Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Percobaan


1. Menentukan head loss pada fluida friction dan kecepatan aliran air pada pipa halus.
2. Untuk memperjelas head loss diprediksi dengan suatu persamaan pipa friksi yang
diasosiasikan dengan aliran air melalui pipa halus.
3. Untuk menentukan head loss yang diasosiasikan dengan aliran air yang melalui fittingfitting standar yang digunakan pada instalasi leading.

1.2 Dasar Teori


Perilaku fluida merupakan hal yang penting dalam bentuk proses pada umumnya
merupakan salah satu dasar yang diperlukan untuk mempelajari satuan operasi. Penamaan
tentang fluida sangat penting bukan saja untuk dapat dengan teliti menyeleseikan penjelasan
fluida melalui pipa, pompa dan segala macam peralatan proses, tetapi juga untuk mengkaji
aliran kalor dan berbagai operasi pemisahan yang bergantung pada difusi dan perpindahan
massa.
Cabang ilmu pengetahuan teknik yang mempelajari perilaku fluida dan dalam pengertian
fluida ini termasuk zat cair, gas dan uap disebut mekanika fluida. Mekanika fluida
merupakan bagian dari disiplin ilmu yang lebih luas yang disebut mekanika kontinum,
dimana tercakup juga pengkajian mengenai tegangan pada zat padat.
Mekanika fluida mempunyai dua cabang utama yang penting bagi pengkajian suatu
operasi statiska fluida yang membahas fluida dalam keadaan seimbang dimana tidak terdapat
tegangan geser dan dinamika fluida.
1.2 . 1 Mekanika fluida
Mekanika fluida biasanya dianggap subdisiplin dari mekanika kontinum, seperti yang
diilustrasikan pada tabel berikut.Mekanika kontinum: studi fisika dari material kontinu
Mekanika solid: studi fisika dari material kontinu dengan bentuk tertentu. Elastisitas:
menjelaskan material yang kembali ke bentuk awal setelah diberi tegangan.
Mekanika fluida mengasumsikan bahwa semua fluida mengikuti:

1. Hukum kekekalan massa


2. Hukum kekekalan momentum
Sifat fisis dari fluida dapat didefinisikan berdasarkan pada :

Tekanan
Temperature
Densitas
Viskositas

Berdasarkan pengaruh tekananterhadap volumenya , fuida dapat digolongkan menjadi dua


yaitu:
1. Compressible fluida
2. Incompressible fluida
Transfortasi fluida dalam suatu system perpipaan akan mengikuti hokum kekekalan massa
dan energy . untuk incompressible fluida dalam system perpipaan berlaku sebagai berikut :
Massa masuk= massa keluar
Volume masuk = volume hokum
Neraca massa / hokum kekekalan energy
Persamaan diatas jika dinyatakan :
P/ + v2/2gc + g/gc Z = ( -f) = (-W) + q
Jika faktor W dan Q = 0 maka persamaan tersebut menjadi bpersamaan Bernoulli dan dapat
dinyatakan dalam satuan SI menjad :
Z1 + P1/g + V12/2g = Z2 + P2/g + V22/2g +h1

Keterangan :
V = kecepatan rata-rata (m/s)
A = luas penampang (m2)

Z = ketinggian
P = tekanan ( N/m2)
HL = head loss akibat gesekan (m)
g= percepatan gravitasi ((,8 m/s2)
= density (kg/m2)
Kehilangan gesekan pada system perpipaan head loss yang terjadi pada suatu rangkaian
perpipaan dapat dibagi menjadi 2 kategori :
1. Yang disebabkan karena adanya tahanan viscous yang terbentuk sepanjang rangkaian
2. Yang terjadi karena adanya efek local seperti kerangan, belokan dan perubahan tiba-tiba
pada luas penampang aliran.

f=

perpindahan momentum total


perpindahan momentunakibat turbulensi

Total head loss dapat dinyartakan dengan cara :


1. Dengan mengekivalenkan seluruh perlengkapan yang ada pada system perpipaan jika
suatu panjang yang ekivalen dengan perpipaan jika suatu panjang yang ekivalen dengan
2.

panjang pipa lurus.


