Home
Contact Us
SUBSCRIBE
MENU
Kejang demam selalu menjadi"horor" bagi orang tua pasien. Begitupun bagi banyak
dokter (Terutama Koas dan Dokter Internship). Kejang demam perlu segera diatasi
dengan tepat dan cepat.
Kejang demam adalah penyakit neurologi anak yang paling sering dijumpai dari hari
ke hari. Penanganan kejang demam yang cepat dan sigap akan memberikan rasa
tenang bagi orang tua pasien, dan meningkatkan kredibilitas dokter di mata orang
tua pasien anak.
Namun, beberapa hal masih menjadi kontroversi dalam penatalaksanaan kejang
demam. Apakah obat profilaksis kejang perlu diberikan sebagai terapi rumatan?
Kejang demam sederhana adalah penyebab 80% kejang demam pada anak. Kejang
bersifat umum tonik-klonik, tanpa gerakan fokal. Kejang demam kompleks lebih
jarang, bersifat fokal atau parsial satu sisi.
Pemeriksaan penunjang tidak rutin dilakukan untuk mengevaluasi kejang demam.
Pemeriksaan penunjang dilakukan untuk mencari penyebab infeksi. Pemeriksaan
laboratorium yang dapat dikerjakan contohnya pemeriksaan darah lengkap, serum
elektrolit dan pemeriksaan kadar gula darah. Pungsi lumbal hanya dilakukan pada
anak dibawah 1 tahun (sangat dianjurkan), 12-18 bulan (dianjurkan). Pasien berusia
di atas 18 bulan tidak dilakukan lumbal pungsi bila yakin penyebabnya bukan
meningitis.
diberikan diazepam rektal 5 mg. Bila anak memiliki berat badan lebih dari 10 kg
maka diberikan diazepam rektal 10 mg.
Jika tidak tahu berat badan anak, bisa juga menggunakan pedoman usia. Untuk anak
dibawah 3 tahun dipakai dosis 5 mg. Untuk anak di atas usia 3 tahun dapat diberikan
dosis 7,5-10 mg.
Bila setelah pemberian diazepam rektal kejang belum berhenti, dapat diulangi lagi
dengan cara dosis yang sama dengan interval waktu 5 menit. Bila setelah 2 kali
pemberian diazepam rektal masih tetap kejang, sebaiknya dirujuk ke rumah sakit.
Bila sudah sampai di rumah sakit, berikan diazepam intravena dengan dosis 0,3-0,5
mg/kgBB. Bila kejang tetap belum berhenti dengan injeksi diazepam intravena,
berikan injeksi fenitoin intravena dengan dosis awal 10-20 mg/kgBB/kali dengan
kecepatan 1 mg/kgBB/menit. Bila kejang berhenti, fenitoin tetap diberikan dengan
dosis 48 mg/kgBB/hari. Berikan dosis tersebut 12 jam setelah dosis awal.
Bila dengan fenitoin kejang tetap tidak berhenti, pikirkan untuk dirawat di ruang
ICU.
Semoga bermanfaat
(BERSAMBUNG)
--Sponsored Content
Yuk, dipesan buku Nelson Pediatrik essensial. Buku terjemahan dari konsulen IDAI
yang baik hati.
Spesial buat kamu yang:
1. Dokter Spesialis Anak
2. Punya Cita-Cita jadi Dokter Spesialis Anak
3. Sedang ambil Residen di Departemen Ilmu Kesehatan Anak
4. Berbiat daftar Residen Ilmu Kesehatan Anak tahun ini
5. Dokter Umum yang Kece Badai (senantiasa update ilmu)
Langsug aja dipesan di SMS/WA 081234008737
Dokter Post
Menu Utama
skip to content
home
artikel favorit
konsultasi online
parenting
professional
klinik favorit
klinik khusus
tentang kami
Jangan memberi obat melalui mulut saat anak masih kejang atau masih belum sadar.
Letakkan anak dalam posisi miring, buka celananya kemudian berikan diazepam melalui anus
dengan dosis yang Sama.
Bila masih kejang, diazepam dapat diulang lagi setelah 5 menit, sambil membawa anak ke
rumah sakit.
