Anda di halaman 1dari 8

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Zaman era globalisasi dengan perkembangan teknologi di berbagai bidang
menyebabkan informasi semakin mudah diperoleh, negara berkembang dapat
segera meniru kebiasaan negara barat yang dianggap cermin pola hidup modern.
Sejumlah perilaku seperti mengkonsumsi makanan-makanan siap saji (fast food)
yang mengandung kadar lemak jenuh tinggi, kebiasaan merokok, minuman
beralkohol, kerja berlebihan, kurang berolah raga dan stress, telah menjadi gaya
hidup manusia terutama di perkotaan. Padahal kesemua perilaku tersebut dapat
merupakan faktor-faktor penyebab penyakit berbahaya seperti jantung dan stroke
(Auryn, 2007).
Beberapa tahun terakhir ini telah terjadi pegeseran pola penyakit yang
terlihat dari peningkatan yang sangat cepat pada berbagai penyakit tidak menular
yang dirawat di rumah sakit diantaranya adalah penyakit stroke. Peningkatan
jumlah penderita stroke ini identik dengan perubahan gaya hidup yaitu pola
makan kaya lemak atau kolesterol yang melanda di seluruh dunia, tak terkecuali
Indonesia (Yastroki, 2007).
Secara global sekitar 80 juta orang menderita akibat stroke, terdapat
sekitar 13 juta korban stroke baru setiap tahun, dimana sekitar 4,4 juta
diantaranya meninggal dalam 12 bulan, sepertiga lainnya mengalami cacat
1

permanen dengan berbagai tingkatan dan sepertiga memperoleh kembali


kemandiriannya. Resiko kematian stroke sekitar 20% untuk stroke ischemik, 4070% untuk stroke perdarahan (Feigin, 2009).
Penderita stroke diperkirakan meningkat dua kali pada tahun 2020. Setiap
tahun kurang lebih 15 juta orang di seluruh dunia terserang stroke. Data tahun
2007 dari WHO menunjukan bahwa sebanyak 15 juta orang pertahun di seluruh
dunia terkena stroke (Herwono, 2007).
Di Amerika Serikat sekitar 5 juta orang pernah mengalami stroke. Stroke
penyebab kematian tersering ketiga pada orang dewasa di Amerika Serikat, angka
kematian setiap tahun akibat stroke baru atau rekuren adalah lebih dari 200.000.
Insiden stroke secara nasional diperkirakan adalah 750.000 pertahun, dengan
200.000 merupakan stroke rekuren. Sedangkan di Inggris sekitar 250.000 orang.
(Price,dkk.,2005).
Menurut Rudd (2010), stroke menduduki peringkat keempat penyebab
utama kematian dan merupakan penyebab tersering timbulnya kecacatan pada
orang dewasa. Stroke mengakibatkan sekitar 350.000 orang harus hidup dengan
kecacatan. Sedangkan menurut Feigin (2009), insiden stroke merupakan
penyebab kecacatan nomor satu dan penyebab kematian nomor dua di dunia.
Penyakit ini telah menjadi masalah kesehatan yang mendunia dan semakin
penting, dengan dua pertiga stroke sekarang terjadi di negara-negara yang sedang
berkembang.

Indonesia sendiri merupakan negara dengan jumlah penderita stroke


terbesar di Asia. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai sebab, selain karena penyakit
degeneratif dan terbanyak karena strees. Stroke penyakit nomor tiga yang
mematikan setelah Penyakit Jantung dan Kanker dan menepati urutan pertama
dalam hal kecacatan fisik (Herwono, 2007).
Data Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2007) memperlihatkan
bahwa stroke adalah penyebab kematian utama di rumah sakit. Menurut Yayasan
Stroke Indonesia (yastroki), tedapat kecenderungan meningkatnya jumlah
penyandang stroke di Indonesia dalam dasawarsa terakhir. Diperkirakan ada 500
ribu penduduk Indonesia yang terkena stroke setiap tahunnya. Dari jumlah
tersebut sepertiganya bisa pulih kembali, sepertiga lainya mengalami gangguan
funsional ringan sampai sedang, dan sepertiganya mengalami gangguan
fungsional berat yang mengharuskan penderita terus-menerus berbaring di kasur
(Utami, 2010).
Stroke dapat menyerang siapa saja tanpa pandang bulu. Siapapun dapat
terkena stroke. Stroke dapat menyerang kapan saja dan dimana saja. Stroke dapat
menyerang berbagai usia, laki-laki dan perempuan tanpa memandang status sosial
ekonomi (Pinzon,dkk.,2010). Sedangkan menurut Rudd (2010), stroke menyerang
semua usia termasuk anak-anak, meskipun setengah lebih kasus terjadi pada usia
diatas 75 tahun.

