CASE REPORT
Diajukan untuk memenuhi persyaratan Pendidikan Dokter
Stase Ilmu Penyakit Bedah
Diajukan Oleh :
Rezita Oktiana Rahmawati, S.Ked
NIM J510155079
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
LEMBAR PENGESAHAN
J510155079
Telah disetujui dan disahkan oleh Bagian Program Pendidikan Profesi Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pembimbing :
dr. Hariyono, Sp.B
( )
( )
BAB I
LAPORAN KASUS
1. Identitas
Pasien Nama
: Ny. S
Umur
: 52 tahun
Jenis kelamin
: Wanita
Alamat
Status perkawinan
: Cerai hidup
Agama
: Islam
Suku
: Jawa
Tanggal pemeriksaan
: 13 Juni 2015
No. RM
: 341XXX
2. Anamnesis
A. Keluhan Utama
Benjolan di area payudara kiri
B. Riwayat Penyakit Sekarang
6 bulan yang lalu, pasien menyadari benjolan di payudara kiri sebesar
kelereng. Pasien sering mengeluhkan juga gatal-gatal di area payudara sebelah
kiri. Tidak ada luka lecet, tidak perih dan tidak keluar nanah di daerah
payudara kiri. Sejak 15 hari yang lalu Benjolan semakin membesar kira-kira
sebesar bola ping-pong, pasien mengeluhkan nyeri yang kadang-kadang
muncul di area payudara kiri. Keluhan dirasakan semakin memberat dan
benjolan di payudara kiri sehingga pasien memeriksakan diri ke Poliklinik
RSUD Karanganyar pada tanggal 8 Juli 2015 lalu dibawa mondok ke bangsal
Kantil 1 pada tanggal 9 Juli 2015. Tidak ada keluhan pada payudara kanan.
Pasien memiliki kebiasaan makan makanan daging.
: disangkal
: diakui
: disangkal
: disangkal
: diakui
: disangkal
: disangkal
:disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
E. Riwayat Reproduksi
Pasien menarche pertama usia 14 tahun, durasi 7-10 hari, tiap
bulan 1 kali
Pasien memilik 3 anak, tidak pernah keguguran
Anak pertama lahir saat pasien berusia 15 tahun
Pasien tidak haid sejak usia 40 tahun
Pasien menyusui setelah anak lahir
Pasien pernah ada riwayat memakai pil KB
3. ANAMNESIS SISTEM
Sistem Cerebrospinal
Sistem Cardiovascular
Sistem Respiratorius
Sistem Genitourinarius
Sistem Gastrointestinal
Sistem Musculosceletal
debar (-)
Batuk (-), Sesak Napas (-)
BAK lancar
Nyeri perut (-), mual (-), muntah (-), BAB (dbn)
Badan terasa lemas (-), atrofi otot (-), kelemahan
Sistem Integumentum
otot (-)
Gatal-gatal pada payudara kiri, ada benjolan yang
nyeri di payudara kiri, sikatriks (-), keringat dingin
(-)
4. Pemeriksaan Fisik
A. Pemeriksaan Fisik
1) Status Generalis
Status Generalis
- Keadaan Umum
- Kesadaran
- Vital Sign
Tekanan Darah
Heart Rate
Nadi
Respirasi
Suhu
Pemeriksaan
- Kepala :
Normocephal,
Anemis(-/-),
Sklera
Conjungtiva
Ikterik
(-/-),
retraksi
Thorax
Paru
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Hasil pemeriksaan
Dada kanan dan kiri simetris, tidak ada ketinggalan gerak,
retraksi intercostae (-)
Fremitus dada kanan dan kiri sama, krepitasi (-)
Sonor di dada kanan dan kiri depan
Sonor di seluruh punggung belakang
Terdengar suara dasar vesikular (+/+),Wheezing (-/-),
Ronkhi (-/-)
Jantung
Inspeksi
Hasil pemeriksaan
Dinding dada pada daerah pada daerah pericordium tidak
cembung / cekung, tidak ada memar maupun sianosis,
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
-
Abdomen
Abdomen
Inspeksi
Auskultasi
Palpasi
Hasil pemeriksaan
Perut tidak buncit, ascites (-), distended (-), sikatriks (-)
Suara peristaltik (normal), suara tambahan (-)
