(135020300111076)
Fibriana
(135020301111005)
Rabindrana W
(135020301111006)
Alyssa Almas S
(135020301111035)
PEMERIKSAAN EKUITAS
Modal menurut akte pendirian yang telah disahkan menteri Kehakiman dan HAM:
- Modal dasar (authorized capital)
- Modal ditempatkan (issue capital)
- Modal disetor (paid-uo/paid in capital)
Modal yang berasal dari sumbangan (donated capital) bisa dilaporkan sebagai bagian
dari tambahan modal disetor.
Treasury Stock (saham perusahaan yang sudah beredar lalu dibeli kembali oleh
perusahaan).
Premium (agio) atau Discount (Disagio) dari penjualan saham baik saham biasa
(common stock) maupun saham preferen (preffered stock).
Jika treasury stock tidak ada, maka dividen per saham adalah :
Rp.20.000.000
--------------------= Rp.200,100.000
Dengan lebih tingginya dividen per saham, diharapkan harga pasar saham bisa
mengikat.
5. Jika akumulasi kerugian suatu perusahaan mencapai 50% dari modal disetor,
perusahaan harus melaporkan hal tersebut ke pengadilan negeri untuk diumumkan
dalam berita negara.
Jika akumulasi kerugian perusahaan mencapai 75% dari modal disetor, maka
menurut kitab undang-undang Hukum Dagang (KUHD) di Indonesia, secara
hukum perusahaan harus bubar dan kalau masih diteruskan beroperasi maka para
manajer harus bertanggungjawab atas kewajiban perusahaan kepada pihak ketiga
jika suatu saat perusahaan dibubarkan.
Karena hal ini menyangkut kelangsungan hidup perusahaan ( going concern)
maka akan mempengaruhi opini yang diberikan KAP terhadap kewajaran laporan
keuangan perusahaan secara keseluruhan. Kedua hal tersebut diatas (kerugian
mencapai 50% atau 75% dari modal disetor) harus diungkapkan dalam catatan
atas laporan keuangan. Namun sejak berlakukannya Undang-undang No.1 Tahun
1995 tentang Perseroan Terbatas, ketentuan tersebut tidak berlaku lagi.
6. Menurut prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia (SAK) aktiva tetap
harus dicatat/disajikan dalam neraca berdasarkan harga perolehannya (acquisition
cost).
Namun demikian jika ada peraturan pemerintah yang memperbolehkannya,
perusahaan dapat melakukan evaluasi aktiva tetap. Pengaruh dari dilakukannya
revaluasi aktiva tetap adalah nilai aktiva tetap meningkat dan kenaikan nilai
tersebut dicatat disisi kredit sebagai selisih penilaian kembali aktiva tetap yang
nantinya, dengan persetujuan kantor pelayanan pajak dapat dikonversikan sebagai
modal. Atas selisih penilaian kembali aktiva tetap dikenakan PPh 10%.
7. Adjustment ke Retained earnings (deficit) hanya diperbolehkan jika menyangkut
laba rugi tahun lalu yang jumlahnya material (besar) atau menyangkut
pembayaran pajak yang berasal dari STP (Surat Tagihan Pajak). Atau SKPKB
(Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar) walaupun jumlahnya kecil.
8. Setoran saham dalam bentuk barang (inbreng), harus menggunakan nilai wajar
aktiva bukan kas yang diserahkan (disetor), yaitu nilai appraisal yang disetujui
Dewan Komisaris untuk PT yang sahamnya terdaftar di Bursa Efek, atau nilai
yang disepakati oleh dewan komisaris dan penyetor bentuk barang.
9. Waktu yang dibutuhkan dalam pemeriksaan ekuitas biasanya tidak banyak,
kecuali jika :
a. Perusahaan banyak membuat koreksi retained earnings (deficit) sehingga
auditor harus memeriksa koreksi tersebut secara rinci (detailed).
b. Perusahaan dalam proses go public.
B. Tujuan Pemeriksaan (Audit Objectivies) Ekuitas
1. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang baik atas ekuitas, termasuk
internal control atas transaksi jual beli saham, pembayaran deviden dan sertifikat
saham.
2. Untuk memeriksa apakah struktur ekuitas yang tercantum di neraca sudah sesuai
dengan apa yang tercantum di akta pendirian perusahaan.