Proses perbaikan atau penyembuhan yang sempurna atau mendekati


sempurna terjadi pada fase pemulihan (recovery). Namun fase pemulihan ini
tergantung dari letak lesi dan derajat berat kerusakan sel otak. Pasien stroke
stadium recovery menyebabkan perubahan tonus yang abnormal, dengan adanya
abnormal tonus secara postural (spastisitas) maka akan terjadi gangguan gerak
yang dapat berakibat terjadinya gangguan aktifitas fungsional dan dapat
menghalangi serta menghambat timbulnya keseimbangan (Suyono, 2002).
Masalah-masalah yang ditimbulkan oleh stroke bagi kehidupan manusia
pun sangat kompleks. Adanya gangguan-gangguan vital otak seperti gangguan
koordinasi, gangguan keseimbangan, gangguan kontrol postur, gangguan sensasi,
dan gangguan refleks gerak akan menurunkan kemampuan aktivitas fungsional
individu sehari-hari (Irfan, 2010).
Berdasarkan latar belakang diatas, maka kelompok

tertarik untuk

membahas tentang asuhan keperawatan pada TnS dengan dengan gangguan


sistem Neurobihavour : Stroke Non Hemoragik di ruang IMC RSU PKU
Muhammadiyah Bantul
A. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mampu melaksanakan asuhan keperawatan secara komprehensif pada
TnS dengan dengan gangguan sistem Neurobihavour : Stroke Non Hemoragik
di ruang IMC RSU PKU Muhammadiyah Bantul Tahun 2016 menggunakan
pendekatan proses keperawatan.

Tujuan Khusus
a.

Mampu melakukan pengkajian pada TnS dengan dengan gangguan


sistem Neurobihavour : Stroke Non Hemoragik di ruang IMC RSU PKU
Muhammadiyah Bantul Tahun 2016.

b.

Mampu menentukan diagnosa keperawatan pada TnS dengan dengan


gangguan sistem Neurobihavour : Stroke Non Hemoragik di ruang IMC
RSU PKU Muhammadiyah Bantul Tahun 2016.

c.

Mampu menentukan intervensi keperawatan TnS dengan dengan


gangguan sistem Neurobihavour : Stroke Non Hemoragik di ruang IMC
RSU PKU Muhammadiyah Bantul Tahun 2016 menggunakan pendekatan
proses keperawatan.

d.

Mampu melakukan implementasi pada TnS dengan dengan gangguan


sistem Neurobihavour : Stroke Non Hemoragik di ruang IMC RSU PKU
Muhammadiyah Bantul Tahun 2016 menggunakan pendekatan proses
keperawatan.

e.

Mahasiswa mampu melakukan evaluasi pada TnS dengan dengan


gangguan sistem Neurobihavour : Stroke Non Hemoragik di ruang IMC
RSU PKU Muhammadiyah Bantul Tahun 2016 menggunakan pendekatan
proses keperawatan.

f.

Melaksanakan pendokumentasian proses keperawatan pada TnS dengan


dengan gangguan sistem Neurobihavour : Stroke Non Hemoragik di

ruang IMC RSU PKU Muhammadiyah Bantul Tahun 2016 menggunakan


pendekatan proses keperawatan.
B.

Waktu dan Tempat Pelaksanaan


1. Waktu
Pelaksanaan asuhan keperawatan dilaksanakan pada tanggal 6 - 9 April
2016
2. Tempat
Pengambilan data dan pengkajian Asuhan Keperawatan pada TnS dengan
dengan gangguan sistem Neurobihavour : Stroke Non Hemoragik di ruang
IMC RSU PKU Muhammadiyah Bantul Tahun 2016 menggunakan
pendekatan proses keperawatan.

D. Ruang lingkup
Asuhan keperawatan ini termasuk dalam keperawatan medical bedah.
dengan ganngguan sistem neurobehavior, Stroke Non-Hemoragik pada TnS.
pengambilan kasus kelolaan di laksanakan di Ruang IMC RSU PKU
Muhammadiyah Bantul

E. Manfaat
1. Bagi Rumah Sakit

Dapat memberikan informasi dan sumbangan pikiran dalam pelaksanaan


Asuhan Keperawatan Medical bedah pada TnS dengan dengan gangguan
sistem Neurobihavour : Stroke Non Hemoragik di ruang IMC RSU PKU
Muhammadiyah Bantul Tahun 2016 menggunakan pendekatan proses
keperawatan.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Laporan seminar kasus ini diharapkan menjadi referensi tambahan
yang bermanfaat khususnya bagi mahasiswa keperawatan serta dapat dijadikan
sumber rujukan bagi penulis yang akan datang tentang asuhan keperawatan
terhadap pasien dengan Stroke Non-Hemoragik
3. Bagi Mahasiswa
Meningkatkan keterampilan mahasiswa tentang pelaksanaan asuhan
keerawatan terhadap pasien dengan kasus sistem Neurobihavior serta
menjadikan suatu kesempatan yang berharga bagi mahasiswa untuk dapat
mengaplikasikan ilmu-ilmu yang telah diperoeh selama masa kuliah.

F. Sistematika
Secara umum makalah ini terbagi tiga bagian diantaranya
BAB 1 Berisi tentang pendahuluan Stroke Non- Hemoragik
BAB II Berisi tinjauan teori mengenai Stroke Non- Hemoragik

BAB III Berisi tentang tinjauan kasus dan asuhan kepepawatan Stroke NonHemoragik
BAB IV Berisi tentang pembahasan hasil pengkajian dari Stroke Non- Hemoragik
BAB V Penutup, kesimpulan dan saran

Anda mungkin juga menyukai