PENDAHULUAN
Segala puji bagi Allah SWT yang menyempurnakan segala nikmat dan karunia-Nya kepada
kita semua. Shalawat serta salam, semoga senantiasa terlimpahkan kepada Nabi Muhammad
SAW, keluarga dan seluruh sahabatnya. Amien.
Akuntansi merupakan proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaporan, dan
penganalisaan data keuangan suatu organisasi. Akuntansi berperan sebagai alat pembantu
dalam pengambilan keputusan-keputusan ekonomi dan keuangan yang semakin disadari oleh
para usahawan. Dalam akuntansi akan dibahas mengenai akuntansi itu sendiri, proses dalam
akuntansi, sistem akuntansi serta prinsip-prinsip dalam akuntansi.
Laporan arus kas merupakan laporan yang mengikhtisarkan sumber kas yang tersedia untuk
melakukan kegiatan perusahaan serta penggunaannya selama suatu periode tertentu. Laporan
arus kas termasuk dalam dalam salah satu laporan keuangan pokok, disamping neraca dan
laporan laba rugi. Laporan arus kas dapat memberikan informasi tentang kemampuan
perusahaan dalam mengahasilkan kas dan setara kas. Dalam laporan arus kas akan dibahas
mengenai pengertian laporan arus kas, konsep arus kas, beberapa aktivitas arus kas, dan
bentuk, isi, serta analisis laporan arus kas.
BAB II
POKOK PERMASALAHAN
A. Akuntansi
1. Pengertian Akuntansi
2. Proses Akuntansi
3. Prinsip-prinsip Akuntansi
B. Laporan Arus Kas
1. Pengertian Laporan Arus Kas
2. Konsep Arus Kas dan Pengklasifikasiannya
BAB III
PEMBAHASAN
Dalam pembahasan kali ini, kami selaku pemakalah akan membahas pokok permasalahan
dalam makalah yang berjudul akuntansi dan laporan arus kas.
A. AKUNTANSI
1. Pengertian Akuntansi
Pengertian akuntansi dapat ditinjau dari dua sudut pandang, yaitu pemakai jasa akuntansi, dan
proses kegiatannya. Pengertian Akuntansi dari sudut pandang pemakai jasa akuntansi yaitu
suatu kedisiplinan dalam menyediakan informasi yang diperlukan untuk melaksanakan
kegiatan secara efisien dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan suatu organisasi.
Informasi yang dihasilkan akuntansi diperlukan untuk:
Pengertian akuntansi yang kedua, ditinjau dari sudut proses kegiatannya, yaitu proses
pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaporan, dan penganalisisan data keuangan suatu
organisasi. Definisi ini menunjukkan bahwa kegiatan akuntansi merupakan tugas yang
kompleks dan menyangkut macam-macam kegiatan. Pada dasarnya akuntansi harus:
Mengidentifikasikan data mana yang berkaitan atau relevan dengan keputusan yang
akan diambil.
2. Proses Akuntansi
Dalam menghasilkan proses akuntansi adalah laporan keuangan. Dalam akuntansi disebutkan
bahwa akuntansi merupakan suatu proses yang meliputi pencatatan, penggolongan,
peringkasan, pelaporan, dan penganalisisan data keuangan dari suatu organisasian. Proses
akuntansi yang dilakukan secara rutin dan berulang-ulang setiap kali terjadi transaksi
keuangan adalah kegiatan pencatatan dan penggolongan. Sedangkan kegiatan yang hanya
dilakukan pada waktu tertentu adalah kegiatan pelaporan dan penganalisaan.
Manajemen
Proses pelaporan akuntansi sebagai berikut:
Data & laporan untuk manajemen (pencatatan)
Akuntan publik
pemerintah
Kreditur
Penanaman modal
umum
Organisasi buruh
Badan/instansi tertentu
Laporan keuangan setelah diperiksa (pelaporan)
Proses akuntansi
Laporan keuangan
Laporan khusus (peringkasan)
Badan/instansi tertentu
Laporan untuk penetapan pajak (penggolongan)
3. Prinsip-prinsip akuntansi
Standar akuntansi haruslah sistematis dan utuh, netral serta bersifat umum. Standar akuntansi
juga harus dikembangkan atas dasar pemikiran yang logis dan objektif sesuai keadaan, maka
dari itu prinsip-prinsip akuntansi harus dirumuskan oleh suatu badan yang kompeten.
