50
51
Data-data yang berkaitan dengan pengendalian intern atas fungsi pembelian dan
pencatatn utang tidak hanya diperoleh melalui wawancara, tapi juga dilakukan
pengamatan atas kegiatan operasi pembelian dan pencatatan utang. Selain itu dibuat
sebuah kuesioner untuk membantu mempermudah dan memperjelas pemahaman atas
data-data terkait. Pertanyaan dalam kuesioner merupakan pertanyaan umum yang
bersifat objektif dan disertai dengan jawaban singkat atas masing-masing pertanyaan.
Bila pelaksanaan pegendalian intern atas pembelian dan pencatatan utang telah
cukup memadai dan sesuai kriteria pengendalian intern dalam standar pemerikasaan
akuntansi, maka dapat dikatakan bahwa pengendalian intern tersebut kuat. Namun
apabila yang terjadi adalah sebaliknya, maka dapat dikatakan pengendalian intern
tersebut lemah. Kuat dan lemahnya suatu sistem pengendalian intern akan dijadikan
tolok ukur bagi pemeriksa dalam menentukan luasnya pemeriksaan yang dilakukan.
Kuesioner dapat dijawab Ya, Tidak, dan Tidak Tentu. Jawaban Ya
menunjukkan adanya kekuatan dalam pelaksanaan pengendalian atas pembelian dan
pencatatan utang yang dilakukan perusahaan. Jawaban Tidak menunjukkan kelemahan
dalam pengendalian atas pembelian dan pencatatan utang perusahaan. Sedangkan
jawaban Tidak Tentu menunjukkan bahwa kegiatan pembelian dan pencatatan utang
tidak dilakukan secara teratur.
Jawaban yang diperoleh dari kuesioner tersebut akan menggambarkan adanya
indikasi kemungkinan lemah atau tidaknya pengendalian atas pembelian dan pencatatan
utang yang selama ini ditetapkan perusahaan. Kelemahan yang ditemukan akan
dievaluasi dan diberikan saran-saran perbaikan. Hasil kuesioner akan tampak pada
halaman berikut:
52
Pertanyaan
Ya
Ti
Tidak
dak Tentu
1.
2.
4.
6.
8.
a.
b.
c.
53
9.
10.
11.
pesanan pembelian?
13.
kekurangan persediaan?
15.
Apakah
tingkat
pembelian
ditetapkan
dengan
9
transaksi pembelian?
17.
18.
Jawab: 1 supplier.
19.
Apakah
dalam
pembelian
ditetapkan
jumlah
9
54
20.
Apakah
dalam
transaksi
pembelian
ini
selalu
22.
9
9
Jika tidak, apakah ada prosedur tindak lanjut atas barangbarang yang diterima tidak tepat waktunya?
24.
25.
yang efektif?
26.
27.
28.
29.
30.
55
UTANG DAGANG
No.
Pertanyaan
Ya
Ti
Tidak
dak Tentu
1.
Pembelian?
2.
Apakah
Bagian
Pencatatan
Utang
memiliki
7.
c. Kartu Utang
56
8.
9.
b. Giro
Pencatatan Utang?
11. Apakah
Bagian
Pencatatan
Utang
selalu
melakukan
9
semua
pembayaran
yang
berkaitan
dengan
lunas?
16. Apakah ada pejabat khusus yang memegang buku bank?
57
58
7. Bukti dokumen pendukung dilampirkan pada saat meminta otorisasi tanda tangan
atas giro.
8. Secara berkala dilakukan pemeriksaan dan analisa saldo utang dagang oleh pejabat
yang berwenang.
9. Pemanfaatan kemungkinan adanya potongan harga selalu dilakukan.
10. Adanya otorisasi dan tandatangan oleh pejabat yang berwenang atas setiap dokumen
pengeluaran giro untuk pembayaran.
11. Adanya pemisahan tugas dan tanggung jawab antara pihak yang menanda tangani
giro dengan yang melakukan pencatatan giro.
