Anda di halaman 1dari 3

Ekosistem (http://analysiscloud.wordpress.

com/ipa-1/ekosistem/)
A. SATUAN SATUAN EKOSISTEM
Setiap organisme memerlukan tempat tunggalnya masing-masing. Tempat organisme hidup
dan berkembang disebut habitat. Di dalam habitatnya, organisme senantiasa berinteraksi dengan
lingkungannya. Kesatuan interaksi antara organisme dan lingkungannya disebut ekosistem. Ilmu
yang mempelajari ekosistem disebut ekologi. Ekosistem terdiri atas satuan-satuan ekosistem
yang saling berinteraksi.
1. INDIVIDU. Kata individu berasal dari bahasa latin individum yang berarti tidak dapat dibagi.
Dalam ekologi, individu berarti satu oeganisme. Misalnya seekor monyet dan seekor nyamuk.
2. POPULASI. Populasi merupakan sejumlah individu sejenis yang menetap di suatu daerah
pada waktu tertentu. Suatu organisme dapat disebut sejenis apabila menempati daerah yang
sama, dapat menghasilkan keturunan fertile, dan mempunyai persamaan anatomi, morfoligi dan
fisiologi.
Populasi organisme dalam suatu ekosistem senantiasa berubah dari waktu ke waktu. Populasi
organism dapat bertambah bila ada yang datang dari daerah lain (imigrasi) dan lahir (natalitas).
Sebaliknya, populasi dapat berkurang bila ada yang pindah ke daerah lain (emigrasi) dan mati
(mortalitas).
3. KOMUNITAS. Komunitas merupakan seluruh populasi yang hidup bersama dalam suatu
daerah. Populasi rumput, serangga, harimau, dan kijang dalam suatu daerah padang rumput
membentuk suatu komunitas.
4. EKOSISTEM. Di habitat suatu komunitas, terdapat benda tak hidup seperti tanah, air, udara
dan matahari. Anggota komunitas akan berinteraksi dengan benda tak hidup untuk membentuk
ekositem. Ada dua bentuk ekosistem, yaitu akosistem alami dan ekosistem buatan. Ekosistem
alami merupakan ekosistem yang terbentuk secara alami (tanpa campur tangan manusia). Contoh
ekosistem alami adalah sungai, danau, hutan hujan tropis, gurun dan laut. Ekosisten buatan
merupakan ekosistem yang terbentuk sebagai hasil kerja manusia. Contoh ekosistem buatan
adalah waduk, sawah, akuarium, kolam dan hutan wisata.
5. BIOSFER. Biosfer merupakan kumpulan ekosistem yang terdapat di bumi.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa satuan-satuan ekosisten terdiri atas
individu, populasi, komunitas, ekosistem dan biosfer.
B. KOMPONEN EKOSISTEM
Suatu ekosistem tersusun atas komponen hidup (biotik) dan komponen tak hidup (abiotik).
Komponen biotic dan abiotik saling berinteraksi dan mempengaruhi.
1. KOMPONEN ABIOTIK
Komponen abiotik yang utama antara lain air, tanah, udara dan cahaya matahari.
a. Air. Air sangat penting bagi kehidupan karena hampir 85% tubuh makhlik hidup berupa air.
Air mengandung berbagai bahan mineral yang sangat dibutuhkan tubuh organisme.
b. Tanah. Organisme memerlukan tanah karena merupakan tempat tumbuhnya tumbuhtumbuhan serta tempat berpijak dan berdiamnya binatang dan manusia. Dari tanah pula,
tumbuhan memperoleh bahan-bahan atau mineral-mineral untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
3. Udara. Faktor abiotik yang terkait dengan udara antara lain kelembapan udara, suhu udara,
curah hujan, maupun kandungan udara. Suhu lingkungan merupakan factor yang penting dalam
proses kelangsungan hidup. Beberapa jenis organisme mampu mengatur suhu tubuhnya agar
proses kehidupan dalam tubuh dapat berjalan dengan normal. Jenis organisme ini disebut
organisme endoterm. Jenis organisme lain, suhu tubuhnya tergantung suhu lingkiungannya. Jika
suhu lingkungan terlalu dingin, organisme ini akan berjemur. Jika terlalu panas, akan berteduh.
Organisme semacam ini disebut organisme ektoterm.
4. Cahaya Matahari. Selain sebagai sumber energy di bumi, cahaya matahari juga mempunyai
peranan mengatur tingkah laku organisme. Ada organisme yang aktif di siang hari dan ada
organisme yang aktif di malam hari. Cahaya matahari juga dapat menghancurkan atau
melapukkan batu-batuan sehingga memungkinkan organisme memanfaatkan mineral-mineral
hasil pelapukan batuan tersebut.
2. KOMPONEN BIOTIK
Komponen biotik adalah semua organisme hidup yang ada du lingkungan. Berdasarkan
peranannya, oprganismee dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu produsen,
konsumen dan pengurai (decomposer).
a. Produsen. Produsen adalah organisme yang mamapu menghasilkan zat makanan sendiri.
Organime yang dapat mengubah zat anorganik menjadi zat organic disebut organisme autotrof.
Jika energy cahaya digunakan organisme untuk menyusun zat organic, maka organisme tersebut
dinamakan organisme fotoautotrof, seperti tumbuhan hijau. Tumbuhan memanfaatkan cahaya
matahari untuk mengubah karbon doiksida dan air menjadi karbohidrat. Prosese pembentukan ini
disebut fotosintesis.