Untuk gate valve (terbuka penuh L/D = 13, didapat Le = 4,4 ft) kemudian digunakan
persamaan sebagai berikut :
v (l+ )
-f = sgcD
Dimana : L= panjang pipa lurus
Le = panjang ekivalen dari perlengkapan seperti fitting, valve
Persamaan diatas digunakan untuk mempermudah karakteristik total dari suatu
persamaan system perpipaan. Dengan memisahkan gesekan untuk pipa lurus dan gesekan
untuk fitting dengan memasukkan suatu faktor yang bergantung pada jenis fitting
masing-masing.
Persamaan

Pf = E =

fl
v2
+ ki
D
2 gc

Pf
fl
v
=f = + Ki

D
2 gc

Keterangan
Ki = kopefisien kehilangan untuk masing-masing fitting atau jumlah velocity heand
V = velocity head
L = panjang pipa lurus
D = diameter pipa
f =energi total yang h ilang akibat gesekan
Persamaan diatas digunakan untuk mempermudah perhitungan dalam menganalisa
karakteristik belakang, ekspansi tiba-tiba dari persamaan diatas dapat diturunkan
beberapa perhitungan teoritis untuk head loss akibat perlengkapan-perlengkapan fluida:
Contoh :
1. Head loss yang diakibatkan karena adanya keterangan dapat dinyatakan dengan
persamaan berikut :
v2
-f = hl= kv 2 g
L dapat dianggap sama dengan 0 karena diasumsikan tidak ada pipa lurus dimana
harga k, tergantung pada jenis kerangan dan besarnya kerangan tersebut .
2. Headloss akibat belokan
Persaman adalah sebagai berikut:
v2
-f = hl = kb 2 g
Dimana harga kb adalah koefisien tak berdimensi yang tergantung pada besarnya jarijari belokan terhadap jari-jari pipa.
3. Head loss untuk kontraksi tiba-tiba
Head loss akibat adanya perubahan luas penampang ini dapat dinyatakan dalam
persamaan sebagai berikut :
v2
-f = hl = kc 2 g
Dimana V adalah kecepatan pada penampang yang kecil.
4. Head loss untuk ekspansi tiba-tiba
Head loss akibat adanya ekspansi tiba-tiba ini dapat dituliskan dengan persamaan
sebagai berikut :
( v 1v 2 ) 2
hl = kc
2g
dimana : V1= kecepatan pada penampang aliran pipa
V2 = kecepatan pada penampang aliran besar

1.2.3 Karakteristik Pompa


Sebagai penggerak fluida sering dipakai pompa sentrifugal yang dapat
mempengaruhi laju alir. Besar laju alir dapat diukur dengan kerangan tanpa
mempengaruhi pompa, karena hl-hal tersebut, pompa sentrifugal hanyadiakai pada
operasi-operasi yang bertekanan tinggi. Karateristik pompa sentrifgal meliputi:
a. Kapasitas ( Q)
Adalah kemampuan pompa mengalirkan fluida tiap waktu (m/s2)
b. Develop head (H)
Adalah ketinggian tekanan yang diperoleh fluida karena kerja pompa,
persamaannya:
PdPs x gc
H=
g
Dimana : Pd = tekanan fluida setelah keluar pompa
Ps = tekanan fluida sebelum masuk pompa
c. Fluida home power (FHP)
Adalah energy yang diperoleh fluda karena kerja pompa
Q ( PdPs ) Hp
FHP =
745
Break home power (Bhp) = energy penggerak pompa
(1,32 skala watt meter (Kwatt)
d. Efisiensi () rahasia perbandingan antar FHP : BHP
1.2.4 Pemakaian Alat Ukur
Alat ukur laju aliran fluida dapat dibagi menjadi :
1. Berdasarkan perbedaan luas penampang aliran karena perubahan laju alir fluida.
Contoh: rotaimeter
2. Berdasarkan perubahan penurunan tekanan akibat perbedaan luas penampang
cairan. Contoh : orifice meter dan ventury meter
Untuk pengukuran perubahan tekanan digunakan beberapa alat ukur pula yaitu
manometer U (berisi air atau air raksa). Dalam industry pengukuran kecepatan aliran
bertujuan untuk mengetahui banyaknya bahan yang akan diolah serta untuk
menentukan banyaknya produk yang dihasilkan di dalam satu satuan meter.
a. Manometer

Jika saluran friksi dengan fluida dan tidak ada aliran yang terjadi melalui pipa
saluran, persamaan aliran 90 berkurang hingga persamaan 80 jka fluida
imcompressibel.

