Anda di halaman 1dari 59

BAB V

PERCOBAAN 4
TRANSFORMASI RANGKAIAN
5.1 Tujuan
1. Mengetahui transformasi rangkaian segitiga ke bintang dan sebaliknya.
2. Mengetahui transformasi rangkaian kubus.
3. Mengetahui transformasi rangkaian segitiga.
5.2 Gambar Rangkaian
5.2.1 Transformasi Y

Gambar 5.1 a) Rangkaian Y


b) Rangkaian

5.2.2 Transformasi Rangkaian Kubus


5.2.2.1 Normal

Gambar 5.2 Rangkaian Kubus

5.2.2.2 Dengan Konduktor

Gambar 5.3 Rangkaian Kubus dengan konduktor

5.2.2.3 Dengan Resistor

Gambar 5.4 Rangkaian Kubus dengan Resistor

5.2.3 Transformasi Rangkaian Piramida


5.2.3.1 Normal

Gambar 5.5 Rangkaian Piramida

5.2.3.2 Dengan Konduktor


5.2.3.2.1 Konduktor pada CE

Gambar 5.6 Rangkaian Piramida dengan Konduktor pada CE

5.2.3.2.2 Konduktor pada CE dan BD

Gambar 5.7 Rangkaian Piramida dengan Konduktor pada CE dan BD

5.2.3.3 Dengan Resistor


5.2.3.3.1 Resistor pada CE

Gambar 5.8 Rangkaian Piramida dengan Resistor pada CE

5.2.3.3.2 Resistor pada CE dan BD

Gambar 5.9 Rangkaian Piramida dengan Resistor pada CE dan BD

5.3 Alat dan Bahan


1. Modul Rangkaian Listrik
2. Ohmmeter
3. Jumper female
5.4

Cara Kerja

5.4.1 Transformasi Y
1. Mempersiapkan Modul Praktikum
2. Mengukur nilai tahanan pada R1-R5 dengan ohmmeter
3. Mengukur dan mencatat nilai tahanan total pada titik A dan B dengan
ohmmeter
4. Mengulangi langkah 1 dan 2 dengan mengganti rangkaian pada gambar
5.4.2 Transformasi Rangkaian Kubus
1. Mempersiapkan Modul Praktikum
2. Mengukur dan mencatat nilai tahanan A-C, B-C, B-D, D-A, D-C, G-H,
G-E, E-F, A-H, C-G, B-E, D-F dengan ohmmeter
3. Mengukur dan mencatat nilai tahanan di titik A-E dengan ohmmeter
4. Mengukur dan mencatat nilai tahanan di titik A-E dengan ohmmeter jika
antara titik C-D dan G-F terdapat konduktor
5. Mengukur dan mencatat nilai tahanan di titik A-E dengan ohmmeter jika
antara titik C-D dan G-F terdapat resistor
5.4.3 Transformasi Rangkaian Piramida
1. Mempersiapkan Modul Praktikum
2. Mengukur dan mencatat nilai tahanan A-B, A-C, A-D, A-E, B-C, C-D, DE, E-F dengan ohmmeter
3. Mengukur dan mencatat nilai tahanan di titik A-D dengan ohmmeter jika
antara titik C-E terdapat konduktor
4. Mengukur dan mencatat nilai tahanan di titik A-D dengan ohmmeter jika
antara titik C-E terdapat resistor

5.5

Data Percobaan

5.5.1 Rangkaian Y
Tabel 5.1 Rangkaian Bintang

R
R1
R2
R3
R4
R5
RAB

Warna
Kuning, ungu, merah,emas
Kuning, ungu, merah,emas
Kuning, ungu, merah,emas
Kuning, ungu, merah,emas
Kuning, ungu, merah,emas

Nilai Tertera()
4,7 k
4,7 k
4,7 k
4,7 k
4,7 k

Nilai Terukur()
4,61 k
3,45 k
3,45 k
3,45 k
3,45 k
9,25 k

5.5.2 Rangkaian
Tabel 5.2 Rangkaian

R
R1
R2
R3
R4
R5
RAB

Warna
Kuning, ungu, merah, emas
Kuning, ungu, merah, emas
Kuning, ungu, merah, emas
Kuning, ungu, merah, emas
Kuning, ungu, merah, emas

Nilai Tertera()
4,7 k
4,7 k
4,7 k
4,7 k
4,7 k

Nilai Terukur()
2,90 k
2,90 k
2,31 k
2,90 k
2,89 k
4,62 k

Nilai Tertera()
1,8 k
1,8 k
1,8 k
1,8 k
1,8 k
1,8 k
1,8 k
1,8 k
1,8 k
1,8 k
1,8 k
1,8 k

Nilai Terukur()
1,23 k

5.5.3 Rangkaian Transformasi Kubus


Tabel 5.3 Rangkaian Transformasi Kubus

R
RAC
RCB
RBD
RDA
RGH
RGE
REF
RFH
RAH
RCG
RBE
RDF
RAE

Warna
Coklat, abu-abu, merah, emas
Coklat, abu-abu, merah, emas
Coklat, abu-abu, merah, emas
Coklat, abu-abu, merah, emas
Coklat, abu-abu, merah, emas
Coklat, abu-abu, merah, emas
Coklat, abu-abu, merah, emas
Coklat, abu-abu, merah, emas
Coklat, abu-abu, merah, emas
Coklat, abu-abu, merah, emas
Coklat, abu-abu, merah, emas
Coklat, abu-abu, merah, emas

RAE, titik C-D dan G-F diberi konduktor = 1,49 k

1,26 k
1,07 k
1,15 k
1,36 k
1,39 k
1,26 k
1,06 k
1,40 k
1,82 k
1,18 k
1,08 k

1,49 k

RAE, titik C-D dan G-F diberi R 10 k = 1,49 k

5.5.4 Rangkaian Transformasi Piramida


Tabel 5.4 Rangkaian Transformasi Piramida

R
RAB
RAC
RAD
RAE
RBC
RCD
RDE
RBE
RCE
RBD

Warna

Nilai Tertera()

Nilai Terukur()