Nyeri tekan (-), hepar tidak teraba, lien tidak teraba, ginjal
Perkusi
Ekstremitas :
Ekstremitas Superior Dextra
Ekstremitas Superior Sinistra
Ekstremitas Inferior Dextra
Ekstremitas Inferior Sinistra
2) Status Lokalis
- Regio Mammae Sinistra
Inspeksi: Payudara kiri dan kanan asimetris. Tampak benjolan di
payudara kiri pada kuadran caudo lateral, kulit payudara pada benjolan
kemerahan, tampak mengkilat dan tegang, retraksi papilla mamma eke
3) Pemeriksaan Penunjang
8-7-2015
Pemeriksaan
Hemoglobin
Hematokrit
Leukosit
Trombosit
Eritrosit
MCV
MCH
MCHC
Eosinofil
Basofil
Limfosit
Monosit
GDS
Ureum
kreatinin
HbsAG
Angka
14,0
39,2
7,88
378
4,50
87,0
31,1
35,8
2,0
0,9
29,8
3,3
112
22,0
0,76
Non reaktif
Satuan
gr/dl
%
103ul
103ul
106ul
Pf
Pg
%
%
%
%
%
Mg/dl
Mg/dl
Mg/dl
Nilai Normal
12,00-16,00
37,00-47,00
5,0 10,0
150 300
4,50-5,00
82 92
27 -31
32 36
13
01
20 40
28
70-150
10-50
0,5-0,9
Non reaktif
EKG : STC
Rontgen Thoraks: Terdapat kardiomegali. Arcus aorta dan dinding aorta dbn.
Terdapat elongasi. Paru tidak tampak metastase. Tidak terdapat destruksi
tulang.
Kesan: pada pemeriksaan EKG dan rontgen dbn.
5. Resume
A. Anamnesis
Pasien wanita berusia 52 tahun datang dengan keluhan :
1) Pasien mengeluhkan muncul benjolan di payudara kiri
2) Benjolan semakin membesar, tidak nyeri, tidak terdapat luka dan nanah
3) Keluhan dirasakan sudah 6 bulan yang lalu
4) Benjolan mulai terasa semakin nyeri sudah sejak 15 hari yang lalu
B. Pemeriksaan fisik
Status generalis
: Dalam batas normal
Status lokalis :
- Regio Mammae Sinistra
Terdapat benjolan seukuran bola ping-pong, diameter 5 cm, nyeri
- Regio Mammae Dextra
Tidak terdapat benjolan
- Regio Aksila Sinistra
Tidak ditemukan benjolan dan pembesaran kelenjar aksila
- Regio Aksila Dextra:
Tidak ditemukan benjolan dan pembesaran kelenjar aksila
- Regio supraklavikuler dextra dan sinistra
Tidak ditemukan benjolan dan pembesaran
6. Diagnosis Kerja
Tumor Mammae Sinistra
7. Diagnosis Banding
A. Pagets Disease
B. Mastitis TB
C. Abses Mammae
8. Terapi
Operatif: Mastectomy (melihat hasil PA dari biopsy, curiga malignansi)
9. Prognosis
Quo ad vitam
Quo ad fungsionam
: Dubia ad bonam
: Dubia ad bonam
10/05/201
Ceftriaxon 2x1g
O/
T= 110/80
N= 72 x/menit
S =36,4
Rr= 18x/menit
KU = Tampak cukuo
KS = CM (E4V5M6)
12/07/201
O/
T= 140/90
N= 80 x/menit
S =36,5
Rr= 20x/menit
KU = Tampak cukup
KS = CM (E4V5M6)
K/L = PKGB (-/-), CS (-/-). SI (-/-)
Tho = P = SDV (+/+), wh (-/-), rh (-/-)
C= BJ1/II reg murni
Abd = NT (-), peristaltik (+)
Eks = Akral hangat, edem (-)
Status lokalis :
13/05/201
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
Tumor mammae merupakan benjolan tidak normal akibat pertumbuhan sel
secara terus menerus. Tumor mammae sinistra merupakan suatu benjolan yang
tumbuh di daerah mamae bagian sinistra (Kumar,dkk. 2007).
2. Anatomi
Payudara merupakan kelenjar aksesoris kulit yang terletak pada iga dua
sampai iga enam, dari pinggir lateral sternum sampai linea aksilaris media.
Kelenjar ini dimiliki oleh pria dan wanita. Namun, pada masa pubertas, payudara
wanita lambat laun akan membesar hingga membentuk setengah lingkaran,
sedangkan pada pria tidak. Pembesaran ini terutama terjadi akibat penimbunan
lemak dan dipengaruhi oleh hormon-hormon ovarium (Snell, 2006).