Bila anak demam tinggi, usahakan untuk menurunkan suhu tubuh anak anda dengan
mengkompres tubuh anak dengan air hangat atau air biasa, lalu berikan penurun demam bila
ia sudah sadar.
Jangan mencoba untuk menahan gerakan-gerakan anak pada saat kejang, berusahalah untuk
tetap tenang.
Kejang akan berhenti dengan sendirinya. Amati berapa lama anak anda kejang.
Ukurlah suhu tubuh anak anda pada saat itu, hal ini bisa menjadi pegangan anda untuk
mengetahui pada suhu tubuh berapa anak anda akan mengalami kejang.
Hubungi petugas kesehatan jika kejang berlangsung lebih lama dari 10 menit.
Jika kejang telah berhenti, segeralah ke dokter untuk mencari penyebab dan mengobati
demam.
Pemberian diazepam 0,5 mg/kg berat badan per rektal (melalui anus) atau jika telah terpasang
selang infus 0,2 mg/kg per infus
Sebagian sumber menganjurkan pemeriksaan kadar gula darah untuk meneliti kemungkinan
hipoglikemia. Namun sumber lain hanya menganjurkan pemeriksaan ini pada anak yang
mengalami kejang cukup lama atau keadaan pasca kejang (mengantuk, lemas) yang
berkelanjutan .
Usia
Dosis IV (infus)
(0.2mg/kg)
<>
12 mg
2.55 mg
15 tahun
3 mg
7.5 mg
510 tahun
5 mg
10 mg
> 10 years
510 mg
1015 mg
Pemberian diazepam 0,2 mg/kg per infus diulangi. Jika belum terpasang selang infus, 0,5
mg/kg per rektal
Pemberian fenobarbital 20-30 mg/kg per infus dalam 30 menit atau fenitoin 15-20 mg/kg per
infus dalam 30 menit.
Jika kejang masih berlanjut, diperlukan penanganan lebih lanjut di ruang perawatan intensif
dengan thiopentone dan alat bantu pernapasan.
Pemberian obat-obatan jangka panjang untuk mencegah berulangnya kejang demam jarang sekali
dibutuhkan dan hanya dapat diresepkan setelah pemeriksaan teliti oleh spesialis . Beberapa obat yang
digunakan dalam penanganan jangka panjang adalah sebagai berikut.
Antipiretik Antipiretik tidak mencegah kejang demam . Penelitian menunjukkan tidak ada
perbedaan dalam pencegahan berulangnya kejang demam antara pemberian asetaminofen
setiap 4 jam dengan pemberian asetaminofen secara sporadis. Demikian pula dengan
ibuprofen.
Diazepam . Pemberian diazepam per oral atau per rektal secara intermiten (berkala) saat onset
demam dapat merupakan pilihan pada anak dengan risiko tinggi berulangnya kejang demam
yang berat . Edukasi orang tua merupakan syarat penting dalam pilihan ini. Efek samping yang
dilaporkan antara lain ataksia (gerakan tak beraturan), letargi (lemas, sama sekali tidak aktif),
dan rewel. Pemberian diazepam juga tidak selalu efektif karena kejang dapat terjadi pada onset
demam sebelum diazepam sempat diberikan . Efek sedasi (menenangkan) diazepam juga
dikhawatirkan dapat menutupi gejala yang lebih berbahaya, seperti infeksi sistem saraf pusat.
yang mungkin diperoleh . Profilaksis dengan carbamazepine atau fenitoin tidak terbukti efektif
untuk mencegah berulangnya kejang demam. Asam valproat dapat mencegah berulangnya
kejang demam, namun efek samping berupa hepatotoksisitas (kerusakan hati, terutama pada
anak berusia
o
Pemberian obat anti kejang jangka panjang diberikan pada keadaan tertentu seperti
pada kasus:
Paling baik memang apabila anak mengalami demam, lalu diberi obat untuk mencegah
berulangnya kejang demam. Sayangnya tidak ada obat yang 100% dapat mencegah kejang
demam bila diberikan saat anak mulai mengalami demam. Obat yang dapat digunakan adalah
diazepam, yang dimakan selama demam, diberikan 3 kali sehari. Cara ini berhasil mengurangi
risiko kejang demam sebanyak 20-44%.
