FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
LAPORAN KASUS
MEI 2016
OLEH :
RESKIYANI ASHAR, S.KED
10542 0189 10
PEMBIMBING :
DR. PURNAMANITA SYAWAL, Sp.M.,MARS
NIM
: 10542 0189 10
Kasus
BAB I
PENDAHULUAN
Hordeolum merupakan peradangan supuratif kelenjar kelopak mata,
biasanya disebabkan oleh stafilokokus dan streptokokus.1,2 Hordeolum adalah
kelainan pada kelopak mata yang cukup sering di temukan di masyarakat. Dapat
terjadi pada semua umur, terutama pada usia dewasa dan lebih jarang pada anakanak.2,3
Dikenal 2 bentuk hordeolum, yaitu hordeolum internum dan eksternum.
Hordeolum eksternum merupakan infeksi pada kelenjar zeis atau moll dengan
penonjolan terutama ke daerah kulit kelopak. Hordeolum internum merupakan
infeksi kelenjar meibom dengan penonjolan terutama ke daerah konjungtiva
tarsal.1,3,4.5
Penderita hordeolum biasanya menunjukan gejala radang pada kelopak
mata seperti bengkak, terasa mengganjal, kemerahan disertai nyeri jika ditekan.
Nyeri yang dirasakan berupa rasa terbakar, menusuk atau hanya berupa perasaan
tidak nyaman.1,5
Pada hordeolum internum, benjolan menonjol ke arah konjungtiva dan
tidak ikut bergerak dengan pergerakan kulit, serta jarang mengalami supurasi dan
tidak dapat memecah sendiri. Hordeolum eksternum tonjolan kearah kulit, ikut
dengan pergerakan kulit, dan mengalami supurasi, memecah sendiri kearah kulit.6
Pengobatan hordeolum bias berupa tindakan konservatif maupun operatif.
Tindakan konservatif dapat diberikan berupa kompres hangat untuk mempercepat
peradangan
kelenjar. Sedangkan
untuk
medikamentosa
dapat
diberikan
BAB II
LAPORAN KASUS
A.
IDENTITAS PASIEN
Nama
Janis Kelamin
Umur
Agama
Suku/Bangsa
Pekerjaan
Alamat
No. Register
Tanggal Pemeriksaan
Rumah Sakit
Pemeriksa
B.
ANAMNESIS
:K
: Perempuan
: 6 tahun
: Islam
: Makassar/Indonesia
: Siswi
: Jl.Cendana makassar
: 08.55.97
: 16 Mei 2016
: BKMM
: dr.(PN),Sp.M
semakin lama semakin besar sehingga kelopak mata bawah pada mata kiri
menjadi merah dan bengkak. Benjolan disertai rasa sakit, terutama bila benjolan
tersentuh
dan
terasa
Riwayat Pengobatan :
Pasien pernah berobat sebelumnya (+)
Riwayat Penyakit Keluarga dan sosial
Tidak ada riwayat penyakit yang sama pada keluarga pasien.
4
C.
PEMERIKSAAN OFTALMOLOGI
1. Pemeriksaan Inspeksi
OD
OS
Edema (-)
Edema (-)
Edema (-)
Hiperemis (-)
Palpebra
superior
Palpebra
inferior
Silia
lakrimasi (-)
lakrimasi (-)
Hiperemis (-)
Hiperemis(+)
Bola mata
Normal
Normal
Kornea
Jernih
Jernih
BilikMata
Depan
Iris
Normal
Normal
Pupil
Bulat, Sentral
Bulat, Sentral
Lensa
Jernih
Jernih
Apparatus
Lakrimalis
Konjungtiva
Mekanisme
Ke
muscular
Ke segala arah
segala
arah
2. Pemeriksaan Palpasi
Palpasi
OD
OS
Tensi Okuler
Tn
Tn
Nyeri tekan
(-)
(+)
Nyeri pergerakan
Massa /tumor
(-)
(-)
(+)
(+)
Massa sebesar biji
kacang hijau,
Konsistensi kenyal,batas
tegas, mobile (-),
Glandula preaurikuler
3. Tonometri
Tidak dilakukan Pemeriksaan
4. Visus
VOD - tidak dievaluasi (pasien tidak kooperatif)
VOS - tidak di evaluasi (pasien tidak kooperatif)
5. Campus Visual
Tidak dilakukan Pemeriksaan
6. Color sense
Tidak dilakukan pemeriksaan
7. Light Sense
Tidak dilakukan pemeriksaan
8. Diafanoskopi
Tidak dilakukan pemeriksaan
3. Penyinaran Oblik
No
.
