Anda di halaman 1dari 12

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.

P
DENGAN GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN DIABETES MELLITUS
DI BANGSAL DAHLIA RSUP DR. SOERADJI TIRTONEGORO
PKK Keperawatan Medikal Bedah I

Disusun oleh :
Irmayani
2520142497

AKADEMI KEPERAWATAN NOTOKUSUMO


YOGYAKARTA

LEMBAR PENGESAHAN
Asuhan keperawatan pada Tn. S dengan Gangguan sistem endokrin di bangsal
Dahlia RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro disusun untuk memenuhi tugas Asuhan
Keperawatan PKK KMB Semester IV , pada :
Hari

Tanggal

Tempat:

Praktikan,

Mengetahui,

PEMBIMBING LAHAN

PEMBIMBING AKADEMIK

LAPORAN PENDAHULUAN
A. Definisi
Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai
oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. (Brunner dan
Suddarth, 2002).
Diabetes Melllitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang
yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah
akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Arjatmo, 2002).
B. Klasifikasi
Klasifikasi diabetes mellitus sebagai berikut :
1. Tipe I : Diabetes mellitus tergantung insulin (IDDM)
2. Tipe II : Diabetes mellitus tidak tergantung insulin (NIDDM)
3. Diabetes mellitus yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom lainnya
4. Diabetes mellitus gestasional (GDM)
(Brunner dan Suddarth, 2002)
C. Etiologi
1. Diabetes tipe I:
a. Faktor genetik
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri; tetapi
mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan genetik ke arah
terjadinya DM tipe I. Kecenderungan genetik ini ditemukan pada
individu yang memiliki tipe antigen HLA.
b. Faktor-faktor imunologi
Adanya respons otoimun yang merupakan respons abnormal dimana
antibodi terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi
terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya seolah-olah sebagai

jaringan asing. Yaitu otoantibodi terhadap sel-sel pulau Langerhans dan


insulin endogen.
c. Faktor lingkungan
Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses otoimun yang
menimbulkan destruksi selbeta.
2. Diabetes Tipe II
Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan
sekresi insulin pada diabetes tipe II masih belum diketahui. Faktor genetik
memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin.
Faktor-faktor resiko :
a. Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65 th)
b. Obesitas
c. Riwayat keluarga
D. Patofisiologi
Pada diabetes tipe I terdapat ketidakmampuan untuk menghasilkan insulin
karena sel-sel beta pankreas telah dihancurkan oleh proses autoimun.
Hiperglikemia-puasa terjadi akibat produksi glukosa yang tidak terukur oleh
hati. Disamping itu, glukosa yang berasal dari makanan tidak dapat disimpan
dalam hati meskipun tetap berada dalam darah dan menimbulkan hiperglikemia
postprandial (sesudah makan).
Pada diabetes tipe II terdapat dua masalah utama yang berhubungan dengan
insulin, yaitu : resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin. Normalnya
insulin akan terikat dengan reseptor tersebut, terjadi suatu rangkaian reaksi
dalam dalam metabolism glukosa di dalam sel. Resistensi insulin pada diabetes
tipe II disertai dengan penurunan reaksi intrasel ini. Dengan demikian insulin
menjadi tidak efektif untuk menstimulus pengambilan glukosa oleh jaringan.
(Brunner dan Suddarth, 2002)

E. Manisfestasi klinik
Keluhan umum pasien DM seperti poliuria, polidipsia, polifagia pada DM
umumnya tidak ada. Sebaliknya yang sering mengganggu pasien adalah keluhan
akibat komplikasi degeneratif kronik pada pembuluh darah dan saraf.
Menurut Supartondo, gejala-gejala akibat DM pada usia lanjut yang sering
ditemukan adalah :
1. Katarak
2. Glaukoma
3. Retinopati
4. Gatal seluruh badan
5. Pruritus Vulvae
6. Infeksi bakteri kulit
7. Infeksi jamur di kulit
8. Dermatopati
9. Neuropati perifer
10. Neuropati viseral
11. Amiotropi
12. Ulkus Neurotropik
13. Penyakit ginjal
14. Penyakit pembuluh darah perifer
15. Penyakit koroner
16. Penyakit pembuluh darah otak
F. Komplikasi
Komplikasi yang biasa terjadi yaitu:
1. Gagal ginjal
2. Hiperglikemia
3. Hipertensi
4. Ketoasidosis
5. Sindrom hiperglikemia
6. Amputasi
(T.M Marelli, 2007)