Diindonesia prinsip-prinsip akuntansi telah ditetapkan oleh ikatan akuntansi indonesia (IAI),
untuk pertama kalinya diindonesia ditetapkan kongres IAI yang ke-2 tahun 1973. Prinsipprinsip akuntansi diindonesia terdapat banyak aturan, tetapi yang perlu dibahas terdapat tiga
aturan yaitu: konsep entitas, prinsip obyektivitas, dan prinsip cost.
Konsep entitas
Yaitu suatu organisasi atau bagian dari organisasi yang berdiri sendiri, terpisah dari organisasi
lain. Dalam konsep entitas tidak boleh ada pencampuran dengan konsep entitas lain atau
dengan pemiliknya, dan sebaliknya. Konsep entitas penting dalam hal menilai keadaan
keuangan dan hasil usaha yang dicapai suatu organisasi. Tanpa konsep ini maka laporan
keuangan menjadi kacau karena apa yang tercantum dalam laporan keuangan suatu organisasi
mungkin dimasuki kejadian keuangan yang tidak berhubungan dengan organisasi tersebut.
Prinsip obyektivitas
Catatan akuntansi harus didasarkan pada informasi yang berawal dari kegiatan yang
didokumentasi dalam bentuk bukti yang obyektif, karena catatan akuntansi merupakan
catatan yang menyajikan informasi yang tepat dan berguna serta menghindari kekacauan
dalam pencatatan akuntansi.
Prinsip cost (biaya)
Dalam prinsip cost atau prinsip biaya merupakan pencatatan harta atau jasa yang dibeli atau
diperoleh atas dasar biaya yang sesungguhya.
B. LAPORAN ARUS KAS
1. Pengertian laporan arus kas
Laporan arus kas (cash flow statement) merupakan salah satu laporan keuangan pokok,
disamping neraca dan laporan laba rugi yaitu laporan yang mengikhtisarkan sumber kas yang
tersedia untuk melakukan kegiatan perusahaan serta penggunaannya selama suatu periode
tertentu.
Laporan arus kas dapat memberi informasi tentang perubahan aktiva bersih perusahaan,
struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan untuk
mempengaruhi jumlah serta arus kas dalam menghadapi keadaan dan peluang, di samping itu
arus kas juga dapat memberikan informasi tentang kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan kas dan setara kas. Informasi arus kas historis sering digunakan sebagai
indikator dari jumlah, waktu dan kepastian arus kas masa depan.
Dalam laporan arus kas juga dipengaruhi oleh laporan perubahan posisi keuangan yang dapat
berupa ikhtisar perubahan kas dan setara kas, dari mana diperoleh dan ke mana digunakan.
2. Konsep arus kas dan Pengklasifikasiannya
Laporan arus kas mengikhtisarkan sumber dan penggunaan kas dan setara kas. Kas terdiri
dari saldo kas dan rekening giro, sedangkan setara kas (cash equivalent) adalah investasi yang
sifatnya sangat likuid, berjangka pendek dan dengan cepat dijadikan kas dalam jumlah
tertentu tanpa menghadapi risiko perubahan nilai yang signifikan.
Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasi
menurut aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Klasifikasi menurut aktivitas tersebut
akan memberikan informasi yang memungkinkan para penggunaan laporan keuangan menilai
pengaruh aktivitas terhadap posisi para pengguna laporan keuangan serta terhadap jumlah kas
dan setara kas. Klasifikasian arus kas tersebut sebagai berikut:
a) Aktivitas operasi
Arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari kegiatan usaha perusahaan. Kegiatan
usaha utama perusahaan adalah menghasilkan barang/jasa dan menjualnya yang mencakupi
penerimaan kas, penerimaan piutang dan pengeluaran kas.
Perusahaan dapat melaporkan arus kas dari aktiva operasi dengan menggunakan metode: (1)
langsung atau (2) tidak langsung. Apabila digunakan metode langsung maka penerimaan dan
pengeluaran kas bruto akan diungkapkan, dan sebaliknya.
