LAPORAN KASUS
Identitas
Nama
: Bp. H
Jenis Kelamin : laki laki
Umur `
: 54 tahun
Pekerjaan
: Petani
Status Perkawinan : menikah
Agama
: Islam
Alamat
: Ngasinan 2/8 tugu, Jumantono
Tanggal MRS
: 10 Maret 2015
Tanggal Pemeriksaan : 10 Maret 2015
No. RM
: 1764XX
ANAMNESIS
Autoanamanesis
Keluhan utama :
Sesak napas
Pasien mengaku dalam 1 tahun terakhir ini sesak napas sering kambuh,
berlangsung sekitar 1 jam. Serangan muncul >1X dalam seminggu
dan mengganggu aktifitas harian pasien, sehingga pasien sering tidak
bisa melanjutkan pekerjaannya.
Keluhan sesak disertai dengan bunyi ngik-ngik, dada terasa berat, dan
sering muncul terutama saat udara dingin, terkena paparan debu terlalu
banyak, atau saat batuk dan pilek datang.
Lanjutan . . .
Pasien juga mengeluh batuk (+) sejak 7 hari yang lalu
dirasakan sangat mengganggu dan jika batuk akan terasa
sesak. Pasien mengaku sulit mengeluarkan dahak, dahak
keluar berwarna putih kental.
Riwayat Asma
: diakui
Riwayat Alergi
: diakui
Riwayat Hipertensi
: disangkal
Riwayat penyakit jantung
: disangkal
Riwayat penyakit DM
: disangkal
Riwayat Kebiasaan
i. Riwayat diet :
Pasien
mengaku
makannya
sedikit,
nafsu
makan
berkurang.
i. Riwayat aktivitas :
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
: Tampak sesak
Status gizi
: Cukup
Kesadaran : Compos Mentis, GCS: E4V5M6
TB
BB
: 165 cm
: 55 kg
RR: 32x/menit
Suhu
: 35.9oC
ANAMNESIS SISTEMIK
Sistem Cerebelospinal
Sistem Cardiovaskuler
Sistem Respiratorius
Sesak napas (+), batuk (+), dahak susah keluar (+) dada
terasa berat (+), bunyi napas ngik-ngik (+).
Sistem Genitoursanius
Sistem Gastrointestinal
Sistem Musculosceletal
Sistem Integumentum
Pemeriksaan Thorax
Bentuk dada normochest, simetris, retraksi otot-otot respirasi
(+), pembesaran kelenjar limfe supraklavikular (-), infraklavikular
(-).
Paru-Paru
Inspeksi
: Simetris pengembangan , ketinggalan gerak (-/-),
retraksi (+/+).
Palpasi : Fremitus kanan kiri sama normal
Perkusi
: Sonor (+/+), batas paru hepar SIC VI dextra
Auskultasi : Suara dasar : Bronkhial (+/+), rhonki (+/+), wheezing
(+/+)
Jantung
Inspeksi
: ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ictus cordis teraba di SIC V 5 LMC sinistra , tidak kuat
angkat, thrill (-)
Perkusi
: Batas jantung kanan di SIC II Linea parasternalis
dextra
Batas jantung kanan bawah di SIC IV parasternalis dextra.
Batas jantung kiri atas di SIC II sisi lateral Linea
Parasternalis Sinistra.
Batas jantung kiri bawah di SIC V midclavicularis sinistra
Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : Permukaan perut sama dengan dada, tidak terlihat
massa
Auskultasi : Peristaltik (+) normal
Palpasi
: distended (-), nyeri tekan (-)
Perkusi : Timpani
EKSTREMITAS
Supor dextra
Supor sinistra
Infor dextra
Infor sinistra
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis Kerja
Asma Bronkhial
Persisten Ringan
Tidak Terkontrol
Terapi
Umum:
Monitor KU dan Vital sign
Medikamentosa
O2 3 lpm
Infus RL 20 tpm + aminophilin 1amp drip/24 jam
Nebulaizer ventolin 1 amp: flexotide 1 amp / 8 Jam
Injeksi Ceftriaxone 1gr/12 jam
Injeksi Metylprednisolon 25 mg/ 8jam.
Inadryl syr 3x C1
Citirizine 2x1 tab
Follow up pasien
Tanggal
Follow Up
10/03/15
P:
O2 3 lpm
Infus RL 20 tpm + aminophilin
1amp drip/24 jam
Nebulaizer ventolin 1 : 1 amp / 8
Jam
Injeksi Ceftriaxone 1gr/12 jam
Injeksi Metylprednisolon 20 mg/
8jam.
Inadryl syr 3x C1
Citirizine 2x1 tab
Rontgen terlampir
11/03/15
P:
O2 3 lpm
Infus RL 20 tpm + aminophilin
1amp drip/24 jam
Nebulaizer ventolin 1 : 1 amp /
8 Jam
Injeksi Ceftriaxone 1gr/12 jam
Injeksi Metylprednisolon 20 mg/
8jam.
Inadryl syr 3x C1
Citirizine 2x1 tab
12/03/15
BAB II
PEMBAHASAN
DEFINISI
Asma inflamasi kronis pada saluran napas
hiperreaktivitas bronkus terhadap rangsangan gejala
episodik yang berulang
berupa mengi, batuk, sesak napas, dan terasa berat
di dada (Departemen Kesehatan , 2009)
Etiologi
Alergen
Iritan
Etiologi
Kondisi Medis
Obat-obatan
Udara Dingin
Stress
emosional
Etiologi
Alergen
Iritan
Gejala
Gejala Malam
Faal Paru
Intermiten
Bulanan
2 kali sebulan
FEV1
Persisten ringan
Persisten sedang
80%
nilai
prediksi
Serangan singkat
Mingguan
FEV1
80%
nilai
perdiksi
Harian
FEV1
prediksi
Serangan
APE
mengganggu
60-80%
nilai
nilai
Kontinyu
60-80%
terbaik
Persisten berat
Sering
FEV1
60%
nilai
prediksi
Sering kambuh
Patogenesis
Histamin,
Leukotrien, Faktor
Kemotaktik eosinofil
dan bradikinin
Sel Mast
IgE
Alergen
Sensitisasi
ASMA
IgE
DEPKES, 2009
Bersifat episodik,
umumnya reversibel dg
atau tanpa pengobatan
Tanda
dan
gejala
Gejala
timbul/memburuk
terutama malam atau
dini hari
Diawali dg fact
pencetus yg bersifat
individu
DIAGNOSIS ASMA
Pemeriksaan
Riwayat
penyakit
Pemeriksaan Pemeriksaan
Laboratorium
fisik
faal paru
Radiologi
Tes provokasi
Bronkus
Program Penatalaksanaan
Edukasi
Menilai dan monitor berat asma secara berkala
Identifikasi dan mengendalikan faktor pencetus
Merencanakan dan memberikan pengobatan jangka
panjang, menetapkan pengobatan pada serangan
akut,
5. Kontrol secara teratur
6. Pola hidup sehat (PDPI, 2006).
Tatalaksana
Tatalaksana
eksaserbasi
Tatalaksana
jangka
panjang
edukasi
Obat pengontrol
(controllers)
Ex : kortikosteroid, agonis
beta 2 kerja
lama,kromolin,
metilsantin, leukotrien
reseptor antagonis
Menjaga kebugaran
AH
MATUR
NUWUN