Coklat, abu-abu, merah, emas

1,8 k
1,8 k
1,8 k
1,8 k
1,8 k
1,8 k
1,8 k
1,8 k
1,8 k
1,8 k

0,84 k
0,85 k
0,85 k
0,83 k
0,96 k
0,96 k
0,95 k
0,94 k
0,85 k
0,84 k

Coklat, abu-abu, merah, emas


Coklat, abu-abu, merah, emas
Coklat, abu-abu, merah, emas
Coklat, abu-abu, merah, emas
Coklat, abu-abu, merah, emas
Coklat, abu-abu, merah, emas
Coklat, abu-abu, merah, emas
Coklat, abu-abu, merah, emas
Coklat, abu-abu, merah, emas

RAD, titik C-E diberi konduktor

= 0,85 k

RAD, titik C-E diberi R 10 k

= 0,72 k

RAD, titik C-E dan B-D diberi konduktor = 0,72 k


RAE, titik C-E dan B-D diberi R 10 k

= 0,54 k

5.6

Analisa dan Pembahasan

5.6.1

Transformasi Y

5.6.1.1 Rangkaian

Gambar 5.10 Rangkaian

Untuk menghitung nilai tahanan total A-B pada rangkaian di atas, maka harus
mentransformasikan ke rangkaian bintang

Gambar 5.11 Transformasi -Y

5.6.1.1.1 Perhitungan Rangkaian


Untuk menyederhanakan rangkaian maka rangkaian diubah dahulu
menjadi rangkaian Y, caranya adalah mengubah parameter R1, R2, dan R3
menjadi Ra, Rb dan Rc yang dapat dilihat sebagai berikut :
Pertama : Cari Nilai Ra, Rb, Rc
Nilai Ra :
Ra=

R 1. R 2
R 1+ R 2+ R 3

Ra=

2,9.2,9
2,9+2,9+2,31

Ra=1,036 k Ohm

Nilai Rb :
Rb=

R 1. R 3
R1+ R 2+ R 3

Rb=

2,9.2,31
2,87+2,87+2,3

Rb=0,826 k Ohm
Nilai Rc :
Rc=

R2. R 3
R 1+R 2+R 3

Rc=

2,9.2,3
2,87+2,87+2,3

Rc=0,826 k Ohm

Setelah nilai Ra, Rb dan Rc didapatkan, maka kita dapat menghitung


nilai tahanan total. Langkah pertama adalah menghitung nilai Rb.R4//Rc.R5
sebagai berikut :
Pertama : Serikan Rb + R4 dan Rc + R5 untuk mendapatkan nilai RS1 dan RS2
RS 1=Rb+ R 4

RS 1=0,826+2,9
RS 1=3,726 k

Ohm

RS 2=Rc+ R 5
RS 2=0,826+2,89
RS 2=3,725

k Ohm

Lalu RS1 diparalelkan dengan RS2 dan berikut perhitunganya :


Rp=

RS 1. RS 2
RS1+ RS 2

Rp=

3,726.3,725
3,726+3,725

Rp=

13,69
7,4

Rp=1,86 k Ohm

Lalu langkah terakhir kita serikan Rp dengan Ra dan berikut perhitunganya :


Rab=Rp+ Ra
Rab=1,86+1,036

Rab=2,896 k

Simulasi Rangkaian dengan EWB

Gambar 5.12 Simulasi Rangkaian dengan EWB

5.6.1.1.2 Analisa Perbandingan


Dari tabel percobaan, perhitungan dan simulasi EWB maka diperoleh
suatu perbandingan dari nilai parameter Rab pada rangkaian delta sebagai berikut

Tabel 5.5 Perbandingan hasil nilai perhitungan, percobaan dan simulasi


EWB parameter Rab pada rangkaian delta

Parameter

Perhitungan

Percobaan

EWB

Rab

2,896 k

4,62 k

4,7 k

Dari tabel di atas terlihat bahwa ada sedikit perbedaan pada parameter Rab
rangkaian delta antara nilai perhitungan, percobaan, dan simulasi EWB. Hal ini
dikarenakan adanya rugi-rugi pada modul percobaan serta kesalahan pengamatan
dalam melakukan pengukuran dan juga pembulatan pada perhitungan.

5.6.1.2 Rangkaian Y

Gambar 5.13 Rangkaian Bintang

Tahanan total di A-B dicari dengan menyederhanakan menjadi bentuk

Gambar 5.14 Penyederhanaan Rangkaian

5.6.1.2.1 Perhitungan Rangkaian Y


Pertama : Serikan R5 + R3 dan R2+R4
Rs 1=R 2+ R 4
Rs 1=3,45+3,45

Rs 1=6,90 K
Karena nilai R5 = R4 dan R2 = R3, maka Rs2 = Rs1
Rs 1=RS 2=6,90 K

Lalu Rs1 diparalelkan dengan Rs2 dan berikut perhitunganya :


Rs1//Rs2
Rp=

Rs 1 . Rs 2
Rs1+ Rs 2

Rp=

6,90.6,90
6,90+6,90

Rp=

47,61
13,80

Rp=3,45 K
Lalu langkah terakhir kita serikan Rp dengan R1 dan berikut perhitunganya :
Rab=Rp+ R 1

Rab=3,45+ 4,60
Rab=8,05 K

Simulasi Rangkaian Y dengan EWB

Gambar 5.15 Simulasi Rangkaian Y dengan EWB

5.6.1.2.2

Analisa Perbandingan

Tabel 5.6 Perbandingan hasil nilai perhitungan, percobaan dan simulasi EWB
parameter Rab pada rangkaian bintang

Parameter

Perhitungan

Percobaan

EWB

Rab

8,05 K

9,25 K

9,4

Dari tabel di atas terlihat bahwa ada sedikit perbedaan pada parameter Rab
antara nilai perhitungan, percobaan, dan simulasi EWB. Hal ini dikarenakan
adanya rugi-rugi pada modul percobaan serta kesalahan pengamatan dalam
melakukan pengukuran dan juga pembulatan pada perhitungan.

5.6.1.2.3 Analisa transformasi rangkaian ke Y


Pada percobaan ini terutama rangkaian cukup sulit untuk menganalisa
nilai tahanan A-B. Tidak semua susunan resistor, resistansinya dapat ditentukan
menggunakan prinsip susunan seri, paralel dan kombinasi keduanya secara
langsung. Untuk itu perlu digunakan metode lain yaitu dengan menggunakan

metode transformasi dengan prinsip transformasi Y agar perhitungan menjadi


lebih sederhana.

