Disusun oleh :
dr. Lydia Agustina
Pendamping :
dr. Kiky Mamat Kurnia
Pembimbing:
dr. Budi Wibowo, SpA
Setelah serangan asma teratasi, perlu dipikirkan tata laksana jangka panjang sesuai dengan
klasifikasi derajat penyakit asma
Derajat penyakit asma:
Intermiten: episode gejala asama <6x/tahun atau jarak antar gejala ≥6 minggu.
Persisten ringan: episode gejala asma >1x/bulan, <1x/minggu
Perisiten sedang: episode gejala asma >1x/minggu, namun tidak setiap hari.
Perisisten berat: episode gejala asma terjadi hampir setiap hari.
Keterangan:
Bila suatu jenjang dalam tata laksana sudah berlangsung sejak 6-8 minggu dan asma
belum terkendali, tata laksana naik jenjang ke atasnya (step up).
Bila suatu jenjang dalam tata laksana sudah berlangsung selam 8-12 minggu dan asma
terkendali penuh, tata laksana turun jenjang ke bawahnya (step down).
Perubahan jenjang tata laksana harus memperhatikan aspek-aspek penghindaran dan
penyakit penyerta.
Pengobatan TB paru
Pengobatan TB dibagi dalam 2 tahap yaitu tahap awal/intensif (2 bulan pertama) dan
sisanya sebagai tahap lanjutan. Prinsip dasar pengobatan TB adalah minimal 3 macam obat
pada fase awal/intensif (2 bulan pertama) dan dilanjutkan dengan 2 macam obat pada fase
lanjutan (4 bulan, kecuali pada TB berat). OAT pada anak diberikan setiap hari, baik pada
tahap intensif maupun tahap lanjutan.
Dosis OAT pada anak
INH: 5-15 mg/kgBB/hari, dosis maksimal 300 mg/hari
Rifampisin: 10-20 mg/kgBB/hari, dosis maksimal 600 mg/hari
Pirazinamid: 15-30 mg/kgBB/hari, dosis maksimal 2 000 mg/hari
Etambutol: 15-20 mg/kgBB/hari, dosis maksimal 1 250 mg/hari
Streptomisin: 15–40 mg/kgBB/hari, dosis maksimal 1 000 mg/hari
Untuk meningkatkan kepatuhan pasien dalam menjalani pengobatan yang relatif lama
dengan jumlah obat yang banyak, paduan OAT disediakan dalam bentuk Kombinasi Dosis
Tetap = KDT (Fixed Dose Combination = FDC). Tablet KDT untuk anak tersedia dalam 2
macam tablet, yaitu:
Tablet RHZ yang merupakan tablet kombinasi dari R (Rifampisin), H (Isoniazid) dan Z
(Pirazinamid) yang digunakan pada tahap intensif.
Tablet RH yang merupakan tablet kombinasi dari R (Rifampisin) dan H (Isoniazid) yang
digunakan pada tahap lanjutan.
Jumlah tablet KDT yang diberikan harus disesuaikan dengan berat badan anak dan
komposisi dari tablet KDT tersebut.
BB (kg) Awal Lanjutan
5-9 1 tablet 1 tablet
10-14 2 tablet 2 tablet
15-19 3 tablet 3 tablet
20-32 4 tablet 4 tablet
Pendidikan
Tata laksana pada asma meliputi penghindaran terhadap pencetus asma sehingga orang
tua pasien perlu diedukasi untuk memperhatikan faktor-faktor yang dapat mencetuskan asma
pada anak. Tergantung derajatnya, terapi asma terdiri dari obat controller dan reliver. Orang
tua pasien perlu diedukasi tentang penggunaan obat-obatan tersebut yaitu controller
merupakan obat rutin sehingga kepatuhan berobat sangat penting. Orang tua pasien juga perlu
diedukasi mengenai kapan obar reliever diberikan.
Pendidikan tentang kepatuhan minum obat OAT juga perlu diberikan. Pengobatan OAT
minimal dilakukan selama 6 bulan dan tidak boleh terputus, selain itu harus rutin control agar
dapat dimonitor apakah pengobatan OAT nya berhasil atau tidak. Selain itu, pencegahan
penularan TB oleh orang dewasa perlu dilakukan dengan perlindungan diri dengan
menggunakan masker atau diajarkan agar dahak tidak dibuang sembarangan di tempat
terbuka. Dijelaskan juga mengenai penularan yang melalui kontak langsung, droplet dan
diperlukannya pencahayaan serta higienitas yang cukup di lingkungan agar terhindar dari
kuman TBC.
Konsultasi
Diberitahukan pada pasien dan keluarganya mengenai perlunya konsultasi dengan dokter
spesialis anak untuk pemberian terapi asma karena asma merupakan penyakit kronis. Orang
tua pasien juga perlu berkonsultasi untuk evaluasi TB paru apabila OAT sudah selesai
diberikan untuk menilai keberhasilan pengobatan TB.