Secara umum, payudara terdiri atas dua jenis jaringan, yaitu jaringan
glandular (kelenjar) dan jaringan stromal (penopang). Jaringan kelenjar meliputi
kelenjar susu (lobus) dan salurannya (ductus). Sedangkan jaringan penopang
meliputi jaringan lemak dan jaringan ikat. Selain itu, payudara juga memiliki
aliran limfe. Aliran limfe payudara sering dikaitkan dengan timbulnya kanker
maupun penyebaran (metastase) kanker payudara (Haryono dkk, 2011).
Menurut Saymor (2000) setiap payudara terdiri atas 15-20 lobus yang
tersusun radier dan berpusat pada papilla mamma. Saluran utama tiap lobus
memiliki ampulla yang membesar tepat sebelum ujungnya yang bermuara ke
papilla. Tiap papilla dikelilingi oleh daerah kulit yang berwarna lebih gelap yang
disebut areola mamma. Pada areola mamma, terdapat tonjolan-tonjolan halus
yang merupakan tonjolan dari kelenjar areola di bawahnya.
Jika dilakukan perabaan pada payudara, akan terasa perbedaan di tempat
yang berlainan. Pada bagian lateral atas (dekat aksila), cenderung terasa
bergumpal-gumpal besar. Pada bagian bawah, akan terasa seperti pasir atau
kerikil. Sedangkan bagian di bawah puting susu, akan terasa seperti kumpulan biji
yang besar. Namun, perabaan ini dapat berbeda pada orang yang berbeda.
(Mangunkusumo, 2006).
Menurut Hoskins et, al (2005) Untuk mempermudah menyatakan letak
suatu kelainan, payudara dibagi menjadi lima regio, yaitu :
1. Kuadran atas bagian medial (inner upper quadrant)
2. Kuadran atas bagian lateral (outer upper quadrant)
3. Kuadran bawah bagian medial (inner lower quadrant)
4. Kuadran bawah bagian lateral (outer lower quadrant)
5. Regio puting susu (nipple)
3. Epidemiologi
Kanker payudara merupakan kanker tersering pada permpuan (22% dari
kasus baru kanker pada perempuan) dan menjadi penyebab utama kematian akibat
kanker di dunia (14% dari semua kematian kanker perempuan). Insidensi tertinggi
dijumpai di Amerika Utara, Eropa Barat dan Utara, Austraia, kecuali Jepang.
Insidensi tinggi kanker payudara pada perempuan juga diamati di Amerika
Selatan, terutama Uruguay dan Argentina. Saat ini terjadi peningkatan insidensi
kanker payudara di Negara-negara sebelumnya memiliki insidensi rendah seperti
Jepang dan Cina. Selain disebabkan oleh perubahan signifikan dalam gaya hidup
masyarakat Asia, peningkatan ini juga terjadi berkat kemajuan teknologi diagnosis
tumor ganas mammae (Haryono, 2010).
4. Etiologi
Menurut Rosjidi (2000) Sampai saat ini, penyebab pasti tumor payudara
belum diketahui. Namun, ada beberapa faktor resiko yang telah teridentifikasi,
yaitu :
a. Jenis kelamin
Wanita lebih beresiko menderita tumor payudara dibandingkan dengan pria.
Prevalensi tumor payudara pada pria hanya 1% dari seluruh tumor payudara.
b. Riwayat keluarga
Wanita yang memiliki keluarga tingkat satu penderita tumor payudara beresiko
tiga kali lebih besar untuk menderita tumor payudara.
c. Faktor genetik
Mutasi gen BRCA1 pada kromosom 17 dan BRCA2 pada kromosom 13 dapat
meningkatkan resiko tumor payudara sampai 85%. Selain itu, gen p53,
BARD1, BRCA3, dan noey2 juga diduga meningkatkan resiko terjadinya
kanker payudara.
d. Faktor usia
Resiko tumor payudara meningkat seiring dengan pertambahan usia.
e. Faktor hormonal
Kadar hormon yang tinggi selama masa reproduktif, terutama jika tidak
diselingi oleh perubahan hormon akibat kehamilan, dapat meningkatkan resiko
terjadinya tumor payudara.
f. Usia saat kehamilan pertama
Hamil pertama pada usia 30 tahun beresiko dua kali lipat dibandingkan dengan
hamil pada usia kurang dari 20 tahun.
