Zakiyah Daradjat
Mengartikan guru adalah pendidik professional, karena secara inplisit ia
telah menerima dan memikul sebagian tanggung jawab orang tua murid
ketika menyekolahkan anaknya ke sekolah atau madrasah, berarti telah
b.
guna. Adapun hubungan antara pendidik dan peserta didik itu dalam proses
belajar mengajar itulah yang merupakan faktor yang sangat menentukan.
Setiap kegiatan pendidikan sudah pasti memerlukan unsur anak didik
sebagai sasaran dari pada kegiatan tersebut. Yang dimaksudkan dengan
anak didik di sini adalah anak yang belum dewasa yang memerlukan
bimbingan dan pertolongan dari orang lain yang sudah dewasa, guna dapat
melaksankan tugasnya sebagai makhluk Tuhan, sebagai warga negara,
sebagai anggota masyarakat dan sebagai suatu pribadi atau individu yang
mandiri.
Sudah di jelaskan bahwa anak pada waktu lahir mendapkan bekal berupa
perbuatan sikap yang di sebut insting. Insting tidak banyak berperan dalam
kehidupan manusia. Selain itu, juga mendapatkan bekal berupa benih dan
potensi yang mempunyai kemungkinan berkembang pada waktunya dan
apabila ada kesempatan dan stimulusnya melalui kegiatan pendidikan yang
diberikan padanya. Benih atau potensi tersebut dinamakan pembawaan.
Setiap anak didik mempunyai pembawaan yang berlainan. Karena itu
pendidik wajib senantiasa berusaha untuk mengetahui pembawaan masingmasing anak didiknya, agar layanan pendidikan yang diberikan itu sesuai
dengan keadaan pembawaan masing-masing.
E. Kurikulum
Banyak para ahli yang mendifinisikan kurikulum, yaitu antara lain:
a.
Dewasa ini kurikulum dianggap sebagai hal yang meliputi bahan pelajaran
dan kegiatan kelas yang dilakukan anak dan pemuda; keseluruhan
pengalaman di dalam dan diluar sekolah atau kelas yang di sponsori oleh
sekolah: dan seluruh pengalaman hidup murid. Adapun batasan yang di
terima pedidikan harus menetapkan ke arah ilmu pengetahuan, pengertianpengertian, kecakapan-kecakapan yang manakah pengalaman-pengalaman
yang baru akan dibimbing. Kebijaksanaan ini menentukan kurikulum berhasil
diterapkan di sekolah apa tidak.
d. Webster
Dalam kamusnya, kurikulum diartikan dalam dua macam, yaitu yang
pertama, sejumlah mata pelajaran yang harus di tempuh atau di pelajari
murid di sekolah atau perguruan tinggi untuk memperolah ijazah tertentu.
Yang kedua, sejumlah mata pelajaran yang ditawarkan oleh suatu lembaga
pendidikan atau suatu departeman.
e. Pasal 1 butir 19 UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional,
definisi kurikulum yaitu seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk tujuan pendidikan tertentu.
f. Kurikulum secara sederhana kita sebut program pendidikan adalah jalan
terdekat untuk sampai kepada tujuan pendidikan.
Menurut Brubecher, dengan tujuan atau arah proses pendidikan yang
ditetapkan, langkah selanjutnya sesudah jelas yaitu cara-cara dan alat-alat
untuk mencapai tujuan tersebut. Diantara semua itu maka kurikulum
meminta perhatian pertama. Sesuai dengan asal pengertiannya, menurut
bahasa latin, kurikulum ialah suatu landasan terbang, suatu arah yang dilalui
orang untuk mencapai tujuan, seperti dalam suatu perlombaan, kurikulum
atau kadang-kadang di sebut bahan pelajaran. Apapun namanya, namun
kurikulum itu menggambarkan landasan di atas, maka murid dan guru
berjalan bersama mencapai tujuan dari pendidikan.
Dari beberapa pendapat diatas, maka dapat di simbulkan sebagai berikut:
kurikulum merupakan rumusan, tujuan mata pelajaran, garis besar pokok
bahasan penilaian dan perangkat lainnya. Sedangkan pokok pikiran penting
a)
Guru
Guru dalam berpartisipasi dalam pengembangan kurikulum. Hal ini di
sebabkan beberapa hal, pertama: kurang waktu, kedua: perbedaan pendapat
antara guru dan kepala sekolah dalam kurikum yang akan diterapkan dan
b)
Metode Ceramah
Metode ceramah adalah cara penyampaian informasi melalui penuturan
secara lisan oleh pendidik kepada peserta didik. Prinsip dasar metode ini
terdapat di dalam Al Quran Surat Yunus ayat 23 yang artinya:
Maka tatkala Allah menyelamatkan mereka, tiba-tiba mereka membuat
kezaliman di muka bumi tanpa (alasan) yang benar. Hai manusia,
Sesungguhnya (bencana) kezalimanmu akan menimpa dirimu sendiri (hasil
kezalimanmu) itu hanyalah kenikmatan hidup duniawi, kemudian kepada
Kami-lah kembalimu, lalu Kami kabarkan kepadamu apa yang telah kamu
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Suatu pendidikan di mulai dari keberadaan manusia pada zaman
primitif sampai zaman modern (masa kini), bahkan selama masih ada
kehidupan manusia didunia pendidikan akan tetap berlangsung karena itu
adalah hakikat manusia dalam kehidupannya.
Dalam pendidikan ada 1). Tujuan pendidikan yaitu: mengembangkan
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. 2). Pendidik atau guru banyak diartikan orang, ada yang
mengatakan di gugu lan ditiru (Jawa), yaitu orang yang harus di gugu dan di
tiru oleh semua muridnya. Artinya segala sesuatu yang disampaikan olehnya
senantiasa dipercaya dan di yakini sebagai kebenaran oleh semua muridnya
dan sekaligus untuk diteladani.3). Peserta didik adalah anak yang sedang
tumbuh dan berkembang baik ditinjau dari segi fisik maupun dari segi
perkembangan mental.4). kurikulum adalah rumusan, tujuan mata pelajaran,
garis besar pokok bahasan penilaian dan perangkat lainnya.5). metode
pembelajaran.
B. Saran
Makalah ini dibuat dari beberapa sumber buku yang berkaitan dengan judul makalah ini.
Namun penyusun menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Banyak kekurangankekurangan yang ada dalam makalah ini karena berbagai keterbatasan-keterbatasan, baik
keterbatasan sumber referensi maupun keterbatasan pengetahuan. Oleh karena itu, kami
mengharapkan saran dan kritik para pembaca untuk memperbaiki makalah ini agar lebih baik
lagi.
Daftar Pustaka
1. Mudyahardjo, Redja. 2004. Filsafat Pendidikan: Suatu Pengantar. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.
2. Saifullah, Ali. 2004. Antra Filsafat dan Pendidikan. Surabaya: Usaha Offset
3.
4.
5.
6.
Printing.
Jalaluddin. 2002. Filsafat Pendidikan. Jakarta: Gaya Media Pratama.
Ahmadi, Abu dan Joko Triprasetyo, 2005, Strategi Belajar Mengajar, Bandung : Pustaka setia.
Al Syaibani, Omar Mohammad, 1979, Falsafah Pendidikan Islam, Jakarta : Bulan Bintang.
www.filsafatpendidikanblogs.com