Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan industri yang cukup pesat di Indonesia selama 5
tahun belakangan ini menuntut tersedianya bahan baku industri yang
cukup besar. Salah satu industri yang cukup berkembang pesat di
Indonesia adalah industri besi dan baja. Peningkatan jumlah industri di
bidang besi dan baja ini dikaitkan dengan semakin dibutuhkannya besi
dan baja untuk keperluan kontruksi yang akhir-akhir ini terus
berkembang.
Peningkatan pembangunan di bidang konstruksi yang cukup pesat
di Indonesia inilah yang secara tidak langsung dapat meningkatkan
kebutuhan besi dan baja

untuk industri. Selain untuk kepentingan

kontruksi, besi dan baja juga mulai banyak dibutuhkan di industri


transportasi dan juga industri rumah tangga.
Untuk mencukupi kebutuhan besi dan baja nasional saat ini lebih
banyak dipenuhi dengan melakukan import bahan baku mentah
berupa pellet besi dari Australia atau negara lain penghasil bahan
baku tersebut seperti Cina atau Kanada. Selain dengan melakukan
impor pellet besi industri dalam negeri juga memanfaatkan besi bekas
untuk dilebur kembali.
1.2 Rumusan Masalah
Pada penulisan makalah ini, ada beberapa permasalahan yang aka
diangkat antara lain :
a. Bagaimana keterjadian pasir besi di alam ?

Page | 1

b. Bagaimana cara pengolahan pasir besi ?


c. Bagaimana potensi sumber daya pasir besi di Indonesia ?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan makalah ini
adalah :
a. Untuk mengetahui cara pengolahan pasir besi dalam dunia
pertambangan sehingga bernilai ekonomis
b. Mengetahui potensi sumberdaya pasir besi di Indonesia

Page | 2

BAB II
ISI
2.1 Pasir Besi di Alam
Di Indonesia, pasir besi dapat ditemukan di Pulau Jawa (Lumajang,
Ciamis,

Cilacap,

Banten,

Yogyakarta,dan

Tasikmalaya),

Aceh,

Sulawesi Utara (Minahasa Selatan), NTT(Kabupaten Manggarai),


Sumatera Barat, dan Bengkulu. Biasanya pasir besi terdapat di pesisir
pantai. Pasir besi terjadi akibat adanya endapan. Pembentukan pasir
besi adalah merupakan hasil dari proses kimia dan fisika dari
batuanyang bersifat andesitik hingga basalitik. Pasir besi terbentuk
secara kimia dari adanya pelarutan yang kemudian berlanjut ke
proses fisika, yaitu melalui penghancuran batuan oleh arus air,
pencucian secara berulang- ulang, pemindahan karena ombak atau
arus, dan terjadi pengendapan di sepanjang pesisir pantai yang
mengandung Fe(besi) yang menurut beberapa penilitian kandungan
tersebut datang dari batuan basalitik dan andesitik vulkanik.
Kandungan pasir besi pada setiap daerah tentu berbeda- beda. Hal itu
disebabkan oleh beberapa faktor, seperti :
1.
Batuan induk, sebagai sumber untuk terbentuknya endapan
2.

pasir besi.
Faktor fisika dan kimia(suhu, erosi dan transportasi sungai,
arus laut bawah laut dan sungai sebagai media transportasi

3.

dan akumulasi material.)