IV.2. Evaluasi atas Pengendalian Intern Fungsi Pembelian dan Pencatatan Utang
Fungsi Pembelian memegang peranan yang cukup penting dalam perusahaan
dagang, karena bagian ini mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap kelancaran
penyediaan barang dagang perusahaan. Proses penjulan dn pemasaran dapat mengalami
hambatan apabila Bagian Pembelian tidak dapat menjalankan fungsinya untuk
menyediakan barang dagang dengan baik. Oleh karena itu diperlukan adanya suatu
kebijakan yang dapat mengatur fungsi pembelian di suatu perusahaan dapat berjalan
dengan baik. Kebijakan ini harus memperhatikan segala aspek yang terbaik bagi
perusahaan, sehingga fungsi pembelian dan fungsi lain yang terkait dapat saling bekerja
sama demi perkembangan perusahaan.
Pembelian yang dilakukan secara kredit akan menimbulkan utang dagang bagi
perusahaan. Setiap utang dagang yang terjadi harus dicatat dan dilaporkan dengan baik.
59
Sebuah kebijakan atau prosedur pencatatan utang yang andal dan baik diperlukan oleh
perusahaan. Tujuannya agar setiap utang dagang yang terjadi dan setiap pembayaran
utang yang dilakukan dalam tiap periode, dapat disajikan dengan baik, sehingga saldo
utang dagang dapat diketahui setiap saat.
Beberapa temuan dari hasil evaluasi atas fungsi pembelian dan pencatatan
utang PT Mitra Makmurjaya Mandiri adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan tidak memiliki job description secara tertulis
Perusahaan tidak memiliki uraian tugas dan tanggung jawab secara tertulis,
termasuk di dalamnya Bagian Pembelian dan Pencatatan utang. Uraian tugas hanya
diberikan secara lisan oleh direktur langsung kepada karyawannya selama proses
bekerja. Hal ini terus berlangsung dan dilakukan selama bekerja, sehingga terkadang
seorang karyawan dalam satu bagian dapat melakukan tugas bagian lain.
Ketetapan pembagian tugas, anggung jawab dan wewenang yang jelas bagi
setiap fungsi atau bagian dalam struktur organisasi diperlukan untuk meningkatkan
pengendalian intern perusahaan. Dengan adanya struktur organisasi dan pembagian
tugas yang jelas secara tertulis akan menjamin setiap bagian dalam organisasi
berfungsi dengan baik. Termasuk di dalamnya fungsi pembelian harus terpisah dari
fungsi pencatatan utang.
Sampai saat ini perusahaan menganggap bahwa karyawan dalam bagian
pembelian maupun karyawan dalam bagian-bagian lain telah mengetahui tugas,
tanggung jawab dan wewenang masing-masing. Direktur langsung memberikan
60
tugas dan perintahnya secara lisan kepada para karyawan yang bekerja untuknya.
Dan para karyawan hanya mengikuti perintah dari atasannya.
Dengan tidak adanya uraian tugas secara tertulis mengenai tugas, tanggung
jawab dan wewenang masing-masing bagian, maka karyawan tidak memiliki
pedoman yang jelas dalam melaksanakan tugasnya. Dengan demikian batasan tugas
tiap bagian menjadi tidak jelas. Seperti halnya satu bagian dapat menjalankan tugas
bagian lainnya. Hal ini akan mempengaruhi kinerja karyawan yang bersangkutan
akibat beban kerja yang tidak seimbang karena ketidak jelasan tugas masing-masing
karyawan.
Perlu adanya suatu pembagian dan uraian tugas yang didokumentasikan secara
tertulis. Termasuk di dalamnya bagian pembelian dan pencatatan utang sebaiknya
dilakukan oleh orang yang berbeda dan ditentukan tugasnya masing-masing. Berikan
dokumentasi uraian tugas tersebut kepada masing-masing bagian dalam perusahaan.
Dengan demikian para karyawan dapat dengan mudah mengetahui dan mengingat
dengan jelas tugas, tanggung jawab dan wewenangnya. Sehingga dengan sendirinya
mereka akan sadar mengenai tugas dan tanggung jawabnya masing-masing dan
kepada siapa mereka harus bertanggung jawab.
2. Permintaan pembelian dilakukan oleh Bagian Pemasaran
Saat Bagian Pemasaran membutuhkan barang yang diinginkan konsumen,
Bagian Pemasaran akan langsung melakukan permintaan pembelian ke Bagian
Pembelian. Hal ini dilakukan tanpa menanyakan adanya ketersediaan barang di
Bagian Gudang.