Untuk menggambarkan penyusunan laporan arus kas, akan digunakan contoh dari neraca
perbandingan PT Serayu pada tanggal 31 Desember 200B dan 200A serta laporan laba rugi
dan laba ditahan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 200B.
Dalam kenaikan penurunan kas ditunjukkan pada tabel 1 bahwa kas dan bank pada akhir
tahun 200B telah turun sebesar Rp 50.000,00 dibandingkan dengan akhir tahun 200A.
TABEL 1
PT SERAYU
Neraca
31 Desember 200B dan 200A
200B
200A
Naik Turun
Aktiva
Aktiva Lancar
Kas dan Bank
Rp 50.000
Rp 100.000
Rp (50.000)
Piutang dagang
Rp 88.000
Rp 102.000
Rp (14.000)
Persediaan
Rp 350.000
Rp 300.000
Rp 50.000
Rp 12.000
Rp 17.000
Rp (5.000)
Rp 500.000
Rp 519.000
Rp (19.000)
Aktiva Tetap
Tanah
Rp 75.000
Rp 75.000
Bangunan
Rp 250.000
Rp 100.000
Rp 150.000
Mesin-mesin
Rp 300.000
Rp 200.000
Rp 100.000
Peralatan
Rp 45.000
Rp 30.000
Rp 15.000
Rp 670.000
Rp 405.000
Rp 265.000
Akumulasi Penyusutan
Rp 130.750
Rp (118.000)
Rp (12.750)
Rp 539.250
Rp 287.000
Rp 252.250
Total Aktiva
Rp 1.039.250
Rp 806.000
Rp 233.250
Utang dagang
Rp 140.000
Rp 80.000
Rp 60.000
Utang bank
Rp 125.000
Rp 100.000
Rp 25.000
Utang beban
Rp 25.000
Rp 20.000
Rp 5.000
Rp 290.000
Rp 200.000
Rp 90.000
Utang obligasi
Rp 200.000
Rp 100.000
Rp 100.000
Disagio obligasi
Rp (6.500)
Rp (4.500)
Rp (2.000)
Rp 193.500
Rp 95.500
Rp 98.000
Saham biasa
Rp 400.000
Rp 300.000
Rp 100.000
Agio saham
Rp 20.000
Rp 10.000
Rp 10.000
Laba ditahan
Rp 135.750
Rp 200.500
Rp (64.750)
Total ekuitas
Rp 555.750
Rp 510.500
Rp 45.250
Rp 1.039.250
Rp 806.000
Rp 233.250
Modal
Tabel 2
Laporan Laba Rugi
Tahun Berakhir 31 Desember 200B
Penjualan neto
Harga pokok penjualan
Laba bruto
Beban usaha:
Beban penjualan
Beban administrasi dan umum
Beban penyusutan
Total beban usaha
Laba usaha
Pendapatan (beban) lain-lain
Keuntungan dari penjualan aktiva tetap
Rp 1.575.000
Rp 1.102.000
Rp 473.000
Rp 36.000
Rp 105.000
Rp 47.750
Rp 188.750
Rp 284.250
Rp 4.000
Beban bunga
Laba bersih
Laba ditahan, awal tahun
Dividen tunai
Laba ditahan, akhir tahun
Rp (2.000)
Rp 286.250
Rp 200.500
Rp (351.000)
Rp 135.750
Pos Penangguhan
Kenaikan (penurunan) aktiva lancar bukan kas PT Serayu dapat dilihat dalam tabel 1 dan
dapat diikhtisarkan sebagai berikut:
Naik (turun)
Piutang dagang
Rp (14.000)
Persediaan
Rp 50.000
Rp (5.000)
Rp 31.000
Selama tahun 200B aktiva lancar bukan kas PT Serayu telah naik sebesar Rp 31.000,00.
Piutang dagang, penurunan sebesar Rp 14.000,00 berarti penerimaan uang dari penagihan
piutang lebih besar dari pada penjualan. Hal ini dapat terjadi, karena adanya penagihan atas
saldo piutang pada awal tahun. Oleh karena laba bersih didasarkan atas penjualan, maka
bagian kelebihan penerimaan uang tersebut harus dikoreksi (menambah) terhadap laba bersih.