Faktor topografi (kemiringan), berperanan penting tempat

akumulasi pasir besi


Selain itu, potensi akan endapan pasir besi pada suatu daerah
dapat ditentukan dengan sebuah formula, yaitu

Page | 3

C = (L x t) x MD xSG
dengan,
C
= Sumber daya dalam ton
L
= Luas daerah pengaruh dalam m2
T
= Tebal rata- rata endapan pasir besi dalam meter
MD = Presentase kemagnetan dalam persen
SG
= Berat jenis dalam ton/m3
2.2 Genesa Pasir Besi
Pasir Besi adalah endapan pasir yang mengandung partikel bijih
besi (magnetit), yang terdapat di sepanjang pantai, terbentuk karena
proses penghancuran oleh cuaca, air permukaan dan gelombang
terhadap

batuan

asal

yang

mengandung mineral besi seperti

magnetit, ilmenit, oksida besi, kemudian terakumulasi serta tercuci


oleh gelombang air laut. Menurut N. Suwarna, dkk (1990) urutan
pembentukan batuan pada daerah kandungan pasir besi terdiri atas
batuan tua berumur Miosen Awal yang dideskripsikan breksi, warna
kelabu tua-kelabu muda, komponen andesit, basal, berukuran 0,5
5cm, lava, andesit-basal, sebagian terker sikan, terkalsitkan dan
terkhloritkan, kekar lapis, endapan pasir besi ada yang bersifat
sebagai endapan darat dan endapan Teras pantai. Endapan teras
pantai secara tidak selaras menumpangi satuan lebih tua, terdiri dari
sisipan konglomerat dan batu pasir kasar agak sedikit karbonatan,
umur Holosen. Endapan Aluvial dan endapan pantai Terdiri dari
material rombakan sungai karena pengangkatan terdiri dari kerikil,
kerakal dan pasir, terutama terjadi pada sungai besar dekat pantai
berupa endapan teras. Pembentukan endapan pasir besi memiliki
perbedaan genesa dibandingkan dengan mineralisasi logam lainnya
yang umum terdapat. Pembentukan pasir besi adalah merupakan

Page | 4

produk dari proses kimia dan fisika dari batuan berkomposisi


menengah hingga basa atau dari batuan bersifat andesitik hingga
basaltik. Proses ini dapat dikatakan merupakan gabungan dari proses
kimia dan fisika.Di daerah pantai, endapan pasir pantai di perkirakan
berasal dari akumulasi hasil desintegrasi kimia dan fisika

seperti

adanya pelarutan, penghancuran batuan oleh arus air, pencucian


secara berulang-ulang, transportasi dan

pengendapan. Menurut

Subandoro dan Pudjowaluyo (1972) endapan pasir besi seperti pada


Pulau Flores secara umum terletak pada busur batuan vulkanoplutonik yang masih mirip dengan Pulau Jawa dimana endapan besi
mengandung titan ditemukan sepanjang pantai selatan. Agaknya
batuan volkanik adalah merupakan sumber utama pasir besi pantai
yang ada sekarang. Keterjadian endapan pasir besi di sepanjang
pantai diperkirakan terjadi karena proses pelindihan, transportasi dan
akumulasi serta pengendapan. Kebutuhan bahan baku besi dalam
industri alat berat seperti industri baja /konstruksi, otomotif serta
industri alat berat lainnya pada tahun-tahun terakhir ini permintaannya
meningkat secara tajam. Besi sebagai salah satu bahan baku utama
dalam industri baja dan industri alat berat lainnya di Indonesia,
keberadaannya akhir-akhir ini memiliki peranan yang sangat penting.
Potensi sebarannya luas dan banyak di berbagai pulau di Indonesia,
seperti