1.
2.
3.
4.
5.
Pemeriksaan
OD
OS
Konjungtiva
Kornea
Bilik mata depan
Iris
Pupil
6.
Lensa
Hiperemis (-)
Jernih
Normal
Coklat, kripte (+)
Isokor, Bulat, sentral,
RC(+)
Jernih
Hiperemis (+)
Jernih
Normal
Coklat, kripte (+)
Isokor,Bulat, sentral,
RC(+)
Jernih
RESUME
Pasien datang ke Poliklinik BKMM dengan keluhan adanya benjolan
6
dikelopak bawah mata kiri sejak 3 bulan yang lalu, pernah sembuh dan muncul
kembali seminggu yang lalu ,
kemudian semakin lama semakin besar sehingga kelopak mata bawah pada mata
kiri menjadi merah dan bengkak. Benjolan disertai rasa sakit, terutama bila
benjolan tersentuh dan terasa gatal. keluhan penglihatan kabur (-), air mata
berlebih(-),kotoran mata (-), riwayat berobat sebelumnya (+) dan sembuh .
Pada pemeriksaan inspeksi didapatkan palpebra inferior mata kiri hiperemis,
edema dan nyeri tekan , sedangkan pemeriksaan oftalmologi (visus ) tidak dapat
dilakukan dikarenakan pasien tidak kooperatif saat diperiksa.
I. Diagnosis Kerja
OS Hordeolum Externa palpebra inferior
II. Diagnosis Banding
Hordeolum Interna
Kalazion
kista
III. Terapi
Non medikamentosa
Kompres dan pijat menggunakan kapas
Medikamentosa
Amoxicilin syr 3 x 1 cth
Paracetamol syr 3x1/2 cth
C.Cytrol EO 1x1 os
C.Polydex ED 4 x1 gtt os
Prognosis
Ad Vitam
: dubia ad bonam
Ad Functionam
: dubia ad bonam
Ad Sanactionam
: dubia ad bonam
Ad visam
: bonam
Ad cosmeticum
: dubia ad bonam
IV. Diskusi
A. Diskusi
Diagnosis pada pasien dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis, dan
pemeriksaan fisik oftalmologi.
Dari anamnesis pada pasien ini didapatkan data berupa adanya
benjolan pada kelopak mata bawah pada mata kiri bagian lateral. Benjolan
7
ini awalnya kecil berwarna kemerahan dan bengkak pada kelopak mata
atas. Benjolan ini kemudia semakin membesar dan disertai nyeri terutama
bila tersentuh. Keadaan ini sesuai dengan kepustakaan yang mengatakan
bahwa hordeolum awalnya hanya berupa benjolan kecil yang berwarna
kemerahan yang makin lama makin besar disetai nyeri jika tertekan.
Benjolan ini menjadi besar dan mengalami reaksi radang akibat infeksi
kuman stafilokokus atau streptokokus pada kelenjar Zeis dan Moll.
Dari pemeriksaan oftalmologi didapatkan adanya edema dan
hiperemi pada palpebra inferior okulus sinistra yang disertai nyeri.
Benjolan menonjol kearah kulit dan ikut bergerak dengan pergerakan kulit.
Hal ini sesuai dengan kepustakaan yang mengatakan bahwa hordeolum
eksterna merupakan injeksi pada kelenjar Zeis atau Moll sehinga ia
tumbuh kearah kulit dan ikut bergerak dengan pergerakan kulit.
Penanganan pada pasien yaitu dengan kompres hangat selama 10
menit sebanyak 3 kali sehari kemudian memijat bagian benjolan pelanpelan yang dilanjutkan dengan pemberain antibiotik tetes berupa
polymyxin
pada hordeolum
BAB III
PEMBAHASAN
Kelopak mata adalah bagian mata yang sangat penting. Kelopak mata
melindungi kornea dan berfungsi dalam pendisribusian dan eliminasi air mata.
Penutupan kelopak mata berguna untuk menyalurkan air mata ke seluruh
permukaan mata dan memompa air mata melalui punctum lakrimalis.