Hal ini akan lebih tampak apabila piutang dagang dianalisis seperti tersebut dibawah ini:
Piutang Dagang
Saldo 1/1/200B
Rp 102.000
Penjualan
Penjualan Tahun 200B
Rp 1.589.000
Rp 88.000
Kas
Rp 1.575.000 Penerimaan Tagihan tahun200B
Rp 1.589.000
Dalam contoh diatas dianggap bahwa semua penjualan dilakukan dengan kredit. Perhatikan
bahwa pencatatan pada sisi debit dari akun piutang sebesar Rp 1.575.000,00 sama dengan
pencatatan pada sisi kredit dari akun penjualan. Saldo pada akun penjualan ini kemudian
dilaporkan pada laporan laba rugi sebagai penjualan (lihat tabel 2). Sementara itu, penagihan
piutang selama tahun 200B berjumlah Rp 1.589.000,00. Artinya jumlah nilai inilah yang
mempengaruhi arus kas perusahaan. Oleh karena arus kas dari operasi dicari dengan jalan
melakukan penyesuaian terhadap angka laba atau rugi, maka selisih sebesar Rp 14.000,00
(arus kas lebih besar dari pada penjualan) harus ditambahkan pada angka laba bersih.
Persediaan, analisis yang sama dapat dilakukan terhadap persediaan. Selama tahun 200B
saldo terakhir telah naik sebesar Rp 50.000,00. Kenaikan saldo persediaan ini harus
dikurangkan terhadap laba bersih untuk memperoleh jumlah arus kas dari operasi. Perhatikan
hubungan akun persediaan, akun pembelian, dan akun utang dagang dengan rincian harga
pokok penjualan seperti terlihat dibawah ini.
Terlihat dari analisis akun-akun tersebut bahwa pengaruh persediaan terhadap arus kas dapat
dicari melalui hubungannya dengan harga pokok penjualan (perhatikan bahwa arus kas dari
operasi dihitung dari laba bersih sebagai dasar berpijak). Walaupun harga pokok penjualan
yang dilaporkan dalam laporan laba rugi berjumlah Rp 1.102.000,00, namun pembelian
barang dagang yang dilakukan selama tahun 200B berjumlah Rp 1.152.000,00. Selisihnya
sebesar Rp 50.000,00, tercermin dalam kenaikan persediaan. Pengaruh pembelian sebesar Rp
1.152.000,00 terhadap arus kas masih akan dianalisis dalam kenaikan saldo akun utang
dagang.
Persediaan
Saldo awal
300.000
Penyesuaian
300.000
Pembelian
Pembelian th 200B
1.152.000
Penyesuaian
1.152.000
Kas
Pembayaran 1.092.000
Harga pokok penjualan
Saldo awal persediaan
300.000
Pembelian tahun200B
1.152.000
1.452.000
( 350.000)
1.102.000
Beban dibayar di muka, dari neraca diatas PT Serayu dapat dilihat bahwa saldo akun beban
dibayar di muka terjadi penurunan, analisis dari penurunan tersebut dapat dilihat dari
hubungan akun-akun seperti yang terlihat berikut ini:
Beban dibayar dimuka
Beban Usaha
penyesuaian akhir
Penyesuaian saldo
Penyesuaian saldo
Hutang Beban
awal utang
Dimuka 17.000
beban 20.000
Penyesuaian saldo
Akhir 25.000
akhir hutang
beban 25.000
Dari akun-akun tersebut diatas dapat dilihat bahwa penyesuaian atas akun beban dibayar
dimuka untuk memperoleh jumlah arus kas dari operasi dapat dilakukan melalui
hubungannya dengan akun-akun beban usaha. Perhatikan bahwa total beban usaha sebesar Rp
141.000, yang terdiri dari beban penjualan sebesar Rp 36.000 dan beban administrasi dan
umum sebesar Rp 105.000 dapat dianalisis sebagai berikut:
Pengambilan secara tunai
Penyesuaian saldo awal beban dibayar dimuka
penyesuaian saldo akhir beban dibayar dimuka
Sub total
Penyesuaian saldo awal utang beban
penyelesaian saldo akhir utang beban
beban usaha
Rp 131.000
Rp 17.000
Rp (12.000)
Rp 136.000
Rp (20.000)
Rp 25.000
Rp 141.000
Dari analisis tersebut di atas dapat dijelaskan bahwa penurunan saldo akun beban yang
dibayar dimuka mengakibatkan jumlah arus kas dari operasi yang terkait dengan beban usaha
lebih kecil dibandingkan dengan beban usaha yang dilaporkan dalam laporan laba rugi. Laba
bersih, dengan demikian menjadi lebih rendah dari yang seharusnya.