Cara lain adalah memberikan diazepam melalui anus, saat anak mulai demam. Dosis diazepam
adalah 5 mg untuk anak dengan berat badan kurang dari 10 kg dan 10 mg untuk anak dengan
berat badan lebih dari 10 kg. Cara ini mungkin lebih efektif dibandingkan memberi diazepam
yang dimakan.
Referensi
1. Baumann RJ. Technical Report: Treatment of the Child With Simple Febrile Seizures. Pediatrics
1999; 103:e 86
2. Moyer VA. Evidence based management of seizures associated with fever. BMJ 2001;323:1111
4
3. Committee on Quality Improvement and Subcommittee on Febrile Seizures.Practice Parameter:
Long-term Treatment of the Child With Simple Febrile Seizures. Pediatrics 1999;103:1307-1309
4. Provisional Committee on Quality Improvement, Subcommittee on Febrile Seizures. Practice
parameter: The neurodiagnostic evaluation of the child with a first simple febrile seizure. AAP
Policy 1996; 97:769775http://aappolicy.aappublications.org/cgi/content/abstract/pediatrics;97/5/769
5. Acute Management of Infants and Children with Seizures. December
2004.www.health.nsw.gov.au/fcsd/rmc/cib/circulars/2004/cir2004-66.pdf
www.infodemam.com
PROVIDED
BY: KLINIK
ANAK
ONLINE SUPPORTED
BY: GROW
UP
CLINIC
JAKARTAYUDHASMARA FOUNDATION GROW UP CLINIC I JL TAMAN BENDUNGAN
ASAHAN 5 BENDUNGAN HILIR JAKARTA PUSAT 10210, PHONE (021) 5703646
08131592-2012GROW UP CLINIC II MENTENG SQUARE JL MATRAMAN 30 JAKARTA
PUSAT
10430,
PHONE
(021)
29614252 08131592-2012 08131592-2013
EMAIL
:JUDARWANTO@GMAIL.COM HTTP://GROWUPCLINIC.COM FACEBOOKHTTP://WW
W.FACEBOOK.COM/GROWUPCLINIC TWITTER:
@GROWUPCLINICPROFESSIONAL
HEALTHCARE PROVIDER GROW UP CLINIC DR NARULITA DEWI SPKFR,
PHYSICAL MEDICINE & REHABILITATION CURRICULUM VITAE HP 085777227790
PIN BB 235CF967 CLINICAL EDITOR IN CHIEF : DR WIDODO JUDARWANTO,
PEDIATRICIAN
EMAIL
: JUDARWANTO@GMAIL.COM MOBILE
PHONE
O8567805533 PIN BBM 76211048 KOMUNIKASI DAN KONSULTASI ONLINE :
TWITTER @WIDOJUDARWANTO FACEBOOK DRWIDODO
JUDARWANTO,
PEDIATRICIAN KOMUNIKASI DAN KONSULTASI ONLINE ALERGI ANAK : ALLERGY
CLINIC ONLINE KOMUNIKASI DAN KONSULTASI ONLINE SULIT MAKAN DAN
GANGGUAN BERAT BADAN : PICKY EATERS CLINIC KOMUNIKASI PROFESIONAL
PEDIATRIC:INDONESIA PEDIATRICIAN ONLINE
GROW
UP
CLINIC JAKARTA
FOCUS
AND
INTEREST
ON: *** ALLERGY CLINIC ONLINE*** PICKY EATERS AND
GROWUP CLINIC FOR CHILDREN, TEEN AND ADULT
(KLINIK KHUSUS GANGGUAN SULIT MAKAN DAN
GANGGUAN KENAIKKAN BERAT BADAN)***CHILDREN
FOOT
CLINIC *** PHYSICAL
MEDICINE
AND
REHABILITATION CLINIC ***ORAL MOTOR DISORDERS
AND SPEECH CLINIC *** CHILDREN SLEEP CLINIC *** PAIN
MANAGEMENT
CLINIC
JAKARTA *** AUTISM
CLINIC *** CHILDREN BEHAVIOUR CLINIC*** MOTORIC &
SENSORY PROCESSING DISORDERS CLINIC *** NICU
PREMATURE FOLLOW UP CLINIC *** LACTATION AND
BREASTFEEDING CLINIC *** SWIMMING SPA BABY &
MEDICINE MASSAGE THERAPY FOR BABY, CHILDREN AND
TEEN *** WE ARE GUILTY OF MANY ERRORS AND MANY
FAULTS. BUT OUR WORST CRIME IS ABANDONING THE
CHILDREN, NEGLECTING THE FOUNTAIN OF LIFE.