5.6.2 Transformasi Rangkaian Kubus


5.6.2.1 Normal

Gambar 5.16 Rangkaian Kubus normal

5.6.2.1.1 Gambar Penyederhanaan Rangkaian


Tahanan total di titik A-E, rangkaian kubus di atas dapat disederhanakan
menjadi

Gambar 5.17 Penyederhanaan Rangkaian Kubus

5.6.2.1.2 Perhitungan Transformasi rangkaian kubus


Pada gambar (a)
Transformasikan Y ke dengan pusat di H
RA=

1
( R . R + R FH . R AH + R AH . R GH )
R FH FH GH

RA=

1
(1,06.1,36+1,06.1,4 +1,4.1,36)
1,06

R A = 4,55 k Ohm
RB =

1
( R . R + R . R + R AH . RGH )
R AH FH GH FH AH

RA=

1
(1,06.1,36+ 1,06.1,4+1,4.1,36)
1,4

R A = 3,45 k Ohm

RC =

1
(R . R + R FH . R AH + R AH . RGH )
RGH FH GH

RA=

1
(1,06.1,36+1,06.1,4 +1,4.1,36)
1,36

R A = 2,53 k Ohm

Sehingga pada gambar (b)

R AG=R AF R FG=

Pada gambar (b)


Transformasikan Y ke dengan pusat di D
R D=

1
(R . R + R . R + R . R )
RBD BD AD BD DF BD DF

RC =

1
(1,07.1,15+1,07.1,08+1,07.1,08)
1,07

RC = 3,31 k Ohm
R E=

1
(R .R +R . R +R . R )
RDF BD AD BD DF BD DF

RC =

1
(1,07.1,15+1,07.1,08+1,07.1,08)
1,08

RC =

3,27 k Ohm

RF =

1
(R . R + R . R + R . R )
R AD BD AD BD DF BD DF

RC =

1
(1,07.1,15+1,07.1,08+1,07.1,08)
1,15

RC = 2,85 k Ohm

Transformasikan Y ke dengan pusat di C

1,73

RG =

1
(R . R + R . R + R . R )
RCB CG AC CG BC AC BC

RG =

1
(1,82.1,23+1,82.1,26+1,23.1,26)
1,26

RG = 4,82 k Ohm
RH=

1
(R . R + R . R + R . R )
R AC CG AC CG BC AC BC

RH=

1
(1,82.1,23+1,82.1,26+1,23.1,26)
1,23

R H = 3,92 k Ohm
RI =

1
(R . R + R . R + R . R )
R BC CG AC CG BC AC BC

RH=

1
(1,82.1,23+1,82.1,26+1,23.1,26)
1,26

R H = 3,11 k Ohm

Sehingga pada gambar (c)

R AG=R H / RI =3,92/ 3,11

= 1,73 k Ohm

Sehingga pada gambar (c)

R AF =R D / R C =3,31/ 2,53

= 1,43 k Ohm

Sehingga pada gambar (c)

R AB=R E / RG =3,27/ 4,82

Sehingga pada gambar (c)

RBF =R F=

2,85 k Ohm

Sehingga pada gambar (c)

RBG =R H =

3,92 k Ohm

Pada gambar (c)


Transformasi ke Y (segitiga ABG)
RJ =

R AG R BG
6,7816
=
=0,89 k Ohm
R AG+ R BG + R AB
7,59

= 1,94 k Ohm

R K=

R AG R AB
3,3562
=
=0,44 k Ohm
R AG + R BG+ R AB
7,59

R L=

R AB R BG
7,6048
=
=1 k Ohm
R AG + R BG+ R AB
7,59

Sehingga pada gambar (d)

R A 1=R K =0,44

Sehingga pada gambar (d)

RB 1 =R L =

1 k Ohm

Sehingga pada gambar (d)

RG 1=R J =

0,89 k Ohm

k Ohm

Pada gambar (d)


Transformasi Y ke dengan pusat di G
RM=

1
(R . R + R . R + R . R )
R FG EG FG FG GI GI EG

RM=

1
(1,39.1,73+1,73.0,89+0,89.1,39)
1,73

R M = 2,99 k Ohm
RN =

1
(R . R + R . R + R . R )
R EG EG FG FG GI GI EG

RN =

1
( 1,39.1,73+ 1,73.0,89+ 0,89.1,39)
1,39

RN = 3,72 k Ohm
R O=

1
(R . R +R . R +R .R )
RGI EG FG FG GI GI EG

RM=

1
(1,39.1,73+1,73.0,89+ 0,89.1,39)
0,89

R M = 4,18 k Ohm
Sehingga pada gambar (d)
Sehingga pada gambar (c)

RGI =R M =

RFI =RN =

2,99 k Ohm

3,72 k Ohm

Sehingga pada gambar (c)

R EF=RO / R E G =

1,04 k Ohm

Pada gambar (e)


Transformasi Y ke dengan pusat B
RP =

1
(R . R + R . R + R . R )
R BE BC BE BE BF BF BC

RG =

1
(1,26.1,18+1,18.2,85+2,85.1,26)
1,18

RG = 7,15 k Ohm
RQ =

1
(R . R +R .R +R . R )
R BC BC B E BE BF BF BC

RH=

1
(1,26.1,18+1,18.2,85+2,85.1,26)
1,26

R H = 5,67 k Ohm
RR =

1
(R . R + R . R + R . R )
R BF BC BE BE BF BF BC

RH=

1
(1,26.1,18+1,18.2,85+2,85.1,26)
2,85

R H = 1,99 k Ohm
Rp
Sehingga pada gambar (f) RFC = =7,15/ 2,99= 2,1 k Ohm
RM
Sehingga pada gambar (c)

RCE =R R / R M =

1,99/ 2,99 = 1,19 k Ohm

Sehingga pada gambar (c)

RGF =RQ / R EF=

5,67/ 1,26= 1,03 k Ohm

Pada gambar (f)


Transformasi ke Y (Segitiga ACF)
RS =

R AF R AC
=
R AF + R AC + RFC

1,73.1,23
= 0,44 k Ohm
1,43+1,23+ 2,1

RT =

R AC R FC
1,73.2,1
=
=0,76 k Ohm
R AF + R AC + RFC 1,43+1,23+2,1

RS =

R FC R AF
1,73.1,43
=
R AF + R AC + RFC 1,43+1,23+2,1

= 0,52 k Ohm

Pada gambar (g)


