Ayat ini sebetulnya ada korelasinya dengan ayat AThalaq tadi jika tadi
orang yang tidak bertaqwa akan di berikan masalah dan dicegah rejekinya
maka ketika beristighfar dan bertaubat maka Allah akan membuka kembali
pintu rejekinya. Sayid Qutub berkata : Allah menyandingkan kata rezeki
dengan istighfar ini banyak ayat dalam Al-Quran.
3. Syukur terhadap nikmat Allah
Hal ini juga telah dijelaskan dalam Al-quran
)7: (
"Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: "Sesungguhnya jika
kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika
kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".
(Ibrahim :7)
Cara bersyukur ini dilakukan dengan tiga cara yang pertama syukur
dengan lisan (Asyukru billisan) dengan mengucapkan kalimat-kalimat yang
baik yang mencerminkan rasa syukur kita terhadap Allah swt seperti
Alhamdulillahirabbil alamin. Yang kedua sukur dengan hati atau (Assyukru
bilqolb) yaitu dengan meyakini dalam hati bahwa kenikmatan yang diberikan
kepada kita apapun bentuk dan jumlahnya berasal dari Allah swt bukan
semata-mata kerja keras kita. Kemudian yang ketiga syukur dengan anggota
badan atau (Asyukru bil jawarih) yaitu bersyukur dengan anggota badan
dalam arti menggunakan kenikmatan-kenikmatan yang diberi Allah swt
dalam rangka melakukan ketaatan atau ketika diberi rezeki semakin
melakukan ketaatan kepadaNya.
4. Ikhraju Shodaqoh (Mengeluarkan sedekah)
Adapun dalam al-quran yang menyatakan bahwa dengan sedekah
akan melipatgandakan rejeki kita sangat banyak sekali diantaranya,
(39 : )
Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya
dan Dia lah Pemberi rezeki yang sebaik-baiknya (saba : 39)
Dalam ayat lain Allah berfirman
Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang
menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih
yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah
melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha
Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.(Al-Baqarah : 261)
Rasul menegaskan kembali :
sedekah dengan harta tidak
akan menambah rejeki berkurang.
5. Sholat Dhuha
Salah satu hadist Rasul yang menjelaskan hal ini,
( ) :
Rosulullah SAW bersabda: Allah berfirman, wahai anak adam,janganlah
sekali- kali engkau malas melakukan sholat 4 rakaat pada pagi hari (sholat
dhuha) karena akan kucukupi kebutuhanmu hingga sore hari(HR.Tirmidzi)
Dalam hadist muslim juga telah dijelaskan, Rasulullah saw bersabda:
Setiap pagi setiap persendian salah seorang diantara kalian harus
(membayar) sadhaqah, maka setiap tasbih adalah sadhaqah, setiap tahmid
adalah sadhaqah, setiap tahlil adalah sadhaqah, setiap takbir adalah
sadhaqah, amar maruf adalah sadhaqah, mencegah kemungkaran adalah
sadhaqah, tetapi dua rakaat dhuha sudah mencukupi semua hal tersebut
(HR Muslim).
6. Membantu hajatnya orang lain
Sebagaimana sabda Rasulullah saw,
( )
Barang siapa yang membantu hajat saudaranya maka Allah akan
membantu hajatnya
Dalam hadist lain,
( )
Dan barang siapa memudahkan memudahkan orang yang susah maka akan
dimudahkan oleh Allah di dunia dan akherat, dan Allah akan menaungi
seseorang hamba yang selalu memberi naungan kepada saudaranya.
7. Menikah dan beranak-pinak
Hal ini sudah dijelaskan dalam Al-quran,
(32 : )
Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orangorang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan
hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan
memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberianNya) lagi Maha Mengetahui. (Annur: 32)
Kemudian rezeki akan semakin bertambah disaat memiliki keturunan,
sebagaimana janji Allah swt.
janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan.