INFORMATION ON THIS WEB SITE IS PROVIDED FOR INFORMATIONAL
PURPOSES ONLY AND IS NOT A SUBSTITUTE FOR PROFESSIONAL MEDICAL
ADVICE. YOU SHOULD NOT USE THE INFORMATION ON THIS WEB SITE FOR
DIAGNOSING OR TREATING A MEDICAL OR HEALTH CONDITION. YOU SHOULD
CAREFULLY READ ALL PRODUCT PACKAGING. IF YOU HAVE OR SUSPECT YOU
HAVE A MEDICAL PROBLEM, PROMPTLY CONTACT YOUR PROFESSIONAL
HEALTHCARE PROVIDER
KEJANG
DEMAM 2
Skrining / Deteksi Perkembangan menggunakan Denver II
Skrining / Deteksi Tumbuh Kembang Anak sesuai Usia
Perkembangan Terlambat(Developmental Delay)
KEJANG DEMAM
DEFINISI:
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi karena kenaikan suhu tubuh
(suhu rektal diatas 38C) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium
PENYEBAB:
Belum jelas, kemungkinan dipengaruhi oleh faktor keturunan/genetik
GEJALA: Ada 2 bentuk kejang demam, yaitu:
1. Kejang Demam Sederhana (Simple Febrile Seizure), dengan ciri-ciri gejala klinis
sebagai berikut:
Kejang berlangsung singkat, < 15 menit
Kejang umum tonik dan atau klonik
Umumnya berhenti sendiri
Tanpa gerakan fokal atau berulang dalam 24 jam
2. Kejang Demam Komplikata (Complex Febrile Seizure), dengan ciri-ciri gejala klinis
sebagai berikut:
Kejang lama, > 15 menit
Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum didahului kejang parsial
Berulang atau lebih dari 1 kali dalam 24 jam
PENGOBATAN/PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan kejang demam meliputi penanganan pada saat kejang dan
pencegahan kejang.
1. Penanganan Pada Saat Kejang
a. Menghentikan kejang:
Diazepam dosis awal 0,3-0,5 mg/KgBB/dosis IV (perlahan-lahan) atau 0,40,6mg/KgBB/dosis REKTAL SUPPOSITORIA. Bila kejang masih belum teratasi dapat
diulang dengan dosis yang sama 20 menit kemudian
b. Turunkan demam:
Antipiretika: Paracetamol 10 mg/KgBB/dosis PO atau Ibuprofen 5-10 mg/KgBB/dosis
PO, keduanya diberikan 3-4 kali perhari Kompres: suhu > 39C: air hangat; suhu
>38C: air biasa
c. Pengobatan penyebab:
antibiotika diberikan sesuai indikasi dengan penyakit dasarnya
d. Penanganan suportif lainnya meliputi:
Bebaskan jalan nafas
Pemberian oksigen
Menjaga keseimbangan air dan elektrolit
Pertahankan keseimbangan tekanan darah
2. Pencegahan Kejang
a. Pencegahan berkala (intermiten)
untuk kejang demam sederhana dengan Diazepam 0,3 mg/KgBB/dosis PO dan
antipiretika pada saat anak menderita penyakit yang disertai demam
b. Pencegahan kontinu
untuk kejang demam komplikata dengan Asam Valproat 15-40 mg/KgBB/hari PO
dibagi dalam 2-3 dosis
PROGNOSIS
Apabila tidak diterapi dengan baik, kejang demam dapat berkembang menjadi:
Kejang demam berulang
Epilepsi
Kelainan motorik
Gangguan mental dan belajar
1. Definisi
Kejang demam ialah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu
tubuh (suhu rektal di atas 38 0 C) yang disebabkan oleh suatu proses
ekstrakranium.
Ismael S. KPPIK-XI 1983
Soetomenggolo TS. Buku Ajar neurologi Anak 1999.
