Anda di halaman 1dari 6

Defenisi Asesmen

Asesmen merujuk kepada proses memperoleh informasi yang relevan untuk membantu
anak dalam membuat keputusan pendidikannya. Istilah asesmen dapat digunakan dalam
berbagai bidang pendidikan asesmen diartikan sebagi suati proses pengumpulan informasi.
Dikatakan sebagai proses karena kegiatannya berlangsung secara terus menerus dan
berkelanjutan.
Dalam bidang ilmu pendidikan anak berkebutuhan khusus (Taylor, 2000) menyatakan
asesmen lebih difokuskan kepada proses pencarian informasi yang relevan dalam membuat
keputusan pendidikan yang meliputi sasaran dan tujuan, strategi pembelajaran, dan program
pembelajaran.
Batasan asesmen banyak dikemukakan oleh beberapa ahli, yaitu :
1. Lernen (1988)
Asesmen merupakan suatu proses pengumpulan informasi tentang seorang anak, yang akan
digunakan untuk membuat pertimbangan dan keputusan yangberkaitan dengan anak tesebut.
2. Du paul (1994)
Asesmen sebagipengumpulan informasi atau data tentang penampilan individu yang
bersangkutan untuk membuat keputusan
3. Westwood (1995)
Asesmen sebagai proses menentukan dan memahami penampilan individu-individu dan
lingkungannya.
4. McLoughlin & Lewis (1981)
Asesmen sebagai proses yang sistematis dalam menjawab pertanyaan pertanyaan yang
relevan dalam pendidikan tentang perilaku belajar seorang anak untuk tujuan penempatan

1.
2.
3.
4.

dan pembelajaran.
Beberapa batasan tersebut menyatakan bahwa asesmen merupakan :
Komponen penting dalam proses pendidikan.
Proses pengumpulan informasi menyeluruh tentang anak.
Pekerjaan yang dilakukan secara sistematis, praktis dan efisien.
Digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk membuat keputusan pendidikan yang
berkaitan dengan anak tersebut.
Khusus di bidang pendidikan, (McLoughlin, 1981) menjelaskan pengertian asesmen

melalui 10 macam kecendrungan berikut, yaitu:


1. Menilai anak berkebutuhan khusus secara individual.
2. Menggunakan berbagai prosedur, tidak hanya tes yang sudah terstandar.
3. Mengembangkan tes baru dan prosedur lain untuk mengasesmen kemampuan akademik,
4.
5.
6.
7.
8.
9.

bahasa dan keterampilan lain.


Mengidentifikasi informasi lain yang relevan dengan pendidikan.
Menilai lingkungan anak melalui beberapa pertanyaan dan tugas.
Mengevaluasi secara berkelanjutan atau memonitor program.
Mengembangkan prosedur asesmen non diskriminasi.
Menggunakan pendekatan tim dalam asesmen.
Mengembangkan peran guru pendidikan khusus dalam asesmen.

