TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi Usus
Usus halus merupakan tabung kompleks, berlipat-lipat yang membentang dari pilorus
sampai katup ileosekal. Pada orang hidup panjang usus halus sekitar 12 kaki (22 kaki
pada kadaver akibat relaksasi). Usus ini mengisi bagian tengah dan bawah rongga
abdomen. Ujung proksimalnya bergaris tengah sekitar 3,8 cm, tetapi semakin ke
bawah lambat laun garis tengahnya berkurang sampai menjadi sekitar 2,5 cm.
23
Duodenum: bentuknya melengkung seperti kuku kuda. Pada lengkungan ini terdapat
pankreas. Pada bagian kanan duodenum merupakan tempat bermuaranya saluran
empedu (duktus koledokus) dan saluran pankreas (duktus pankreatikus), tempat ini
dinamakan papilla vateri. Dinding duodenum mempunyai lapisan mukosa yang
banyak mengandung kelenjar brunner untuk memproduksi getah
intestinum.
24
23
Jejunum: Panjangnya 2-3 meter dan berkelok-kelok, terletak di sebelah kiri atas
intestinum minor. Dengan perantaraan lipatan peritoneum yang berbentuk kipas
(mesentrium) memungkinkan keluar masuknya arteri dan vena mesentrika superior,
pembuluh limfe, dan saraf ke ruang antara lapisan peritoneum. Penampang jejunum
lebih lebar, dindingnya lebih tebal, dan banyak mengandung pembuluh darah.
Ileum: ujung batas antara ileum dan jejunum tidak jelas, panjangnya 4-5 m. Ileum
merupakan usus halus yang terletak di sebelah kanan bawah berhubungan dengan
sekum dengan perantaraan lubang orifisium ileosekalis yang diperkuat sfingter dan
katup valvula ceicalis (valvula bauchini) yang berfungsi mencegah cairan dalam
kolon agar tidak masuk lagi ke dalam ileum.
24
kaki (sekitar 1,5 m) yang terbentang dari sekum sampai kanalisani. Diameter usus
besar sudah pasti lebih besar daripada usus kecil. Rata-rata sekitar 2,5 inci (sekitar 6,5
cm), tetapi makin dekat anus diameternya semakin kecil.23 Lapisan-lapisan usus besar
dari dalam ke luar adalah selaput lendir, lapisan otot yang memanjang, dan jaringan
ikat. Ukurannya lebih besar daripada usus halus, mukosanya lebih halus daripada
usus halus dan tidak memiliki vili. Serabut otot longitudinal dalam muskulus ekterna
membentuk tiga pita, taenia coli yang menarik kolon menjadi kantong-kantong besar
yang disebut dengan haustra. Dibagian bawah terdapat katup ileosekal yaitu katup
antara usus halus dan usus besar. Katup ini tertutup dan akan terbuka untuk merespon
gelombang peristaltik sehingga memungkinkan kimus mengalir 15 ml masuk dan
total aliran sebanyak 500 ml/hari.
25
Sekum adalah kantong tertutup yang menggantung di bawah area katup ileosekal
25
apendiks. Pada sekum terdapat katup ileosekal dan apendiks yang melekat pada
23
ujung sekum. Apendiks vermiform, suatu tabung buntu yang sempit yang berisi
jaringan limfoit, menonjol dari ujung sekum.
25
Kolon adalah bagian usus besar dari sekum sampai rektum. Kolon memiliki tiga
divisi.
ii. Kolon transversum: merentang menyilang abdomen di bawah hati dan lambung
sampai ke tepi lateral ginjal kiri, tempatnya memutar ke bawah fleksura splenik.
iii. Kolon desenden : merentang ke bawah pada sisi kiri abdomen dan menjadi kolon
sigmoid berbentuk S yang bermuara di rektum.
Rektum adalah bagian saluran pencernaan selanjutnya dengan panjang 12-13 cm.
24
Untuk lebih
Keterangan gambar :
26
1.
Kelenjar ludah
15.
Saluran empedu
2.
Parotis
16.
Kolon
3.
Submandibularis (bawah rahang)
17.
Kolon transversum
4.
Sublingualis (bawah lidah)
18.
Kolon ascenden
5.
Rongga mulut
19.
Kolon Descenden
6.
Amandel
20. Ileum
7.
Lidah
21. Sekum
8.
Esofagus
22.
Appendiks
9.
Pankreas
23.