Gamabar 1 : manometer
P g
+ Z =0
gc
Atau
P = P2-P1 = - g/gc Z = g/gc (Z1- Z2)
Ketika percepatan local dari gravitasi (g) yang secara manometer sama dengan konversi
konstan gc dapat digerakan sebagai spesifik berat dan secara nimerik sama dengan density.
Fluida tak mengalir dengan density tinggi, dapat mengurangi tinggi kolom untuk panjang yang
tepat jika tegangan tinggi. Instrument ini dibuat untuk menghitung perbedaan tekanan dan dalam
hal ini disebut manometer. Menometer selalu digunakan untuk menghitung perbedaan tekanan
oleh keseimbangan tetap kolom fluida.
b.Venturi Meter
Alat ini dapat dipakai untuk mengukur laju aliran fluida, misalnya menghitung laju aliran
air atau minyak yang mengalir melalui pipa. Venturimeter digunakan sebagai pengukur volume
fluida misalkan minyak yang mengalir tiap detik.

Venturimeter adalah sebuah alat yang bernama pipa venturi. Pipa venturi merupakan
sebuah pipa yang memiliki penampang bagian tengahnya lebih sempit dan diletakkan mendatar
dengan dilengkapi dengan pipa pengendali untuk mengetahui permukaan air yang ada sehingga
besarnya tekanan dapat diperhitungkan. Dalam pipa venturi ini luas penampang pipa bagian tepi
memiliki penampang yang lebih luas daripada bagian tengahnya atau diameter pipa bagian tepi
lebih besar daripada bagian tengahnya. Zat cair dialirkan melalui pipa yang penampangnya lebih
besar lalu akan mengalir melalui pipa yang memiliki penampang yang lebi sempit, dengan
demikian, maka akan terjadi perubahan kecepatan.

Gambar 2: venturi flow meter


Fluida melambat dalam kerucut dengan sudut yang lebih kecil (5 - 7o) di mana sebagian
besar energi kinetik diubah kembali menjadi energi tekanan. Karena kerucut dan pengurangan
bertahap di daerah tersebut tidak ada "Vena contracta". Daerah aliran pada minimum pada leher.
Tekanan tinggi dan pemulihan energi membuat venturi meter yang cocok di mana hanya kepala
tekanan kecil yang tersedia.
Sebuah cd koefisien debit = 0,975 dapat ditunjukkan sebagai standar, tetapi nilainya
bervariasi

tergantung

Pemulihan

tekanan

c. Meteran Orifice

jauh

pada
lebih

nilai-nilai
baik

untuk

rendah
venturi

dari
meter

bilangan
daripada

Reynolds.

pelat

orifice.

Pengurangan lintas-bagian dari sungai yang mengalir melewati lubang dalam


meningkatkan head kecepatan dengan mengorbankan head tekanan. Pengurangan tekanan antara
keran diukur dengan menggunakan manometer.

Gambar 3 : meteran orifice


Orifice tediri dari plat yang dilubangi dan dikerjakan dengan mesin seara teliti dan
dipasang antar 2 flens sehingga luabng itu konsentrasi dengan pipa tempat memasangnya.
Lubang flat itu dapat dibuat memasang kesisi hilir, penyadap, tekanan satu dan satu dihilir,
orifice itu dipasang dan dihubungkan dengan manometer atau piranti pengukuran tekanan
lainnya pasti lubang dapat ditempatkan dimana saja dan koefisien meteran tergantung pada letak
lubang penyadap itu. Prinsip orifice indeks dengan meteran ventury. Pengukuran arus aliran
melalui orifice itu menyebabkan tinggi tekanan kecepatan meningkat, tetapi tinggi tekanan
menurun dan penurunan tekanan antara titik sadap diukur dengan manometer. Ada satu kesulitan
pokok yang terdapat pada meteran orifice yang tidak terdapat pada ventury yaitu oleh karena
orifie itu tajam, arus fluida itu memisah disebelah hilir orifice dan membentuk jet aliran bebas
didalam fluida disebelah hilir.

d. Tabung Pitot

Tabung pitot digunakan untuk mengukur laju aliran gas pada suatu pipa. Tabung pitot
digunakan untuk mengukur kecepatan fluida di suatu titik pada fluida itu.