10. Menggunakan data asesmen untuk membuat keputusan legal dan pembelajaran yang sesuai
dengan kondidi anak.
Menurut Poerwanti, dkk. (2008: 3) secara umum, assesmen dapat diartikan sebagai
proses untuk mendapatkan informasi dalam bentuk apapun yang dapat digunakan untuk dasar
pengambilan keputusan tentang siswa baik yang menyangkut kurikulumnya, program
pembelajarannya, iklim sekolah maupun kebijakan-kebijakan sekolah. Keputusan tentang
siswa ini termasuk bagaimana guru mengelola pembelajaran di kelas, bagaimana guru
menempatkan siswa pada program-program pembelajaran yang berbeda, tingkatan tugastugas untuk siswa yang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan masing-masing, bimbingan
dan penyuluhan, dan saran untuk studi lanjut.
Sementara menurut Robert M. Smith (2002) dalam Mawardi (2011) suatu penilaian yang
komprehensif dan melibatkan anggota tim untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan yang
mana hasil keputusannya dapat digunakan untuk layanan pendidikan yang dibutuhkan anak
sebagai dasar untuk menyusun suatu rancangan pembelajaran. Sedangkan Akhmad (2008)
menyebutkan bahwa assesmen atau penilaian adalah penerapan berbagai cara dan
penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil
belajar peserta didik atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) peserta didik.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa asesmen merupakan kegiatan
guru selama rentang pembelajaran untuk mendapatkan informasi dalam bentuk apapun yang
dapat digunakan untuk dasar pengambilan keputusan tentang pencapaian kompetensi peserta
didik.
B. Ruang Lingkup Asesmen
Asesmen Perkembangan
1. Aspek perkembangan kognitif
Perkembangan kognitif yaitu perkembangan anak dalam proses pembentukan konsep dan
pengertian sehingga mengembangkan pengetahuan anak, berupa :
a. Perkembangan bahasa : kosa kata, bahasa reseptif dan bahasa ekpresif.
b. Perkembangan persepsi : membedakan bentuk, mengelompokkan & mengenal urutan objek.
c. Konsentrasi : perhatian pada objek.
d. Memori/daya ingat : jangka panjang dan jangka pendek.
2. Aspek perkembangan sosial
Perkembangan sosial yaitu kemampuan anak dalam berinteraksi dengan orang lain dalam
situasi tertentu :
a. Melakukan adaptasi dengan lingkungan
b. Menilai situasi
c. Mengikuti aturan
d. Membedakan kepemilikan barang.
3. Aspek perkembangan emosi

Perkembangan emosi yaitu kemampuan dalam mengekpresikan perasaan berupa perasaan :


gembira, marah, sedih, takut, dan keberanian.
4. Aspek perkembangan motorik
Perkembangan motorik yaitu kemampuan dalam melakukan gerak, baik gerakan kasar
maupun halus, dan keseimbangan, meliputi:
a. Melakukan gerakan kasar (gross motor)
b. Melakukan gerakan halus (fine motor)
c. Keseimbangan (balance).
Asesmen Akademik
1. Aspek Membaca
Membaca merupakan salah satu bidang pelajaran yang cukup penting di sekolah, karena
keterampilan membaca menjadi dasar penguasaan berbagai materi untuk bidang studi
lainnya. Membaca juga merupakan proses kompleks yang melibatkan tiga keterampilan,
yaitu:
a. Mengenal kata
b. Memahami bacaan
c. Keterampilan aplikasi
2. Aspek Menulis
Menulis merupakan salah satu kemampuan berbahasa. Dalam pembagian kemampuan
berbahasa, menulis selalu diletakkan paling akhir setelah kemampuan menyimak, berbicara,
dan membaca.
3. Aspek Berhitung
Berhitung merupakan keterampilan penting yang harus dikuasai anak mulai dari tingkat dasar
sampai tingkat selanjutnya. Asesmen berhitung dilakukan untuk menggali informasi tentang
bagaimana tingkat pencapaian prestasi berhitung, apa kekuatan dan kelemahan yang dimiliki
anak. McLoughlin dan Lewis menegaskan ada empat aspek yang menjadi cakupan asesmen
a.
b.
c.
d.

berhitung, yaitu:
Kesiapan berhitung
Komputasi
Pemecahan masalah
Aplikasi

C. Tujuan Asesmen
Taylor (2000) menyatakan bahwa tujuan dari asesmen itu ada beberapa macam, yaitu:
1. Identifikasi Awal (Screening)
Screening ditujukan untuk mengidentifikasi atau menemukenali anak yang memiliki masalah
akademik dan memerlukan layanan pendidikan khusus. Seorang anak yang harus diasesmen