3. Untuk memeriksa apakah izin-izin yang diperlukan dari pemerintah yang menyangkut
ekuitas (misalkan dari Departemen Kehakiman dan HAM, BKPM, BKPMD,
BAPEPAM, KPP dan SK Presiden RI) telah dimiliki oleh perusahaan.
4. Untuk memeriksa apakah perubahan terhadap ekuitas telah mendapat otorisasi baik
dari pejabat perusahaan yang berwenang (direksi, dewan komisaris), rapat pemegang
saham (RUPS) maupun dari instansi pemeritah.
5. Untuk meeriksa apakah setiap perubahan pada Retained Earnings atau Accumulated
Losses didukung oleh bukti-bukti yang sah.
6. Untuk memeriksa apakah penyajian ekuitas di neraca sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum di Indonesia (SAK) dan hal-hal yang penting sudah diungkapkan
dalam catatan atas laporan keuangan.
Penjelasan atas Tujuan Pemeriksaan Ekuitas :
1. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang baik atas ekuitas.
Beberapa ciri dari internal control yang baik atas ekuitas :
a. Setiap perubahan modal (penambahan atau pengurangan) harus diotorisasi oleh
pejabat perusahaan yang berwenang dan instansi pemerintah.
Untuk perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT), setiap perubahan
harus melalui perubahan akta pendirian dan pengesaan dari Menteri Kehakiman
dan HAM.
Untuk perusahaan yang didirikan dalam rangka penanaman modal dalam negeri
(PMDN) harus diotorisasi oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal dalam
Negeri, untuk PMA harus diotorisasi oleh BKPM dan disetujui oleh Presiden
Republik Indonesia melalui SK Presiden.
Untuk perusahaan yang (akan) go public harus mendapat persetujuan dari Ketua
Bapepam.
b. Pembagian dan pembayaran dividen harus diotorisasi oleh pejabat perusahaan
yang berwenang.
Besarnya dividen yang akan dibagikan, diusulkan oleh Direksi Perusahaan dan
disahkan dalam RUPS.
Untuk perusahaan go public selama tiga tahun berturut-turut tidak membagikan
deviden, akan dikenakan sangsi oleh Bapepam, yaitu harus delisting (Dikeluarkan
dari bursa saham).
Dividen yang dibagikan perusahaan bisa dalam bentuk : cash dividen, stock
dividen, property dividend dan liquidating dividend.
Contoh jurnal entry untuk pembagian dan pembayaran dividen (perusahaan yang
menerima dividen memiliki minority interest dan mencatat investasinya dengan
cost method) :
Perusahaan
Yang Perusahaan
Membagi Dividen
Yang
Menerima Dividen
Dr.
Dividen Kas
Cr.
Cr.
Pendapatan Dividen
Cash
- No Entry -
Dalam hal ini pembagian dividen saham, jumlah stockholders equity tidak
berubah, karena retained earnings berkurang dan paid in capital bertambah dalam
jumlah yang sama.
c. Digunakannya biro administrasi efek (stock transfer agent) untuk mengurus
pengadministrasian saham dan pembayaran deviden, terutama untuk perusahaan
yang sudah go public.
Dengan adanya biro tersebut, perusahaan tidak direpotkan dalam pencatatan
mutasi saham yang sudah dijual ke masyarakat.
perusahaan
yang
berwenang
dan
apakah
adjustment
ke
retained
Pencatatannya sudah benar (baik pada waktu deklarasi dividen maupun pada saat
pembayaran dividen)
Sudah diotorisasi oleh pejabat perusahaan yang berwenang (melalui notulen rapat
saham. Berdasarkan UU Perseroan Terbatas No. 1 Tahun 1995, hal tersebut tidak
diperbolehkan dan dari segi peraturan pajak jika ada piutang pemegang saham akan
dikenakan pajak penghasilan atas bunga.
Selain itu perusahaan go public bisa menambah modal disetornya dengan melakukan
right issue, yaitu mengeluarkan tambahan saham ditempatkan yang hak utama untuk
membelinya diberikan kepada pemegang saham lama (misalnya setiap pemegang 3
saham lama diberi hak untuk membeli 1 saham baru). Jika pemegang saham lama
tidak ingin menggunakan haknya, hak tersebut bisa dialihkan ke pihak lain.