Kelainan yang didapat pada kelopak mata bermacam-macam, mulai dari yang
jinak sampai keganasan, proses inflamasi, infeksi mau pun masalah struktur
seperti ektropion, entropion dan blepharoptosis. Untungnya, kebanyakan dari
kelainan kelopak mata tidak mengancam jiwa atau pun mengancam penglihatan.1
Hordeolum adalah salah satu penyakit yang cukup sering terjadi pada kelopak
mata. Secara klinis kelainan ini sering sulit dibedakan dengan kalazion akut.
Hordeolum merupakan infeksi lokal atau proses peradangan pada kelopak mata.
Bila kelenjar Meibom yang terkena disebut hordeolum internum, sedangkan bila
kelenjar Zeiss atau Moll yang terkena maka disebut hordeolum eksternum.2
Hordeolum biasanya menyerang pada dewasa muda, namun dapat juga terjadi
pada semua umur, terutama orang-orang dengan taraf kesehatan yang kurang.
9
1. Kulit
Kulit pada palpebra berbeda dari kulit bagian lain tubuh karena tipis,
longgar, dan elastis, dengan sedikit folikel rambut, tanpa lemak subkutan.
2. Muskulus Orbikularis okuli
Fungsi otot ini adalah untuk munutup palpebra. Serat ototnya mengelilingi
fissura palpebra secara konsentris dan meluas sedikit melewati tepian
orbita. Sebagian serat berjalan ke pipi dan dahi. Bagian otot yang terdapat
di dalam palpebra dikenal sebagai bagian pratarsal; bagian diatas septum
orbitae adalah bagian praseptal. Segmen luar palpebra disebut bagian
orbita. Orbikularis okuli dipersarafi oleh nervus facialis.
3. Jaringan Areolar
Terdapat di bawah muskulus orbikularis okuli, berhubungan degan lapis
subaponeurotik dari kujlit kepala.
4. Tarsus
Struktur penyokong utama dari palpebra adalah lapis jaringan fibrosa
padat yang disebut tarsus superior dan inferior. Tarsus terdiri atas jaringan
10
11
B. DEFINISI
Hordeolum ( stye ) adalah infeksi atau peradangan pada kelenjar di tepi
kelopak mata bagian atas maupun bagian bawah yang disebabkan oleh bakteri,
biasanya oleh kuman Stafilokokus (Staphylococcus aureus). Hordeolum dapat
timbul pada 1 kelenjar kelopak mata atau lebih. Kelenjar kelopak mata tersebut
meliputi kelenjar Meibom, kelenjar Zeis dan Moll.
Hordeolum adalah infeksi kelenjar pada palpebra. Bila kelenjar Meibom
yang terkena, timbul pembengkakan besar yang disebut hordeolum interna.
12
Sedangkan hordeolum eksterna yang lebih kecil dan lebih superfisial adalah
infeksi kelenjar Zeiss atau Moll.5
Hordeolum Eksternum
Adalah infeksi kelenjar sebaceous dari Zeis di dasar bulu mata,
atau infeksi pada kelenjar keringat apokrin dari Moll. [1Hordeolum
eksternum terbentuk pada bagian luar palpebra dan dapat dilihat sebagai
benjolan merah kecil.3
Hordeolum Internum
Adalah infeksi pada kelenjar sebaceous meibom yang melapisi
bagian dalam kelopak mata. Penyakit ini juga menyebabkan benjolan
merah di bawah palpebra (pada konjunctiva tarsalis) dan tampak dari luar
sebagai bengkak dan kemerahan. Hordeolum internum mirip dengan
chalazia, tetapi cenderung lebih kecil dan lebih menyakitkan dan biasanya
tidak menghasilkan kerusakan permanen. Hordeolum internum ditandai
dengan onset akut dan biasanya pendek durasinya (7-10 hari tanpa
pengobatan) dibandingkan dengan chalazia yang kronis dan biasanya tidak
sembuh tanpa intervensi.4
13
Gb 3. Hordeolum eksterna10
Gb 4. Hordeolum interna 2
Pada hordeolum eksternus benjolan ikut bergerak dengan pergerakan kulit,
benjolan menonjol ke arah kulit, dan bila mengalami supurasi benjolanmemecah
sendiri ke arah kulit. Sedangkan pada hordeolum internus benjolan tidak ikut
bergerak dengan pergerakan kulit, benjolan menonjol ke arah konjungtiva dan
karena letaknya dalamtarsus jarang memecah sendiri.