di

Sumatra,

Jawa,

Kalimantan,

Sulawesi,

kawasan

Nusatenggara, Kepulauan Maluku ~ Papua. Sejauh ini kegiatan


eksplorasi dan inventarisasi berkaitan dengan endapan besi tersebut

Page | 5

belum dilakukan secara menyeluruh, dan sistimatis. Keterdapatan


/keterjadian endapan besi dapat dikelompokan menjadi tiga jenis.
Pertama endapan bijih besi primer, terjadi karena proses hidrotermal,
kedua endapan besi laterit terbentuk akibat proses pelapukan dan
ketiga endapan besi sekunder ( pasir besi) adalah merupakan
kelompok mineral rombakan. Untuk mengetahui pembentukan pasir
besi dilakukan dengan metoda pemetaan permukaan. Pemetaan
permukaan dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh hubungan
antara geologi yang ada dengan pembentukan endapan pasir besi di
daerah tersebut. Pengukuran dengan teodolit jenis TO dilakukan untuk
membuat baseline dan crossline titik-titik pemboran. Penentuan posisi
titik pertama dalam pengukuran referensinya adalah dengan data
GPS. Pemboran dilakukan pada daerah pantai yang mengandung
pasir besi dengan interval panjang (baseline) 400 meter dan lebar
(crossline) 200 meter. Pekerjaan pemboran dilakukan dengan
menggunakan bor tangan (hand auger) jenis Doomer yang
dilengkapi dengan casing berdiameter 2,5 inchi. Proses separasi
magnetik dilakukan dengan metode increment. Hasil dari increment
dipergunakan untuk menentukan nilai MD. Nilai magnetic degree
(MD) diperoleh dari hasil pengukuran berat konsentrat dibagi berat
asal dikalikan 100% . Sedangkan untuk mengetahui komposisi dan
kadar tiap mineral didalam pasir besi dilakukan analisa unsur Fe2O3,
Fetotal, TiO2 dan H2O terhadap sampel yang sudah menjadi
konsentrat. Endapan pasir besi yang dimasukan ke dalam perhitungan

Page | 6

sumber daya terukur mempunyai MD > 7%. Total sumber daya terukur
dihitung dengan cara menjumlahkan sumber daya tiap lubang bor.
2.3 Pengolahan Pasir Besi
Kegunaan pasir besi ini selain untuk industri logam besi juga telah
banyak dimanfaatkan pada industri semen. Selain itu manfaat dan
kegunaan pasir besi adalah bahan dasar untuk tinta kering (toner)
pada mesin fotokopi dan tinta laser, bahan utama untuk pita kaset,
pewarna serta campuran (filter) untuk cat, bahan dasar untuk industri
magnet permanent. Secara umum pasir besi terdiri dari mineral opak
yang bercampur dengan butiran-butiran dari mineral non logam
seperti, kuarsa, kalsit, feldspar, ampibol, piroksen, biotit, dan
tourmalin. mineral tersebut terdiri dari magnetit, titaniferous magnetit,
ilmenit, limonit, dan hematite. Titaniferous magnetit adalah bagian
yang cukup penting, merupakan ubahan dari magnetit dan ilmenit.
Mineral bijih pasir besi terutama berasal dari batuan basaltik dan
andesitik volkanik. Indonesia sebenarnya memiliki jumlah cadangan
pasir besi dalam bentuk pasir besi titan yang termasuk banyak di
daerah Jawa Tengah dan Yogyakarta. Besar cadangan yang terukur
sampai saat ini adalah kurang lebih 230 juta ton dengan perkiraan
masih

lebih

banyak

lagi

cadangan

pasir

besi

yang

belum

tereksplorasi. Selama ini pasir besi titan yang didapatkan di Jawa


Tengah dan Yogyakarta hanya dimanfaatkan sebagai bahan baku
tambahan untuk proses manufaktur semen di Jawa dan Sumatera.
Sedangkan untuk produksi baja, pihak lokal harus mengimpor bahan
baku dari luar negeri secara keseluruhan. Dengan meningkatnya

