Percobaan 6
Rangkaian RLC Seri
7.1 Tujuan
Memahami sifat sifat rangkaian RLC seri berdasarkan pada sudut
fasa diagram, vektor, resonansi dan faktor kualitasnya.
7.2
Gambar Rangkaian
R = 500
L = 12.153 mH
C = 100 F
VS = 1 Volt (AFG)
7.3
7.4
Langkah percobaan
1. Menghitung nilai frekuensi resonansi
2. Mengukur tegangan AFG sebesar 1 volt
3. Menghubungkan AFG ke rangkaian.
4. Mengatur frekuensi AFG pada frekuensi resonansi.
5. Mengukur dan mencatat gelombang pada R,L,C.
6. Mengulangi percobaan dengan variasi frekuensi masukan diatas
frekuensi resonansi dan dibawah frekuensi resonansi.
7.5
Data Percobaan
Tabel 7.1 Data Percobaan
Frekuensi
Variabel
V/div
T/div
(KHz)
tegangan
Vs
VR
VL
VC
Vs
VR
VL
VC
Vs
VR
VL
VC
(mV)
1000
500
100
10
500
500
100
500
500
500
100
20
(ms)
2.5
5
5
5
2.5
2.5
2.5
2.5
5
5
5
5
F=144.37
F1 = 288
F2 = 74
Tinggi
Lebar
1
1
0.8
1
2
2
2,5
3
2
1
0.75
1
4
2
2
2
1
1.5
1
1.5
2
2
2
2
di mana:
di mana:
di mana:
dan
7.6.1
1
2 LC
1
=143,5 kHz
2 0,56 x 22 x 1013
3
j
j
=
= j5,041
2 fC 2 x 143,5 x 103 x 22 x 108
I total =
VS
1
=
=0,001<0 A
Z total 680< 0
Tabel 7.2 Perbandingan Hasil Perhitungan dan Pengukuran dengan f=143,5 kHz
Parameter
VR
Perhitungan
0,68<0 V
Percobaan
VL
0,005<90 V
0,1 V
VC
0,005<90 V
0,1 V
V L +V C
0V
0,2 V
0,1 V
Untuk nilai di percobaan didapatkan dari V/Div dikalikan dengan tinggi nya.
Dari tabel diatas terlihat bahwa terdapat perbedaan antara nilai VR, VL,
VC, dan
V L +V C
f=
1
2 LC
P = S x Cos 0
= 3,4 x 10-4 W
Daya Reaktif
Q = S x Sin 0
= 0 VAR
P = S x Cos 90
=0W
Daya Reaktif
Q = S x Sin 90
= 2,5 x 10-6 VAR
P = S x Cos -90
=0W
Daya Reaktif
Q = S x Sin -90
= -2,5 x 10-6 VAR
Q = S x Sin 0
= 0 VAR
Q = S x Sin 0
= 0 VAR
Perhitungan daya matematis di C
Daya tampak
S = Veff x Ieff
0,1 0,001<0
x
= 2
2
= 1 x 10-5 < 0 VA
Daya rata-rata
P = S x Cos 0
= 1 x 10-5 W
Daya Reaktif
Q = S x Sin 0
= 0 VAR
7.6.2
j
j
=
= j5,167
2 fC 2 x 140 x 103 x 22 x 108
I total =
VS
1
=
=0,001<0,02 A
Z total 680<0,02
Tabel 7.3 Perbandingan Hasil Perhitungan dan Pengukuran dengan f=140 kHz
Parameter
VR
Perhitungan
0,68<0,02 V
Percobaan
VL
0,0049<90,02 V
0,012 V
VC
0,005<90,02 V
0,015 V
V L +V C
0V
0,027 V
0,002 V
Dari tabel diatas terlihat bahwa terdapat perbedaan antara nilai VR, VL,
VC, dan VL+VC perhitungan dan percobaan. Hal ini dikarenakan adanya
pembulatan dalam perhitungan, ketidaktelitian saat membaca osiloskop
dan juga ketidakpresisian alat ukur.
Pada percobaan frekuensi masukan kurang dari frekuensi resonansi
terlihat bahwa nilai VL kurang dari VC, sehingga rangkaian memiliki sifat
kapasitif. Sifat ini terjadi bila frekuensi yang diberikan kurang dari
frekuensi resonansi.
P = S x Cos 0,04
= 3,4 x 10-4 W
Daya Reaktif
Q = S x Sin 0,04
= 1,3 x 10-6 VAR
P = S x Cos 90,04
= -1,71 x 10-9 W
Daya Reaktif
Q = S x Sin 90,04
= 2,45 x 10-6 VAR
P = S x Cos 90,04
= -1,74 x 10-9 W
Daya Reaktif
Q = S x Sin 90,04
= 2,5 x 10-6 VAR
Q = S x Sin 0,02
= 3,5 x 10-10 VAR
Q = S x Sin 0,02
Q = S x Sin 0,02
= 2,6 x 10-9 VAR
7.6.3
j
j
=
= j 4,823
2 fC 2 x 150 x 103 x 22 x 108
I total =
VS
1
=
=0,001<0,04 A
Z total 680<0,04
Tabel 7.4 Perbandingan Hasil Perhitungan dan Pengukuran dengan f=150 kHz
Parameter
VR
Perhitungan
0,68<0,04 V
Percobaan
VL
0,005<90,04 V
0,015 V
VC
0,0048<90,04 V
0,016 V
V L +V C
0V
0,033 V
0,012 V
Dari tabel diatas terlihat bahwa terdapat perbedaan antara nilai VR, VL,
VC, dan VL+VC perhitungan dan percobaan. Hal ini dikarenakan adanya
pembulatan dalam perhitungan, ketidaktelitian saat membaca osiloskop
dan juga ketidakpresisian alat ukur.
Pada percobaan frekuensi masukan kurang dari frekuensi resonansi
terlihat bahwa nilai VL lebih dari VC, sehingga rangkaian memiliki sifat
induktif. Sifat ini terjadi bila frekuensi yang diberikan lebih dari frekuensi
resonansi.
P = S x Cos 0,08
= 3,4 x 10-4 W
Daya Reaktif
Q = S x Sin 0,08
= 4,75 x 10-7 VAR
P = S x Cos 90,08
= -3,5 x 10-9 W
Daya Reaktif
Q = S x Sin 90,08
= 2,5 x 10-6 VAR
P = S x Cos -90,08
= 3,4 x 10-9 W
Daya Reaktif
Q = S x Sin -90,08
= 2,4 x 10-6 VAR
Q = S x Sin 0,04
= 4,2 x 10-9 VAR
Q = S x Sin 0,04
= 5,2 x 10-9 VAR
Q = S x Sin 0,04
= 5,6 x 10-9 VAR
7.7
Kesimpulan
1. Pengaruh kapasitor pada rangkaian menyebabkan arus mendahului
terhadap tegangan.
2. Pengaruh induktor pada rangkaian menyebabkan arus lagging
terhadap tegangan.
3. Pada frekuensi resonansi, nilai XL = XC. Frekuensi ini juga
menyebabkan Ztotal=R
4. Pada rangkaian RLC seri, untuk f < fresonansi, rangkaian bersifat
kapasitif. Sedangkan pada f > f resonansi, rangkaian RLC seri bersifat
induktif.