harus diidentifikasi terlebih dahulu. Dimana asesmen dapat digunakan untuk menghadapi
individu yang dipertimbangkan mengalami masalah yang beresiko tinggi.
2. Menentukan serta menilai strategi dan program pembelajaran
Asesmen dilakukan untu menentukan strategi dan program pembelajaran yang sesuai, dimana
informasi asesmen dapat digunakan dengan 4 cara, yaitu:
a. Sebelum anak menerima layanan pendidikan khusus, guru umum membantunya dalam
menentukan program pembelajaran yang tepat.
b. Prosedur asesmen dapat menentukan keefektifan strategi dan program pembelajaran.
c. Asesmen dapat memberikan informasi prereferal untuk mendokumentasikan kebutuhan
rujukan formal.
d. Informasi ini dapat dimanifestasikan dalam program pendidikan yang diindividualkan pada
anak-anak yang membutuhkan layanan pendidikan khusus.
3. Menentukan tingkat prestasi dan kebutuhan pendidikan
Anak-anak yang menerima layanan pendidikan khusus harus diidentifikasi kebutuhannya.
Caranya adalah dengan mengevaluasi tingkat kemampuan setiap anak, yang terdiri dari
pengukuran pra akademik, akademik, dan keterampilan sosial.
4. Keputusan kelayakan layanan pendidikan
Data asesmen digunakan untuk menentukan kelayakan layanan pendidikan khusus karena
pelayanan tersebut melibatkan pelabelan atau klasifikasi anak. Jika data yang terkumpul
menunjukkan bahwa kemampuan anak rata-rata, maka ia tidak berhak memperoleh layanan
pendidikan khusus.
5. Keputusan penempatan program
Informasi asesmen harus digunakan sebagai pertimbangan untuk membuat keputusan
penempatan pendidikan yang paling sesuai bagi anak-anak berkebutuhan khusus.
6. Mengembangkan program pendidikan yang diindividualkan
Jika seorang anak memperoleh layanan pendidikan khusus formal, ia harus memiliki program
pendidikan

yang

diindividualkan

(PPI)

yang

berfungsi

sebagai

kontrak

untuk

mengidentifikasi tujuan dan waktu pemberian layanan.


7. Memonitor dan melaporkan kemajuan (evaluasi)
Berbagai prosedur digunakan untuk mendokumentasikan tingkat dan jenis prestasi dari tujuan
yang telah ditetapkan. Berbagai informasi yang telah diperoleh digunakan untuk membuat
modifikasi program.
Menurut Sumardi & Sunaryo (2006)
a. Memperoleh data yang relevan, objektif, akurat dan komprehensif tentang kondisi anak saat
ini

b. Mengetahui profil anak secara utuh terutama permasalahan dan hambatan belajar yang
dihadapi, potensi yang dimiliki, kebutuhan-kebutuhan khususnya, serta daya dukung
lingkungan yang dibutuhkan anak
c. Menentukan layanan yang dibutuhkan dalam rangka memenuhi kebutuhan-kebutuhan
khususnya dan memonitor kemampuannya.
Menurut

Salvia

dan

Yesseldyke

seperti

dikutif

Lerner

(1988:

54)

Asesmen dilakukan untuk lima keperluan yaitu :


a. Penyaringan (screening)
b. Pengalihtanganan (referal)
c. Klasifikasi (classification)
d. Perencanaan Pembelajaran (instructional planning)
e. Pemantauan kemjuan belajar anak (monitoring pupil progress)
Berdasarkan hasil kajian dari teori-teori diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa :
Asesmen dilakukan untuk mengetahui keadaan anak pada saat tertentu (Waktu dilakukan
asesmen) baik potensi-potensinya maupun kelemahan-kelemahan yang dimiliki anak sebagai
bahan untuk menyusun suatu program pembelajaran sehingga dapat melakukan layanan /
intervensi secara tepat.
Popham (1995) dalam Mawardi (2011) menyatakan bahwa asesmen bertujuan antara lain
untuk: 1) mendiagnosa kelebihan dan kelemahan siswa dalam belajar, 2) memonitor
kemajuan siswa, 3) menentukan jenjang kemampuan siswa, 4) menentukan efektivitas
pembelajaran, dan 5) mempengaruhi persepsi publik tentang efektivitas pembelajaran.
Sementara menurut Diknas (2006) dalam Poerwanti, dkk.(2008) tujuan dari asesmen
adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui tingkat pencapaian kompetensi selama mengikuti pembelajaran dan
setelah proses pembelajaran berlangsung.
2. Untuk memberikan umpan balik kepada peserta didik, untuk bisa mengetahui kekuatan dan
kelemahannya dalam proses pencapaian kompetensi.
3. Untuk memantau kemajuan belajar dan mendiagnosis kesulitan belajar yang dialami peserta
didiksehingga secara dapat dilakukan pengayaan danremedial.
4. Untuk memberikan umpan balik bagi pendidik dalammemperbaiki metode, pendekatan,
kegiatan, dan sumber belajar yang digunakan.
5. Untuk memberikanpilihan alternatifpenilaian kepada guru.
6. Untuk memberikan informasi kepada orang tua dankomite sekolah tentang efektivitas
pendidikan.