Pos akrual
Dalam pos akrual terdapat penghitungan utang dagang dan utang beban. Untuk penghitungan
pos akrual pada utang dagang yaitu Analisis tentang pengaruh perubahan saldo akun utang
dagang dilihat pada saat membahas perubahan saldo akun persediaan. Dari analisis tersebut
dapat dilihat bahwa terdapat selisih yang harus ditambahkan pada laba bersih untuk
memperoleh jumlah arus kas operasi.
Penghitungan pos akrual yang kedua yaitu Utang beban, sama seperti halnya dengan utang
dagang, analisis tentang pengaruh perubahan saldo akhir utang beban juga dapat dilihat
dalam analisis sebelumnya, yaitu pada saat membahas tentang beban dibayar dimuka. Dalam
utang beban terdapat kenaikan yang harus ditambahkan pada laba bersih untuk memperoleh
jumlah arus kas dari operasi.
Transaksi Bukan Kas
Transaksi bukan kas meliputi Penyusutan, beban penyusutan merupakan beban dari usaha,
yaitu beban yang tidak mempengaruhi arus kas. Oleh karena itu, untuk memperoleh arus kas
dari operasi, beban penyusutan harus ditambah pada laba bersih.
Pos Aktivitas Lain
Dalam penghitungan pos aktivitas lain terdapat dua penghitungan yaitu Keuntungan dari
penjualan aktiva tetap dan beban bunga. Untuk keuntungan dari penjualan aktiva tetap harus
dikurangkan pada laba bersih untuk memperoleh arus kas dari kegiatan operasi. Jika terjadi
kerugian dalam penjualan aktiva tetap, maka jumlah kerugian ditambahkan pada laba bersih.
Sedangkan untuk beban bunga, merupakan bagian dari aktivitas pendanaan, yang harus
ditambahkan pada laba bersih untuk memperoleh arus kas dari operasi.
Arus Kas Dari Operasi
Apabila analisis-analisis tersebut di atas digabungkan akan diperoleh jumlah arus kas dari
operasi sebagai berikut:
Laba bersih
1. Penyesuaian untuk perubahan saldo
Rp 286.250
a. Piutang dagang
Rp 14.000
b. Persediaan
Rp ( 50.000)
Rp 5.000
d. Utang dagang
Rp 60.000
e. Utang beban
Rp 5.000
2. Penyusustan
RP 47.750
Rp ( 4.000)
4. Beban bunga
Rp 2.000
Rp 366.000
Dengan menggunakan laba bersih sebagai dasar pedoman untuk menghitung arus kas dari
operasi dapat diikhtisarkan sebagai berikut:
Saldo Akun
Naik (Turun)
1. Aktiva lancar
a. Piutang dagang
1. Naik
2. Turun
1. Mengurangi
2. menambah
b. Persediaan
1. Naik
2. Turun
1. Mengurangi
2. Menambah
1. Naik
2. Turun
1. Mengurangi
2. Menambah
a. Beban penyusutan
Naik
Menambah
1. Keuntungan 1. Mengurangi
2. Kerugian
2. Menambah
3. Kewajiban Lancar
a. Utang dagang
1. Naik
2. Turun
1. Menambah
2. Mengurangi
b. Utang beban
1. Naik
2. Turun
1. Menambah
2. Mengurangi
Naik
Menambah
4. Beban Pembiayaan
Beban Bunga
Perhatikan bahwa dalam tabel diatas perubahan dalam pos utang bank tidak mempengaruhi
jumlah arus kas dari operasi. Perubahan saldo utang bank merupakan bagian arus kas dari
kegiatan pendanaan. Demikian juga halnya dengan utang wesel.
b) Aktivitas investasi
Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang serta investasi lain
yang tidak masuk setara kas. Contoh dari arus kas yang berasal dari aktivitas ini adalah
perolehan/penjualan aktiva tetap dan investasi.