Jadi, nilai tahanan total A-E
R
( U + R EC )/( R R + R EF )
R AE=RS +
R AE=0,44+( 0,52+ 1,19)/(1,99+ 1,26) R AE
R AE=

1,56 k Ohm

Simulasi EWB Kubus Normal

Gambar 5.18 Simulasi EWB kubus normal

5.6.2.1.3 Analisa Perbandingan


Dari tabel percobaan, perhitungan dan simulasi EWB maka diperoleh
suatu perbandingan dari nilai parameter RAE kondisi normal pada rangkaian kubus
sebagai berikut
Tabel 5.7

Perbandingan parameter tahanan RAE

kondisi normal antara nilai perhitungan,

percobaan dan simulasi EWB rangkaian kubus

Kondisi
Normal

Tahanan Total AE
Perhitunga
Percobaan
n
1,56 k
1,49 k

EWB
1,5 k

Dari tabel di atas terlihat bahwa ada perbedaan kondisi normal pada
tahanan total RAE antara nilai perhitungan, nilai percobaan dan simulasi EWB. Hal
ini disebabkan adanya rugi-rugi pada modul percobaan serta kesalahan
pengamatan dalam melakukan pengukuran dan juga pembulatan perhitungan
sehingga menyebabkan nilainya menjadi berbeda.

5.6.2.2 Dengan Konduktor

Tahanan total AE dengan CD dihubung singkat dan GF dihubung singkat.


Apabila CD dan GF dihubung singkat, maka rangkaian menjadi :

Gambar 5.19 Rangkaian kubus dengan CD dan GF dihubung singkat

5.6.2.2.1 Gambar Penyederhanaan Rangkaian


Dari rangkaian diatas dapat digambarkan bentuk rangkaian sebagai berikut

Gambar 5.20 Rangkaian ekuivalen kubus

Rangkaian di atas dapat disederhanakan menjadi

(a)

(b)
Gambar 5.21 Penyederhanaan rangkaian

5.6.2.2.2 Perhitungan
Pada gambar (a)
Rak = Rag // Rad 1,73 // 1,15 = 0,69 k Ohm
Rhl = Rgh//Rfh 1,36/ 1 ,06

= 0,59 k Ohm

1,82/1,08

= 0,67 k Ohm

Rkl = Rcg// Rdf

Rbk = Rcb//Rbd 1,26/ 1,07 = 0,57 k Ohm


Rel = Reg//Ref 1,39/ 1,26 = 0,66 k Ohm
Pada gambar (b)
Melalui transformasi

dari gambar (a) pada segitiga AKL

Ra=

( Ra + Rkl ) Rak
3,6
=
= 1,07 k Ohm
Rah+ Rhl + Rak+ Rkl 3,35

Rb=

( Rah+ Rhl ) Rkl


1,33
=
Rah+ Rhl + Rak+ Rkl 3,35 = 0,39 k Ohm

Rc=

( RakxRkl)
0,46
=
Rah+ Rhl+ Rak + Rkl 3,35 = 0,13 k Ohm

Pada gambar (c)


Nilai tambahan total pada titik AE

(c)

Raf = Ra+(Rc+Rbk+Rbe)//(Rb+Rel)
4,55+ 1,28
= 5,83 k Ohm

Simulasi EWB kubus dengan konduktor

Gambar 5.22 Simulasi EWB kubus dengan konduktor

5.6.2.2.3 Analisa Perbandingan


Dari tabel percobaan, perhitungan, dan simulasi EWB maka diperoleh
suatu perbandingan dari nilai parameter RAE kondisi dengan konduktor pada
rangkaian kubus sebagai berikut
Tabel 5.8

Perbandingan parameter tahanan RAE kondisi diberi konduktor CD- GF antara nilai
perhitungan, percobaan dan simulasi EWB rangkaian kubus

Kondisi

Tahanan Total AE
Perhitunga
Percobaan
n

Diberi konduktor
0,56 k
CD-GF

1,49 k

EWB
6,5 k

Dari tabel diatas terlihat bahwa ada perbedaan kondisi dengan diberi
konduktor CD-GF pada tahanan total RAE antara nilai perhitungan dan nilai
percobaan. Hal ini disebabkan adanya rugi-rugi pada modul percobaan serta

kesalahan pengamatan dalam melakukan pengukuran dan juga pembulatan


perhitungan sehingga menyebabkan nilainya menjadi berbeda.

5.6.2.3 Dengan Resistor


Tahanan total AE dengan tahanan pada CD dan GF. Apabila terdapat
tahanan pada CD dan GF maka rangkaiannya :

Gambar 5.23 Rangkaian kubus dengan R pada CD dan GF

5.6.2.3.1 Gambar Penyederhanaan Rangkaian

Gambar 5.24 Penyederhanaan Rangkaian

5.6.2.3.2 Perhitungan
Pada gambar (a)
Transformasi dengan pusat di H
Ra=

1
( Rah. Rgh+ Rah. Rfh+ Rgh. Rfh )
Rfh

1
( 1,4.1,36+1,4.1,06+1,36.1,06 )
1,06
= 4,55 k Ohm

Rb = 0,39 k Ohm
Rc = 0,13 k Ohm
Tansformasi

(segitiga BCD)

Rd=

Rcd . Rbc
5,29
=
=0,81 k Ohm
Rcd + Rbc+ Rbd 6,53

Rbc . Rba
2,44
=
=0,37 k Ohm
Rcd + Rbc+ Rbd 6,53
Rcd . Rbd
1,07
=
= 0,68 k Ohm
Rcd + Rbc+Rbd 6,53

Rf =

Sehingga pada gambar (b)


Rad = Ra = 4,55 k Ohm
Raf = Rc = 0,13 k Ohm
Rfg = Rb//Rfg =

Rb . Rfg
=
0,31 k Ohm
Rb+ Rfg

Rdt = Rf = 0,68 k Ohm


Rct = Rd = 0,81 k Ohm
Rte = Re+Rbe = 1,55 k Ohm
Pada gambar (b)
Transformasi dengan pusat D
Rg=