Page | 7

kebutuhan akan produk berbasis besi-baja akhir-akhir ini, sudah


semestinya kita mulai melirik pasir besi titan asal negeri kita sendiri
sebagai

bahan

baku

produksi

besi-baja

di

Indonesia.Proses

pengolahan pasir besi berbeda dengan proses pengolahan besi biasa


yang menggunakan tanur tinggi (blast furnace). Hal ini dikarenakan
adanya logam ikutan berupa berupa titanium dalam jumlah yang
besar. Logam titanium ini mengakibatkan terak yang terbentuk
menjadi sangat kental. Hal inilah yang menjadi hambatan operasional
bagi pabrik-pabrik yang ingin memanfaatkan pasir besi titan sebagai
bahan baku produksinya, seperti PT. Krakatau Steel yang mesinmesinnya tidak cocok untuk menghadapi kendala semacam ini. Untuk
menyelesaikan masalah-masalah yang timbul, dibutuhkan pencarian
atas proses yang tepat dan teruji serta efisien agar pasir besi titan
yang ada dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya. Sebagai acuan,
digunakan proses SL/RN yang telah digunakan secara komersial dan
dimodifikasi oleh New Zealand Steel, Ltd. Dari proses yang ada ini,
akan

dilakukan

perubahan-perubahan

dan

penyempurnaan-

penyempurnaan sehingga didapatkan proses yang lebih sesuai


dengan kondisi Indonesia.Penelitian dilakukan pada beberapa tahap,
di antaranya adalah tahap benefisiasi dan optimalisasi reduksi serta
perolehan besi dan logam ikutan seperti titanium dan vanadium.
Produk-produk akhir yang didapat adalah pigmen TiO 2, logam titanium
dan Ferro Vanadium.
a. Pasir Besi Titian

Page | 8

Pasir besi titan asal Indonesia yang didapatkan di Jawa Tengah dan
Yogyakarta berasal dari pelapukan batuan-batuan andesit yang
dibawa oleh aliran sungai dan diendapkan di pantai oleh bantuan dari

gelombang laut. Hasil analisis mineral :


Melalui analisa Petrografi :
Mineral bijih tersusun atas : Magnetit (Fe 3O4), Hematit (Fe2O3), Ilmenit

(FeTiO3)
Mineral bukan bijih tersusun atas : Hypersthene, Albit, Augit, Biotit,
Kwarsa
Hasil analisa kimia didapat dalam bentuk persentase komponenkomponen yang menyusunnya. Dari hasil analisa ayak juga dapat
diketahui persentase berat masing-masing komponen dalam ukuranukuran tertentu.

b. Proses pemisahan Besi Titian Secara Fisis


Sumber gangguan dari bijih pasir besi ini berupa titanium yang
diusahakan untuk dipisahkan agar pasir besi dapat diolah secara
konvensional. Dengan menggunakan suatu alat bernama EPMA
(Electron Probe Micro Analyzer), didapat gambar citra EPMA dari pasir
besi. Dari gambar dapat terlihat keberadaan jala-jala dengan lebar 612 mikron yang berisi unsur-unsur titan dengan Fe yang tersebar
secara merata.

Mesin EPMA (Electron Probe Micro Analyzer.

Page | 9

Dengan digerus hingga 1000 mesh, titan akan terbebas dari besi
sehingga pemisahan menggunakan metode magnetik separator dapat
berjalan baik. Secara teori, pemisahan secara fisis antara besi dan
titanium dapat dilakukan, tetapi secara praktis terlalu mahal dan sulit
dikerjakan

Magnetic Separator
c. Proses SL/RN (NEW ZEALAND STEEL , LTD.)
Karena proses untuk memisahkan besi dan titanium secara fisis
sulit dilakukan, maka ditempuhlah jalan lain berupa metode kimia,
yakni dengan jalur reduksi dan peleburan. New Zealand Steel, Ltd.
Merupakan perusahaan satu-satunya yang berhasil melakukan
peleburan pasir besi titan secara komersial dengan cara memodifikasi
proses SL/RN.