g. Terpapar radiasi
h. Intake alkohol
6. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala mungkin termasuk:
Sebuah benjolan payudara atau penebalan yang terasa berbeda dari
jaringan sekitarnya
Debit berdarah dari puting
Perubahan ukuran, bentuk atau penampilan payudara
Perubahan pada kulit payudara lebih, seperti dimpling
Sebuah puting baru terbalik
Peeling, skala atau mengelupas dari daerah berpigmen kulit sekitar puting
7. Diagnosis
Diagnosis tumor mamame ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan penunjang. Sedangkan pemeriksaan pasti menggunakan
pemeriksaan histopatologi anatomi (Siregar, 2003).
a. Anamnesa: riwayat timbulnya tumor, factor risiko tumor mammae, dan
adanya tanda penyebaran tumor
b. Pemeriksaan Fisik: menggunakan Pemeriksaan SADARI (Payudara Sendiri).
Menurut Djamaloeddin (2005), deteksi dini tumor payudara adalah suatu usaha
untuk menemukan adanya tumor yang belum lama tumbuh, masih kecil, masih
lokal, dan belum menimbulkan kerusakan yang berarti sehingga masih dapat
disembuhkan. Deteksi dini biasanya dilakukan pada orang-orang yang
kelihatannya sehat, asimptomatik, atau pada orang yang beresiko tinggi
menderita tumor. Wanita usia 20 tahun ke atas sebaiknya melakukan SADARI
sebulan sekali, yaitu 7-10 hari setelah menstruasi. Pada saat itu, pengaruh
hormon ovarium telah hilang sehingga konsistensi payudara tidak lagi keras
seperti menjelang menstruasi. Untuk wanita yang telah menopause, SADARI
sebaiknya dilakukan setiap tanggal 1 setiap bulan agar lebih mudah diingat.
Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dilakukan dalam tiga tahap, yaitu :
a.Melihat payudara
b.Memijat payudara
c.Meraba payudara
Jika ditemukan benjolan maka yang akan dilakukan:
1) Lokasi tumor
2) Diskripsi tumor
Menurut Soeprianto (2003) klinis jinak dan ganas memberikan gambaran sebagai
berikut:
klinis jinak memberikan gambaran
a. Bentuk bulat, teratur atau lonjong.
b. Permukaan rata
c. Konsistensi kenyal, lunak
d. Mudah digerakkan terhadap sekitar
e. Tidak nyeri tekan.
Klinis ganas memberikan gambaran
a. Permukaan tidak rata dan berbenjol-benjol
b. Tepi tidak rata
c. Bentuk tidak teratur
d. Konsistensi keras, padat
e. Batas tidak tegas
f. Sulit digerakkan terhadap jaringan sekitar
g. Kadang nyerti tekan
3. Pemeriksaan penunjang
a. Mammography
b. Ultrasound (USG)
c. Magnetic Resonance Imaging (MRI)
d. Biopsi
dari
segi
manejemen
tumor,
biopsi
aspirasi
memberi
dampak
menguntungkan :
a. Menejemen tumor lebih sederhana.
b. Penggunaan alat canggih lebih selektif.
c. Tindakan biopsi yang tidak menguntungkan dapat dihindari.
d. Alternatif pengobatan dapat dilakukan segera.
2. Dampak terhadap pelayanan rumah sakit
Teknik dan peralatan biopsi aspirasi yang sederhana, murah dan cepat memberi
dampak yang menguntungkan bagi pengelolaan rumah sakit, terutama rumah sakit
pemerintah :
a. Pelayanan onkologik dapat ditingkatkan
b. Biaya operasional rumah sakit menurun
3. Dampak terhadap pasien
Teknik sederhana, murah, cepat dan tidak menimbulkan efek samping yang berarti,
memberi dampak yang menguntungkan sebagai berikut :
a. Biaya pemeriksaan lebih murah
b. Hasil pemeriksaan cepat, rasa cemas dan stres dipersingkat
c. Keinginan pasien konsultasi pada dokter meningkat dan kesempatan menemukan
kanker sedini mungkin lebih luas
d. Pasien mendapat pengobatan segera
.
Harus disadari bahwa jangkauan sitologi biopsi aspirasi terbatas,tergantung pada:
a. Luasnya invasi tumor tidak dapat ditentukan.
b. Subtipe kanker tidak selalu dapat diidentifikasi.
c. Dapat terjadi negatif palsu.
d. Harus ada kerja sama klinisi dengan patologis.
