BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Teori Stroke
1. Definisi
Stroke (berasal dari kata strike) dalam Bahasa Inggris berarti
pukulan. Stroke adalah suatu sindroma klinis yang ditandai oleh
serangan akut / mendadak yang menyebabkan kelumpuhan salah satu sisi
badan secara persisten (Sofwan, 2010).
Pendapat lain mengatakan bahwa, stroke merupakan kondisi
abnormalitas pembuluh darah otak yang dikarakteristikkan adanya
perdarahan di dalam otak atau pembentukan embolus atau thrombus yang
menyumbat arteri mengakibatkan iskemik jaringan otak yang pada kondisi
normal dipengaruhi oleh kondisi pembuluh darah tersebut (Christensen,
dkk.,2006). Sedangkan menurut Utami (2010), stroke adalah kondisi yang
terjadi ketika sebagian sel-sel otak mengalami kematian akibat gangguan
aliran darah karena sumbatan atau pecahnya pembuluh darah di otak.
Aliran darah yang terhenti membuat suplai oksigen dan zat makanan ke
otak juga terhenti, sehingga sebagian otak tidak dapat berfungsi
sebagaimana mestinya.
Stroke atau cedera cerebrovaskuler adalah kehilangan fungsi otak
yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak (Smeltzer C.
Suzanne, 2002).
Stroke non hemoragik dapat berupa iskemik, emboli, spasme
ataupun thrombus pembuluh darah otak. Umumnya terjadi setelah
10
Neurologik
Iskemik
Sepintas/Reversible
Ischemic
11
12
13
a. Otak besar
Otak besar yaitu bagian utama otak yang berkaitan dengan fungsi
intelektual yang lebih tinggi, yaitu fungsi bicara, integritas
informasi sensori ( rasa ) dan kontrol gerakan yang halus. Pada otak
besar ditemukan beberapa lobus yaitu, lobus frontalis, lobus
parientalis, lobus temporalis, dan lobus oksipitalis.
b. Otak kecil
Terletak dibawah otak besar berfungsi untuk koordinasi gerakan dan
keseimbangan.
c. Batang otak
Berhubungan dengan tulang belakang, mengendalikan berbagai
fungsi
tubuh
termasuk koordinasi
gerakan
mata,
menjaga
14
asesorius,
saraf
ini
mensarafi
muskulus
15
16
17
18
a. Emboli
jantung
rheumatoid
akut
atau
menahun
yang
miksomatosus sistemik
2) Embolisasi akibat gangguan sistemik dapat terjadi sebagai:
a) Embolia septik, misalnya dari abses paru atau bronkiektasis
b) Metastasis neoplasma yang sudah tiba di paru.
c) Embolisasi
lemak
penyakit caisson).
dan
udara
atau
gas
(seperti
19
20
timbunan
bertambahnya
kalsium
diameter
yang
pembuluh
kemudian
darah
mengakibatkan
dengan
atau
tanpa
21
22
4. Patofisiologi
Infark ischemic cerebri sangat erat hubungannya dengan
aterosklerosis dan arteriosklerosis. Aterosklerosis dapat menimbulkan
bermacam-macam manifestasi klinis dengan cara:
a) Menyempitkan
lumen
pembuluh
darah
dan
mengakibatkan
23
24
25
7. Pathway
Gaya hidup (Merokok, Alkohol, Stress); Penyalahgunaan Obat
Penyakit vaskuler; (DM, Hipertensi, Atrial Fibrilasi, Transient Ischemic Attack, Hiperkolestrol)
Emboli vaskuler, thrombus, perdarahan, spasme vaskuler, hipoksia Pada Otak
Stroke Non-Hemoragik
Emboli pada jaringan otak
Gangguan sirkulasi
Penumpukan sekret
Arterivertebro basilaris
Control otot fasial/oral melemah
Arterivertebro basilaris
Tingkat ketergantungan
Hipotalamus meningkatkan set poin
Hipertermi
disfagia
Defisit perawatan diri
anoreksia
Nutrisi kurang dr kebutuhan tubu
26
27
5. Manifestasi Klinik
Tanda dan gejala dari stroke adalah (Baughman, C Diane.dkk, 2000):
a) Kehilangan motorik
Disfungsi motorik paling umum adalah hemiplegia (paralisis pada
salah satu sisi) dan hemiparesis (kelemahan salah satu sisi) dan
disfagia.