Rektum
10. Lambung
24. Anus
11. Saluran pankreas
12. Hati
14. Duodenum
Fisiologi
Usus halus mempunyai dua fungsi utama yaitu pencernaan dan absorbsi bahan
bahan nutrisi, air, elektrolit dan mineral. Proses pencernaan dimulai dalam mulut
dan lambung oleh kerja ptialin, asam klorida, dan pepsin terhadap makanan yang
masuk. Proses pencernaan dilanjutkan di dalam duodenum terutama oleh kerja enzim
enzim pankreas yang menghidrolisis karbohidrat, lemak, dan protein menjadi zat
zat yang lebih sederhana. Adanya bikarbonat dalam sekret pankreas membantu
menetralkan asam dan memberikan pH optimal untuk kerja enzim enzim. Sekresi
empedu dari hati membantu proses pencernaan dengan mengemulsikan lemak
sehingga memberikan permukaan yang lebih luas bagi kerja lipase pankreas.
pencernaan disempurnakan oleh sejumlah enzim dalam getah usus
23
Proses
(sukus enterikus). Banyak di antara enzim enzim ini terdapat pada brush border vili
dan mencernakan zat zat makanan sambil diabsorbsi. Isi usus digerakkan oleh
peristaltik yang terdiri atas dua jenis gerakan, yaitu segmental dan peristaltik yang
15
diatur oleh sistem saraf autonom dan hormon. Pergerakan segmental usus halus
mencampur zat-zat yang dimakan dengan sekret pankreas, hepatobiliar, sekresi usus,
dan pergerakan peristaltik mendorong isi dari salah satu ujung ke ujung lain dengan
kecepatan yang sesuai untuk absorpsi optimal dan suplai kontinu isi lambung.
Absorpsi adalah pemindahan hasil-hasil akhir pencernaan karbohidrat, lemak
23
dan protein (gula sederhana, asam-asam lemak dan asam-asam amino) melalui
dinding usus ke sirkulasi darah dan limfe untuk digunakan oleh sel-sel tubuh. Selain
itu air, elektrolit dan vitamin juga diabsorpsi.
23
Lemak dalam bentuk trigliserida dihidrolisa oleh enzim lipase pankreas ; hasilnya
bergabung dengan garam empedu membentuk misel. Misel kemudian memasuki
membran sel secara pasif dengan difusif, kemudian mengalami disagregasi,
melepaskan garam empedu yang kembali ke dalam lumen usus, dan asam lemak serta
monogliserida ke dalam sel. Sel kemudian membentuk kembali trigliserida dan
digabungkan dengan kolesterol, fosfolipid, dan apoprotein untuk membentuk
kilomikron, yang keluar dari sel dan memasuki lakteal. Asam lemak kecil dapat
memasuki kapiler dan secara langsung menuju ke vena porta. Garam empedu
diabsorpsi ke dalam sirkulasi enterohepatik dalam ileum distalis. Dari kumpulan 5
gram garam empedu yang memasuki kantung empedu, sekitar 0,5 gram hilang setiap
hari; kumpulan ini bersirkulasi ulang 6 kali dalam 24 jam.
27,28
Protein oleh asam lambung di denaturasi, pepsin memulai proses proteolisis. Enzim
protease pankreas (tripsinogen yang diaktifkan oleh enterokinase menjadi tripsin, dan
endopeptidase, eksopeptidase) melanjutkan proses pencernaan protein, menghasilkan
asam amino dan 2 sampai 6 residu peptida. Transport aktif membawa dipeptida dan
tripeptida ke dalam sel untuk diabsorpsi.
28
29
Air dan elektrolit, cairan empedu, cairan lambung, saliva, dan cairan duodenum
menyokong sekitar 8-10 L/hari cairan tubuh, kebanyakan diabsorpsi. Air secara
osmotik dan secara hidrostatik diabsorpsi atau melalui difusi pasif. Natrium dan
klorida diabsorpsi dengan pemasangan zat telarut organik atau secara transport aktif.
Kalsium diabsorpsi melalui transport aktif dalam duodenum dan jejenum, dipercepat
oleh hormon parathormon (PTH) dan vitamin D. Kalium diabsorpsi secara difusi
pasif.
28
Usus besar mempunyai berbagai fungsi yang semuanya berkaitan dengan proses akhir
isi usus. Fungsi usus besar yang paling penting adalah mengabsorpsi air dan elektrolit,
yang sudah hampir lengkap pada kolon bagian kanan. Kolon sigmoid berfungsi
sebagai reservoir yang menampung massa feses yang sudah dehidrasi sampai defekasi
berlangsung.
23
Kolon mengabsorpsi air, natrium, khlorida, dan asam lemak rantai pendek serta
mengeluarkan kalium dan bikarbonat. Hal tersebut membantu menjaga keseimbangan
air dan elektrolit serta mencegah dehidrasi. Gerakan retrograd dari kolon
memperlambat transit materi dari kolon kanan dan meningkatkan absorpsi. Kontraksi
segmental merupakan pola yang paling umum, mengisolasi segmen pendek dari kolon,
kontraksi ini menurun oleh antikolinergik, meningkat oleh makanan, kolinergik.
Sepertiga berat feses kering adalah bakteri; 10-10/gram dimana bakteri Anaerob
lebih banyak dari bakteri aerob. Bacteroides paling umum, Escherichia coli
berikutnya. Gas kolon berasal dari udara yang ditelan, difusi dari darah, dan produksi
intralumen. Bakteri membentuk hidrogen dan metan dari protein dan karbohidrat yang
tidak tercerna.