b. Konsumen. Konsumen adalah organisme yang tidak mampu mengubah zat anorganik menjadi
at organic sehingga harus dapatkan makanannya dengan memakan organisme lain. Organisme
lain tersebut dapat berupa tumbuhan, hewan atau sisa organisme. Organisme yang memakan
organisme lain disebut organism heterotrof.
Jika organisme heterotrof memakan organisme autotrof ini disebut konsumen primer atau
komsumen pertama. Komsumen primer juga disebut herbivora karena memakan tumbuhan.
Contohnya adalah sapi, kambing, domba dan belalang.
Organisme heterotrof yang memakan herbivora atau hewan lain disebut karnivora (makan).
Ccotoh karnivora adalah kucing, anjing, elang dan ular. Organisme yang dapat memakan
tumbuhan dan hewan disebut omnivora. Misalnya beruang, manusia, kera dan orangutan.
Organisme yang memakan sisa organisme yang telah mati disebut detritivora. Misalnya cacing
tanah, rayap dan serangga tanah. Organisme pemakan bangkai hewan yang masih utuh disebut
scavenger, misalnya burung pemakan bangkai.
c. Pengurai (decomposer). Beberapa jenis organisme mampu menguraikan sampah organic,
seperti sisa-sisa tubuh hewan dan tumbuhan, menjadi bahan-bahan anorganik. Organisme ini
disebut decomposer. Contohnya adalah bakteri dan jamur.
C. POLA INTERAKSI
Pada hakikatnya setiap organisme akan senatiasa bergantung pada organisme lain yang ada di
sekitarnya. Pola interaksi organisme melibatkan dua atau lebih organisme. Jenis, sifat dan
tingkah laku organisme di bumi sangat beraneka ragam. Karena itu, pola interaksi
antarorganisme juga beragam. Berikut ini akan dibahas berbagai pola interaksi antarorganisme.
1. Netralisme. Netralisme merupakan hubungan yang tidak saling mempengaruhi, meskipun
organisme-organisme hidup pada habitat yang sama. Contohnya kambing dan kodok di suatu
habitat sawah. Kambing makan rumput di siang hari. Kodok makan serangga di malan hari.
2. Kompetisi. Kompetisi merupakan bentuk interaksi antar indivisu sejenis atau antar populasi
dimana individu atau populasi tersebut berdasing mendapatkan sarana untuk tumbuh dan
berkembang. Kompetisi terjadi bila kedua individu mempunyai kebutuhan yang sama, sedangkan
lingkungan tidak menyediakan kebutuhan tersebut dalam jumlah yang cukup. Persaingan dapat
terjadi di antara sesame jenis (intraspesific spesies) atau antara jenis yang berbeda (interspesific
spesies). Sarana pertumbuhan yang sering menjadi pembatas dan menyebabhan persaingan
adalah air, nutrisi, cahaya dan ruang. Contohnya persaingan antara belalang dengan ulat,
kambing dengan kelinci, lebah local dengan lebah afrika dan ikan mujair dengan ikan lele
dumbo.
3. Predasi. Predasi merupakan interaksi antara pemangsa dan mangsa. Pemangsa (predator)
adalah hewan yang memangsa atau memakan. Mangsa (prey) adalah hewan yang dimangsa atau
dimakan. Di alam, predasi dapat menjaga keseimbangan alam karena dapat menekan populasi
organisme tertentu, misalnya antara tikus dengan ular, kijang dengan harimau dan zebra dengan
singa.
4. Parasitisme. Parasitisme merupakan hubungan antara dua organisme yang berbeda jenis
dimana salah satu pihak mendapat keuntungan sedangkan pihak lain mendapat kerugian. Pihak
yang diuntungkan disebut parasit. Pihak yang dirugikan disebut inang. Contohnya adalah benalu
dan tali putri yang hidup sebagai parasit pada ranting pohon, berbagai jenis cacing dan bakteri
yang hidup sebagai parasit pada tubuh hewan dan manusia.
5. Mutualisme. Interaksi ini saling menguntungkan kedua belah pihak. Pasangan organisme ini
disebut inang dan simbion. Misalnya tanaman dengan hewan penyerbuk, burung jalak dengan
kerbau dan manusia dengan bakteri usus.
6. Komensalisme. Interaksi ini hanya menguntungkan satu pihak, sedangkan pihak lain tidak
dirugikan maupun diuntingkan. Misalnya ikan remora dengan ikan hiu, ikan putzerlip dengan
hewan karang dan tumbuhan epifit.
7. Amensalisme. Amensalisme atau antibiosis adalah interaksi organisme dimana salah satu
antarorganisme menghambat pertumbuhan organisme lain. Misalnya beberapa jenis fungi
menghasilkan zat antiotik yang dapat menghambat dan membunuh mikroorganisme lain.
D. SALING KETERGANTUNGAN DI ANTARA KOMPONEN BIOTIK
Pada sebuah ekosistem akan selalu ditemukan produsen, konsumen dan pengurai. Komponenkomponen tersebut mempunyai peranan yang berbeda. Tetapi dalam melaksanakan peranannya,
komponen tersebut saling tergantung satu sama lain secara langsung maupun tidak langsung. Jika
digambarkan, interaksi antarkomponen biotic akan membentuk jaring-jaring ekologi. Jaringjaring ekologi dapat berupa rantai makanan, jaring-jaring makanan, jarring-jaring kehidupan dan
piramida makanan.
1. Rantai makanan. Proses perpindahan energy melalui proses makan dan dimakan yang
membentuk rangkaian tertentu disebut rantai makanan.
Contoh : tumbuhan dimakan kelinci, kelinci dimakan ula, dan ular dimakan elang.