C. ETIOLOGI
Hordeolum merupakan infeksi yang disebabkan oleh bakteri
Staphylococcus dan Streptoccocus pada kelenjar sebasea kelopak mata.
Staphylococcus aureus merupakan agent infeksi pada 90-95% kasus
hordeolum. 1,3
D. FAKTOR RESIKO 4
1. Penyakit kronik.
2. Kesehatan atau daya tahan tubuh yang buruk.
3. Peradangan kelopak mata kronik, seperti Blefaritis.
4. Diabetes
14
Pembengkakan
Tanda 7
-
Eritema
Edema
Keluhan utama dapat berupa bengkak dan kemerahan pada kelopak mata yang
terasa nyeri untuk hoedeolum internum, dan bisul atau benjolan kmerahan, dapat
disertai nanah atau tidak pada hordeolum eksternum
15
GEJALA TAMBAHAN
Selain keluhan utama diatas hordeolum juga dapat disertai dengan
beberapa gejala tambahan, yaitu :
DIAGNOSIS BANDING
Beberapa diagnosis banding untuk keluhan diatas (menurut Andrew T.
Raftery) :
Hordeolum
Kalazion
Blepharitis12,13
Kalazion
Kalazion merupakan peradangan lipogranulomatosa kelenjar meibom yang
tersumbat. Pada kalazion terjadi penyumbatan kelenjar meibom dengan infeksi
ringan yang mengakibatkan peradangan kronis kelenjar tersebut. Pada kalazion
terbentuk nodul pada palpebra yang bersifat keras dan tidak nyeri.9
Awalnya dapat berupa radang ringan dan nyeri tekan mirip hordeolumdibedakan dari hordeolum karena tidak ada tanda-tanda radang akut. Kalazion
16
cenderung membesar lebih jauh dari tepi kelopak mata daripada hordeolum.
Selain itu, kalazion berbeda dengan hordeolum dimana biasanya tidak
menimbulkan rasa sakit meskipun terasa kekakuan akibat pembengkakan, serta
berbeda dari segi ukurannya. Kalazion cenderung lebih besar dari hordeolum
17
18
Hordeolum internum dibuat insisi pada daerah fluktuasi pus, tegak lurus
pada margo palpebra.
19
H. KOMPLIKASI
Komplikasi
hordeolum
dapat
berupa
mata
kering,,
abses,
dan
selulitis palpebra yang merupakan radang jaringan ikat jarang palpebra di depan
septum orbita dan abses palpebra.8
I. PENCEGAHAN
Jaga kebersihan wajah dan membiasakan mencuci tangan sebelum
menyentuh wajah agar hordeolum tidak mudah berulang. 1,5
Usap kelopak mata dengan lembut menggunakan washlap hangat untuk
membersihkan ekskresi kelenjar lemak.
Jaga kebersihan peralatan make-up mata agar tidak terkontaminasi oleh
kuman.
Gunakan kacamata pelindung jika bepergian di daerah berdebu.
20
KESIMPULAN
Hordeolum merupakan infeksi lokal atau proses peradangan pada kelopak
mata. Bila kelenjar Meibom yang terkena disebut hordeolum internum, sedangkan
bila kelenjar Zeiss atau Moll yang terkena maka disebut hordeolum eksternum.
Staphylococcus aureus adalah agent infeksi pada 90-95% kasus
hordeolum.
Gejala dan tanda hordeolum antara lain bengkak, nyeri pada kelopak mata,
perasaan tidak nyaman dan sensasi terbakar pada kelopak mata, memiliki riwayat
penyakit yang sama, eritema, edem, nyeri bila ditekan di dekat pangkal bulu
mata. Seperti gambaran absces kecil.
Penatalaksanaan terdiri dari perawatan umum seperti kompres hangat,
antibiotik topikal atau pun sistemik dan pembedahan.
21
DAFTAR PUSTAKA
1. Ilyas HS. Hordeolum. Dalam : Ilmu Penyakit Mata. Edisi ketiga. Balai
Penerbit FKUI. Jakarta, 2004 : 92-4.
2. Sidarta, I. Ilmu Penyakit Mata, Edisi III, Cetakan I, Balai Penerbit FK UI,
Jakarta. 2004: Hal 92-94
3. Emergency
Medicine
News.
http://journals.lww.com/em-
news/Fulltext/2002/06000/Diagnosis__A_Hordeolum.8.aspx.
diakses
22
23