28
Obstruksi usus (mekanik) adalah keadaan dimana isi lumen saluran cerna
tidak bisa disalurkan ke distal atau anus karena ada sumbatan/hambatan yang
disebabkan kelainan dalam lumen usus, dinding usus atau luar usus yang menekan,
atau kelainan vaskularisasi pada suatu segmen usus yang menyebabkan nekrose
segmen usus tersebut.
23
Suatu penyebab fisik menyumbat usus dan tidak dapat diatasi oleh peristaltik.
Ileus obstruktif ini dapat akut seperti pada hernia stragulata atau kronis akibat
karsinoma yang melingkari. Misalnya intususepsi, tumor polipoid dan neoplasma
stenosis, obstruksi batu empedu, striktura, perlengketan, hernia dan abses.
Obstruksi yang terjadi karena suplai saraf otonom mengalami paralisis dan
peristaltik usus terhenti sehingga tidak mampu mendorong isi usus. Contohnya
amiloidosis, distropi otot, gangguan endokrin seperti diabetes mellitus, atau gangguan
neurologis seperti penyakit Parkinson.
11
15
Suatu
penyebab fisik menyumbat usus dan tidak dapat diatasi oleh peristaltik baik sebahagian
maupun total. Ileus obstruktif ini dapat akut seperti pada hernia stragulata atau kronis
akibat karsinoma yang melingkari.
11,30,31
32
Obstruksi biasa (simple obstruction) yaitu penyumbatan mekanis di dalam lumen usus
tanpa gangguan pembuluh darah, antara lain karena atresia usus dan neoplasma
Obstruksi strangulasi yaitu penyumbatan di dalam lumen usus disertai oklusi pembuluh
darah seperti hernia strangulasi, intususepsi, adhesi, dan volvulus.
Menurut etiologinya
33
34
Perubahan patofisiologi utama pada ileus obstruktif dapat di lihat pada bagan 1.
Lumen usus yang tersumbat secara progresif akan teregang oleh cairan dan gas (70%
dari gas yang ditelan) akibat peningkatan tekanan intralumen, yang menurunkan
pengaliran air dan natrium dari lumen ke darah. Oleh karena sekitar 8 liter cairan
diekskresikan ke dalam saluran cerna setiap hari, tidak adanya absorpsi dapat
mengakibatkan penimbunan intralumen dengan cepat. Muntah dan penyedotan usus
setelah pengobatan dimulai merupakan sumber kehilangan utama cairan dan
elektrolit. Pengaruh atas kehilangan ini adalah penciutan ruang cairan ekstrasel yang
mengakibatkan syokhipotensi, pengurangan curah jantung, penurunan perfusi
jaringan dan asidosis metabolik. Peregangan usus yang terus menerus mengakibatkan
penurunan absorpsi cairan dan peningkatan sekresi cairan ke dalam usus. Efek lokal
peregangan usus adalah iskemia akibat distensi dan peningkatan permeabilitas akibat
23
Segera setelah timbulnya ileus obstruktif pada ileus obstruktif sederhana, distensi
timbul tepat di proksimal dan menyebabkan muntah refleks. Setelah mereda,
peristaltik melawan obstruksi dalam usaha mendorong isi usus melewatinya yang
menyebabkan nyeri episodik kram dengan masa relatif tanpa nyeri di antara episode.
Gelombang peristaltik lebih sering timbul setiap 3 sampai 5 menit di dalam jejunum
dan setiap 10 menit di didalam ileum. Aktivitas peristaltik mendorong udara dan
cairan melalui gelung usus, yang menyebabkan gambaran auskultasi khas terdengar
dalam ileus obstruktif. Dengan berlanjutnya obstruksi, maka aktivitas peristaltik
menjadi lebih jarang dan akhirnya tidak ada.
27
Jika ileus obstruktif kontinu dan tidak diterapi, maka kemudian timbul muntah dan
mulainya tergantung atas tingkat obstruksi. Ileus obstruktif usus halus menyebabkan
muntahnya lebih dini dengan distensi usus relatif sedikit, disertai kehilangan air,
natrium, klorida dan kalium, kehilangan asam lambung dengan konsentrasi ion
hidrogennya yang tinggi menyebabkan alkalosis metabolik. Berbeda pada ileus
obstruktif usus besar, muntah bisa muncul lebih lambat (jika ada). Bila timbul,
biasanya kehilangan isotonik dengan plasma. Kehilangan cairan ekstrasel tersebut
menyebabkan penurunan volume intravascular, hemokonsentrasi dan oliguria atau
anuria. Jika terapi tidak diberikan dalam perjalanan klinik, maka dapat timbul
azotemia, penurunan curah jantung, hipotensi dan syok.
27
Pada ileus obstruktif strangulata yang melibatkan terancamnya sirkulasi pada usus
mencakup volvulus, pita lekat, hernia dan distensi. Disamping cairan dan gas
yang mendistensi lumen dalam ileus obstruksi sederhana, dengan strangulasi ada juga
gerakan darah dan plasma ke dalam lumen dan dinding usus. Plasma bisa juga
dieksudasi dari sisi serosa dinding usus ke dalam cavitas peritonealis. Mukosa usus
yang normalnya bertindak sebagai sawar (penghambat) bagi penyerapan bakteri dan
produk toksiknya, merupakan bagian dinding usus yang paling sensitif terhadap
perubahan dalam aliran darah. Dengan strangulasi yang memanjang maka timbul
iskemik dan sawar rusak. Bakteri (bersama dengan endotoksin dan eksotoksin) bisa
masuk melalui dinding usus ke dalam cavitas peritonealis.