1
1
( Rdt . Rad + Rdt . Rdf + Rad . Rdf )=
( 3,09+0,73+ 4,9 ) = 12,8 k
Rdt
0,68

Rh=

1
1
( Rdt . Rad+ Rdt . Rdf + Rad . Rdf )=
( 3,09+0,73+ 4,9 )=11,8
Rdf
1,08

Ri=

1
1
( Rdt . Rad+ Rdt . Rdf + Rad . Rdf )=
( 3,09+0,73+ 4,9 )=2,6 k
Rad
4,55

Transformasi dengan pusat di C


Rj=

1
1
( Rcg . Rct + Rcg . Rac+ Rct . Rac )=
( 1,82.0,81+1,82.1,23+ 0,81.1,23 )=
Rcg
1,82

2,58 k

Rk=

1
1
( Rcg . Rct + Rcg . Rac+ Rct . Rac )=
( 1,82.0,81+1,82.1,23+0,81.1,23 )=
Rac
1,23

2,1 k
Rl=

1
1
( Rcg. Rct + Rcg . Rac + Rct . Rac )=
( 1,82.0,81+1,82.1,23+0,81.1,23 )=
Rct
0,81

2,59 k

Pada gambar (c)


Rag = Rh//Rc = 11,8//0,13 = 0,12 k
Rai = Rg = 12,8 k
Rat = Rj/Rh = 2,58/ 11,8= 2,11 k
Rft = Ri = 2,6 k
Rgt = Rk = 2,1 k

Pada gambar (c)


Transformasi
Rm=Rag .

Rgt
2,1
=0,12.
= 0,05 k
Rag+ Rgt + Rat
0,12+2,1+2,11

Rn=

Rag . Rat
0,12.2,11
=
= 0,58 k
Rag+ Rgt + Rat 0,12+2,1+2,11

Ro=

Rgt . Rat
2,1.2,11
=
= 1,02 k
Rag+ Rgt + Rat 0,12+ 2,1+ 2,11

Sehingga pada gambar (d) =


Ras = Rn = 0,58 k

Rst = Ro = 1,02 k
Rgs = Rm = 0,05 k
Transformasi dengan pusat di g
Rp=

1
1
( Rgs . Reg+ Rgs. Rfg+ Reg . Rfg )=
( 0,05.1,39+ 0,05.0,31+ 1,39.0,31) =
Rfg
0,31

1,66 k
Rq=

1
1
( Rgs . Reg+ Rgs . Rfg+ Reg . Rfg )=
( 0,05.1,39+0,05.0,31+1,39.0,31 )=
Reg
1,39

1,19 k
Rr=

1
1
( Rgs . Reg+ Rgs . Rfg + Reg . Rfg )=
( 0,05.1,39+0,05.0,31+1,39.0,31 )=
Rgs
0,05

23,94 k
Sehingga pada gambar (e)
Res = Rp = 1,66 k
Rps = Rq = 1,19 k
Rpe = Rr//Ref = 23,94//1,26 = 1,19 k
Transformasi denga pusat t
Rs=

1
1
( Ret . Rst+ Ret . Rft+ Rst . Rft )=
( 1,55.1,02+1,55.2,6+1,02.2,6 ) =
Ret
1,55

5,33 k
Rt=

1
1
( Ret . Rst+ Ret . Rft+ Rst . Rft )=
( 1,55.1,02+1,55.2,6+1,02.2,6 )=
Rst
1,02

5,22 k
Ru=

1
1
( Ret . Rst + Ret . Rft+ Rst . Rft )=
( 1,55.1,02+1,55.2,6+1,02.2,6 )=
Rft
2,6

2,01 k
Sehingga pada gambar f
Rps = Rs//Rps = 5,33//1,19 = 0,97 k

Res = Ru// Res = 2,01//1,66 = 0,91 k


Ref = Rt//Ref = 5,22//1,26 = 1,01 k
Transformasi
Rv=

Raf . Ras
0,13.0,58
=
=0,04
Raf + Ras+ Rps 0,13+0,58+0,97

Raf . Rps
0,13.0,97
=
=0,07
Raf + Ras+ Rps 0,13+ 0,58+0,97

Rw=

Rx=

(segitiga ASF)

Ras . Rps
0,13.0,97
=
=0,07 k
Raf + Ras+ Rps 0,13+0,58+0,97

Sehingga pada gambar (q) tahanan AE adalah


Rae = Rv+(Rw+Ref)//(Rx+Res) = 0,04+(0,07+1,26)//(0,07+0,91) = 0,56 k
Simulasi EWB kubus dengan resistor

Gambar 5.25 Simulasi EWB kubus dengan resistor

5.6.2.3.3 Analisa
Dari tabel percobaan, perhitungan dan simulasi EWB maka diperoleh
suatu perbandingan dari nilai parameter R AE dengan resistor pada rangkaian kubus
sebagai berikut
Tabel 5.9

Perbandingan nilai perhitungan, percobaan dan simulasi EWB parameter R AE


rangkaian kubus dengan kondisi diberi resistor CD-GF

Kondisi
Diberi
CD-GF

Tahanan Total AE
Perhitunga
Percobaan
n
resistor 5,83 k
1,49 k

EWB
6,5 k

Dari tabel diatas terlihat bahwa ada perbedaan kondisi dengan resistor CDGF pada tahanan total RAE antara nilai perhitungan dan nilai percobaan. Hal ini
disebabkan adanya rugi-rugi pada modul percobaan serta kesalahan pengamatan
dalam melakukan pengukuran dan juga pembulatan perhitungan sehingga
menyebabkan nilainya menjadi berbeda.

5.6.3

Percobaan Transformasi Rangkaian Piramida

5.6.3.1 Normal

Gambar 5.26 Rangkaian piramida normal

5.6.3.1.1 Gambar Penyederhanaan Rangkaian


Dengan menggunakan transformasi Y- maka rangkaian diatas menjadi

(a)

(b)

(c)
Gambar 5.27 Penyederhanaan Rangkaian

5.6.3.1.2 Perhitungan transformasi rangkaian piramida


Kemudian dapat ditentukan nilai-nilai tahanan diatas
Transformasi Y pusat di C
Pada gambar (a)
RA=