2. Jaring-jaring makanan. Di alam jarang dijumpai organisme yang hanya memakan satu jenis
oranisme lain. Jarang sekali karnivora hanya memakan satu jenis herbivora dan herbivora juga
jarang memakan satu jenis tumbuhan. Dengan kata lain, di dalam ekosistem terdapat banyak
rantai makanan yang saling terkait atau berhubungan yang akan membentuk jaring-jaring
makanan. Jadi, jaring-jaring makanan adalah sekumpulan rantai makanan yang saling
berhubungan membentuk semacam jaring.
3. Jaring-jaring kehidupan. Di alam yang sangat luas ini, ternyata jaring-jaring makanan satu
dengan jaring-jaring makanan yang laian saling terkait dan akhirnya terbentuklah jaring-jaring
kehidupan.
4. Piramida makanan. Piramida makanan merupakan gambaran piramida yang menunjukkan
perbandingan makanan antara produsen, konsumen I, konsumen II sampai dengan konsumen
puncak. Di dalam piramida makanan, produsen selalu menempati dasar piramida. Konsumen
puncak (karnivora besar) seperti singa dan elang selalu menempati puncak piramida.
5. Aliran energy. Cahaya matahari adalah sumber energy. Tumbuhan hijau mampu mengubah
energy cahaya menjadi energy kimia berupa karbohidrat. Apabila tumbuhan hijau dimakan oleh
herbivora, maka zat makanan yang terdapat di dalam tumbuhan hijau berpindah ke dalam tubuh
herbivora. Begitu seterusnya sampai konsumen terakhir. Di dalam tubuh hewan, energy tersebut
akan diubah menjadi energy panas, gerak, pernapasan dan sebagian tersimpan di dalam zat
penyusun tubuh hewan. Jadi, perpindahan energy tidak dapat 100% efisien. Kaena sebagian
energy akan terbunag melalui proses respirasi, gerak, panas dan ekskresi.

Anda mungkin juga menyukai