27
Disamping itu, kehilangan darah dan plasma maupun air ke dalam lumen usus cepat
menimbulkan syok. Jika kejadian ini tidak dinilai dini, maka dapat menyebabkan
kematian.
27
Ileus obstruktif gelung tertutup timbul bila jalan masuk dan jalan keluar suatu gelung
usus tersumbat. Jenis ileus obstruktif ini lebih bahaya dibandingkan ileus obstruksi
yang lainnya, karena ia berlanjut ke strangulasi dengan cepat sebelum terbukti tanda
klinis dan gejala ileus obstruktif. Penyebab ileus obstruktif gelung tertutup mencakup
pita lekat melintasi suatu gelung usus, volvulus atau distensi sederhana. Pada keadaan
terakhir ini, sekresi ke dalam gelung tertutup dapat menyebabkan peningkatan cepat
tekanan intalumen, yang menyebabkan obstruksi aliran keluar ke vena.
27
Ileus obstruktif kolon biasanya kurang akut (kecuali bagi volvulus) dibandingkan
ileus obstruksi usus halus. Karena kolon bukan organ pensekresi cairan dan hanya
menerima sekitar 500 ml cairan tiap hari melalui valva ileocaecalis, maka tidak
timbul penumpukan cairan yang cepat. Sehingga dehidrasi cepat bukan suatu
bagian sindroma yang berhubungan dengan ileus obstruksi kolon. Bahaya paling
mendesak karena obstruksi itu karena distensi. Jika valva ileocaecalis inkompeten
maka kolon terdistensi dapat didekompresi ke dalam usus halus. Tetapi jika valva ini
kompeten, maka kolon terobstruksi membentuk gelung tertutup dan distensi kontinu
menyebabkan ruptura pada tempat berdiameter terlebar, biasanya di sekum. Hal
didasarkan atas hukum Laplace, yang mendefinisikan tegangan di dalam dinding
organ tubular pada tekanan tertentu apapun berhubungan langsung dengan diameter
tabung itu. Sehingga karena diameter kolon melebar di dalam sekum, maka area ini
yang biasanya pecah pertama.
27
Ileus Obstruktif
Akumulasi gas dan cairan di dalam lumen sebelah proksimal dari letak obstruksi
Distensi
Tekanan intralumen
Pelepasan bakteri
dari toksin dari usus
yang nekrotik ke
dalam peritoneum
dan sirkulasi
sistematik
Peritonitis septikemia
Proliferasi bakteri
yang berlangsung
cepat
Kehilangan cairan menuju
ruang peritoneum
elektrolit
Volume ECF
Syok
Hipovolemik
23
Obstruksi usus yang sering ditemukan, tergantung pada umur pasien (Tabel 1). Pada
bayi/neonatus obstruksi usus disebabkan atresia ani, atresia pada usus halus , dan
penyakit Hirschsprung. Obstruksi pada anak-anak sering disebabkan oleh intususepsi,
penyakit Hirschsprung dan hernia strangulasi inguinalis kongenital. Pada orang
dewasa, obstruksi usus sering disebabkan tumor di dalam usus, perlengketan dinding
usus, hernia strangulasi pada kanalis inguinalis, femoralis ataupun umbilikalis dan
penyakit Crohn. Obstruksi pada pasien umur lanjut sering disebabkan karsinoma usus
besar, divertikel, hernia strangulasi, tinja membatu, perlengketan dinding usus dan
volvulus.
32
Kelompok umur
Penyakit
Bayi/neonates
Atresia, Volvulus, penyakit Hirschsprung
Anak-anak
Intususepsi, hernia strangulasi inguinalis, kelainan
32
Dewasa
inguinalis, femoralis dan umblikalis, dan penyakit
Hirschsprung
Orang tua
Karsinoma usus besar, penyakit divertikulum kolon, hernia
2.7.1. Perlengketan/Adhesi
12
Ileus karena adhesi umumnya tidak disertai strangulasi. Adhesi adalah pita-pita
jaringan fibrosa yang sering menyebabkan obstruksi usus halus pasca bedah setelah
operasi abdomen. Risiko terjadinya adhesi menimbulkan gejala obstruksi pada anak
belum diteliti dengan baik, tetapi sering terjadi pada 2-3% penderita
setelah operasi abdomen. Sebagian besar obstruksi disertai oleh adhesi dan dapat
35
terjadi setiap waktu setelah minggu kedua pasca bedah. Adhesi dapat berupa
perlengketan yang bentuk tunggal maupun multiple (perlengketan yang lebih dari
satu) yang setempat maupun luas. Pada operasi, perlengketan dilepaskan dalam
bentuk pita. Pada operasi, perlengketan dilepaskan dan pita dipotong agar pasase
usus pulih kembali.