61
62
persediaan yang ada atau menentukan apakah perlu dilakukan permintaan pembelian
kepada Bagian Pembelian.
3. Permintaan Pembelian dan Pesanan Pembelian dilakukan secara lisan
Bagian Pemasaran melakukan permintaan pembelian langsung kepada Bagian
Pembelian secara lisan. Tidak dibuat sebuah surat atau dokumen resmi yang
menyatakan adanya permintaan barang yang dibutuhkan. Begitu pun dengan Bagian
Pembelian, saat permintaan pembelian diterima, Bagian Pembelian akan melakukan
pesanan pembelian kepada pemasok melalui telepon. Setelah itu tidak dibuat sebuah
dokumen resmi yang menyatakan telah dilakukannya pesanan pembelian.
Dalam melakukan prosedur permintaan pembelian harus dibuat dokumen
resmi; Surat Permintaan Pembelian, tujuannya agar perusahaan dalam hal ini Bagian
Pembelian mempunyai bukti tertulis mengenai adanya suatu permintaan pembelian
dari bagian yang bersangkutan. Pesanan pembelian juga harus dibuat dokumen
resmi; Surat Pesanan Pembelian (Purchase Order), agar dapat diketahui data-data
mengenai pesanan pembelian yang telah dilakukan pada tanggal-tanggal tertentu.
Ketika penulis menanyakan hal ini pihak perusahaan beranggapan bahwa
mengenai Surat Permintaan Pembelian tidak perlu dilakukan, karena dianggap lebih
ringkas dan praktis dengan penyampaian secara lisan, daripada harus membuat suatu
surat permintaan terlebih dahulu. Mengenai Purchase Order, perusahaan percaya
pada pihak pemasok dan beranggapan bahwa pada saat memesan melalui telepon,
pihak pemasok sudah mencatat semua data mengenai pesanannya dan akan
menganggap Sales Order yang dikirim pemasok sebagai Purchase Order-nya juga.
63
Bila perusahaan tidak memiliki dokumen bukti secara tertulis pada proses
permintaan pembelian dan pesanan pembelian akan cenderung menimbulkan
masalah di kemudian hari. Misalnya pada suatu saat perusahaan tidak mendapatkan
produk pesanan yang diinginkannya, untuk tindak lanjutnya perusahaan akan
mengalami kesulitan karena tidak adanya dokumen bukti yang telah diotorisasi
dengan bagian atau pihak pemasok yang bersangkutan.
Sebaiknya dibuat kebijakan yang mengharuskan bagian yang melakukan
permintaan pembelian dan bagian pembelian yang melakukan pesanan pembelian
membuat sebuah dokumen Surat Permintaan Pembelian dan Purchase Order. Atau
minimal sebuah memo yang menyatakan telah dilakukannya permintaan pembelian
dan pesanan pembelian atas sejumlah unit barang tertentu, dan diotorisasi atau
ditanda tangani oleh pihak terkait, pada tanggal yang bersangkutan.
4. Fungsi Penerimaan Barang dilakukan oleh Bagian Pembelian
Barang yang dikirim oleh pemasok, diterima oleh Bagian Pembelian. Bagian
Pembelian memeriksa fisik barang berdasarkan surat jalan yang ada. Setelah setuju
dengan fisik barang, barang akan diserahkan kepada bagian Gudang untuk disimpan
dan dibuatkan laporan penerimaan barang dan kartu stock. Namun terkadang
penerimaan barang juga dilakukan oleh staf bagian lain seperti bagian gudang.
Fungsi pembelian harus terpisah dari fungsi penerimaan barang. Bagian
Pembelian hanya bertugas melakukan transaksi pembelian. Untuk transaksi
penerimaan barang harus dipisah dari tugas Bagian Pembelian. Bagian yang harus
menerima barang adalah Bagian Penerimaan atau Bagian Gudang.
64
65
66
saat mencarinya kembali dan mungkin saja Payment Voucher yang bersangkutan
hilang atau rusak.
Payment voucher sebaiknya dicatat ke dalam Voucher Register yang berisi
tanggal, tujuan Payment Voucher, nomor Payment Voucher, nomor cek, tanggal cek,
jumlah nominal dan periode bulan yang bersangkutan. Dan untuk giro yang pernah
dikeluarkan perusahaan, buatlah sebuah catatan akuntansi; Check Register yang
menyebutkan tanggal, nomor giro, bank, jumlah nominal, tujuan pembayaran,
dibayarkan kepada, dan periode bulan yang bersangkutan.