1
( 0,85 k x 0,96 k +0,85 k x 0,96 k + 0,96 k x 0,96 k )
0,85 k
RB =

= 3,004235294 k

1
(R R +R R +R R )
R CD AC CD AC BC CD BC

1
( 0,85 k x 0,96 k +0,85 k x 0,96 k +0,96 k 0,96 k )
0,96 k
RC =

1
(R R +R R +R R )
R AC AC CD AC BC CD BC

= 2,66 k

1
(R R +R R +R R )
RBC AC CD AC BC CD BC

1
( 0,85 k 0,96 k + 0,85 k 0,96 k +0,96 k 0,96 k )
0,96 k

= 2,66 k

Transformasi Y delta dengan pusat di E

R D=

1
( R R + R R + R k R AC )
R DE DE BE DE AE BE

1
( 0,95 k 0,94 k + 0,95 k 0,83 k +0,94 k 0,85 k ) = 2,611052632 k
0,95 k
R E=

1
( 0,95 k 0,94 k +0,95 k 0,83 k +0,94 k 0,85 k )
0,94 k
RF =

1
(R R +R R +R R )
RBE DE BE DE AE BE AC

= 2,638829787 k

1
(R R +R R +R R )
R AE DE BE DE AE BE AC

1
( 0,95 k 0,94 k + 0,95 k 0,83 k +0,94 k 0,85 k ) = 2,988554217 k
0,83 k

Disederhanakan :

Pada gambar (b)


Ra = Rb // Rab // Rd

1
1
1
1
= +
+
R o R B R AB R D

1
1
1
+
+
2,66 0,84 k 2,611052632

k
RH = RC // RAD // RE

( RC . RAD )

( RC + RAD )
RH ( RC . RAD )
+
( RC + RAD )

RH

( 2,66 . 0,85 k )
2,638829787
( 2,66+0,85 k )

( 2,66 .0,85 k )
+2,638829787
( 2,66+0,85 k )

RH =

6,99738952
5,29053152

1,322625051

Sehingga tahanan total titik AD

= Ro = 6,90208896

Pada gambar (c)


RAD = RH // (RG+(RA // RF))
RAD = 1,322625051//(6,90208896+(3,004235294//2,988554217))
RAD = 1,142705807 k

Simulasi EWB Rangkaian Piramida kondisi Normal

Gambar 5.28 Simulasi EWB Rangkaian Piramida kondisi Normal

5.6.3.1.3 Analisa Perbandingan


Dari hasil percobaan secara teori, maka diperoleh perbandingan nilai
tahanan RAB keadaan normal pada rangkaian piramida sebagai berikut :

Tabel 5.10 Perbandingan nilai RAB rangkaian piramida antara nilai perhitungan, percobaan dan
simulasi EWB dengan kondisi normal

Keadaan

Tahanan Rab
Perhitungan

Percobaan

EWB

Normal

0,297 k

0,85 k

0,975 k

Dari tabel diatas dapat diambil kesimpulan bahwa nilai tahanan RAB
kondisi normal rangkaian piramida hasil percobaan, perhitungan dan simulasi
EWB terdapat perbedaan. Hal ini dikarenakan adanya rugi-rugi pada modul
percobaan serta kesalahan pengamatan dalam melakukan pengukuran dan juga
pembulatan pada perhitungan.

5.6.3.2

Dengan Konduktor

5.6.3.2.1 Tahanan total titik AD jika titik CE hubung singkat


Apabila CE dihubung singkat maka rangkaiannya menjadi

Gambar 5.29 Rangkaian piramida dengan CE hubung singkat

Dari rangkaian diatas dapat dianalisis dengan gambar sebagai berikut

Gambar 5.30 Bentuk lain rangkaian piramida dengan CE hubung singkat

5.6.3.2.1.1 Gambar Penyederhanaan Rangkaian

Gambar 5.31 Rangkaian penyederhanaan

5.6.3.2.1.2 Perhitungan
RA = RBC // RBE

RBC . RBE
RBC + RBE

0,96 k .0,94 k
0,96 k+0,94 k

= 0,4749473684 k

RB = RCD // RDE

RCD . RDE
RCD+ RDE

0,96 k .0,95 k
0,96 k+0,95 k

= 0,477486911 k

RC = RAC // (RAB+RA) // RAE

RAC (RAB+ RA)


. RAE
RAC + RAB + RA

RAC ( RAB+ RA)


+ RAE
RAC+ RAB+ RA
0,85(0,84 +0,4749473684)
. 0,83 k
0,85+0,84 +0,4749473684

0,85( 0,84+0,4749473684)
+0,83 k
0,85+0,84 k +0,4749473684
1,117705493
1,117705493
. 0,83 k
2,164947368

+0,83 k
2,164947368

0,4285072113
k
1,346273749

= 0,3182912924 k

Jadi, nilai tahanan total


RAD = (RC + RB) // RA
= (0,3182912924 K + 0,477486911 K ) // 0,4749473684 K
= 0,7957782034 2974306742 k // 0,4749473684 K
= 0,2974306742 k

Simulasi EWB transformasi piramida dengan keadaan RAD, titik C-E diberi
konduktor

Gambar 5.32 Simulasi EWB transformasi piramida dengan keadaan RAD, titik
CE diberi konduktor

5.6.3.2.1.3 Analisa Perbandingan


Dari hasil percobaan secara teori, maka diperoleh perbandingan nilai
tahanan RAD, titik C-E diberi konduktor pada rangkaian piramida sebagai berikut :
Tabel 5.11

Perbandingan parameter RAD antara nilai perhitungan, percobaan dan simulasi


EWB dengan kondisi titik C-E diberi konduktor pada rangkaian piramida

Keadaan

Tahanan Rab
Perhitungan

RAD, titik C-E diberi


0,297 k
konduktor

Percobaan
0,85 k

EWB
0,84 k

Dari tabel diatas dapat diambil kesimpulan bahwa nilai tahanan R AD, titik
C-E diberi konduktor rangkaian piramida hasil percobaan, perhitungan dan
simulasi EWB terdapat perbedaan. Hal ini dikarenakan adanya rugi-rugi pada
modul percobaan serta kesalahan pengamatan dalam melakukan pengukuran dan
juga pembulatan pada perhitungan.