Adhesi yang kambuhan akan menjadi masalah besar. Setelah berulang tiga kali,
risiko kambuh akan menjadi 50%. Pada kasus seperti ini, diadakan pendekatan
konservatif sebab walaupun pembedahan akan menberikan pasase, kemungkinan
besar obstruksi usus akibat adhesi akan kambuh dalam waktu singkat.
12
Bila terdapat suatu defek pada dinding rongga perut, maka akibat tekanan
intraabdominal yang meninggi, suatu alat tubuh dapat terdorong keluar melalui
defek itu. Misalnya : sebagian lambung dapat terdesak keluar ke rongga perut
melalui suatu defek pada diafragma masuk ke dalam rongga dada. Hernia yang tidak
tampak dari luar disebut internal hernia. Ditemukan lebih banyak ekterna hernia,
yaitu yang tampak dari luar seperti hernia umbilical, hernia inguinal, dan hernia
femoral.
Jika liang hernia cukup besar maka isi usus dapat didorong masuk lagi dan disebut
reponibel, jika tidak dapat masuk lagi disebut incarcerata. Pada keadaan ini terjadi
bendungan pembuluh-pembuluh darah yang disebut dengan strangulasi. Akibat
gangguan sirkulasi darah akan terjadi kematian jaringan setempat yang
disebut infark. Hernia yang menunjukkan strangulasi pembuluh darah dan tandatanda incarcerata akan menimbulkan gejala-gejala ileus.
33
Disebut juga intussusceptio. Biasanya pada anak, bagian oral (proksimal) usus
menerobos masuk ke dalam rongga bagian anal (distal) seperti suatu teleskop.
d.1. enterika
d.2. entero-colics
sering ditemukan
d.3. colica
33
2.7.5. Volvulus
Volvulus di usus halus agak jarang ditemukan. Disebut pula dengan torsi dan
merupakan pemutaran usus dengan mesenterium sebagai poros. Usus melilit/memutar
sampai 180-360 derajat. Volvulus dapat disebabkan oleh mesentrium yang terlalu
panjang, yang merupakan kelainan kongenital pada usus halus, pada obstisipasi yang
menahun, terutama pada sigmoid, pada hernia inkarcerata, usus dalam kantong hernia
menunjukkan tanda-tanda torsi; pada tumor dalam dinding usus atau tumor dalam
mesentrium. Akibat volvulus terjadi gejala-gejala strangulasi pembuluh darah dengan
infark dan gejala-gejala ileus.
Setiap cacat bawaan pada usus berupa stenosis atau atresia dari sebagian saluran
cerna akan menyebabkan obstruksi setelah bayi mulai menyusui. Kelainan-kelainan
ini disebabkan oleh tidak sempurnanya kanalisasi saluran pencernaan dalam
perkembangan embrional dan keadaan ini dapat terjadi pada usus dimana saja. Atresi
ialah buntu sama sekali dengan tanda-tanda obstruksi total sedangkan stenosis hanya
merupakan penyempitan dengan gejala-gejala obstruksi yang tidak total.
12
Gangguan pasase usus yang kongenital dapat berbentuk stenosis dan atresia, yang dapat
disebabkan oleh kegagalan rekanalisasi pada waktu janin berusia 6-7 minggu. Kelainan
bawaan ini dapat juga disebabkan oleh gangguan aliran darah lokal pada sebahagian
dinding usus akibat desakan, invaginasi, volvulus, jepitan, atau perforasi usus masa
janin. Daerah usus yang tersering mengalaminya adalah usus halus. Stenosis dapat juga
terjadi karena penekanan, misalnya oleh pankreas anulare dan dapat berupa atresia.
27
Setiap radang kronik, terutama morbus Crohn, dapat menyebabkan obstruksi karena
udem, hipertrofi, dan fibrosis yang biasanya terjadi pada penyakit kronik.
12
2.7.9. Askariasis
Kebanyakan cacing askariasis hidup di usus halus bagian jejunum. Obstruksi usus oleh
cacing askariasis paling sering ditemukan pada anak karena hygiene kurang sehingga
infestasi cacing terjadi berulang-ulang dan usus halus pada anak-anak lebih sempit
daripada usus halus orang dewasa sedangkan ukuran cacing sama besar. Obstruksi
umumnya disebabkan oleh suatu gumpalan padat yang terdiri dari sisa makanan dan
puluhan ekor cacing yang mati akibat pemberian obat cacing.
12
2.7.10. Tumor
Tumor usus halus agak jarang menyebabkan obstruksi usus, kecuali jika ia
menimbulkan invaginasi. Kebanyakan tumor jinak di usus halus tidak menimbulkan
gangguan yang berarti selama hidup. Kadang-kadang gejalanya tidak jelas atau tidak
khas, sehingga kelainan tidak terdeteksi kecuali apabila ada penyulit. Tumor usus
disebabkan oleh tumornya sendiri ataupun secara tidak langsung oleh invaginasi.
