Anda di halaman 1dari 2

Inflamasi Orbital pada Wanita Hamil

Abstrak

Tujuan: menganalisis hubungan antara kehamilan dan inflamasi orbital.


Desain penelitian: restropektif observasional kumpulan kasus.
Metode: 8 kasus baru dari tahun 1997 hingga 2015 dan 2 kasus yang telah
dipublikasikan dikumpulkan untuk mengambil kesimpulan pada penelitian ini untuk
mendapatkan gambaran mengenai hubungan antara kehamilan dan inflamasi orbital.
Peneliti mengambil data dari rekam medis, hasil imaging, dan hasil biopsy kasus-

kasus tersebut.
Hasil: tiga kategori didapatkan dari penelitian ini: (1) inflamasi orbital yang muncul
pertama kali selama kehamilan (5 kasus); (2) inflamasi orbital yang muncul dalam 3
bulan setelah persalinan; dan (3) inflamasi orbital yang telah didiagnosis sebelumnya
yang muncul kembali atau eksaserbasi pada kehamilan. Satu pasien telah memiliki
penyakit autoimun sistemik sebelumnya dan satu pasien lainnya kemudian
didiagnosis dengan penyakit tersebut. Penemuan yang didapatkan antara lain edema
dan eritema kelopak mata, kemosis konjungtiva, nyeri pada pergerakan mata, diplopia
minimal, tidak adanya proptosis, dan tajam penglihatan yang masih baik. Hasil
imaging didapatkan edema otot ekstraokular pada 8 kasus, paling sering terkena otot
rektus lateralis. Selain itu didapatkan 2 kasus dakrioadenitis, dan 1 kasus inflamasi
lemak retrobulbar. Pemberian kortikosteroid mengobati gejala yang ada pada hampir

semua kasus.
Kesimpulan: inflamasi orbital biasanya mengenai otot rektus terutama otot rektus
lateralis dan lebih jarang mengenai kelenjar lakirmal. Gejala biasanya ringan dan
muncul selama atau sesudah kehamilan. Penyakit autoimun sistemik independen
merupakan penemuan yang jarang. Kortikosteroid bermanfaat sebagai terapi kecuali
pada 1 kasus dengan skar orbita yang berat. Tidak ada hubungan kausal yang
definitive antara kehamilan dan inflamasi orbital berdasarkan hasil penelitian. (Am J
Ophthalmol 2016;166:91-102)

Pendahuluan

Inflamasi idiopatik, non-infeksi dari orbita merupakan penyakit yang bersifat lokal. Namun,
beberapa inflamasi orbita dihubungkan dengan suatu kondiksi sistemik atau disfungsi organ
tertentu yang mendasarinya. Contohnya granulomatosis dengan poliangiitis (Wegener
granulomatosis), poliarteritis nodosa, fibrosklerosis multifocal (dikategorikan sebagai
penyakit yang berhubungan dengan IgG4), Systemic Lupus Erythematosus, penyakit celiac,
enteritis regional (penyakit Crohn), dan colitis ulserativa. Walaupun kehamilan dihubungakan
dengan gangguan metabolic, hormonal, dan imunologis, kehamilan sampai saat ini tidak ada
hubungan yang jelas dengan inflamasi orbital. Peneliti merangkum penemuan pada 8 kasus
baru mengenai inflamasi orbital selama kehamilan dan membandingkannya dengan 2 kasus
yang sudah dipublikasikan sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai