Aminah Dalimunthe
Marline Nainggolan
PENGUJIANEKSTRAKETANOLSABUTKELAPA(Cocosnucifera
Linn)TERHADAPBAKTERIEscherichiacoliDANShigella
dysenteriae
AminahDalimunthe,MarlineNainggolan*)
Abstract
Extraction and test activity of anti bacteria from etanol extraction of Cocos nucifera Linn for bacteria Eschericia
coli and Shigella dysenteriae has been done.
Extraction of Cocos nucifera Linn has been treated by maserasi with etanol 80% as solvent. The extrac has been
treated in some variant concentration and then tested to bacteria with chloramfenicol and amphisillin trihidrat as
comparison by diffusion agar method of disc paper.
The result of antibacterial test showed that extraction of Cocos nucifera Linn can inhibit the growth of Esherichia
coli and Shigella dysenteriae in concentration 500 mg/ml up to 10 mg/ml. The minimum concentration of extrac
Cocos nucifera Linn who can inhibit the both of bacteria were 7,2 and 7 mm, and the minimum concentration of
Chloramfenicol for Escherichia coli was 10 mcg/ml with diameter 7,5 mm and minimum concentration of
Amphisillin trihidrat for Shigella dysenteriae was 140 mcg/ml with diameter 7,2 mm.
Keywords: Cocos nucifera Linn, Escherichia coli, Shigella dysenteriae, Chloramfenicol, Amphisillin trihidrat
A. PENDAHULUAN
Tanaman kelapa (Cocos nucifera Linn).
Famili Palmae, merupakan tanaman yang
cukup banyak ditemui di Indonesia dan
mempunyai banyak manfaat terutama untuk
kebutuhan rumah tangga. Selain itu, buah
kelapa telah digunakan secara turun
temurun untuk pengobatan, seperti buah
kelapa yang masih muda digunakan untuk
obat luka, minyak dari tempurung kelapa
untuk obat sakit gigi (Kloppenburg, 1983),
kulit akarnya digunakan sebagai adsterigen,
hemorrhoe, antipiretik, diuretik, bronkhitis,
antidisentri dan antidiare (Perry, 1980).
Sabut kelapa dapat dimanfaatkan sebagai
obat karena diduga mengandung tanin,
yang merupakan senyawa kimia yang
kompleks, terdiri dari beberapa senyawa
polifenol. Secara umum, tanin berfungsi
sebagai
penolak
hewan
pemakan
tumbuhan karena rasanya yang sepat, dan
dalam bidang pengobatan, rasanya yang
sepat ini dapat dimanfaatkan sebagai
adstringen dan antidiare. Hasil uji yang
telah dilakukan terhadap ekstrak etanol
sabut kelapa pada tikus putih menunjukkan
efek antidiare (Marline, 2004). Senyawa
tanin merupakan salah satu bahan obat
yang dapat digunakan sebagai pencahar
dan menghentikan perdarahan lokal
*)
Medan
40
Aminah Dalimunthe
Marline Nainggolan
B. METODOLOGI PENELITIAN
Bahan-bahan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah ekstrak etanol sabut
kelapa (Cocos nucifera Linn), Escherichia
coli
Standar ATCC 25922, Shigella
dysenteriae ATCC 12022, kloramfenikol,
ampisilin trihidrat, aquadest steril, media
nutrien agar, muller hinton broth, dan muller
hinton agar.
Pembuatan Ekstrak Etanol Sabut Kelapa
Sebanyak 300 g serbuk sabut kelapa
dimaserasi dengan pelarut etanol 80%,
saring, ampasnya dimaserasi lagi hingga
diperoleh maserat jernih, kemudian seluruh
maserat digabung menjadi satu lalu
diuapkan sampai kental dengan bantuan
rotary evaporator pada suhu tidak lebih
40oC. Proses pengeringan dilanjutkan
menggunakan freeze dryer pada suhu 40oC selama lebih kurang 24 jam, diperoleh
eksral etanol kering sebanyak 15 g.
Sebanyak 5 g ekstrak etanol dimasukkan ke
dalam labu takar 10 ml, kemudian
ditambahkan etanol sedikit demi sedikit
Shigella dysentriae
500
13,3
12,3
400
12,7
11,8
300
12,3
11,3
200
11,5
11,2
100
11,2
10,3
90
10,8
9,7
80
10,3
9,2
70
9,8
8,8
60
9,5
8,3
10
50
9,0
8,0
11
40
8,3
7,7
12
30
7,8
7,5
13
20
7,5
7,2
14
10
7,2
7,0
15
16
Blanko
41
Aminah Dalimunthe
Marline Nainggolan
Keterangan :
Blanko
40
30
20
10
Blanko
9,3
8,7
8,2
7,5
Tabel 3. Efek Pemberian Pembanding Ampisilin Trihidrat terhadap Bakteri Shigella dysenteriae
Konsentrasi Ampisilin
200
190
180
170
160
trihidrat mcg/ml
*Diameter hambatan (mm)
13.16 12,3
11,8
10,0
9,0
Keterangan :
*
: hasil rata-rata dari tiga kali pengamatan
: tidak menunjukkan hambatan: etanol 96%
Blanko : aquadest steril
42
150
140
130
Blanko
8,3
7,2
Aminah Dalimunthe
Marline Nainggolan
terhadap Escherichia coli pada konsentrasi
20 mg/ml sebanding dengan KHM larutan
kloramfenikol pada konsentrasi 10 mcg/ml.
Demikian juga ekstrak etanol sabut kelapa
terhadap
Shigella
dysenteriae
pada
konsentrasi 20 mg/ml sebanding dengan
KHM ampisillin trihidrat pada konsentrasi
140 mcg/ml. Perbandingan hasil konsentrasi
hambatannya sangat besar, hal ini
kemungkinan disebabkan karena zat aktif
yang ada dalam bentuk ekstrak masih
dalam bentuk campuran atau belum murni
sehingga banyak pengaruh dari senyawa
kimia lain yang ada dalam ekstrak tersebut
terhadap daya hambat pertumbuhan
bakteri.
D. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Ekstrak etanol sabut kelapa (Cocos nucifera
Linn) dapat menghambat pertumbuhan
bakteri Escherichia coli dan Shigella
dysenteriae. KHM ekstrak etanol terhadap
kedua bakteri tersebut adalah sebesar
10 mcg/ml dengan diameter hambat
masing-masing 7,2 dan 7,0 mm. KHM
kloramfenikol terhadap Escherichia coli
sebesar 10 mcg/ml dengan diameter
hambat 7,5 mm dan KHM ampisillin
terihidrat
terhadap
bakteri
Shigella
dysenteriae sebesar 140 mcg/ml dengan
diameter hambat 7,2 mm.
Saran
Disarankan pada peneliti selanjutnya untuk
menentukan struktur kimia dari zat aktif
yang
berperan
sebagai
antibakteri
(senyawa tanin) dari ekstrak etanol sabut
kelapa (Cocos nucifera Linn).
43