12
Obstruksi usus halus akibat bahan makanan ditemukan pada orang yang
berinti.
12
Divertikulum meckel
Divertikulum meckel adalah sisa dari kantung telur embrional yang juga
35,36
Penyakit Hirschsprung adalah penyebab obstruksi usus bagian bawah yang paling
sering terjadi pada neonatus. Penyakit Hirschsprung terjadi akibat tidak adanya
sel ganglion pada dinding usus atau terjadinya kelainan inervasi usus, yang dimulai
dari anus dan meluas ke proksimal. Gejala-gejala klinis penyakit Hirschsprung
biasanya mulai pada saat lahir dengan terlambatnya pengeluaran tinja (mekonium).
Kegagalan mengeluarkan tinja menyebabkan dilatasi bagian proksimal usus besar dan
perut menjadi kembung. Karena usus besar melebar, tekanan di dalam lumen
meningkat, mengakibatkan aliran darah menurun dan perintang mukosa terganggu
Statis memungkinkan proliferasi bakteri, sehingga dapat menyebabkan enterokolitis
(Clostridium difficile dan Staphlococcos aureus) dengan disertai sepsis dan tanda35
Bezoar
dalam lambung atau usus yang merupakan penyebab ileus obstruktif pada usus
35,42
halus.
Bezoar dibedakan menurut komposisinya. Laktobezoar mengandung
kasein atau kalsium yang tinggi. Laktobezoar ditemukan pada bayi-bayi prematur
yang mengkonsumsi susu formula bayi yang kaya kasein/kalsium. Phytobezoar
adalah jenis yang paling umum dari bezoar yang merupakan akumulasi serat sayursayuran dan buah-buahan yang tidak dapat dicerna. Phytobezoar terdiri dari selulosa,
tanin, dan lignin yang di cerna pada saat mengkonsumsi makanan.
Manifestasi Klinis
42
37
Pada obstruksi usus halus proksimal akan timbul gejala muntah yang banyak, yang
jarang menjadi muntah fekal walaupun obstruksi berlangsung lama. Nyeri
abdomen bervariasi dan sering dirasakan sebagai perasaan tidak enak di perut bagian
atas.
Obstruksi bagian tengah atau distal menyebabkan kejang di daerah periumbilikal atau
nyeri yang sulit dijelaskan lokasinya. Kejang hilang timbul dengan adanya fase bebas
keluhan. Muntah akan timbul kemudian, waktunya bervariasi tergantung sumbatan.
Semakin distal sumbatan, maka muntah yang dihasilkan semakin fekulen. Obstipasi
selalu terjadi terutama pada obstruksi komplit.
Tanda vital normal pada tahap awal, namun akan berlanjut dengan dehidrasi akibat
kehilangan cairan dan elektrolit. Suhu tubuh bisa normal sampai demam. Distensi
abdomen dapat minimal atau tidak ada pada obstruksi proksimal dan semakin jelas
pada sumbatan di daerah distal. Peristaltik usus yang mengalami dilatasi dapat dilihat
pada pasien yang kurus. Bising usus yang meningkat dan metabolic sound dapat
didengar sesuai dengan timbulnya nyeri pada obstruksi di daerah distal.
Gejalanya seperti obstruksi sederhana tetapi lebih nyata dan disertai dengan
nyeri hebat. Hal yang perlu diperhatikan adalah adanya bekas operasi atau hernia.
Bila dijumpai tanda-tanda strangulasi berupa nyeri iskemik dimana nyeri yang sangat
hebat, menetap dan tidak menyurut, maka dilakukan tindakan operasi segera untuk
mencegah terjadinya nekrosis usus.
Komplikasi
obstruktif. Isi lumen usus merupakan campuran bakteri yang mematikan, hasil-hasil
produksi bakteri, jaringan nekrotik dan darah. Usus yang mengalami perforasi
mungkin mengalami perforasi dan menggeluarkan materi tersebut ke dalam rongga
peritoneum yang menyebabkan peritonis. Tetapi meskipun usus tidak mengalami
perforasi, bakteri dapat melintasi usus yang permeable tersebut dan masuk ke dalam
sirkulasi tubuh melalui cairan getah bening dan mengakibatkan syok septic.
Komplikasi lain yang dapat timbul antara lain syok hipovolemia, abses, pneumonia
36
Epidemiologi
Distribusi dan Frekuensi Menurut Orang a.1. Umur dan Jenis Kelamin
Berdasarkan hasil penelitian pada tahun 2001 hingga 2002 yang dilakukan
oleh Markogiannakis, dkk, ditemukan 60% pasien yang dirawat di Rumah Sakit
Hippokratian, Athens mengalami ileus obstruktif dengan rata-rata pasien berumur
antara sekitar 16 sampai 98s tahun dengan rasio perbandingan perempuan lebih
18
umur 15-95 tahun. Menurut penelitian Chen Xz, dkk, (1995-2001) di rumah sakit
Cina Barat ditemukan 705 pasien dengan rasio perbandingan laki-laki dengan
perempuan 1,2:1 dan dengan rata-rata usia (median usia= 45) untuk pria dan (median
39
usia = 51) untuk wanita. Menurut penelitian Nofie Windiarto (2008) di Rumah Sakit
Bhakti Wira Tamtama Semarang diantaranya 20 penderita ileus 11 orang (55%)
perempuan dan 9 orang (45%) laki-laki dengan kelompok umur 17-15 tahun sebanyak
10 orang (50%), 26-34 tahun sebanyak 6 orang (30%), dan 35-45 tahun sebanyak 4
orang (20%).