G. Pemeriksaan Penunjang
1. Glukosa darah sewaktu
2. Kadar glukosa darah puasa
3. Tes toleransi glukosa
Kriteria diagnostik WHO untuk diabetes mellitus pada sedikitnya 2 kali
pemeriksaan :
1. Glukosa plasma sewaktu >200 mg/dl (11,1 mmol/L)
2. Glukosa plasma puasa >140 mg/dl (7,8 mmol/L)
3. Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam kemudian sesudah
mengkonsumsi 75 gr karbohidrat (2 jam post prandial (pp) > 200 mg/dl
H. Penatalaksanaan
Tujuan utama terapi diabetes mellitus adalah mencoba menormalkan aktivitas
insulin dan kadar glukosa darah dalam upaya untuk mengurangi komplikasi
vaskuler serta neuropati. Tujuan terapeutik pada setiap tipe diabetes adalah
mencapai kadar glukosa darah normal.
Ada 5 komponen dalam penatalaksanaan diabetes :
1. Diet
2. Latihan
3. Pemantauan
4. Terapi (jika diperlukan)
5. Pendidikan
(Brunner dan Suddarth, 2002).
I. Pengkajian
a. Riwayat Kesehatan Keluarga
Adakah keluarga yang menderita penyakit seperti klien.

b. Riwayat Kesehatan Pasien dan Pengobatan Sebelumnya


Berapa lama klien menderita DM, bagaimana penanganannya, mendapat
terapi insulin jenis apa, bagaimana cara minum obatnya apakah teratur atau
tidak, apa saja yang dilakukan klien untuk menanggulangi penyakitnya.
c. Aktivitas/ Istirahat :
Letih, Lemah, Sulit Bergerak / berjalan, kram otot, tonus otot menurun.
d. Sirkulasi
Adakah riwayat hipertensi,AMI, klaudikasi, kebas, kesemutan pada
ekstremitas, ulkus pada kaki yang penyembuhannya lama, takikardi,
perubahan tekanan darah
e. Integritas Ego
Stress, ansietas
f. Eliminasi
Perubahan pola berkemih ( poliuria, nokturia, anuria ), diare
g. Makanan / Cairan
Anoreksia, mual muntah, tidak mengikuti diet, penurunan berat badan, haus,
penggunaan diuretik.
h. Neurosensori
Pusing, sakit kepala, kesemutan, kebas kelemahan pada otot,
parestesia,gangguan penglihatan.
i. Nyeri / Kenyamanan
Abdomen tegang, nyeri (sedang / berat)
j. Pernapasan
Batuk dengan/tanpa sputum purulen (tergangung adanya infeksi / tidak)

h. Keamanan
Kulit kering, gatal, ulkus kulit.
(Marilyn E. 2002)
J. Masalah Keperawatan
A. Diagnosa Keperawatan.
1. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan intake makanan yang kurang.
2. Gangguan keseimbangan cairan berhubungan dengan dieresis osmotic
3. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan melemahnya /
menurunnya aliran darah ke daerah gangren akibat adanya obstruksi
pembuluh darah.
B. Intervensi
a. Diagnosa no. 1
Gangguan pemenuhan nutrisi berhubungan dengan intake makanan
yang kurang.
Tujuan : Kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi
Kriteria hasil :
1. Berat badan dan tinggi badan ideal.
2. Pasien mematuhi dietnya.
3. Kadar gula darah dalam batas normal dan tidak ada tanda tanda
terjadi hipoglikemi/hiperglikemi.
Intervensi:
1. Kaji status nutrisi dan kebiasaan makan.
Rasional : Untuk mengetahui tentang keadaan dan kebutuhan nutrisi
pasien sehingga dapat diberikan tindakan dan pengaturan diet yang
adekuat.
2. Anjurkan pasien untuk mematuhi diet yang telah diprogramkan.
Rasional : Kepatuhan terhadap diet dapat mencegah komplikasi

terjadinya hipoglikemia/hiperglikemia.
3. Timbang berat badan setiap seminggu sekali.
Rasional : Mengetahui perkembangan berat badan pasien ( berat badan
merupakan salah satu indikasi untuk menentukan diet ).
4. Identifikasi perubahan pola makan.
Rasional : Mengetahui apakah pasien telah melaksanakan program diet
yang ditetapkan.
5. Kerja sama dengan tim kesehatan lain untuk pemberian insulin dan
diet diabetik.
Rasional : Pemberian insulin akan meningkatkan pemasukan glukosa ke
dalam jaringan sehingga gula darah menurun,pemberian diet yang
sesuai dapat mempercepat penurunan gula darah dan mencegah
komplikasi.
b. Diagnosa no. 2
Gangguan keseimbangan cairan berhubungan dengan dieresis osmotic.
Tujuan : kebutuhan cairan dapat terpenuhui.
Kriteria hasil :
1. Nadi perifer dapat diraba
2. turgor kulit dan pengisian kapiler baik
3. kadar elektrolitdalam batas normal
Intervensi :
1. Pantau masukan dan pengeluaran, catat berat jenis urine.
Rasional : memberikan perkiraan kebutuhan akan cairan pengganti,
fungsi ginjal dan keefektifan dari terapi yang diberikan.
2. Ukur berat badan setiap hari.
Rasional : memberikan hasil pengkajian yang terbaik dari status cairan
yang sedang berlangsung dan selanjutnya dalam memberikan cairan
pengganti.
3. Pertahankan untuk memberikan cairanpaling sedikit 2500 ml/hari
dalam batas yang dapat ditoleransi jantung jika pemasukan cairan melalui

oral sudah dapat diberikan.


Rasional : mempertahankan dehodrasi/volume sirkulasi.

c. Diagnosa 3
Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan melemahnya/menurunnya
aliran darah ke daerah gangren akibat adanya obstruksi pembuluh darah.
Tujuan : mempertahankan sirkulasi perifer tetap normal.
Kriteria Hasil :
Denyut nadi perifer teraba kuat dan reguler
Warna kulit sekitar luka tidak pucat/sianosis
Kulit sekitar luka teraba hangat.
Oedema tidak terjadi dan luka tidak bertambah parah.
Sensorik dan motorik membaik
Intevensi:
1. Ajarkan pasien untuk melakukan mobilisasi
Rasional : dengan mobilisasi meningkatkan sirkulasi darah.
2. Ajarkan tentang faktor-faktor yang dapat meningkatkan aliran darah :
Tinggikan kaki sedikit lebih rendah dari jantung ( posisi elevasi pada waktu
istirahat ), hindari penyilangkan kaki, hindari balutan ketat, hindari
penggunaan bantal, di belakang lutut dan sebagainya.
Rasional : meningkatkan melancarkan aliran darah balik sehingga tidak
terjadi oedema.
3. Kerja sama dengan tim kesehatan lain dalam pemberian vasodilator,
pemeriksaan gula darah secara rutin dan terapi oksigen ( HBO ).
Rasional : pemberian vasodilator akan meningkatkan dilatasi pembuluh
darah sehingga perfusi jaringan dapat diperbaiki, sedangkan pemeriksaan
gula darah secara rutin dapat mengetahui perkembangan dan keadaan
pasien, HBO untuk memperbaiki oksigenasi daerah ulkus/gangren.
C. Pelaksanaan
Pelaksanaan adalah tahap pelaksananan terhadap rencana tindakan

keperawatan yang telah ditetapkan untuk perawat bersama pasien.


Implementasi dilaksanakan sesuai dengan rencana setelah dilakukan validasi,
disamping itu juga dibutuhkan ketrampilan interpersonal, intelektual, teknikal
yang dilakukan dengan cermat dan efisien pada situasi yang tepat dengan
selalu memperhatikan keamanan fisik dan psikologis. Setelah selesai
implementasi, dilakukan dokumentasi yang meliputi intervensi yang sudah
dilakukan dan bagaimana respon pasien.
D. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap terakhir dari proses keperawatan. Kegiatan
evaluasi ini adalah membandingkan hasil yang telah dicapai setelah
implementasi keperawatan dengan tujuan yang diharapkan dalam
perencanaan.

DAFTAR PUSTAKA
Doenges, Marilyn E, Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan
dan Pendokumentasian Perawatan Pasien edisi 3 alih, Jakarta : EGC, 1999.
Smeltzer, Suzanne C, Brenda G bare, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddarth, Edisi 8 Vol 2, Jakarta : EGC, 2002.
Marelli T.M, Buku Saku Dokumentasi Keperawatan edisi 3, Jakarta : EGC, 2007