b) Kehilangan komunikasi
Disfungsi bahasa dan komunikasi adalah disatria (kesulitan berbicara)
atau afasia (kehilangan berbicara).
c) Gangguan persepsi
Meliputi disfungsi persepsi visual humanus, heminapsia atau
kehilangan penglihatan perifer dan diplopia, gangguan hubungan
visual, spesial dan kehilangan sensori.
d) Kerusakan fungsi kognitif, parestesia (terjadi pada sisi yang
berlawanan).
e) Disfungsi kandung kemih, meliputi : inkontinensiaurinarius transier,
inkontinensia urinarius peristen atau retensi urin (mungkin simtomatik
dari kerusakan otak bilateral), Inkontinensia urinarius dan defekasi
yang berlanjut (dapat mencerminkan kerusakan neurologi ekstensif)
Tanda dan gejala yang muncul sangat tergantung dengan daerah otak yang
terkena:
28
Dilihat dari bagian hemisfer yang terkena tanda dan gejala dapat berupa:
-
Hemisfer kiri
Mengalami hemiparese
kanan
Perilaku lambat dan hatihati
Kelainan
lapang
pandang kanan
Disfagia global
Afasia
Mudah frustasi
Hemisfer kanan
hemiparese sebelah kiri tubuh
penilaian buruk
mempunyai kerentanan terhadap sisi
kontralateral sehingga memungkinkan
terjatuh ke sisi yang berlawanan tersebut
6. Komplikasi
Komplikasi pada stroke non hemoragik adalah:
a) Berhubungan dengan imobilisasi: infeksi pernafasan, nyeri pada daerah
tertekan, konstipasi.
b) Berhubungan dengan paralise: nyeri punggung, dislokasi sendi,
deformitas, terjatuh.
c) Berhubungan dengan kerusakan otak: epilepsy, sakit kepala.
d) Hidrosefalus
29
7. Pemeriksaan penunjang
Diagnosis didasarkan atas hasil:
a) Penemuan Klinis
1) Anamnesis
Terutama terjadinya keluhan/gejala defisit neurologik yang
mendadak. Tanpa trauma kepala, dan adanya faktor risiko stroke.
2) Pemeriksaan Fisik
Adanya defisit neurologik fokal, ditemukan faktor risiko seperti
hipertensi, kelainan jantung dan kelainan pembuluh darah lainnya.
b) Pemeriksaan tambahan/Laboratorium
1) Pemeriksaan Neuro-Radiologik
- Computerized Tomography Scanning (CT-Scan), sangat
membantu diagnosis dan membedakannya dengan perdarahan
terutama pada fase akut. Angiografi serebral (karotis atau
vertebral) untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang
pembuluh darah yang terganggu, atau bila scan tak jelas.
Pemeriksaan likuor serebrospinalis, seringkali dapat membantu
membedakan
infark,
perdarahan
otak,
baik
perdarahan
30
8. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada stroke trombotik/emboli/ stroke non hemoragik
didasarkan pada:
a) Berusaha menstabilkan tanda-tanda vital dengan :
-
31
d) Oedem otak dan kejang-kejang harus dicegah dan diatasi. Bila terjadi
oedem otak, dapat dilihat dari keadaan penderita yang mengantuk,
adanya bradikardi atau dengan pemeriksaan funduskopi, dapat
diberikan manitol. Untuk mengatasi kejang-kejang yang timbul dapat
diberikan Diphenylhydantoin atau Carbamazepin
e) Tekanan Darah dijaga agar tetap agar cukup tinggi untuk mengalirkan
darah ke otak. Pengobatan hipertensi pada fase akut dapat mengurangi
tekanan perfusi yang justru akan menambah iskemik lagi. Kadar Hb dan
glukosa harus dijaga cukup baik untuk metabolisme otak. Pemberian
infus gluosa harus dicegah karena akan menambah terjadinya asidosis
di daerah infark yang ini akan mempermudah terjadinya
oedem.