Gambar 4.1 Diagram Alir Modifikasi Proses SL/ RN ( New Zealand.Ltd)


Page | 10

Modifikasi yang dilakukan pada diagram di atas berupa penambahan


langkah pra-reduksi dengan memanfaatkan gas terbang (volatile
meter) dari batubara. Dari proses yang ditambahkan ini membuat TiO 2
yang terbentuk di dalam terak mudah dikeluarkan dari dalam
dapur/melter. Hal ini dikarenakan temperatur dalam dapur sangat
tinggi, yaitu kurang lebih 1700oC.
d. KEMUNGKINAN IMPROVISASI PROSES SL/RN
Proses yang dilakukan New Zealand Steel, Ltd. ini bukannya tanpa
kekurangan. Proses ini masih belum sempurna. Terdapat kekurangan
-

dan kelebihan dlam proses ini. Kekurangan yang kentara adalah :


Penggunaan batu bara khusus yang sulit didapatkan, sangat reaktif

dan temperatur fusion tinggi.


Batubara yang berlebih dari umpan yang masuk Melter akan terbakar

percuma.
Sensible heat dan chemical heat yang keluar dari Melter belum

dimanfaatkan.
Ketergantungan elektroda grafit impor.
Proses ini memiliki keuntungan berupa tidak diperlukannya preparasi
terlebih dahulu dari bijih besi sebagai bahan baku, seperti digerus
atau diaglomerasikan/pelletasi. Dari proses-proses yang dijelaskan di
atas, dilakukan improvisasi dan modifikasi untuk memproses pasir
besi titan dari Yogyakarta yang secara komposisi kimia hampir sama
dengan pasir besi titan dari New Zealand. Penyempurnaan yang

dilakukan adalah pada tahap-tahap berikut :


Reduksi
Pada tahap ini diperlakukan proses aglomerasi/pelletasi bijih dengan
cara mencampur bubuk batubara dengan ukuran yang sama. Dengan
cara demikian, diharapkan bahwa kontak yang terjadi antara pasir

Page | 11

besi titan dengan batubara menjadi lebih sempurna, sehingga proses


reduksi pada multi heart furnace dan rotary kiln dapat berjalan dengan
sempurna. Bahan imbuhan seperti betonit dan sebagian batu kapur
juga dimasukkan ke dalam proses aglomerasi dengan tujuan agar
kualitas pellet menjadi lebih kuat dan mengurangi kekentalan pada
terak pada saat proses peleburan.
Keuntungan lain yang bisa didapat ialah batubara yang dugunakan
merupakan batubara dengan jenis yang umum dan mudah diperoleh.
Sedangkan kerugian yang ditimbulkan ialah diperlukannya ongkos
tambahan pada proses penggerusan dan pelletasi. Proses reduksi ini
merupakan tahap yang memegang peran penting, karena jika terjadi
reduksi berlebihan, akan menyebabkan TiO 2 tereduksi menjadi TiO3.
Akibatnya adalah terak yang nantinya terbentuk akan menjadi sangat
kental dan mempersulit proses pengeluaran terak tersebut dari dalam
tungku. Dengan mengkalkulasi perhitungan energi bebas reaksi, kita
dapat membuat perkiraan mengenai derajat reduksi yang dikehendaki,
sehingga seluruh besi dan mayoritas vanadium akan tertinggal pada
cairan logam (hot metal) yang terdapat pada bagian bawah,
sedangkan titanium akan menjadi terak yang tertinggal pada bagian
-

atas.
Peleburan (Melting)
Proses peleburan dilakukan di dalam tungku peleburan/melter dengan
menggunakan batubara sebagai bahan bakar sebagai ganti dari
tungku busur listrik seperti dalam proses SL/RN. Pada proses dalam
tungku peleburan ini yang diharapkan adalah proses peleburannya

Page | 12

saja. Proses reduksi sangat tidak diharapkan. Pellet yang mengalami


proses reduksi akan jatuh pada daerah yang bertemperatur sangat
tinggi

(temperatur

lebur).

Hal

ini

bertujuan

untuk

mencegah

terbentuknya Ti2O3 yang akan mempengaruhi kekentalan terak.