Hampir semua tumor dapat dilakukan biopsi aspirasi, baik yang letaknya superfisial
palpable ataupun tumor yang terletak di dalam rongga tubuh unpalpable dengan
indikasi:
a. Membedakan tumor kistik, solid dan peradangan.
b. Diagnosis prabedah kanker sebagai pengganti diagnosis potong beku intra operatif
c. Diagnosis pertama pada wanita muda (kurang dari 30 tahun) dan wanita lanjut usia
d. Payudara yang telah dilakukan beberapa kali biopsi diagnostik
e. Penderita yang menolak operasi/anestesi
f. Nodul-nodul lokal atau regional setelah operasi mastektomi.
g. Kasus kanker payudara stadium lanjut yang sudah inoperabel.
h. Mengambil spesimen untuk kultur dan penelitian.
Teknik biopsi aspirasi mencakup kegiatan mulai dari pendekatan pasien,
mempersiapkan peralatan, mengambil aspirat tumor dan membuat sediaan
(Tambunan, 1992).
a. Persiapan alat
Alat yang dipergunakan terdiri dari tabung suntik plastik ukuran 10 ml, jarum halus,
gagang pemegang tabung suntik, kaca objek dan desinfektan alkohol atau betadin.
b. Pendekatan pasien
c. Dengan ramah pasien dianamnesis singkat. Wawancara singkat ini dibuat
sedemikian rupa, sehingga pasien tidak takut atau stres dan bersedia menjalani biopsi
aspirasi. Biopsi dilakukan dengan kelembutan hati dan rasa tanggung jawab terhadap
sesama manusia.
d. Pengambilan aspirat tumor
1. Tumor dipegang lembut
2. Jarum diinsersi segera ke dalam tumor.
3. Piston di dalam tabung suntik ditarik ke arah proksimal; tekanan di dalam tabung
menjadi negatif; jarum manuver mundur-maju. Dengan cara demikian sejumlah sel
massa tumor masuk ke dalam lumen jarum suntik.
4. Piston dalam tabung dikembalikan pada posisi semula dengan cara melepaskan
pegangan.
5. Aspirat dikeluarkan dan dibuat sediaan hapus, dikeringkan di udara dan dikirimkan
ke laboratorium pusat pemeriksaan kanker
9. Diagnosis Banding
a. Pagets Disease
b. Fibroadenoma mammae
c. Ca mammae
10. Tatalaksana
Operasi
Operasi digunakan untuk mengobati meliputi:
Melepaskan kanker payudara (lumpectomy). Selama lumpectomy, yang dapat
disebut sebagai operasi payudara-sparing atau eksisi lokal luas, ahli bedah
semua
jaringan
payudara
Anda.
Kebanyakan
prosedur
Komplikasi operasi kanker payudara tergantung pada prosedur yang Anda pilih.
Bedah membawa risiko perdarahan dan infeksi.
Beberapa wanita memilih untuk memiliki rekonstruksi payudara setelah operasi.
Mendiskusikan pilihan Anda dan preferensi dengan dokter bedah Anda.
Pertimbangkan rujukan ke dokter bedah plastik sebelum operasi kanker
payudara Anda. Pilihan Anda mungkin termasuk rekonstruksi dengan implan
payudara (silikon atau air penuh) atau rekonstruksi menggunakan jaringan
sendiri. Operasi ini dapat dilakukan pada saat mastektomi atau di kemudian hari.
Terapi radiasi
Terapi radiasi menggunakan sinar bertenaga tinggi energi, seperti sinar-X, untuk
membunuh
sel-sel
kanker. Terapi
radiasi
biasanya
dilakukan
dengan
menggunakan mesin besar yang bertujuan balok energi pada tubuh Anda (radiasi
sinar eksternal). Tetapi radiasi juga dapat dilakukan dengan menempatkan bahan
radioaktif di dalam tubuh Anda (brachytherapy).
Radiasi sinar eksternal umumnya digunakan setelah lumpectomy untuk kanker
payudara stadium awal. Dokter juga dapat merekomendasikan terapi radiasi
untuk dinding dada setelah mastektomi untuk kanker payudara yang lebih besar
atau kanker yang telah menyebar ke kelenjar getah bening.
Efek samping dari terapi radiasi termasuk kelelahan dan merah, kulit terbakar
seperti ruam di mana radiasi ditujukan. Jaringan payudara juga dapat muncul
perusahaan bengkak atau lebih. Jarang, masalah yang lebih serius dapat terjadi,
seperti kerusakan pada jantung atau paru-paru atau, sangat jarang, kanker kedua
di daerah yang dirawat.