5. Jelaskan dalam kertas kerja pemeriksaan besarnya modal, jenis saham dan rincian
pemegang saham.
6. Periksa dokumen pendukung dari setiap perubahan dalam perkiraan retained
earnings/deficit.
Caranya periksa buku besar untuk perkiraan retained earnings/deficit, apakah ada
transaksi debit dan transaksi kredit. Jika ada periksa voucher referencenya dan bukti
pendukungnya.
Jika perusahaan membayar kekurangan penyetoran pajak untuk tahun-tahun yang lalu,
berikut dendanya, berdasarkan SKPKB (Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar), atau
STP (Surat Tagihan Pajak), maka voucher referencenya berupa bukti pengeluaran
kas/bank dan bukti pendukungnya adalah SSP (Surat Setoran Pajak).
Jika koreksi ke Retained earnings/deficit berasal dari koreksi yang menyangkut
pendapatan atau biaya tahun-tahun yang lalu, harus diperiksa kewajaran alasannya
dan kelengkapan bukti pendukung serta otorisasinya dan jumlah harus material.
Jika jumlahnya tidak material, harus dibebankan atau dikreditkan ke laba rugi tahun
berjalan.
Prosedur no.7 sudah cukup jelas
8. Periksa apakah akumulasi kerugian perusahaan sudah melebihi modal disetor.
Jika hal ini terjadi, auditor harus menjelaskan kepada klien bahwa hal ini
mempengaruhi keyakinan auditor terhadap kelangsungan hidup perusahaan (going
concern).
Dalam hal ini auditor tidak dapat memberikan unqualified opinion (pendapat wajar
tanpa pengecualian) karena going concern perusahaan diragukan. Namun jika
manajemen dapat meyakinkan auditor bahwa dalam waktu singkat akan dilakukan
tambahan setoran modal atau di tahun-tahun berikutnya, perusahaan akan dapat
meningkatkan efisiensi dan labanya, maka bisa saja auditor memberikan unqualified
opinion.
9. Pertimbangkan konfirmasi ke pemegang saham atau Biro Administrasi Efek.
Untuk perusahaan yang belum go public harus dipertimbangkan atau ditanyakan dulu
ke klien apakah ada pemegang saham yang keberatan jika dikirimi konfirmasi.
Sedangkan untuk perusahaan yang sudah go public, konfirmasi bisa dikirimkan ke
Biro administrasi efek yang ditugaskan oleh klien untuk mengelola administrasi
sahamnya.
10. Periksa treasury stock
Auditor perlu mengingat bahwa pembelian treasury stock biasanya dicatat dengan
menggunakan cost method.
Pada saat treasury stock dijual kembali akan timbul paid in capital trom sale of
treasury stock, sebesar selisih antara harga jual dan harga beli dari treasury stock
tersebut.
11. Periksa apakah penyajian ekuitas sudah sesuai dengan SAK.
12. Buat kesimpulan mengenai kewajaran ekuitas.
Penyajian Ekuitas di Laporan Posisi Keuangan dan Pengungkapan di Catatan Atas
Laporan Keuangan
Menurut SAK ETAP (IAI, 2009:109)
Peyajian modal
Penyajian modal dalam neraca dilakukan sesuai dengan ketentuan pada akta pendirian entitas
dan peraturan yang berlaku serta menggambarkan hubungan keuangan yang ada.
Modal dasar, modal yang ditempatkan dan modal yang disetor, nilai nominal dan banyaknya
saham untuk setiap jenis saham yang dinyatakan dalam neraca.
Bila terdapat lebih dari satu jenis saham, hak preferen dari suatu golongan saham atas
deviden dan pelunasan modal pada saat likuidasi dicantumkan dalam laporan keuangan.
Dalam hal terdapat tunggakan dividen atas saham preferen dengan hak dividen kumulatif
jumlah tunggakan tiap saham dan jumlah keseluruhan dividen periode sebelumnya
diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
Perubahan atas modal yang ditanam dalam tahun berjalan diungkapkan dalam catatan atas
laporan keuangan.
Modal disajikan dalam neraca setelah kewajiban. Bentuk penyajian sesuai Akta Pendirian
Badan Usaha tersebut, misalnya saham adalah penyertaan modal dalam kepemilikan PT.