32
33
penglihatan.
Sirkulasi
Riwayat penyakit jantung (penyakit katup jantung, disritmia, gagal
jantung , endokarditis bacterial), polisitemia, hipertensi arterial,
Disritmia, perubahan EKG, Pulsasi : kemungkinan bervariasi, denyut
diri.
Eliminasi
Inkontinensia, anuria, distensi abdomen (kandung kemih sangat
34
Kehilangan
kemampuan
mengenal
atau
melihat,
35
36
Diagnosa keperawatan
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
Definition : Ketidakmampuan untuk
membersihkan sekresi atau obstruksi dari
saluran nafas untuk mempertahankan
bersihan jalan nafas
Batasan Karakteristik
Tidak ada batuk
Suara nafas tambahan
Perubahan frekuensi napas
Perubahan irama napas
Sianosis
Keslutian berbicara/mengeluarkan
suara
Penurunan bunyi nafas
Dispnea
Sputum dalam jumlah yang berlebihan
Batuk yang tidak efektif
Ortopnea
Gelisah
Mata terbuka lebar
Faktor yang berhubungan
Lingkungan
Perokok fasif
Menghisap asap
Merokok
Obstruksi jalan nafas
Spasme jalan nafas
Intervensi
NOC:
1. Respiratory status : Ventilation
2. Respiratory status : Airway patency
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama .... x 24 jam klien
menunjukkan perbaikan status ventilasi, mempertahan kan jalan nafas paten
dengan kriteria hasil
No Indikator
1 - Kemudahan bernafas
- Frekuensi dan irama nafas
- Pergerakan sputum keluar dari
jalan nafas
- Pergerakan sumbatan keluar dari
jalan nafas
2 - Frekuensi dan irama nafas dalam
rentang normal
- Suara nafas tambahan
Sebelum
Tujuan
5
5
5
5
5
5
Tingkat pernafasan
Irama pernafasan
Akumulasi sputum
Airway suction
1. Pastikan kebutuhan oral /
tracheal suctioning
2. Auskultasi suara nafas sebelum
dan sesudah suctioning.
3. Berikan O2 dengan
menggunakan nasal untuk
memfasilitasi suksion nasotrakeal
4. Gunakan alat yang steril sitiap
melakukan tindakan
5. Monitor status oksigen pasien
6. Hentikan suksion dan berikan
oksigen apabila pasien
menunjukkan bradikardi,
peningkatan saturasi O2, dll.
Awal
Tujuan
5
5
5
Airway Management
1. Buka jalan nafas, guanakan
teknik chin lift atau jaw thrust
bila perlu
2. Posisikan pasien untuk
memaksimalkan ventilasi
3. Pasang mayo bila perlu
4. Lakukan fisioterapi dada jika
perlu
5. Keluarkan sekret dengan batuk
atau suction
6. Auskultasi suara nafas, catat
37
4
5
Retraksi dada
Kedalaman inspirasi
5
5
Indikator :
1. Gangguan ekstrem
2. Berat
3. Sedang
4. Ringan
5. Tidak ada gangguan
NOC:
1.
2.
Tissue perfussion
Neurological status
Sebelum
Tujuan
5
5
5
Sebelum
Tujuan
5
7.
8.
9.
Aspiration precaution
1.
Monitor tingkat kesadaran,
reflek batuk dan kemampuan
menelan
2.
Pelihara jalan nafas
3.
Cek nasogastrik sebelum
makan
4.
Hindari makan kalau residu
masih banyak
5.