5.6.3.2.2 Tahanan total AD jika titik CE dan BD dihubung singkat

Gambar 5.33 Rangkaian piramida dengan CE dan BD dihubung singkat

Dari rangkaian diatas maka dapat juga dibuat sebagai berikut :

Gambar 5.34 Rangkaian bentuk lain dengan CE dan BD dihubung singkat

5.6.3.2.2.1 Gambar Penyederhanaan Rangkaian

Gambar 5.35 Rangkaian penyederhanaan

5.6.3.2.2.2 Perhitungan
RA = RAC // RAE
RA

RAC . RAE
RAC + RAE

850.830
=419,9 Ohm
850+ 830

RB = RBE // RBC // RDE // RCD

RBE . RBC
. RDE
RBE + RBC
. RCD
RBE . RBC
+ RDE
RBE + RBC
RB=
RBE . RBC
. RDE
RBE + RBC
+ RCD
RBE . RBC
+ RDE
RBE+ RBC
940.960
.950
940+960
.960
940.960
+950
940+960
RB=
940.960
.950
940+960
+960
940.960
+950
940+960

902400
.950
1900
.960
902400
+ 950
1900
RB=
902400
.950
1900
+ 960
902400
+950
1900
RB=

307177,38
=239,9Ohm
1279,976

Jadi, nilai tahanan total


RAD = (RA + RB) // RAB // RAD

( RA+ RB ) . RAB
. RAD
RA+ RB+ RAB

( RA+ RB ) . RAB
+ RAD
RA+ RB+ RAB
( 419,9+239,9 ) .840
.850
419,9+239,9+ 840

( 419,9+239,9 ) .840
+850
419,9+ 239,9+840

314106,68
=257,56 Ohm
1219,537

Simulasi EWB transformasi piramida dengan keadaan RAD, titik C-E dan BD diberi konduktor

Gambar 5.36 Simulasi EWB transformasi piramida dengan keadaan RAD, titik
CE dan BD diberi konduktor

5.6.3.2.2.3 Analisa Perbandingan


Dari hasil percobaan secara teori, maka diperoleh perbandingan nilai
tahanan RAD, titik C-E dan B-D diberi konduktor pada rangkaian piramida sebagai
berikut :
Tabel 5.12 Perbandingan parameter RAD antara nilai perhitungan, percoban dan simulasi EWB
dengan kondisi titik C-E dan B-D diberi konduktor pada rangkaian piramida

Keadaan

Tahanan Rab
Perhitungan

RAD, titik C-E dan


B-D
diberi 0,250 k
konduktor

Percobaan
0,72 k

EWB
0,84 k

Dari tabel diatas dapat diambil kesimpulan bahwa nilai tahanan R AD, titik
C-E dan B-D diberi konduktor rangkaian piramida hasil percobaan, perhitungan

dan simulasi EWB terdapat perbedaan. Hal ini dikarenakan adanya rugi-rugi pada
modul percobaan serta kesalahan pengamatan dalam melakukan pengukuran dan
juga pembulatan pada perhitungan.

5.6.3.3

Dengan Resistor

5.6.3.3.1 Tahanan total titik AD jika titik CE diberi R


Apabila CE diberi R maka rangkaian menjadi

Gambar 5.37 Rangkaian piramida dengan CE diberi R

Dari gambar rangkaian diatas maka dapat juga digambarkan bentuk rangkaiannya
sebagai berikut :

Gambar 5.38 Bentuk lain rangkaian piramida dengan C-E diberi R

5.6.3.3.1.1 Penyederhanaan Rangkaian

Gambar 5.39 Rangkaian penyederhanaan

5.6.3.3.1.2 Perhitungan
RA=

1
( RBE . RBC + RBC . RAB+ RBC . RAB )
RBE

1
( 940.960+960.840+ 960.840 )
940

1
( 2515200 )
940

2675,7 Ohm

RB=

1
( RBE . RBC+ RBC . RAB+ RBC . RAB )
RBC

1
( 2515200 )
960

2618,9Ohm
RC=

1
( 2515200 )
840

1
( RBE . RBC+ RBC . RAB+ RBC . RAB )
RAB

2994,2

Ohm

Pada gambar a
RA = RA // RAC =

RA . RAC
RA+ RAC

RB = RB // RAD =

RB . RAD
RB+ RAD

RC = RC // RCE =

RC . RCE
RC + RCE

2675,7.850
2675,7+ 850

= 645 Ohm

2618,9.850
2618,9+850

= 733,6 Ohm

Transformasi delta Y Segitiga ACE

RD=

RA . RB
RA+ RB+ RC

645.733,6
645+ 733,6+662

473172
2040,6

231,8Ohm
=

RA . RC
RA+ RB+ RC

645.662
645+ 733,6+662

426990
2040,6
209,2Ohm

2994,2.850
2994,2+850

= 662 Ohm

RF=

RB . RC
RA+ RB+ RC

733,6.662
645+ 733,6+662

485643,2
2040,6
237,9Ohm

Pada gambar B
RDT = (RE + RCD) // (RF + RDE)

( + RCD ) ( RF+ RDE)


( + RCD ) +(RF+ RDE)

( 209,2+960 ) (237,9+ 950)


( 209,2+960 )+(237,9+950)

1388892,68
2357,1

589,2Ohm
R6 = RDT + RD = 589,2 + 231,8 = 821 Ohm
Sehingga R total
RAD = R6 // RAD

R 6. RAD
R 6+ RAD

821.850
821+ 850
417,8 Ohm

Simulasi EWB transformasi piramida dengan keadaan RAD, titik C-E diberi
R 10 k

Gambar 5.40 Simulasi EWB transformasi piramida dengan keadaan RAD, titik
CE diberi R 10 k

5.6.3.3.1.3 Analisa perbandingan


Dari hasil percobaan secara teori, maka diperoleh perbandingan nilai
tahanan RAD, titik C-E dengan resistor pada rangkaian piramida sebagai berikut :
Tabel 5.13

Perbandingan nilai R AD, titik C-E dengan resistor pada rangkaian

piramida antara

perhitungan, percobaan dan simulasi EWB

Keadaan

Tahanan Rab
Perhitungan

RAD, titik C-E diberi


0, 417 k
R 10 k

Percobaan

EWB

0,72 k

0,08079 k

Dari tabel diatas dapat diambil kesimpulan bahwa nilai tahanan RAD, titik
C-E diberi dengan resistor antara nilai hasil percobaan, perhitungan dan simulasi
EWB terdapat perbedaan. Hal ini dikarenakan adanya rugi-rugi pada modul

percobaan serta kesalahan pengamatan dalam melakukan pengukuran dan juga


pembulatan pada perhitungan.