Kenaikan dalam pos aktiva tetap merupakan penangguhan dana, sedang penurunan dalam pos
merupakan sumber dana. Untuk dapat mengetahui rincian sumber dan penggunaan dana yang
berasal dari pos, akun-akun yang bersangkutan perlu untuk dianalisis. Tidak cukup hanya
dengan melihat perubahan neto yang tercermin dalam neraca perbandingan saja. Analisis
aktiva tetap dapat dilakukan dengan membuat daftar perubahan aktiva tetap seperti tabel 3.
Daftar semacam ini dapat dibuat dengan meneliti akun-akun aktiva tetap yang bersangkutan.
Dari daftar perubahan aktiva tetap tadi dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Selama tahun 200B penambahan aktiva tetap adalah Rp 325.000. jumlah ini
merupakan penggunaan dana untuk penambahan aktiva tetap.
2. Pengurangan ativa tetap selama tahun 200B adalah sebagai berikut:
Harga perolehan
Akumulasi penyusutan
Nilai buku
Rp 60.000
Rp (35.000)
Rp 25.000
Dalam laporan laba rugi (tabel 2) terlihat bahwa keuntungan dari penjualan aktiva tetap
berjumlah Rp 4.000. sumber dana yang berasal dari penjualan aktiva tetap, dengan demikian
adalah:
Nilai buku aktiva tetap yang dijual
Keuntungan dari penjualan aktiva
Tetap
Sumber kas dari penjualan aktiva tetap
Rp 25.000
Rp 4.000
Rp 29.000
Agar tidak terjadi perhitungan dua kali, maka keuntungan dari penjualan aktiva tetap
dikurangkan dari jumlah laba bersih pada arus dari operasi. Jika terjadi kerugian, maka
kerugian ini akan ditambah pada laba bersih.
Penambahan akumulasi penyusutan selama tahun200B adalah Rp 47.750. Jumlah ini juga
merupakan beban penyusutan yang dicatat dalam tahun tersebut (lihat tabel 2). Beban
penyusutan merupakan beban yang tidak mempengaruhi srus kas. jumlah ini ditambahkan
pada laba bersih untuk memperoleh sumber dana dari aktivitas operasi.
Saldo
Saldo
31 desember 200A
Penambahan
Pengurangan
31 desember 200B
Klasifikasi
Harga perolehan
Tanah
Rp 75.000
Rp -
Rp -
Rp 75.000
Bangunan
Rp 100.000
Rp 150.000
Rp -
Rp 250.000
mesin-mesin
Rp 200.000
Rp 150.000
Rp 50.000
Rp 300.000
Peralatan
Rp 30.000
Rp 25.000
Rp 10.000
Rp 45.000
Total
Rp 405.000
Rp 325.000
Rp 60.000
Rp 670.000
Rp 8.750
Rp -
Rp 28.750
akumulasi penyusutan
Bangunan
Rp 20.000
mesin-mesin
Rp 80.000
Rp 30.000
Rp 25.000
Rp 85.000
Peralatan
Rp 18.000
Rp 9.000
Rp 10.000
Rp 17.000
Total
Rp 118.000
Rp 47.750
Rp 35.000
Rp 130.750
Dari uraian tersebut diatas dapat diikhtisarkan bahwa arus kas dari investasi terdiri dari:
Sumber kas:
Penjualan aktiva tetap
Penggunaan kas
Perolehan aktiva tetap
Arus kas dari investasi
Rp 29.000
(Rp 325.000)
(Rp 296.000)
Beban penyusutan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam arus kas dari
operasi.
c) Aktivitas pendanaan
Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta
komposisi modal dan pinjaman perusahaan. Contoh dari arus kas yang berasal dari aktivitas
ini adalah penerimaan kas dari akun utang bank pada kewajiban lancar, akun utang obligasi
pada kewajiban jangka panjang dan akun saham biasa serta akun laba pada modal.
Dalam contoh PT Serayu, aktivitas pendanaan dapat terlihat dari akun utang bank pada
kewajiban lancar, akun utang obligasi pada kewajiban jangka panjang dan akun saham biasa
serta akun laba ditahan pada modal.