40
Diet vegetarian dan pengunyahan yang miskin pada makanan merupakan faktor
41
42
Di Indonesia secara
tradisional
suku bangsa
Jawa tidak
terlalu banyak
mengonsumsi daging dan gemar mengonsumsi tahu
dan tempe dalam menu mereka
sehingga faktor risiko untuk terjadinya ileus obstruktif lebih kecil pada suku ini.
43
Namun berbagai penelitian telah melaporkan hubungan antara konsumsi serat dan
insidens timbulnya berbagai macam penyakit. Hasil penelitian membuktikan bahwa diet
tinggi serat mempunyai efek proteksi untuk kejadian penyakit saluran pencernaan.
Ajaran Buddhisme Theravada tidak secara eksplisit mengajarkan untuk
tidak
33
makan daging karena kasih yang tulus untuk kesejahteraan sesama makhluk hidup.
Dengan kata lain, vegetarian tidak secara eksplisit dibutuhkan untuk mengikuti
ajaran agama Buddha, sehingga pada pengikut Buddha secara umum memiliki faktor
risiko lebih kecil untuk menderita Ileus obstruktif.
44
Kebiasaan memberikan makanan selain ASI kepada bayi merupakan salah satu penyebab
obstruksi usus pada bayi. Terjadi obstruksi usus karena usus bayi belum mampu
melakukan peristaltik secara sempurna.
45
ibu yang baru bersalin memberikan nasi palpak (nasi yang telah dikunyah oleh ibunya
terlebih dahulu) kepada bayinya agar bayinya tumbuh sehat dan kuat. Mereka percaya
bahwa apa yang keluar dari mulut ibu merupakan yang terbaik untuk bayi. Sementara
pada masyarakat Kerinci di Sumatra Barat, pada usia sebulan bayi sudah diberi bubur
46
tepung, bubur nasi, pisang dll. Kebiasaan masyarakat ini menjadi faktor risiko yang
tinggi untuk terjadinya Ileus Obstruktif.
Enam puluh persen kasus ileus obstruktif yang ditemukan di Amerika Serikat,
penyebab terbanyak dari ileus obstruktif. Berdasarkan data salah satu rumah sakit
umum di Australia pada tahun 2001 hingga 2002, sekitar 6.5 orang per 10.000
populasi di Australia diopname di rumah sakit karena ileus paralitik dan ileus
obstruktif.
17
Pencegahan
morbiditas dan mortalitas. Demikian juga pada penyakit ileus obstruktif, tindakan
pencegahan harus dilakukan untuk mencegah terjadinya ileus obstruktif dan
menghindari akibat fatal yang disebabkan ileus obstruktif.
Pencegahan Primordial
belum memiliki faktor risiko terhadap ileus obstruktif. Biasa dilakukan dengan
masyarakat.
47
Pencegahan Primer
33,47
yang agar tetap sehat atau mencegah orang yang sehat menjadi sakit. Pencegahan
primer berarti mencegah terjadinya ileus obstruktif. Upaya pencegahan ini
dimaksudkan untuk mengadakan pencegahan pada masyarakat. Pencegahan primer
yang dilakukan antara lain :
Dengan meningkatkan asupan makanan bergizi yang meningkatkan daya tahan tubuh
Diet Serat
Berbagai penelitian telah melaporkan hubungan antara konsumsi serat dan insidens
timbulnya berbagai macam penyakit. Hasil penelitian membuktikan bahwa diet tinggi
serat mempunyai efek proteksi untuk kejadian penyakit saluran pencernaan.
Untuk membantu mencegah kanker kolorektal, makan diet seimbang rendah lemak
dengan banyak sayur dan buah, tidak merokok, dan segera untuk skrining kanker
kolorektal setahun sekali setelah usia 50 tahun.
Untuk mencegah hernia, hindari angkat berat, yang meningkatkan tekanan di dalam
perut dan mungkin memaksa satu bagian dari usus untuk menonjol melalui daerah
rentan dinding perut Anda.
Pencegahan sekunder yang dapat dilakukan terhadap ileus obstruktif adalah dengan
cara mendeteksi secara dini, dan mengadakan penatalaksanaan medik untuk mengatasi
akibat fatal ileus obstruktif.
47
Cara mendeteksi secara dini ileus obstruktif adalah dengan melakukan pemeriksaan.