Kemoterapi
Kemoterapi menggunakan obat untuk menghancurkan sel-sel kanker. Jika
kanker Anda memiliki risiko tinggi kembali atau menyebar ke bagian lain dari
tubuh Anda, dokter anda dapat merekomendasikan kemoterapi untuk
mengurangi kemungkinan kanker akan kambuh. Hal ini dikenal sebagai
kemoterapi sistemik adjuvant.
androgen dalam tubuh menjadi estrogen. Obat ini efektif hanya pada wanita
pascamenopause.
Inhibitor aromatase termasuk anastrozole (Arimidex), letrozole (Femara) dan
exemestane (Aromasin).
Efek samping termasuk hot flashes, berkeringat di malam hari, kekeringan
vagina, nyeri sendi dan otot, serta peningkatan risiko tulang menipis
(osteoporosis).
Sebuah obat yang menargetkan reseptor estrogen untuk kehancuran. Blok
fulvestrant obat (Faslodex) reseptor estrogen pada sel kanker dan sinyal ke sel
untuk
menghancurkan
reseptor.
Fulvestrant
digunakan
pada
wanita
pascamenopause. Efek samping yang mungkin terjadi adalah mual, hot flashes
dan nyeri sendi.
Operasi atau obat untuk menghentikan produksi hormon dalam ovarium. Pada
wanita premenopause, pembedahan untuk mengangkat ovarium atau obat untuk
menghentikan ovarium dari membuat estrogen dapat menjadi pengobatan
hormonal yang efektif.
Obat yang ditargetkan
Terapi obat yang ditargetkan menyerang kelainan tertentu dalam sel kanker.
Obat yang ditargetkan digunakan untuk mengobati kanker payudara meliputi:
Trastuzumab (Herceptin). Beberapa kanker payudara membuat jumlah
berlebihan dari protein yang disebut manusia faktor pertumbuhan reseptor 2
(HER2), yang membantu sel-sel kanker payudara tumbuh dan bertahan hidup.
Jika sel-sel kanker payudara Anda membuat terlalu banyak HER2, trastuzumab
dapat membantu memblokir protein itu dan menyebabkan sel kanker mati. Efek
samping mungkin termasuk sakit kepala, diare dan masalah jantung.
Pertuzumab (Perjeta). Pertuzumab menargetkan HER2 dan telah disetujui untuk
digunakan pada kanker payudara metastatik dalam kombinasi dengan
trastuzumab dan kemoterapi. Kombinasi perawatan dicadangkan untuk wanita
yang belum menerima perawatan obat lain untuk kanker mereka. Efek samping
dari pertuzumab mungkin termasuk diare, rambut rontok dan masalah jantung.
Komplikasi lain mungkin termasuk kekakuan bahu dan mungkin mati rasa atau
sensasi diubah di lengan atas atau ketiak.
12. Prognosis
Prognosis tergantung dari:
a. Besarnya tumor primer
b. Besarnya kelenjar axilla yang positif
c. Fiksasi ke dasar dari tumor primer
d. Tipe histologist tumor/invasi ke pembuluh darah
e. Tingkatan tumor anaplastik
f. Umur/keadaan menstruasi
g. Kehamilan
DAFTAR PUSTAKA
Djamaloeddin., 2005. Kelainan pada Mamma (Payudara). Dalam: Wiknjosastro, H.
A., Saifuddin, dan Trijatmo, R.(eds). Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 486-493.
Haryono, Samuel J., Sukasah, C., Swantari, N, M., Manuaba, T, W., Bisono.,. 1997.
Payudara. Dalam: Sjamsuhidajat R, De Jong W. Buku ajar Ilmu Bedah, EGC,
Jakarta, 1997; 1058-64.
Kumar V, Cotran R.S, dan Robbins S.L. 2007. Buku Ajar Patologi Robbin . Edisi 7.
Jakarta: EGC.
Mangunkusumo, R. R., 2006. Alat Kelamin Wanita dan Payudara. Dalam; Hirmawan,
Sutisna.(ed). Kumpulan Kuliah Patologi. Jakarta : FK UI. 77-90.
Mayo
Clinic.
2014.
Breast
Cancer.
http://www.mayoclinic.org/diseases-
conditions/breast-cancer
Movva, Sujana. 2014. Complication of Breast Cancer Surgery. UK: WebMD
Siregar, C.J.P, 2003. Farmasi Rumah Sakit Teori & Penerapan. Jakarta : EG
Snell,Richard S, . 2006. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran; alih bahasa
Liliana Sugiharto; Ed 6. EGC : Jakarta.