Gambar 4 : tabung pitot


Lubang yang menuju ke kaki kanan manometer, tegak lurus dengan aliran udara.
Karenanya, laju aliran udara yang lewat di lubang ini (bagian tengah) berkurang dan udara
berhenti ketika tiba di titik 2. Dalam hal ini, v2 = 0. Tekanan pada kaki kanan manometer sama
dengan tekanan udara di titik 2 (P2).
Ketinggian titik 1 dan titik 2 hampir sama (perbedaannya tidak terlalu besar) sehingga
bisa diabaikan. Ingat ya, tabung pitot juga dirancang menggunakan prinsip efek venturi. Mirip
seperti si venturi meter, bedanya si tabung petot ini dipakai untuk mengukur laju gas alias udara.
Karenanya, kita tetap menggunakan persamaan efek venturi.

BAB II
METODOLOGI
2.1

Alat dan Bahan

2.1.1 Alat yang digunakan

Satu unit Flow Fluid Demo Plant


Stop watch
Penggaris

2.1.2 Bahan yang digunakan

2.2

Air
Raksa (Hg)

Prosedur Kerja

2.2.1 Percobaan A (Fluida Friction) dalam suatu pipa halus

Pada pipa 1 membuka V2 dan V4. Dan menutup V4 pada pipa 2,3, dan 4.
Mengalrkan air pada unit flow fluid demo plant
Mencatat pembacaan pada manometer.
Melakukan hal yang sama pada pipa 2 dengan mengatur bukaan pada V4 dan menutup
valve pada pipa 1 dan 4
Melakukan hal yang sama untuk pipa 4 dengan mengatur bukaan pada V2 dan
membuka bukaan pada V4 serta menutup pipa 1 dan 2.

2.2.2 Percobaan B (Head Loss pada Setiap Friksi)

Ditutup V1, V10, V4 pada pipa tes 3.


Dibuka V2.
Dibuka V4 pada pipa V1 dan V4 pada pipa 2.
Dibuka A dan B atau C dan D setelah pemeriksaan kran-kran.

2.2.3 Percobaan C (Percobaan Head Loss pada Fitting-Fitting Pipa)

Mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan seperti stopwatch.


Menyediakan fitting-fitting dan katup tes yang akan digunakan.
o Elbow 45o
o Elbow 90o
o Globe valve
o Gate valve

BAB III
PENGOLAHAN DATA
3.1 Data Pengamatan
3.1.1 Data Percobaan A (Fluida Friction) dalam suatu Pipa Halus
Faktor
Lokal
Pipa 1
Pipa 2
Pipa 4

Volume
(liter)
5
5
5

Waktu
(detik)
9
9
9

Diameter
(m)
4 x 10-3
7,5 x 10-3
14 x10-3

H1
(mmHg)
25
108
358

H2
(mmHg)
718
630
375

Head loss
(mmHg)
693
522
17

3.1.2 Data Percobaan B (Head loss Pada setiap Friksi)


Faktor
Lokal

Volume
(liter)

Waktu
(detik)

Diameter
(m)

Panjang
Pipa (cm)

H1(mmHg
)

H2(mmHg
)

Pipa 1
Pipa 2
Pipa 4

5
5
5

9
9
9

4 x 10-3
7,5 x 10-3
14 x10-3

102
149,7
102

25
108
358

718
630
375

Head
loss
(mmHg)
693
522
17

H2
(mmHg)
370
374
369
564

Head loss
(mmHg)
10
19
6
406

3.1.3 Data Percobaan C (Percobaan Head loss Pada Fitting-fitting Pipa)


Faktor Lokal
Elbow 450
Elbow 900
Gate valve
Globe valve

Volume
(liter)
5
5
5
5

Waktu
(detik)
9
9
9
9

Diameter
(m)
14 x10-3
14 x10-3
14 x10-3
14 x10-3

H1
(mmHg)
360
355
363
158

3.2

Data Perhitungan

3.2.1

Gesekan fluida (fluda friction) dalam suatu pipa halus

Volume,
V (liter)
5
5
5

Waktu,
T
(detik)
9
9
9

Diameter,
D (meter)

Laju alir,
Q (m3/s)

Kecepatan,
n,U (m/s)