Anda mungkin juga menyukai

  • PENGOBATAN
    PENGOBATAN
    Dokumen22 halaman
    PENGOBATAN
    Eko Margono Widodo
    Belum ada peringkat
  • Jadwal Piket Kelas 7 C
    Jadwal Piket Kelas 7 C
    Dokumen1 halaman
    Jadwal Piket Kelas 7 C
    Eko Margono Widodo
    Belum ada peringkat
  • Sap 2
    Sap 2
    Dokumen7 halaman
    Sap 2
    Eko Margono Widodo
    Belum ada peringkat
  • Modul 2
    Modul 2
    Dokumen45 halaman
    Modul 2
    Eko Margono Widodo
    Belum ada peringkat
  • Sap 1
    Sap 1
    Dokumen8 halaman
    Sap 1
    Eko Margono Widodo
    Belum ada peringkat
  • Laporan Pi
    Laporan Pi
    Dokumen36 halaman
    Laporan Pi
    Eko Margono Widodo
    Belum ada peringkat
  • 1 N
    1 N
    Dokumen2 halaman
    1 N
    Eko Margono Widodo
    Belum ada peringkat
  • IPS-KISI
    IPS-KISI
    Dokumen12 halaman
    IPS-KISI
    Eko Margono Widodo
    Belum ada peringkat
  • Jadwal Kelas 7 C
    Jadwal Kelas 7 C
    Dokumen1 halaman
    Jadwal Kelas 7 C
    Eko Margono Widodo
    Belum ada peringkat
  • Sap Hipertensi
    Sap Hipertensi
    Dokumen10 halaman
    Sap Hipertensi
    Eko Margono Widodo
    Belum ada peringkat
  • LP
    LP
    Dokumen20 halaman
    LP
    Eko Margono Widodo
    Belum ada peringkat
  • Jurnal
    Jurnal
    Dokumen11 halaman
    Jurnal
    Eko Margono Widodo
    Belum ada peringkat
  • 4 Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan Perilaku Dan Gula Darah 474 482
    4 Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan Perilaku Dan Gula Darah 474 482
    Dokumen10 halaman
    4 Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan Perilaku Dan Gula Darah 474 482
    Eko Margono Widodo
    Belum ada peringkat
  • LP FIX Eko
    LP FIX Eko
    Dokumen20 halaman
    LP FIX Eko
    Eko Margono Widodo
    Belum ada peringkat
  • Modul 2
    Modul 2
    Dokumen45 halaman
    Modul 2
    Eko Margono Widodo
    Belum ada peringkat
  • LP
    LP
    Dokumen20 halaman
    LP
    Eko Margono Widodo
    Belum ada peringkat
  • BPH Gejala dan Penanganannya
    BPH Gejala dan Penanganannya
    Dokumen1 halaman
    BPH Gejala dan Penanganannya
    ArifDianPerdana
    Belum ada peringkat
  • Leaflet TB Paru
    Leaflet TB Paru
    Dokumen2 halaman
    Leaflet TB Paru
    Alicia White
    Belum ada peringkat
  • LP Ponomonia Ep
    LP Ponomonia Ep
    Dokumen13 halaman
    LP Ponomonia Ep
    Eko Margono Widodo
    Belum ada peringkat
  • LP Perilaku Kekerasan
    LP Perilaku Kekerasan
    Dokumen9 halaman
    LP Perilaku Kekerasan
    Rio Ridwan B
    Belum ada peringkat
  • Sesorah B.jawa
    Sesorah B.jawa
    Dokumen7 halaman
    Sesorah B.jawa
    Eko Margono Widodo
    Belum ada peringkat
  • Proposal Pengobatan Alternatif
    Proposal Pengobatan Alternatif
    Dokumen9 halaman
    Proposal Pengobatan Alternatif
    Eko Margono Widodo
    Belum ada peringkat
  • Leaflet Pertumbuhan Dan Perkembangan Anak2
    Leaflet Pertumbuhan Dan Perkembangan Anak2
    Dokumen2 halaman
    Leaflet Pertumbuhan Dan Perkembangan Anak2
    Eko Margono Widodo
    Belum ada peringkat
  • Psikiatri IGD Resume
    Psikiatri IGD Resume
    Dokumen3 halaman
    Psikiatri IGD Resume
    Eko Margono Widodo
    Belum ada peringkat
  • SKIN GRAFT CARE
    SKIN GRAFT CARE
    Dokumen6 halaman
    SKIN GRAFT CARE
    Eko Margono Widodo
    Belum ada peringkat
  • Askep Efusi
    Askep Efusi
    Dokumen16 halaman
    Askep Efusi
    Eko Margono Widodo
    Belum ada peringkat
  • Dasar Dasar Farmakodinamik
    Dasar Dasar Farmakodinamik
    Dokumen61 halaman
    Dasar Dasar Farmakodinamik
    Putri Yekti
    Belum ada peringkat
  • LP Dahlia Anoreksia
    LP Dahlia Anoreksia
    Dokumen12 halaman
    LP Dahlia Anoreksia
    Eko Margono Widodo
    Belum ada peringkat
  • Memandikan Luka Bakar
    Memandikan Luka Bakar
    Dokumen7 halaman
    Memandikan Luka Bakar
    Eko Margono Widodo
    Belum ada peringkat