Penjelasan:
Biasanya terjadi pada anak umur 6 bulan 5 tahun.
AAP, Provisional Committee on Quality Improvement. Pediatrics 1996;
97:769-74
Anak yang pernah mengalami kejang tanpa demam, kemudian kejang
demam kembali tidak termasuk dalam kejang demam.
ILAE, Commission on Epidemiology and Prognosis. Epilepsia 1993;34;592-8
Kejang disertai demam pada bayi berumur kurang dari 1 bulan tidak
termasuk dalam kejang demam.
ILAE, Commission on Epidemiology and Prognosis. Epilepsia 1993;34;592-8
Bila anak berumur kurang dari 6 bulan atau lebih dari 5 tahun mengalami
kejang didahului demam, pikirkan kemungkinan lain misalnya infeksi SSP,
epilepsi yang kebetulan terjadi bersama demam.
Kesepakatan Saraf Anak 2005
2. Fakta mengenai kejang demam
Bila kejang demam sederhana yang pertama terjadi pada umur kurang
dari 12 bulan, maka risiko kejang demam ke dua 50 %, dan bila kejang
demam sederhana pertama terjadi setelah umur 12 bulan, risiko kejang
demam ke dua turun menjadi 30%.
2.
Kejang demam yang berlangsung singkat, kurang dari 15 menit, umum, tonik
dan atau klonik , umumnya akan berhenti sendiri, tanpa gerakan fokal atau
berulang dalam waktu 24 jam.
ILAE, Commission on Epidemiology and Prognosis. Epilepsia 1993;34;592-8
Stafstrom CE. The incidence and prevalence of febrile seizures. Dalam :
Baram TZ,
Shinnar S, eds, febrile seizures, San Diego : Academic Press 2002;p.1-20
Kejang demam kompleks
Kejang demam dengan ciri (salah satu di bawah ini):
1.
2.
Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum didahului kejang
parsial
3.
Penjelasan:
Kejang lama adalah kejang yang berlangsung lebih dari 15 menit atau
kejang berulang lebih dari 2 kali dan diantara bangkitan kejang anak tidak
sadar.
Nelson KB, Ellenberg JH. Prognosi in Febrile seizure. Pediatr 1978;61:720-7
Berg AT, Shinnar S. Complex febrile seizure. Epilepsia 1996;37:126-33
Kejang fokal adalah kejang parsial satu sisi, atau kejang umum yang
didahului kejang parsial.
Annegers JF, Hauser W, Shirts SB, Kurland LT. Factors prognostic of
unprovoked seizures
after febrile convulsions. NEJM 1987;316:493-8
Kejang berulang adalah kejang 2 kali atau lebih dalam 1 hari , diantara 2
bangkitan kejang anak sadar.
4. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium rutin tidak dianjurkan, dan dapat dikerjakan untuk
mengevaluasi sumber infeksi atau mencari penyebab demam, seperti darah
perifer, elektrolit dan gula darah (level II-2 dan level III, rekomendasi D).
Gerber dan Berliner. The child with a simple febrile seizure. Appropriate
diagnostic evaluation.
Arch Dis Child 1981;135:431-3
AAP, The neurodiagnostic evaluation of the child with a first simple febrile
seizures.
Pediatr 1996;97:769-95
Pungsi lumbal
Pemeriksaan
menyingkirkan
cairan
serebrospinal
kemungkinan
dilakukan
meningitis.
untuk
Risiko
menegakkan
terjadinya
atau
meningitis
2.
3.
Bila yakin bukan meningitis secara klinis tidak perlu dilakukan pungsi lumbal.
AAP, The neurodiagnostic evaluation of the child with a first simple febrile
seizures.
Pediatr 1996;97:769-95
; 89: Baumer JH. Evidence based guideline for post-seizure
management in children presenting acutely to secondary care. Arch Dis
Child 2004278-280.
Elektroensefalografi
Pemeriksaan
elektroensefalografi
(EEG)
tidak
dapat
memprediksi
2.
Parese nervus VI
3.
Papiledema
Wong V, dkk. Clinical Guideline on Management of Febrile Convulsion.
