhiperkalemia ( Gwinnut 2006 ).
Pada pasien kritis gagal ginjal akut biasanya disebabkan oleh tekanan
perfusi ginjal yang tidak adekuat ( kegagalan prarenal ) yang disebabkan
oleh misalnya hipovolemia ( Gwinnut 2006 ). Jika diuretik telah diberikan
misalnya furosemid maka curahurin tidak dapat membantu dalam
penilaian curah jantung ( Duke et al.1994 ). Jika pasien menggunakan
kateter maka pastikan bahwa selang tidak tersumbat atau terpuntir.
e. Monitoring Hemodinamik Invasif ( Central VenousPresure / CVP )
Pengertian
Central Venous Presure (CVP) merupakan tekanan pada vena besar
thorak yang menggambarkan aliran darah ke jantung (Oblouk, Gloria
Darovic, 2002).
CVP merefleksikan tekanan darah
(Carolyn, M. Hudak, et.al, 1998). Pada umumnya jika venous return turun,
CVP turun, dan jika venous return naik, CVP meningkat.
Indikasi kateter vena sentral
Memberikan cairan intravena: volum yang banyak dan jalur vena perifer
tidak adekuat
118
Lokasi perifer:
Vena Cephalika
Vena Basilika
Vena subklavia
Vena femuralis
Sumber:www. Intensive.hsnet.nsw.gov.au
Interpretasi Gelombang CVP
Gelombang atrial biasanya beramplitudo rendah sesuai dengan tekanan rendah
yang dihasilkan atrium. Rata rata RAP berkisar 0 sampai 10 mmHg, dan LAP kira
kira 3 sampai 15mmHg. Tekanan jantung kiri biasanya melampaui tekanan jantung
kanan karena terdapat perbedaan resistensi antara sirkulasi sistemik dengan
sirkulasi paru. Pengukuran secara langsung tekanan atrium kiri biasanya hanya
dilakukan di icu setelah operasi jantung.
119
Gelombang CVP
Sumber: www.frca.co.uk/articel.aspx
Gelombang CVP Normal
Gelombang CVP normal yang tertangkap pada monitor merupakan refleksi
dari setiap peristiwa kontraksi jantung. Kateter CVP menunjukkan variasi tekanan
yang terjadi selama siklus jantung dan ditransmisi sebagai bentuk gelombang yang
karakteristik. Pada grlombang CVP terdapat tiga gelombang positif (a, c, dan v)
yang berkaitan dengan tiga peristiwa dalam siklus mekanis yang meningkatkan
tekanan atrium dan dua gelombang negate (x dan y) yang dihubungkan dengan
berbagai fase yang berbeda dari siklus jantung dan sesuai dengan gambaran EKG
normal.
1) Gelombang a : diakibatkanoleh peningkatan tekanan atrium pada saat kontraksi
atrium kanan. Dikorelasikan dengan gelombang P pada EKG
120
Gangguan koagulasi
o
Trombositopenia
Luka bakar
Pneumothorak
Infeksi
Disritmia
Emboli udara
Perdarahan
121
Berpatisipasi
dalam
program
edukasi
yang
disediakan
untuk
Beritahu anggota tim mengenai adanya perubahan yang signifikan pada data
haemodinamik
122
memasang kateter CVP yang ditempatkan pada vena kava superior atau
atrium kanan, teknik pengukuran dptemnggunakan manometer air atau
transduser,
Denyut vena jugularis interna, denyut ini tidak bisa diraba tetapi bisa
dilihat. Akan tampak gel a (kontraksi atrium), c (awal kontraksi ventrikelkatup trikuspid menutup), gel v (pengisian atrium-katup trikuspid masih
menutup),
Bila lebih tinggi bearti tekanan hidrostatik atrium kanan meningkat, misal
pada gagal jantung kanan . Menurut Kadir A (2007), dalam keadaan
normal vena jugularis tidak pernah membesar, bila tekanan atrium kanan
(CVP) naik sampai 10 mmHg vena jugulais akan mulai membesar. Tinggi
CVP= reference point tinggi atrium kanan ke angulus ludovici ditambah
garis tegak lurus, jadi CPV= 5 + n cmH2O.
Tujuan pemasangan,
b. Persiapan alat
Kateter CVP
Set CVP
Spuit 2,5 cc
Antiseptik
Bengkok
Plester
tujuan pemasangan,
b. Persiapan Alat
Skala pegnukur
Standar infus
Pipa U
Set infus
c. Prosedur Tindakan
Cara Merangkai
terpasang
Cara Pengukuran
Membereskan alat-alat
125
Antiseptik
Spuit 2,5 cc
Spuit 5 cc/10 cc
Bengkok
Plester
c.
Monitor
Tranduser
Alat flush
Kantong tekanan
Heparin
Manometer line
Spuit 1 cc
Pipa U
Infus set
d. Cara Merangkai
e. Cara Kalibrasi
Lavelling
b. Dokumentasi
-
Lokasi pemasangan,
Hasil Pengukuran
(Hodges RK, et al2003)
127
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Bersten, Andrew D. Et al.Ohs Intensive Care manual, fifth edition. Elsevier
Bongard, Frederic S. Et al.Current Critical care: Diagnosis & Treatment, Second
Darovic, Gloria O. Hemodinamyc monitoring: invasive and noninvasive clinical
application. WB. Saunders company. 2002
Darovic, Gloria Oblouk (2002). Hemodinamic Monitoring Invasive & Non
Invasive Clinical Aplication; 3rd Ed; WB Saunders: Philadelphia
Dlynn, McHale, Debra J and Carlson, Karen K, (2001); AACN: Procedure
Manual For Critical Care; 4 th Ed; WB Saunders: Philadelphia. edition.Lange
Medical Books. 2002
Evon Philip and Ewens.2008.Monitoring the Critically ill patien. Second edition.
Blackwall publishing.
Garretson
(2005).
Haemodinamic
Monitoring:arterial
cateters.
Nursing
Standard. 19(31),55-63
Gwinnut.C 2006. Clinical Anestesia2nd end.Blackwell publishing, oxford.
Hinds,CJ. & watson, (1996). Intensive Care, aconcise texbook 2nd edn
W.B.saunders , London
Hodges RK, et al. Real word Nursing Survival Guide Hemodinamic monitoring.
Limited health science. 2003
Mermel, L Dougherty (2000). Prevention Of Intravascular Catheter-Relatid
Infection. Annals Of Internal Medicine 32 (5), 391-402.
Mosby publishers (1998) mosbysmedical. Nursing And Allied Health Dictionary.
Mosby london.
Moster Debra, Riegel Barbara, (2008), Cardiac Nursing, A Compation to Braun
Wolds Heart Disease; St.Louis : Elsevier Saunders 2005 : 150-168
WoodrowP(2000). Intensive Care Nursing, A Framework For Practice.
Routledge, London
128
129