Kami akan memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka (Al-Anam : 151 )
8. berahlaq baik
Setiap akhlaq yang baik akan melahirkan sesuatu yang baik atau bisa
disebut dengan rezeki. Contoh akhlak yang baik seperti Shidiq (Jujur ) Orang
yang jujur itu memang dalam jangka pendek menyengsarakan, akan tetapi
dalam jangka panjang kalau dia bersabar akan mendapatkan rezeki yang
berlimpah daripada orang yang tidak jujur. Sebagai contoh seorang pegawai
yang jujur maka dia akan mendapat kepercayaan dari atasanya kemudian
dinaikkan pangkatnya ditambah gajinya. Sebaliknya seorang pegawai yang
tidak jujur dalam jangka pendek dia bisa mendapatkan banyak uang karena
ketidak jujuranya dengan menipu dan mencuri akan tetapi pasti suatu saat
akan tercium kelakuanya tersebut yang akhirnya bisa diberhentikan dari
jabatanya atau dipecat. Disamping jujur contoh yang lain yaitu amanah (bisa
dipercaya) tidak pernah berkhianat terhadap amanat yang diberikan
kepadanya tapi sebaliknya dia akan menjalankan amanah tersebut dengan
maksimal. Dengan demikian dia akan selalu dipercaya oleh orang lain, dan
tidak mudah untuk memnbangun kepercayaan itu. Contoh yang lain seperti
Sabar dalam arti tidak mudah menyerah, ulet dan tekun seperti sebuah kata
mutiara Maan tsabat nabat barang siapa yang sabar/tegar maka ia akan
berkembang.
9. Silaturahim
Amalan ini sangat dianjurkan oleh Rasulullah dan memiliki fadhilah
melapangkan rejeki, beliau bersabda,
( )
Barang siapa yang senang untuk dilapangkan rezekinya dan dilapanjangkan
umurnya maka hendaklah dia menyambung tali silatu rahim (HR. Muslim)
Karena dalam silatu rahmi ini akan saling berkenalan, bertukar
informasi, saling berintraksi. Dengan demikian pastilah ada pengalaman
yang bisa saling diberikan, ada tambahan ilmu dan persaudaraan. yang ini
semua adalah salah satu bentuk dari rezeki.
itu. Maka berikut ini kami bahas lebih lanjut tentang bagaimanakah tata
aturan Islam bagi seorang muslim dalam mencari rizki yang halal.
III. Pembahasan
Sebelum menelusuri lebih jauh tentang hadits-hadits yang menerangkan
tentang rizki yang halal, tidak ada salahnya jika kita mengetahui lebih
dahulu tentang arti dari rizki itu sendiri, adapun arti rizki ialah sesuatu yang
dapat diambil manfaatnya oleh makhluk hidup. Hal kedua yang perlu kita
ketahui adalah kata halal. Kata halal berasal dari kata kata yang berarti
lepas dari ikatan atau tidak terkait. Sesuatu yang halal adalah lepas dari
ikatan bahaya duniawi dan ukhrawi.
Jadi rizki yang halal adalah sesuatu yang dapat diambil manfaatnya dan
boleh dikerjakan atau dimakan dengan pengertian bahwa yang
melakukannya tidak mendapat sanksi dari Allah. Selain itu memohon dan
berdoa juga termasuk salah satu bagian dalam usaha mencari rizki.
Hadits di bawah ini akan dibahas hadits-hadits mengenai dorongan mencari
rizki yang halal.
a. Hadits Abdullah bin Umar tentang orang memberi lebih baik dari orang
yang menerima
:
{ }
Artinya :
Bercerita kepada kita Abu Numan berkata telah bercerita pada kita
Khammad bin Zaid dari Ayyub dari Nafi bin Umar r.a dia berkata: saya telah
mendengar Nabi Saw bercerita kepada kita Abdullah bin Maslamah dari
Malik bin Nafi. Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar r.a : di atas mimbar
Rasulullah SAW berbicara tentang sedekah, menghindari dari meminta
pertolongan (keuangan) kepada orang lain, dan mengemis kepada orang
lain, dengan berkata tangan atas lebih baik dari tangan di bawah. Tangan di
atas adalah tangan yang memberi, tangan di bawah adalah tangan yang
mengemis.
Pada lafadz
, yang dimaksud adalah menyebut keutamaan
shodaqoh dan taaffuf (menjaga diri dari perbuatan meminta-minta). Dan
pada lafadz adalah orang yang mau menerima, maksudnya orang
yang tidak mau memberi dan diartikan pula orang yang meminta-minta.
diartikan orang yang memberi shodaqoh.
Dari hadits di atas dapat diambil kesimpulan bahwa orang yang memberi
lebih baik daripada orang yang meminta-minta. Karena perbuatan memintaminta merupakan perbuatan yang mengakibatkan seseorang menjadi tercela
dan hina.
Sebenarnya meminta-minta itu boleh dan halal, tetapi boleh disini diartikan
bila seseorang dalam keadaan tidak mempunyai apa-apa pada saat itu,
dengan kata lain yaitu dalam keadaan mendesak atau sangat terpaksa
sekali. Jadi perbuatan meminta-minta itu dikatakan hina jika pekerjaan itu
dalam keadaan serba cukup, sehingga akan merendahkan dirinya sendiri
baik di mata manusia maupun dalam pandangan Allah SWT di akhirat nanti.