HK J Paediatr 2002;7:143-151
5. Faktor risiko
Faktor risiko berulangnya kejang demam
Kejang demam akan terjadi kembali pada sebagian kasus. Faktor risiko
berulangnya kejang demam adalah :
1. Riwayat kejang demam dalam keluarga
2. Usia kurang dari 12 bulan
3. Temperatur yang rendah saat kejang
4. Cepatnya kejang setelah demam
Bila seluruh faktor di atas ada, kemungkinan berulang 80 %, sedangkan bila
tidak terdapat faktor tersebut hanya 10 % - 15 % kemungkinan berulang.
Kemungkinan berulang paling besar pada tahun pertama.
Berg AT, dkk. Predictors of recurrent febrile seizure: a prospective study of
the circumstances
surrounding the initial febrile seizure, NEJM 1992;327:1122-7
Annegers JF, dkk. Reccurrence of febrile convulsion in a population based
cohort. Epilepsy
Res 1990;66:1009-14
Knudsen FU. Recurrence risk after first febrile seizure and effect
short term diazepam prophylaxis Arch Dis Child 1996;17:33-8
Faktor risiko terjadinya epilepsi
Faktor risiko lain adalah terjadinya epilepsi di kemudian hari. Faktor risiko
menjadi epilepsi adalah :
1. Kelainan neurologis atau perkembangan yang jelas sebelum
kejang demam pertama.
2. Kejang demam kompleks
3. Riwayat epilepsi pada orang tua atau saudara kandung
Masing-masing faktor risiko meningkatkan kemungkinan kejadian epilepsi
sampai 4 % - 6 %, kombinasi dari faktor risiko tersebut meningkatkan
kemungkinan epilepsi menjadi 10 % - 49 % (Level II-2). Kemungkinan
menjadi epilepsi tidak dapat dicegah dengan pemberian obat rumat pada
kejang demam
Nelson KB dan Ellenberg JH. Prognosis in children with febrile seizure. Pediatr
1978;61:720-7
Annegers JF, dkk. Factor prognotic of unprovoked seizures after febrile
convulsions. NEJM 1987;316:493-8
6. Prognosis
Kemungkinan mengalami kecacatan atau kelainan neurologis
Kejadian
kecacatan
sebagai
komplikasi
kejang
demam
tidak
pernah
secara intravena. Dosis diazepam intravena adalah 0,3 - 0,5 mg/kg perlahanlahan dengan kecepatan 1 - 2 mg/menit atau dalam waktu 3 - 5 menit,
dengan dosis maksimal 20 mg.
Obat yang praktis dan dapat diberikan oleh orang tua atau di rumah adalah
diazepam rektal (level II-2, level II-3, rekomendasi B). Dosis diazepam rektal
adalah 0,5 - 0,75 mg/kg atau diazepam rektal 5 mg untuk anak dengan berat
badan kurang dari 10 kg dan 10 mg untuk berat badan lebih dari 10 kg. Atau
diazepam rektal dengan dosis 5 mg untuk anak dibawah usia 3 tahun atau
dosis 7,5 mg untuk anak di atas usia 3 tahun (lihat bagan penatalaksanaan
kejang demam).
Knudsen FU. Rectal administration of diazepamin solution in the acute
treatment of convulsion
In infants and children. Arch Dis Child 1979;54:855-7.
Dieckman J. Rectal diazepam for prehospital status epilepticus. An Emerg
Med 1994;23:216-24
Knudsen FU. Practical management approaches to simple and complex
febrile seizures.
Dalam: Baram TZ, Shinnar S, eds, Febrile seizures. San Diego : Academic
Press 2002;p.1-20
Kejang yang belum berhenti dengan diazepam rektal dapat diulang lagi
dengan cara dan dosis yang sama dengan interval waktu 5 menit.
Bila 2 kali dengan diazepam rektal masih kejang, dianjurkan ke rumah sakit.
dan disini dapat diberikan diazepam intravena dengan dosis 0,3 - 0,5 mg/kg.
Bila kejang tetap belum berhenti diberikan fenitoin secara intravena dengan
dosis awal 10 - 20 mg/kg/kali dengan kecepatan 1 mg /kg/menit atau kurang
dari 50 mg/menit. Bila kejang berhenti dosis selanjutnya adalah 4 - 8
mg/kg/hari, yaitu 12 jam setelah dosis awal.