Tungku pun harus memiliki panas yang cukup sehingga udara yang
dimasukkan harus merupakan udara yang panas (hot blast). Oleh
karena itu, bentuk melter yang paling tepat adalah Kupola dengan
angin panas atau hot blast Cupola. Baik Sensible Heat maupun
Chemical Heat, keduanya digunakan untuk memanaskan dan sebagai
pembantu proses reduksi Pellet. Dengan demikian, didapatlah
efisiensi

penggunaan

energi

yang

lebih

baik.

Sisa-sisa

gas

dimanfaatkan untuk membuat udara masuk menjadi panas (Cold Blast


Air) dan untuk tujuan yang lain-lainnya.Agar terak yang dihasilkan
bersifat

encer,

bahan

imbuhan

yang

ditambahkan

harus

diperhitungkan, baik dalam tungku peleburan maupun dalam Pellet


dengan mengacu pada diagram ternair TiO2 CaO SiO2, sehingga
berada pada daerah dengan titik lebur yang paling rendah.
e. PEMISAHAN BESI, TITANIUM DAN VANADIUM
Bila semua proses di atas berjalan seperti yang seharusnya, maka
mayoritas vanadium akan bergabung bersama dengan besi dalam
cairan logam (Hot Metal), sedangkan mayoritas titanium akan
bergabung dengan terak. Besi dapat dipisahkan dari Vanadium
dengan cara mengoksidasi cairan hot metal dengan gas oksigen
(Ladle Furnace). V2O5 pun akan keluar dan menyatu dengan terak.

Page | 13

Selanjutnya, cairan hot metal akan diproses dalam tungku converter


untuk dibuat sebagai produk-produk baja.

Unsur titanium dalam TiO2 dalam slag perlu ditingkatkan kadarnya


agar bisa diproses dalam tungku khlorinasi untuk lebih lanjut diproses
menjadi pigmen TiO2 dan logam titanium stekag melewati proses
purifikasi terlebih dahulu. V 2O5 yang terkandung dalam terak bisa
diolah menjadi V2O5 flake dan bentuk master alloy Ferro Vanadium.
DIAGRAM ALIR PROSES

Page | 14

2.4 Potensi Pasir Besi Di Indonesia


Potensi sumber daya mineral pasir besi di Indonesia sangat
berlimpah kalau seperti terlihat pada peta gambar 1, cadangan pasir
besi mulai dari Sabang yaitu Aceh, Bengkulu,Lampung, sepanjang
pantai selatan pulau jawa dan dan kawasan timur Indonesia.
Untukcadangan terukur dapat dilihat pada tabel 1.
Melihat cadangan sumber daya mineral pasir besi ini sangat
disayangkan kalau tidak ada upaya untuk pemanfaatan di dalam
negeri. Mengingat sumber daya alam maupun sumber daya manusia
yang cukup tersedia di Indonesia. Dalam hal ini memang harus ada
campur tangan dari pemerintah, sehingga industri-industri logam
dasar maupun baja yang mengunakan pasir besi cepat terealisasi.
Memang harus ada keberanian untuk memulai pemanfaatan pasir
besi ini sebagai bahan baku industri besi dan baja.
Tabel 1. Cadangan bijih besi di wilayah Indonesia
Resources/Reserves
Jenis Bijih

Lokasi

Status
(ton)

Aceh

Inferred, metal

68.000

Bengkulu

Inferred, metal
Probable,metal
Indicated, metal
Proved, metal
Indicated, metal
Measured, metal
Hypothetic, metal

430.000
5.894.000
11.925.000
8.500.000
30.727.000
118.000
1.357.000

Measured, metal

89.000

Hyphotetic, metal

2.000

Jawa Barat

Pasir Besi

Jawa Tengah
DIY
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Nusa Tenggara
Timur
Nusa Tenggara
Barat

