Anda di halaman 1dari 3

memiliki ciri yang serupa karena terdiri dari komponen proksimal (selang ventrikel), katup, dan

komponen distal. Selang ventrikel dimasukkan ke intrakranial melalui sebuah lubang bor / burr

hole di frontal atau parietoksipital (biasanya sisi kanan yang dominan). Ujung selang ventrikel

diarahkan ke kornu frontal dari ventrikel lateral, dimana tidak terdapat pleksus koroid sehingga

menggurangi resiko sumbatan selang ventrikel oleh struktur tersebut (Ashari, 2011).

Terdapat berbagai macam bentuk katup yang diproduksi. Semuanya bertujuan untuk mengatur

aliran cairan otak melalui sistem katup satu arah. Katup yang ada saat ini diatur berdasarkan

differential pressure valves, flow - regulating valves, dan siphon - resisting valves. Tekanan yang

menyebabkan terbukanya katup pada alat shunt disebut opening pressure. Secara umum

terdapat katup tekanan rendah, sedang, dan tinggi merujuk pada opening pressure sekitar 5, 10,

dan 15 cm H2O. Aliran cairan otak baru akan terjadi jika tekanan intraventrikular melebihi

opening pressure dari katup alat shunt. Flow - regulating valves mampu mempertahankan aliran

cairan otak yang tetap walaupun terjadi perubahan tekanan dan posisi. Siphon - resisting valves

digunakan untuk mencegah pengaliran berlebih dari cairan serebrospinal akibat pengaruh

gravitasi. Pilihan penggunaan jenis katup tergantung pengalaman dari ahli bedah saraf. Sampai

saat ini belum terdapat data tentang keunggulan satu jenis katup dibanding yang lain (Ashari,

2011).

Selang distal dapat diletakkan di rongga peritoneal, atrium kanan jantung, rongga pleura, dan

kandung kemih. Tempat yang paling sering digunakan adalah rongga peritoneum karena

ruangannya yang besar memungkinkan memasukkan selang peritoneal yang panjang sehingga

dapat mengikuti pertumbuhan tubuh dengan kebutuhan revisi yang rendah, memiliki
kemampuan absorbsi yang efisien, mudah diakses dan jika terjadi infeksi biasanya lebih

terlokalisir (Ashari, 2011).

Hasil dari pemasangan shunt ini dapat terlihat pada minggu -minggu pertama setelah

pemasangan. Sedangkan pada NPH, hasil akhir dari pemasangan mungkin akan terlihat dalam

waktu yang lebih lama (Long, 2012).

Tipe - tipe shunt serebral antara lain :

Ventrikulo - peritoneal shunt (VP shunt). Prosedur yang paling sering dilakukan dalam

terapi hidrosefalus. Cairan dialirkan dari ventrikel lateral atau ventrikel III menuju rongga

peritoneum dan diserap menuju aliran darah.

Ventriculo - atrial shunt (VA shunt). Shunt ini mengalirkan CSS menuju atrium jantung dan

langsung bergabung dengan aliran darah. Shunt ini lebih sering digunakan pada anak dengan

hidrosefalus obstruktif.

Ventriculo-cisternal shunt (Torkildsen procedure,) digunakan pada obstruksi aliran dari

ventrikel menuju rongga subarakhnoid. Sehingga dipasangkan shunt yang langsung

menghubungan sistem ventrikel dengan rongga subarakhnoid (Aldirch, 2001).

Komplikasi dan malfungsi shunt sering terjadi. Beberapa komplikasi shunt adalah sebagai berikut

(Long, 2012) :

Infeksi

Infeksi shunt ditemukan pada 7 - 29 % kasus. Kebanyakan infeksi didapatkan saat operasi dan 70

% muncul dalam 2 bulan pertama. Sekitar ½ kasus infeksi disebabkan oleh Stafilokokus
epidermidis, yang kemudian disusul oleh S. aureus, dan organisme gram negative lainnnya.

Manifestasinya berupa demam yang ringan, malaise, iritabilitas dan mual, namun tidak ada iritasi

meningeal.

Disfungsi Shunt

Disfungsi shunt mungkin muncul dengan gejala iritabilitas, letargi, kebingungan, sakit kepala yang

tidak menghilang dengan perubahan posisi kepala. Oklusi kateter proksimal di ventrikel

merupakan tempat yang paling sering tersumbat, telah dilaporkan

Anda mungkin juga menyukai