Utang bank
Saldo akun utang bank selama tahun 200B telah naik sebesar Rp 25.000, dari Rp 100.000
pada akhir tahun 200A menjadi Rp 125.000 pada akhir tahun 200B. Analisis terhadap akun
ini menunjukkan informasi sebagai berikut:
Saldo awal, 1 januari 200B
Rp 100.000
Penarikan pinjaman baru
Rp 200.000
Pembayaran pinjaman
Rp (175.000)
Rp 125.000
Dari analisis tersebut dapat dilihat bahwa dari akun utang bank, terdapat sumber kas sebesar
Rp 200.000 yang berasal dari penarikan pinjaman dan penggunaan kas sebesar Rp 175.000
untuk pelunasan pinjaman.
Utang Obligasi
Rincian perubahan akun utang obligasi PT Serayu adalah sebagai berikut:
200B
200A
Naik (turun)
Utang obligasi
Rp 200.000
Rp 100.000
Rp 100.000
Disagio obligasi
( 6.500)
( 4.500)
( 2.000)
Total
Rp 193.500
Rp 95.000
Rp 98.000
Secara neto utang obligasi naik dari Rp 95.500 menjadi Rp 193.500. perubahan akun utang
200B
200A
Naik(turun)
Rp 400.000
Rp 20.000
Rp 420.000
Rp 135.750
Rp 555.750
Rp 300.000
Rp 10.000
Rp 310.000
Rp 200.500
Rp 510.000
Rp 100.000
Rp 10.000
Rp 110.000
Rp ( 64.750)
Rp 42.750
Rp 286.250
dividen tunai
(Rp 351.000)
penurunan neto
Rp 64.750
Laba bersih merupakan sumber kas yang berasal dari aktivitas operasi. Tetapi perlu diingat
bahwa tidak semua unsur (pendapatan atau beban) yang membentuk laba bersih akan
mempengaruhi arus kas dari operasi. Untuk memperoleh sumber kas yang betul-betul dari
kegiatan usaha, laba bersih harus dikoreksi dengan pos-pos pendapatan dan beban yang tidak
mempengaruhi arus kas. Cara menghitung arus kas dari aktivitas operasi telah dijelaskan
dimuka.
Dividen tunai yang dibayarkan kepada pemegang saham merupakan penggunaan dana.
Arus Kas Dari Pendanaan
Dari analisis-analisis yang berkaitan dengan akun-akun utang bank, utang obligasi dan modal
tersebut diatas dapat dilaporkan arus kas dari kegiatan pendanaan sebagai berikut:
Sumber kas:
1. Penarikan pinjaman bank
Rp 200.000
2. Pengeluaran obligasi
Rp 97.500
3. Pengeluaran saham
Rp 110.000
Penggunaan kas:
1. Pelunasan pinjaman bank
Rp 175.000
2. Pembayaran dividen
Rp 351.000
3. Pembayaran bunga
Rp 1.500
Rp 527.500
(RP 120.000)
Laporan arus kas dari PT Serayu (metode tidak langsung) tahun berakhir 31 desember 200B,
yaitu sebagai berikut:
Tabel 4
PT Serayu
Laporan Arus Kas (Metode tidak langsung)
Tahun Berakhir 31 desember 200B
Arus kas dari aktivitas operasi
Laba bersih
Penyesuaian untuk:
1. perubahan saldo akun
a. Piutang dagang
b. Persediaan
c. Beban dibayar di muka
d. Utang dagang
e. utang beban
2. penyusutan
3. keuntungan penjualan aktiva tetap
4. beban bunga
Total arus kas dari operasi
Arus kas dari aktivitas investasi
penjualan aktiva tetap
perolehan aktiva tetap
total arus kas dari aktivitas investasi
arus kas dari aktivitas pendanaan
penarikan pinjaman bank
pengeluaran obligasi
pengeluaran saham
pelunasan pinjaman bank
pembayaran dividen
pembayaran bunga
Rp 286.250
Rp 14.000
Rp (50.000)
Rp 5.000
Rp 60.000
Rp 5.000
Rp 47.750
Rp (4.000)
Rp 2.000
Rp 366.000
Rp 29.000
Rp (325.000)
Rp (296.000)
Rp 200.000
Rp 97.500
Rp 110.000
Rp (175.000)
Rp (351.000)
Rp (1.500)
Rp (120.000)
Rp (50.000)
Rp 100.000
Rp 50.000
BAB IV
KESIMPULAN
Akuntansi ditinjau dari dua sudut pandang yaitu pemakai jasa akuntansi, merupakan
kedisplinan dalam menyediakan informasi untuk melaksanakan kegiatan secara efisien dan
mengevaluasi kegiatan suatu organisasi, dan yang kedua dipandang dari proses kegiatannya,
merupakan pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaporan dan penganalisaan data
keuangan suatu organisasi. Dari pengertian diatas dapat dijelaskan pula proses akuntansi
meliputi pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaporan dan penganalisaan data keuangan
suatu organisasi. Diindonesia terdapat prinsip-prinsip yang berkaitan dengan akuntansi yang
diatur dalam ikatan akuntansi indonesia yang meliputi: konsep entitas, prinsip obyektivitas,
dan prinsip cost.