Orang yang dermawan lebih utama dari pada orang yang kerjanya hanya
meminta-minta saja. Jadi bagi mereka yang memperoleh banyak harta harus
diamalkan orang yang membutuhkan, sebab Islam telah memberi tanggung
jawab kepada orang muslim untuk memelihara orang-orang yang karena
alasan tertentu tidak bisa memenuhi kebutuhan hidupnya, yaitu melalui
zakat dan shadaqah dan Islam tidak menganjurkan hidup dari belas kasihan
orang lain atau dengan kata lain Islam tidak menyukai pengangguran dan
mendorong manusia untuk berusaha.
Dalam hadits ini juga berkaitan dengan kisah Nabi yang diriwayatkan oleh
Ahmad, Bukhari dan Muslim dari Ibnu Khizam yang mana terjadi dialog
antara Nabi dengan sahabat yang bernama Hakim, di situ dalam
percakapannya hakim meminta sesuatu dari Rasulullah, maka di situ beliau
memberikannya hingga dua kali, yang mana terakhir disertai dengan
sabdanya : Hai Hakim, sesungguhnya harta itu sesuatu yang manis dan
menyenangkan, maka barang siapa yang mengambilnya dengan sikap
kedermawanan diri tentu diberkati Allah apa yang diperolehnya, barang
siapa mengambilnya dengan sikap diri yang menghambur-hamburkan
tidaklah harta itu diberkati dan dinamakan tiada menyenangkan. Tangan di
atas lebih baik daripada tangan di bawah.
b. Hadits Abu Hurairah tentang menjual kayu bakar lebih baik dari pada
meminta-minta
{ }
Artinya :
Bercerita kepada kita Yahya bin Bakir bercerita kepada kita Laits dari Uqail
dari Ibnu Syihab dari Abi Ubaid Maula Abdurrahman bin Auf sesungguhnya
telah mendengar dari Abu Hurairah r.a. dia berkata : Rasulullah bersabda
Mencari kayu bakar seberkas lalu dipikul di atas punggungnya terus dijual
itu lebih baik bagi seseorang dari pada mengemis kepada orang lain yang
kadang-kadang diberinya atau tidak.
Makna hadits tersebut adalah bahwasanya Rasulullah SAW menganjurkan
untuk kerja dan berusaha serta makan dari hasil keringatnya sendiri, bekerja
dan berusaha dalam Islam adalah wajib, maka setiap muslim dituntut
bekerja dan berusaha dalam memakmurkan hidup ini. Selain itu jika
mengandung anjuran untuk memelihara kehormatan diri dan menghindarkan
diri dari perbuatan meminta-minta karena Islam sebagai agama yang mulia
telah memerintahkan untuk tidak melakukan pekerjaan yang hina.
Dalam menari rizki harus mengenal ketekunan dan keuletan. Rasulullah
memerintah mereka bekerja dengan kemampuan kerja dan memberinya
dorongan agar tidak merasa lemah dan mengharapkan belas kasihan orang
lain. Dalam al-Quran menyatakan bahwa pertolongan Allah hanya datang
kepada mereka yang berusaha dengan komitmen dan kesungguhan. Dalam
surat al-Isra ayat 84 menyatakan bahwa seseorang harus bekerja sesuai
dengan bakat dan kemampuan :
Artinya : Katakanlah: "Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masingmasing." Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya.
(al-Isra : 84)
c. Hadits Miqdam bin Madikariba tentang Nabi Daud makan dari usahanya
sendiri
{ }
Artinya :
Telah bercerita Ibrahim bin Musa dikabarkan pada kita Isa bin Yunus dari
Tsaurin dari Khalid bin Madan Diriwayatkan dari al-Miqdam ra : Nabi Saw
pernah bersabda, tidak ada makanan yang lebih baik dari seseorang
kecuali makanan yang ia peroleh dari uang hasil keringatnya sendiri. Nabi
Allah, Daud as, makan dari hasil keringatnya sendiri.
Dari hadits tersebut dijelaskan bahwa rizki yang paling baik adalah rizki yang
di dapat dari jalan yang dihalalkan Allah SWT, serta dari usaha diri sendiri.
Dengan mengambil contoh, bahwasanya Nabi Daud as adalah seorang Nabi,
akan tetapi beliau makan dari hasil tangannya sendiri. Dengan cara
membuat pakaian (rompi/baju perang) dari besi dan diperjual belikan kepada
kaumnya.
d. Hadits Abu Hurairah r.a tentang Nabi Zakariya seorang tukang kayu
.