Page | 15

Gambar 1. Peta persebaran cadangan pasir besi di Indonesia


Langkah awal keseriusan pemerintah dalam hal ini sudah mulai
terlihat dari adanya UU No. 4 tahun 2009 tentang pertambangan yaitu
UU Minerba (mineral dan batubara). Salah satu pasalnya melarang
untuk mengekspor bahan baku mentah,yaitu pada pasal 103 ayat (1)
yang menyebutkan pemegang IUP dan IUPK wajib melakukan
pengolahan

dan

pemurnian

pengolahan

dan

pemurnian

hasilpenambangan didalam negeri. Dengan pemanfaatan pasir besi di


dalam negeri untuk industri besi dan baja paling tidak bisa berdiri
empat bidang industri, yaitu industri konsentrat pasir besi, industri
pengolahan bahan baku antara (spong iron, sinter, pelet atau briket
tereduksi, dll), industri besi cor dan baja, industri hilir (flat & rolled
products, profilled products, dll). Memang pasir besi yang berada di
wilayah indonesia memiliki komposisi yang bervariasi namun hal ini
tidak mempunyai kendala berarti atau perlakuan khusus yang berbeda
dalam pengolahannya.

Page | 16

Page | 17

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pasir besi terjadi akibat adanya endapan. Pembentukan pasir besi
adalah merupakan hasil dari proses kimia dan fisika dari batuanyang
bersifat andesitik hingga basalitik. Pasir besi terbentuk secara kimia
dari adanya pelarutan yang kemudian berlanjut ke proses fisika, yaitu
melalui penghancuran batuan oleh arus air, pencucian secara
berulang- ulang, pemindahan karena ombak atau arus, dan terjadi
pengendapan di sepanjang pesisir pantai yang mengandung Fe(besi)
yang menurut beberapa penilitian kandungan tersebut datang dari
batuan basalitik dan andesitik vulkanik.
Potensi sumber daya mineral pasir besi di Indonesia sangat
berlimpah kalau seperti terlihat pada peta gambar 1, cadangan pasir
besi mulai dari Sabang yaitu Aceh, Bengkulu,Lampung, sepanjang
pantai selatan pulau jawa dan dan kawasan timur Indonesia.
Untukcadangan terukur dapat dilihat pada tabel 1.
Melihat cadangan sumber daya mineral pasir besi ini sangat
disayangkan kalau tidak ada upaya untuk pemanfaatan di dalam
negeri. Mengingat sumber daya alam maupun sumber daya manusia
yang cukup tersedia di Indonesia. Dalam hal ini memang harus ada
campur tangan dari pemerintah, sehingga industri-industri logam
dasar maupun baja yang mengunakan pasir besi cepat terealisasi.
Memang harus ada keberanian untuk memulai pemanfaatan pasir
besi ini sebagai bahan baku industri besi dan baja.
3.2 Saran

Page | 18

Potensi sumber daya pasir besi di Indonesia tidak perlu diragukan


lagi, hampir di setiap wilayah Indonesia terdapat kandungan pasir
besi, mulai dari pulau sumatera, sepanjang pantai selatan pulau jawa,
termasuk di kawasan timur Indonesia. Melihat begitu melimpahnya
sumberdaya pasir besi di indonesia ini sangat disayangkan kalau tidak
ada upaya untuk pemanfaatan di dalam negeri, mengingat sumber
daya daya manusia di Indonesia cukup tersedia. Untuk itu harus ada
campur tangan dari pemerintah agar industri-industri logam dasar
maupun baja yang menggunakan pasir besi dapat segera terealisasi.

Page | 19

DAFTAR PUSTAKA
http://pertambangan-geologi.blogspot.co.id/2011/03/potensi-pasir-besidi-banten.html/ diakses tanggal 19 April 2016
http://jurnal-indo.blogspot.co.id/2010/12/potensi-pengembangansumber-daya.html/ diakses tanggal 19 April 2016
http://realmwk.files.wordpress.com/2010/05/skema-proyek-pasir-besidi-kp-18jan2009.jpg/ diakses tanggal 19 April 2016

Page | 20

Anda mungkin juga menyukai