D. Langkah-langkah Asesmen
Asesmen dapat dilakukan melalui prosedur sebagai berikut:
1. Mempersiapkan berbagai perangkat yang akan digunakan dalam kegiatan asesmen.
2. Menentukan anak yang akan diasesmen, serta memastikan bahwa kesehatan anak tersebut
dalam kondisi yang baik.
3. Melaksanakan asesmen.
Asesmen dapat dilakukan melalui berbagai teknik, antara lain melalui tes, observasi,
wawancara, dan angket. Tes dan observasi dapat langsung dilakukan pada anak, sedangkan
wawancara dan angket dapat dilakukan pada orang tua.
4. Menganalisis hasil asesmen untuk mengetahui kemampuan dan ketidakmampuan anak.
5. Menentukan kebutuhan anak dalam pembelajaran/ pelatihan sebagai dasar untuk pembuatan
program pembelajaran/pelatihan.
Untuk mengadakan asesmen, perlu mempunyai/memahami sampel wicara anak yang
akan dinilai atau dianalisa. Untuk memperoleh sampel bicara dapat ditempuh prosedur atau
cara dengan meminta anak untuk menirukan ucapan guru artikulasi. Peniruan ucapan dimulai
dari pengucapan vokal, suku kata, kata, kemudian kalimat, seperti contoh berikut:
a. Ucapan vokal : /a/, /i/, /u/, /e/, /o/
b. Suku kata yang mengandung konsonan yang akan diucapkan sesuai tujuan pengetesan
misalnya : /pa/, /pi/, /pu/, /po/,pe/
/bo/,/bi/,/bu/,/be/,/ba/
c. Kata dengan berbagai komposisi dan konsonan yang sudah dikenal siswa misalnya : /api/,
/bola/, /buku/, /buka/, /pita/, /paku/ dst.
d. Kalimat dengan berbagai pola yang sudah dan mengandung konsonan kalimat yang akan
dites tmisalnya : /ibu guru pergi/, /tonobawatas/, /bapaknaikmobil/, dst.

Sumber:
Abdurahman, Maman. 2009. Ruang Lingkup Asesmen. (Online).
(http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/195706131985031
MAMAN_ABDURAHMAN_SAEPUL_R/RUANG_LINGKUP_ASESMEN.pdf,diakses10
Oktober2013)
Dwy,Agus.2011.MakalahAsesmen.(Online).(http://www.slideshare.net,diakses12Oktober
2013).
Erizkim, Silvi. 2013. Asesmen Artikulasi dan Optimalisasi. (Online).
(http://silvierizkim.blogspot.com,diakses15Oktober2013).
Marlina.2009.AsesmenPadaAnakBerkebutuhanKhusus.Padang:UNPPress
Miftah.2010.Asesmen.(Online),(http://miftahinginberbagi.wordpress.com,dakses10Oktober
2013).
Tarsidi.2008.ProsedurAsesmenPenglihatan.(Online).(http://dtarsidi.blogspot.com,diakses22
Oktober2013).

Anda mungkin juga menyukai