Naikkan kepala 30-45 derajat
setelah makan
NIC :
Intrakranial Pressure (ICP)
Monitoring (Monitor tekanan
intrakranial)
1. Catat respon pasien terhadap
stimul
2. Monitor intake dan output cairan
3. Monitor suhu dan angka WBC
4. Kolaborasi pemberian antibiotik
5. Posisikan pasien pada posisi
semifowler
6. Minimalkan stimuli dari
lingkungan
38
3.
- Kejang
- Perhatian
- Ukuran pupil
- Orientasi
- Hipertermi
NOC:
Thermoregulasi :
Kriteria hasil
5
5
5
5
5
sebelu
m
Tujuan
1.
Suhu 36 37C
2.
3.
5
5
Skala indikator
1. Tidak pernah
2. Jarang
3. Kadang-kadang
PENGATURAN SUHU
- Monitor minimal tiap 2 jam
- Rencanakan monitoring suhu
secara kontinyu
- Monitor TD, nadi, dan RR
- Monitor warna dan suhu kulit
- Monitor tanda-tanda hipertermi
dan hipotermi
- Tingkatkan intake cairan dan
nutrisi
- Selimuti pasien untuk mencegah
hilangnya kehangatan tubuh
- Ajarkan pada pasien cara
mencegah keletihan akibat panas
- Diskusikan tentang pentingnya
penagturan suhu dan
39
Pengaruh anestesi/medikasi
Ketidakmampuan/penurunan
kemampuan berkeringat
Terpapar di lingkungan panas
Dehidrasi
Pakaian yang tidak tepat
4. Sering
5. Selalu
40
4.
5.
Faktor resiko:
- Agen farma seutikal
- Barier kelebihan cairan
- Berat badan ekstrem
- Faktor yang mempengaruhi
kebutuhan cairan
- Gangguan mekanisme regulasi
- Kehilangan cairan melalui rute
normal
- Kehilangan volume cairan aktif
- Kurang pengetahuan tentang
kebutuhan cairan
- Penyimpangan yang mempengaruhi
absorpsi cairan
- Penyimpangna yang mempengaruhi
asupan cairan
- Penyimpangan yang mempengaruhi
kelebihan cairan
- Usia ekstrim
Hambatan komunikasi verbal
Definisi:
Penurunan, perlambatan, atau ketiadaan
kemampuan untuk menerima, memproses,
mengirim, dan/atau menggunakan sistem
NOC:
Fluid Balance:
No Kriteria
1
2
3
4
Tekanan darah
Hematokrit
Turgor kulit
Keseimbangan intake dan output 24
jam
Indikator :
1 : Terancam
2 : Substansial dikompromikan
3 : Cukup dikompromikan
4 : Agak terganggu
5 : Tidak terganggu
Awal
Tujuan
5
5
5
5
NOC :
NIC :
- Communication skills
Peningkatan komunikasi: defisit bicara
Setelah dilakukan tindakan keperawatan jam diharapkan klien dapat Kaji kemampuan
berkomunikasi dengan kriteria hasil:
berkomunikasi
Perhatikan tanda nonverbal
klien
41
symbol.
-
Batasan karakteristik:
Defisit penglihatan total
Deficit visual parsial
Disorientasi orang
Disorientaasi ruangan
Disorientasi waktu
Dispnea
Gagap
Kesulitan
dalam
kehadiran
tertentu
Kesulitan memahami komunikasi
Kesulitan
mempertahankan
komunikasi
Kesulitan
mengekspresikan
pikiran secara perbal (mis: afasia,
disfasia, apraksia, disleksia)
Kesulitan menggunakan ekspresi
tubuh
Kesulitan menggunakan ekspresi
wajah
Kesulitan menyusun kalimat
Kesulitan menyusun kata-kata
Ketidakmampuan menggunakan
ekspresi tubuh
Ketidakmampuan menggunakan
ekspresi wajah
Ketikmampuan verbalisasi
Menolak bicara, Pelo
Sulit bicara
Sulit mengungkapkan kata-kata
Tidak ada kontak mata
Tidak bicara/tidak dapat bicara
N
o
1.