{ }
Artinya :
Telah bercerita pada kita Haddab bin Kholid telah bercerita pada kita
Khammad bin Salamah dari Tsabit dari Abi Raafi dari Abu Hurairah ra.
Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda : Bahwa Nabi Zakariya as, adalah
seorang tukang kayu
Dalam hadits di atas memberi ketegasan bahwa pekerjaan apapun tidak
dipandang rendah oleh Islam, hanya perlu ditekankan bahwa dalam
berusaha harus memperhatikan prosesnya yang terkait dengan halal dan
haram.
Firman Allah SWT :
{168 : }
Artinya :
Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat
di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; (QS. AlBaqarah : 168)
Nabi adalah contoh dan suritauladan bagi umatnya seperti yang tertera pada
hadits ini bahwa Nabi pun mengajarkan kita bahwa bekerja apapun asalkan
halal, maka kita boleh melakukannya.
Nabi Muhammad sendiri pun pernah menggembala kambing milik penduduk
Makkah sebelum menjadi Nabi. Hal ini menunjukkan bahwa prosesi Nabi dan
Rasul itu tidak merintangi tugasnya sebagai pembawa risalah kebenaran dari
Allah SWT.
IV. Penutup
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa mencari rizki yang halal
itu wajib. Sedangkan rizki yang halal adalah sesuatu yang dapat diambil
manfaatnya baik diri sendiri maupun keluarganya. Dan dalam mencari rizki
yang halal, Islam mendorong umatnya untuk tidak memperhatikan jenis
pekerjaan, asalkan pekerjaan itu halal. Dalam artinya bahwa yang
melakukannya tidak mendapat sanksi dari Allah SWT.
Dalam hadits di atas berarti diperintahkan untuk mencari rezeki yang halal.
Janganlah rezeki tadi dicari dengan cara bermaksiat atau dengan
menghalalkan segala cara. Kenapa ada yang menempuh cara yang haram
dalam mencari rezeki? Di antaranya karena sudah putus asa dari rezeki Allah
sebagaimana disebutkan dalam hadits di atas.
Intinya karena tidak sabar. Seandainya mau bersabar mencari rezeki, tetap
Allah beri karena jatah rezeki yang halal sudah ada. Coba renungkan
perkataan Ibnu Abbas berikut ini. Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma berkata,
Seorang mukmin dan seorang fajir (yang gemar maksiat) sudah ditetapkan
rezeki baginya dari yang halal. Jika ia mau bersabar hingga rezeki itu diberi,
niscaya Allah akan memberinya. Namun jika ia tidak sabar lantas ia tempuh
cara yang haram, niscaya Allah akan mengurangi jatah rezeki halal
untuknya. (Hilyatul Auliya, 1: 326)
Tawakal artinya berserah diri pada Allah SWT. Dalam proses pencarian
rezeki, kita hendaknya selalu percaya pada Allah SWT. Sehingga ketika
kita mendapati kejadian yang tidak diharapkan dalam proses
penjemputan rezeki, kita mengembalikan semua perkara itu Allah SWT
untuk mencari hikmahnya, selalu berbaik sangka kepada Allah dan
tetap berusaha menjemput rezeki yang baik. Sebagaimana QS. AtThalaaq 3 yang artinya : Dan memberinya rezki dari arah yang tiada
disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah
niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah
melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah
telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.
3. Perbuatan dosa dan maksiat
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW : Sesungguhnya seseorang
terjauh dari rezeki disebabkan oleh perbuatan dosanya. (HR. Ahmad).
Maka segeralah bertobat dan menjauhi maksiat, agar rezeki kita
semakin lancar.
4. Terlalu sibuk dengan duniawi
Mencari dunia tidak dilarang. Malahan bagus bila kita mencari dunia,
untuk keperluan akherat, misal menampung anak-anak yatim. Namun
jangan sampai kesibukan duniawi kita, membuat lalai pada Allah SWT.
5. Malas bersedekah
Sedekah adalah salah satu cara memperlancar rezeki. Sedekah sekecil
apapun akan dibalas, meski itu sebesar biji sawi. Satu sedekah akan
dibalas Allah sebanyak 7 kali, bahkan sampai 700 kali. Firman Allah
SWT pada QS. Al-Baqarah 261 : Perumpamaan (nafkah yang
dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan
Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh
bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan
(ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas
(karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui. Maka dari itu, ayolah semangat
bersedekah, dimulai dengan tetangga sekitar kita yang membutuhkan.
MAKALAH
QURAN HADITS
MTsN 1 PELAIHAI