Anda di halaman 1dari 3

Jawaban kikik

1. Penyebab stunting di ntt


faktor penyebab kekurangan gizi di daerahnya. Pertama, faktor ekonomi yang
kurang, sehingga orang tua sulit memenuhi gizi anak. Kedua, pengetahuan
orang tua yang kurang. Mereka menyamakan waktu makan anak dengan
orang tua. Padahal bayi memerlukan asupan gizi minimal setiap dua jam.
Ketiga, sulitnya geografis dan kurangnya petugas gizi (Subarkah, 2009)
2. Program pemerintah
Memberdayakan petani perempuan untuk membuat cadangan makanan
dengan berbagai variasi yang berasal dari bahan makanan lokal.
Dikarenakan bahan makanan lokal lebih diterima di masyarakat NTT dan
memunyai nilai gizi yang lebih baik dibanding beras. Program ini
dilaksanakan demi mengatasi permasalah stunting anak NTT yang berawal
dari adanya swasembada beras. Swasembada beras justru menyebabkan
warga NTT sulit mendapatkan makanan pokok berupa beras. Hal ini
dikarenakan kondisi geografis ntt yang sulit untuk menanam beras dan
daya beli yang rendah. Selain itu beras sendiri pada dasarnya bukanlah
bahan makanan lokal NTT (Wasa, 2009)
3. Sosio ekologi
Pola makan :
Warga ntt terbiasa makan bahan makanan yang memunyai daya simpan
lebih lama. Sehingga tidak mudah busuk, dan bisa untuk persediaan
makanan setiap hari. Contohnya bahan makanan tersebut ikan asin dan
sayur terong. Oleh karena itu hampir setiap hari menu makanan warga
ntt selalu ada ikan asin dan sayur terong.
Budaya waktu makan :
warga ntt selalu mendahulukan para lelaki untuk makan dahulu. Sehingga
sering kali para wanita dan anak anak hanya mendapat sisa makanan
yang ada. (Putra, 2014)
8. syarat

Pangan Olahan yang mencantumkan klaim dalam label dan iklan


harus memenuhi persyaratan asupan per saji tidak lebih dari:
a. 13 g lemak total
b. 4 g lemak jenuh
c. 60 mg kolesterol
d. 480 mg natrium.
Pangan olahan yang mencantumkan klaim harus memuat informasi
sebagai berikut:

a. informasi nilai gizi;


b. peruntukan
c. petunjuk cara penyiapan dan penggunaan, khusus untuk Pangan
Olahan yang perlu petunjuk cara penyiapan dan penggunaan
d. keterangan lain yang perlu dicantumkan, termasuk namun tidak
terbatas pada peringatan tentang konsumsi maksimum atau
kelompok orang yang perlu menghindari pangan tersebut
(Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik
Indonesia Nomor Hk.03.1.23.11.11.09909 Tahun 2011 Tentang
Pengawasan Klaim Dalam Label Dan Iklan Pangan Olahan)

9. Diagram alir tahapan sertifikat halal

(www.halalmui.org)
Daftar Pustaka
Subarkah, Ade. 2009. Penguatan Kapital Sosial Dalam Penanggulangan Gizi
Buruk Sebuah Kajian Kapital Sosial Dalam Penanggulangan Gizi Buruk Di
NTT.
Wasa, Metty; Beribe, Maria Patrisia Wata. 2009. Perempuan Penjaga Panga
Keluarga. Flores. Yayasan Tananua Flores.

Putra, Aldo Pandega. 2014. Dilema Makanan Pada Ibu Hamil Di Detusoko,
Ende,Nusa Tenggara Timur. Yogyakarta. Universitas Gadjah Mada.
Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia
Nomor Hk.03.1.23.11.11.09909 Tahun 2011 Tentang Pengawasan Klaim
Dalam Label Dan Iklan Pangan Olahan

Anda mungkin juga menyukai