4x10-3
7.5x10-3
14x10-3

5,56 x 10-4
5,56 x 10-4
5,56 x 10-4

44,27
12,59
3,61

Headloss,
H
(mmHg)
693
522
17

Log U

Log H

1,65
1,10
0,56

2,84
2,72
1,23

3.2.2

Head loss pada setiap friksi

Volume,
V (liter)

Waktu, Diameter,
T
D (meter)
(detik)

Laju alir, Q
(m3/s)

4x10-3

5,56 x 10-4

Kecepa
tan,
n,U
(m/s)
44,27

Headloss
,H
(mmHg)

Re

L (m)

(4f)

693

7.5x10-3

5,56 x 10-4

12,59

522

106.502,0
9
56.81269

1,02

0.56

1,497
1,02

0.1
4
1.9
1
0.1
2

14x10-3

5,56 x 10-4

3,61

17

30.404,35

7.64
0.48

3.2.3 Head loss pada fitting-fitting pipa


Fitting

Volume,
V (liter)

Waktu, Diameter, Laju alir, Q Kecepatan,


T (detik) D (meter)
(m3/s)
n,U (m/s)

hv

h/hv

2.50

Headloss,
H
(mmHg)
10

Ellbow
45
Ellbow
90
Globe
valve
Gate
valve

14x10-3

5,56 x 10-4

1.27

7,87

14x10-3

5,56 x 10-4

2.50

19

1.27

14,96

14x10-3

5,56 x 10-4

2.50

1.27

4,72

14x10-3

5,56 x 10-4

2.50

406

1.27

319,68

BAB IV
PEMBAHASAN

Pada praktikum Satuan Operasi kali ini yang berjudul Friksi Aliran Fluida ini bertujuan
menentukan head loss pada fluida friction dan kecepatan aliran air pada pipa halus, untuk
memperjelas head loss diprediksi dengan suatu persamaan pipa friksi yang diasosiasikan dengan
aliran air melalui pipa halus, untuk menentukan head loss yang diasosiasikan dengan aliran air
yang melalui fitting-fitting standar yang digunakan pada instalasi leading.
Pertama yang dilakukan pada praktikum ini adalah menghitung head loss pada pipa 1,2,
dan 4 dengan menggunakan manometer raksa pada unit flow fluid demo plant. Pada percobaan
ini laju alir air yang digunakan adalah 3,85 x 10 -5 m3/s. Untuk menghitung head loss pada pipa 1,
air dialirkan menuju pipa 1 dengan membuka ball valve pada pipa 1 dan menutup ball valve pada
pipa lainnya. Setelah itu menunggu pembacaan pada manometer dan mencatat head loss nya.
Begitu juga untuk pipa 2 dan pipa 4. Dari hasil pengukuran yang didapatkan head loss pada pipa
1 adalah 688 mmHg, pada pipa 2 adalah 590 mmHg, dan pada pipa 4 adalah 1 mmHg. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa semakin kecil diameter pipa semakin besar nilai head loss dari aliran
fluida. Hal ini dikarenakan dengan mengecilnya diameter pipa maka nilai Reynold atau
turbulensi dari aliran semakin besar sehingga gaya gesekan antara air dan pipa juga semakin
besar. Hal inilah yang menyebabkan semakin kecil diameter pipa maka nilai head loss pada
aliran fluida semakin besar.
Pada Percobaan C, dilakukan pengukuran head loss pada fitting-fitting standar pada unit
flow fluid demo plant. Fiting-fitting yang digunakan dalam pengukuran head loss adalah elbow
450, elbow 900, globe valve, dan gate valve. Dari hasil praktikum bahwa elbow 450 memiliki
head loss lebih besar dibandingkan dengan elbow 900 sedangkan globe valve memiliki head loss
yang lebih besar dibandingkan dengan gate valve. Sehingga memungkinkan dalam pengaliran
fluida lebih baik digunakan elbow 900 dan gate valve sebagai alat control laju alir.

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum, dapat disimpulkan bahwa :

Semakin kecil diameter pipa maka nilai head loss pada aliran fluida semakin besar untuk

laju alir fluida yang sama.


Dalam pengaliran fluida lebih baik digunakan elbow 900 dan gate valve sebagai alat
control laju alir dibandingkan elbow 450 dan globe valve, karena nilai head loss elbow 450
dan globe valve lebih besar dibandingkan dengan elbow 900 dan gate valve.