Pemeriksaan yang dilakukan adalah
a. Pemeriksaan Fisik
Gambaran fisik pasien yang menderita ileus obstruktif bervariasi dan tergantung kapan
dilakukan pemeriksaan. Jika pemeriksaan dilakukan beberapa jam atau sehari setelah
mulainya obstruksi mekanik sederhana, maka akan terbukti beberapa gejala-gejala
ileus. Tetapi jika dibiarkan lewat beberapa hari, maka tanda tambahan akan
bermanifestasi. Alasan ini didasarkan atas respon patofisiologi terhadap ileus
obstruktif. Gambaran pertama dalam pemeriksaan pasien yang dicurigai menderita
ileus obstruktif merupakan adanya tanda generalisasi dehidrasi, yang mencakup
kehilangan turgor kulit maupun mulut dan lidah kering. Karena lebih banyak cairan
disekuestrasi ke dalam lumen usus, maka bisa timbul demam, takikardia dan
penurunan tekanan dalam darah. Dalam pemeriksaan abdomen diperhatikan
kemunculan distensi, parut abdomen (yang menggambarkan perlekatan
pasca bedah), hernia dan massa abdomen. Pada pasien yang kurus bukti gelombang
peristaltik terlihat pada dinding abdomen dan dapat berkorelasi dengan nyeri kolik.
Tanda demikian menunjukkan obstruksi strangulata. Gambaran klasik dalam mekanik
sederhana adalah adanya episodik gemerincing logam bernada tinggi dan bergelora
(rush) pada waktu penderita dalam kondisi tenang. Gelora tersebut bersamaan dengan
nyeri kolik. Pada obstruksi strangulata tidak ditemukan tanda ini.
Bagian akhir yang diharuskan dari pemeriksaan adalah pemeriksaan rektum dan
pelvis. Apabila dalam pemeriksaan ini ditemukan tumor serta adanya feses di dalam
kubah rektum menggambarkan terjadinya obstruksi di proksimal. Jika darah
makroskopik ditemukan di dalam rektum, maka sangat mungkin bahwa obstruksi
didasarkan atas lesi intrinsik di dalam usus.
b. Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan sinar-X dan foto abdomen yang tegak dan berbaring sangat bermanfaat
dalam mendiagnosa ileus obstruktif. Jika penderita tidak dapat duduk selama 15
menit, maka posisi dekubitus lateral kiri dapat dilakukan untuk foto abdomen.
Adanya gelung usus yang terdistensi dengan batas udara-cairan dalam pola anak
tangga pada foto tegak menggambarkan bahwa penderita menderita ileus obstruktif.
Hal ini karena fakta bahwa udara biasanya tidak terlihat pada usus halus dan hanya
terbukti pada usus yang terdistensi. Informasi dari foto juga dikumpulkan sebagai
bahan diagnosa. Pada foto abdomen, gelung usus berbeda pada usus halus dan kolon.
Usus halus ditandai dengan posisinya yang berada di dalam abdomen sentral dan
adanya valvulae conniventes yang muncul sebagai garis yang melintasi
Pada obstruksi mekanik sederhana lanjut pada usus halus, tak ada gas yang terlihat di
dalam kolon. Obstruksi kolon dengan valva ileocaecalis kompeten, maka distensi gas
dalam kolon merupakan satu-satunya gambaran penting. Jika valva ileocaecalis
inkompeten, maka distensi usus halus dan kolon ada. Pada obstruksi strangulasi,
perjalanan klinik lebih cepat dan harus segera dilakukan pemeriksaan. Distensi usus
(jika ada) pada obstruksi strangulasi lebih sedikit dibandingkan pada obstruksi
mekanis sederhana.
27
Pemeriksaan Penunjang
c.1. HB (hemoglobin), PCV (volume sel yang ditempati sel darah merah) : meningkat
akibat dehidrasi
c.2. Leukosit : normal atau sedikit meningkat ureum + elektrolit, ureum
barium sulfat sebagai media kontras pada usus besar) : untuk melihat tempat
dan penyebab
c.5. CT Scan pada usus halus : mencari tempat dan penyebab, sigmoidoskopi untuk
menunjukkan tempat obstruksi.
30
Operasi
a. Usus halus
Operasi dapat dimulai setelah pasien telah diredidrasi kembali dan organ-organ vital
telah dapat berfungsi dengan normal. Kalau obstruksi disebabkan karena hernia
skrotalis, maka daerah tersebut harus disayat. Perincian operatif tergantung pada
penyebab obstruksi. Perlengketan/ adhesi dilepaskan atau bagian yang mengalami
obstruksi dibuang, usus yang mengalami strangulasi harus dipotong.
b. Usus besar
Pada usus besar, operasi terdiri dari proses sesostomi dekompresi atau hanya
kolostomi tranversal pada pasien yang sudah lanjut usia, pasien dengan obstruksi
terjadi di daerah sekum, maka bagian tersebut akan dipotong, biasanya disertai
anastomosis primer. Kanker pada kolon sebelah kiri dan anastomosis yang
mengakibatkan obstruksi pada pasien juga akan dipotong dan disertai anastomosis
48
juga.
Pencegahan Tersier
keadaan.
47
sedini mungkin.
27