Indikator
Sebelu
m
5
Penggunaa
n isyarat
non verbal
2.
Peningkata
5
n bahasa
lisan
3. Kemampuan
5
interpretasi
meningkat
Mendengar
aktif
Indikator :
1. Tidak menunjukkan
2. Jarang menunjukkan
3. Kadang menunjukkan
4. Sering menunjukkan
5. Selalu menunjukkan
Tujua
n
5
5
5
42
6.
NOC :
NIC :
- Joint Movement : Active
Exercise therapy : ambulation
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selam jam diharapkan klien dapat Monitoring
vital
sign
melakukan aktivitas dengan baik dengan kriteria hasil:
sebelm/sesudah latihan dan lihat
respon pasien saat latihan
Konsultasikan dengan terapi
No Indikator
Sebelum Tujuan
fisik tentang rencana ambulasi
1.
Klien meningkat dalam aktivitas
5
5
sesuai dengan kebutuhan
fisik
Bantu
klien
untuk
2.
Mengerti tujuan dari peningkatan
5
5
menggunakan
tongkat
saat
berjalan
mobilitas
dan cegah terhadap cedera
3.
Memverbalisasikan perasaan
5
5
Ajarkan pasien atau tenaga
dalam meningkatkan kekuatan
kesehatan
lain tentang teknik
dan kemampuan berpindah
ambulasi
Memperagakan penggunaan alat
5
5
Kaji
kemampuan
pasien
Bantu untuk mobilisasi (walker)
dalam mobilisasi
Latih
pasien
dalam
Indikator :
pemenuhan
kebutuhan
ADLs
1. Tidak menunjukkan
secara mandiri sesuai kemampuan
2. Jarang menunjukkan
Dampingi dan Bantu pasien
3. Kadang menunjukkan
saat mobilisasi dan bantu penuhi
4. Sering menunjukkan
kebutuhan ADLs ps.
5. Selalu menunjukkan
Berikan alat Bantu jika klien
memerlukan.
Ajarkan pasien bagaimana
merubah posisi dan berikan
bantuan jika diperlukan
43
Gangguan metabolisme
Gngguan musculoskeletal
Gangguan neuromuscular
Gaangguan persepsi sensori
Gaya hidup kurang gerak
Indeks masa tubuh di atas
presentil ke-75 sesuai usia
- Intoleran aktivitas
- Kaku sendi
- Keengganan memulai pergerakan
- Kerusakan inrgritas struktur
tulang
- Kontraktur
- Kurang pengetahuan tentang nilai
aktivitas fisik
- Malnutrisi
- Nyeri
- Penurunan kekuatan otot
Ketidakseimbangan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh
Definisi :
Asupan nutrisi tidak cukup untuk
memenuhi kebutuhan metabolik
7.
Batasan karakteristik :
Nyeri abdomen
Menghindari makanan
Penurunan Berat badan dengan asupan
makan adekuat
Diare
Kehilangan rambut berlebihan
Bising usus berlebihan
Kurang informasi
NOC:
Nutritional Status : food and Fluid Intake
No
1.
2.
3.
kriteria hasil
Adanya peningkatan
berat badan sesuai
dengan tinggi badan
Tidak ada tanda
tanda malnutrisi
Tidak
terjadi
penurunan
berat
badan yang berarti
Sblm
1
ssd
5
NIC :
Fluid management
Monitor vital sign
Monitor intake dan output
Monitor status hidrasi (kelembaban
membran mukosa, nadi adekuat)
Kolaborasikan pemberian cairan IV
Anjurkan pasien banyak minum air
Kolaborasi dengan dokter untuk
pemenuhan cairan
44
Indikator :
1. Tidak menunjukkan
2. Jarang menunjukkan
3. Kadang menunjukkan
4. Sering menunjukkan
5. Selalu menunjukkan
45
DAFTAR PUSTAKA
46
47
48