LAMPIRAN

1. perhitungan Percobaan A (fluida Friction) dalam suatu Pipa


Diketahui : V = 5 L
T= 9s
Diameter pipa 1 = 4 x 10-3 m
Diameter pipa 2 = 7,5 x10-3 m
Diameter pipa 4 = 14 x10-3 m
Diameter pipa 4 = 14 x10-3 m
Perhitungan laju alir (Q)
Pipa 1
3
3
3
V X 10
5 x 10
4 m
=5,56
x
10
Q=
=
T
9
s
Pipa 2
Q=

V X 10
T

5 x 10
m
=5,56 x 104
=
9
s

V X 10
T

5 x 10
m
=5,56 x 104
=
9
s

Pipa 4
Q=

Perhitungan kecepatan (U)


Pada pipa 1
4
4 Q 4 x (5,56 x 10 )
m
U = d 2 = 3,14 x(4 x 103)2 =44,27 s
Pada pipa 2
4
4 x (5,56 x 10 )
4Q
m
=
U = d 2 3,14 x(7,5 x 103)2 =12,59 s
Pada pipa 4
4 x (5,56 x 104 )
4Q
m
=
U = d 2 3,14 x(14 x 103)2 =3,61 s
Perhitungan log kecepatan (U)
Pada pipa 1
Log 44,27 = 1,65
Pada pipa 2
Log 12,59 = 1,10

Pada pipa 4
Log 3,61 = 0,56
Perhitungan log head loss (H)
Pipa 1
H = 693 mmHg
Log 693 = 2,84
Pipa 2
H = 522 mmHg
Log 522 = 2,72
Pada pipa 4
H = 17 mmHg
Log 17 = 1,23
Perhitungan Percobaan B (Head loss Pada setiap Friksi)
Perhitungan Reynold
Pada pipa 1
Re =

. U . d 999 . 30,65 . 4 x 103


=
=106502,09

1,15 x 103

Pada pipa 2
Re =

. U . d 999 . 8,72.7,5 x 103


=
=56812,69

1,15 x 103

Pada pipa 4
Re =

. U . d 999 . 2,50 .14 x 103


=
=30404,35

1,15 x 103

Perhitungan f
Pada pipa 1
f=

g . d h 9,81 . 4 x 103 .688


=
=0,14
2 L U2
2 .0,102 ( 30,652 )

pada pipa 2
f=

g . d h 9,81 . 47,5 x 103 .590


=
=1,91
2 L U2
2.0,1497 ( 8,722 )

pada pipa 4
f=

g . d h 9,81 . 14 x 103 .1
=
=0,12
2 L U2
2.0,102 ( 2,502 )

perhitugan
pada pipa 1
= 4f = 4 x 0,14 = 0,56
pada pipa 2
= 4f = 4 x 1,91 = 7,64
pada pipa 4
= 4f = 4 x 0,12 = 0,48
perhitungan Percobaan C (Percobaan Head loss Pada Fitting-fitting Pipa)
Perhitungan kecepatan (U)
Pada elbow 450
U=

4 x (5,56 x 104 )
4Q
m
=
=3,61
2
2
s
d 3,14 x(14 x 103)

Pada elbow 900


4

U=

4 x (5,56 x 10 )
4Q
m
=
=3,61
2
2
s
d 3,14 x(14 x 103)

Pada gate valve


U=

4 x (5,56 x 104 )
4Q
m
=
=3,61
2
2
s
d 3,14 x(14 x 103)

Pada globe valve


U=

4 x (5,56 x 104 )
4Q
m
=
=3,61
2
2
s
d 3,14 x(14 x 103)

Perhitungan hv
Pada elbow 450
hv =

v2
52
=
=1,27
2 g 2.9,81

Pada elbow 900


2

hv =

v
5
=
=1,27
2 g 2.9,81

pada gate valve


hv =

v2
52
=
=1,27
2 g 2.9,81

pada globe valve


hv =

v2
52
=
=1,27
2 g 2.9,81

perhitungan h/hv
pada elbow 450
h/hv=10/ 1,27 = 7,87
pada elbow 900
h/hv = 19/1,27 = 14,96
pada gate valve
h/hv=6/ 1,27 = 4,72

pada globe valve


h/hv=406/ 1,27 = 319,68

Anda mungkin juga menyukai