5.6.3.3.1 Tahanan total AE dengan resistor pada CE dan BD

Gambar 5.41 Rangkaian piramida dengan R pada CE dan BD

5.6.3.3.3.1 Gambar Rangkaian Penyederhanaan


Rangkaian ditransformasikan ke bentuk

Gambar 5.42 Rangkaian penyederhanaan

5.6.3.3.3.2 Perhitungan
RCD .

R 1=
RCD ++ RCE

0,96 k. 0,95 k
0,96 k+0,95 k+ 0,85 k

R1 = 0,3304347826 k

R 2=

ECD . RCE
RCD ++ RCE

R 2=

0,96 k . 0,85 k
0,96 k+0,95 k +0,85 k

R2 = 0,29566521739k

R 3=

RBD . RCE
RCD++ RCE

0,84 k. 0,85 k
0,96 k+0,95 k+ 0,85 k

R3 = 0,2586956522 k

Dengan prinsip jembatan seimbang EC dihubung singkat menjadi

Gambar 5.43 Rangkaian penyederhanaan

RA=

RAC . RAE
RAC + RAE

0,85 k . 0,83 k
0,85 k+0,83 k

RA = 0,4199404762 K

RB=

RBC . RBE
RBC + RBE

0,96 k .0,94 k
0,96 k+0,94 k

RB = 0,4749473684 K

RC=

R 2. R 3
R 2+ R 3

0,29566521739 k . 0,2586956522 K
0,29566521739 k +0,2586956522 K

RC = 0,137973855 k

Rangkaian Y ABD ditransformasikan ke bentuk

Gambar 5.44 Rangkaian penyederhanaan

R 3=

RAB . RB+ RB . RBD + RBD . RAB


RB

0,84 k. 0,4749473684 K + 0,4749473684 K . 0,84 k+0,84 k. 0,84 k


0,4749473684 K

R3 = 3,165638298 k

R 4=

RAB . RB+ RB . RBD + RBD . RAB


RBD

0,84 k. 0,4749473684 K + 0,4749473684 K . 0,84 k+0,84 k. 0,84 k


0,84 k

R4 =1,789894737 k

R 5=

RAB . RB+ RB . RBD + RBD . RAB


RAB

0,84 k. 0,4749473684 K + 0,4749473684 K . 0,84 k+0,84 k. 0,84 k


0,84 k

R5 =1,789894737 k

RP 1 =

R 4. RA
R 4+ RA

1,789894737 K .0,4199404762 K
1,789894737 K +0,4199404762 K

RP1 = 0,3401380751 k

R P 2=

R 5.(RC + R 1)
R 5+ RC+ R 1

1,789894737 K .(0,137973855 K + 0,3304347826 k )


1,789894737 K + 0,137973855 K + 0,3304347826 k

RP2 = 0,3713517748 k

RP 3 =

RP3

RF . RAD
RF+ RAD

1,789894737 K .0,85 k
1,789894737 K +0,85 k

= 0,5763148451 k

Selanjutnya rangkaian menjadi

Gambar 5.45 Rangkaian penyederhanaan

RS 1=RP3+ RP 2=0,5763148 4 51 K +0,3713517748 K


RS1= 0,9476666199 k

RHB=

RP1. RS1
RP1+ RS 1

0,3401380751 K . 0,9476666199 K
0,3401380751 K +0,9476666199 K

RHB = 0,250299877 k

Simulasi EWB transformasi piramida dengan keadaan RAE, titik C-E dan BD diberi R10 k

Gambar 5.46 Simulasi EWB transformasi piramida dengan keadaan RAE, titik
CE dan BD diberi R10 k

5.6.3.3.2.3 Analisa Perbandingan


Dari hasil percobaan secara teori, maka diperoleh perbandingan nilai
tahanan RAE, titik C-E dan B-D dengan resistor pada rangkaian piramida sebagai
berikut :
Tabel 5.14

Perbandingan parameter RAE antara nilai perhitungan, percobaan dan simulasi EWB
dengan kondisi titik C-E dan B-D diberi R10 k rangkaian piramida

Tahanan Rab
Perhitungan

Keadaan
RAE, titik C-E dan
B-D diberi R10 k

0,257 k

Percobaan

EWB

0,54 k

0,8079 k

Dari tabel diatas dapat diambil kesimpulan bahwa nilai tahanan RAE, jika
titik C-E dan B-D diberi dengan resistor maka hasil percobaan, perhitungan, dan
simulasi EWB terdapat perbedaan. Hal ini dikarenakan adanya rugi-rugi pada
modul percobaan serta kesalahan pengamatan dalam melakukan pengukuran dan
juga pembulatan pada perhitungan.

5.7 Kesimpulan
1. Untuk menyederhanakan rangkaian listrik dapat digunakan transformasi
dari ke Y atau sebaliknya.
2. Terdapat tiga metode transformasi rangkaian dalam menentukan nilai
resistor yaitu metode transformasi Y, metode transformasi kubus, dan
metode transformasi piramida.
3. Pada rangkaian kubus penambahan tahanan tidak begitu berarti
mempengaruhi nilai tahanan total semula, karena rangkaian simetris.
4. Pada rangkaian piramid penambahan tahanan begitu berarti mempengaruhi
nilai tahanan total semula, karena rangkaian tidak simetris.
5. Perbedaan nilai resistor antara percobaan dan perhitungan berbeda karena
adanya rugi-rugi pada jumper dan nilai toleransi resistor.
6. Dari simulasi EWB diketahui bentuk pola rangkaian kubus tidak
mempengaruhi nilai perhitungan tahanan total di A-E.
7. Dari simulasi EWB diketahui bentuk pola rangkaian
mempengaruhi nilai perhitungan tahanan total di A-D.
8. Tidak semua susunan resistor, resistansinya dapat

piramid

ditentukan

menggunakan prinsip susunan seri, paralel dan kombinasi keduanya secara


langsung. Untuk itu perlu digunakan metode lain yaitu dengan
menggunakan metode transformasi salah satunya menggunakan prinsip
transformasi Y.
9. Nilai tahanan yang diukur pada setiap metode transformasi mendapat hasil
yang berbeda antara percobaaan dan perhitungan. Hal ini dikarenakan
adanya rugi-rugi pada modul percobaan serta kesalahan pengamatan dalam
melakukan pengukuran dan juga pembulatan pada perhitungan.
10. Salah satu penerapan metode transformasi Y dapat mengurangi konsumsi
arus yang dibutuhkan oleh motor untuk starting.

Anda mungkin juga menyukai