Laporan arus kas merupakan laporan yang mengikhtisarkan sumber kas yang tersedia untuk
melakukan kegiatan perusahaan serta penggunaannya selama suatu periode tertentu.
Terdapat hal-hal yang perlu untuk diperhatikan dengan menggunakan metode analisis akun.
Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut:
1. Semua akun neraca harus dianalisis
2. Laporan laba rugi tahun berjalan harus dianalsis dan dikaitkan dengan analisis akunakun neraca .
3. Akun-akun neraca, selain kas dan setara kas, diklasifikasikan dengan pengaruhnya
terhadap aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
4. Akun-akun dalam laba rugi dianalisis untuk memisahkan akun-akun yang bukan
merupakan bagian dari aktivitas operasi.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada waktu menganalisis akun-akun laba rugi adalah
sebagai berikut:
a. Transaksi bukan kas
Dalam laporan laba rugi terdapat transaksi yang tidak berkaitan dengan arus kas, beberapa
dari transaksi tersebut adalah beban penyusustan, dan amortisasi, yang perlu dianalisis
bersama dengan akun aktiva tetap yang berkaitan.
b. Bukan aktivitas operasi
Dalam laporan laba rugi juga terdapat akun yang bukan merupakan bagian arus kas dari
aktivitas operasi yang tidak perlu dianalisis bersama dengan aktiva tetap yang terkait untuk
memperoleh sumber dana dari aktivitas investasi.
BAB V
PENUTUP
Demikianlah makalah ini kami sampaikan. Semoga dapat bermanfaat bagi kita semua.
Adapun hasil yang jauh dari kesempurnaan banyak kekurangan merupakan upaya menjadi
yang lebih naik. Oleh karena itu, kami mengharap kritik dan saran yang konstruktif sehingga
dapat memperbaiki dalam makalah- makalah berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Soemarso, Akuntansi suatu pengantar, jilid II; penerbit salemba empat; jakarta; 2005.
Jusup haryono, dasar-dasar akuntansi, jilid I; sekolah tinggi ilmu ekonomi YKPN;
yogyakarta; 2001.
Cerepak, john R., and Donald H. Taylor. Principle of Akuntansi. Englewood cliffs N.J.:
Prentice.,1987.
[1] Jusup haryono, dasar-dasar akuntansi, jilid I; sekolah tinggi ilmu ekonomi YKPN;
yogyakarta; 2001. Hal 1-5.
[2] Jusup haryono, dasar-dasar akuntansi, jilid I; sekolah tinggi ilmu ekonomi YKPN;
yogyakarta; 2001. Hal 11-13.
[3] Cerepak, john R., and Donald H. Taylor. Principle of Akuntansi. Englewood cliffs N.J.:
Prentice.,1987.
[4] Soemarso, Akuntansi suatu pengantar, jilid II; penerbit salemba empat; jakarta; 2005. Hal
320.
[5] Soemarso, Akuntansi suatu pengantar, jilid II; penerbit salemba empat; jakarta; 2005. Hal
321-330
[6] Soemarso, Akuntansi suatu pengantar, jilid II; penerbit salemba empat; jakarta; 2005. Hal
331-337