Bila dengan fenitoin kejang belum berhenti maka pasien harus dirawat di
ruang rawat intensif.
Bila kejang telah berhenti, pemberian obat selanjutnya tergantung dari jenis
kejang demam dan faktor risikonya, apakah kejang demam sederhana atau
kompleks.
dari
18
bulan,
meskipun
jarang.
Antipiretik
pilihan
adalah
Antikonvulsan
Pemakaian diazepam oral dosis 0,3 mg/kg setiap 8 jam pada saat
demammenurunkan risiko berulangnya kejang (1/3 - 2/3 kasus), begitu pula
dengan diazepam rektal dosis 0,5 mg/kg setiap 8 jam pada suhu > 38,5 0C
(level I, rekomendasi E).
Dosis tersebut cukup tinggi dan menyebabkan ataksia, iritabel dan sedasi
yang cukup berat pada 25 39 % kasus.
Rosman NP dkk. A controlled trial of diazepam administered during febrile
illneses to prevent
Recurrence of febrile seizures. NEJM 1993;329:79-84
Knudsen FU. Intermitten diazepam prophylaxis in febrile convulsions: Pros
and cos.
Acta Neurol Scand 1991; 83(suppl.135):1-24.
Uhari M, dkk. Effect of acetaminophen and low dose intermitten diazepam
on
prevention of recurrences of febrile seizures. J Pediatr. 1995;126:991-5
Fenobarbital, karbamazepin, dan fenitoin pada saat demam tidak berguna
untuk mencegah kejang demam.
Knudsen FU. Practical management approaches to simple and complex
febrile seizures.
Dalam: Baram TZ, Shinnar S, eds, Febrile seizures. San Diego : Academic
Press 2002;p.1-20
9. Pemberian obat rumat
Indikasi pemberian obat rumat
Pengobatan rumat hanya diberikan bila kejang demam menunjukkan ciri
sebagai berikut (salah satu):
1.
2.
3.
Kejang fokal
4.
Sebagian besar peneliti setuju bahwa kejang demam > 15 menit merupakan
indikasi pengobatan rumat
Kejang fokal atau fokal menjadi umum menunjukkan bahwa anak mempunyai
fokus organik
selektif
(rekomendasi
D).
Pemakaian
fenobarbital
setiap
hari
dapat
Menyakinkan
bahwa
kejang
demam
umumnya
mempunyai
prognosis baik
2.
3.
4.
2.
3.
Bila tidak sadar, posisikan anak terlentang dengan kepala miring. Bersihkan
muntahan atau lendir di mulut atau hidung. Walaupun kemungkinan lidah
tergigit, sebaiknya jangan memasukkan sesuatu kedalam mulut.
4.
5.
6.
Berikan diazepam rektal dan jangan diberikan bila kejang telah berhenti
7.
Bawa kedokter atau rumah sakit bila kejang berlangsung 5 menit atau lebih
Penjelasan:
1.
dengan
atau tanpa intervensi. Contoh : uji yang tidak terkontrol yang
menghasil kan hasil yang cukup mengejutkan seperti hasil pengobatan dengan
penisilin pada tahun 1940 dapat dimasukkan dalam kategori ini.
III.
Kualitas rekomendasi
A.
Terdapat
fakta
yang
tidak
berkualitas
(poor)
atauharm
dari intervensi, rekomendasi dapat dilakukan pada bidang lain.
D.
Terdapat
fakta
cukup
berkualitas
(fair)
untuk
mendukung
rekomendasi
bahwa intervensi tersebut tidak dapat diterapkan.
E.
0 comments:
Poskan Komentar
Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda
About
Diberdayakan oleh Blogger.
Kutulis apa yang ingin kutulis
Perfil
D R . HE N D R A N O PR I A N SYAH
Sampah aja bisa didaur ulang.... apalagi manusia! -Ipan Gurniwa, Mantan NapiL I H AT P R O F I L L E N G K A P K U
Bangga Indonesia
Blogger Indonesia
Followers
Anda Pengunjung ke-
333,285
Top Post
http://forensik093.blog
spot.co.id/2012/03/kon
sensuspenatalaksanaankejang-demam.html