6. Bukti Kas Keluar tidak dicap Lunas
Bukti Kas Keluar (payment voucher) dibuat berdasarkan dokumen-dokumen
pendukung yang ada, yaitu surat jalan dan sales order. Setelah giro dibuka
berdasarkan payment voucher dan kemudian dikirim ke pihak pemasok; payment
voucher, sales order, copy giro dan surat jalan langsung diarsip tanpa diberi cap
Lunas atau pembubuhan tanda tangan pada dokumen sumber tersebut.
Kriterianya pada saat bukti kas keluar dibuat dan pembayaran utang sudah
terealisasi, bukti kas keluar tersebut harus diberi cap atau tanda Lunas agar
memudahkan pemisahan antara bukti kas keluar yang belum terealisasi dengan yang
sudah benar-benar terealisasi atau sudah dibayar.
Saat ditanyakan mengenai hal ini pihak perusahaan beranggapan bahwa mereka
dapat membedakan antara payment voucher yang sudah lunas dengan yang belum
lunas. Caranya hanya melihat apakah payment voucher yang bersangkutan sudah
dibukakan giro atau belum.
67
Akibat dari kondisi ini staf yang berangkutan terkadang membuat kembali
payment voucher yang sebelumnya telah dibuat, walaupun pada akhirnya hal ini
dapat dideteksi segera mungkin. Selain itu staf yang bersangkutan terkadang sulit
memisahkan antara dokumen yang sudah lunas dengan yang belum lunas. Kedua hal
itu berarti menyebabkan terbuangnya waktu kerja staf yang bersangkutan.
Sebaiknya pada saat payment voucher dibuat dan kemudian giro telah ditanda
tangani oleh Direktur serta telah dikirimkan kepada pemasok yang bersangkutan,
payment voucher yang bersangkutan diberi cap atau tanda Lunas. Tanda yang
dimaksud tidak harus berupa stempel Lunas tapi juga bisa dilakukan tanda lain
dengan tulisan Lunas. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi penggandaan
pembuatan payment voucher dan mencegah kesulitan pada saat akan memisahkan
dokumen yang lunas dengan yang belum lunas.
7. Tidak adanya pemisahan dokumen yang telah lunas dengan yang belum lunas
Pada saat proses pembayaran telah selesai dilakukan, dokumen yang
bersangkutan tidak langsung dipisahkan dari dokumen yang belum dibuat proses
pembayaran. Dokumen yang lunas ditumpuk begitu saja dengan dokumen yang
belum lunas.
Bukti pembayaran utang yang sudah lunas beserta lampiran dokumen
pendukungnya harus dipisahkan dari dokumen-dokumen yang belum lunas.
Dokumen yang sudah lunas sebaiknya disimpan ditempat yang terpisah dari tempat
penyimpanan dokumen yang belum lunas. Tujuanya agar tidak terjadi penggandaan
pembayaran atas dokumen yang sudah lunas.
68
69
70
g) Telusuri apakah ada surat atau memo yang dapat membuktikan telah
dilakukannya kegiatan permintaan pembelian dan pesanan pembelian dan telah
diotorisasi oleh pejabat yang berwenang.
h) Telusuri apakah ada otorisasi atas permintaan pembelian dan pesanan pembelian
oleh pejabat yang berwenang, untuk mengecek keabsahannya.
i) Lakukan perhitungan fisik atas barang yang diterima dengan cara menghitung
dan memeriksa kualitas atau dengan cara sampling, apakah sesuai dengan
pesanan.
j) Buat simpulan audit.
2. Pemeriksaan atas Penerimaan Barang
Tujuan Pemeriksaan:
Menilai keefektifan prosedur penerimaan barang yang dilakukan perusahaan dalam
upaya meningkatkan pengendalian intern perusahaan.
Prosedur Audit:
a) Dapatkan Sales Order perusahaan yang berfungsi sebagai pesanan pembelian,
dan Laporan Penerimaan Barang yang berfungsi sebagai surat bukti penerimaan
barang, secara sampling.
b) Lakukan crosscheck antara Sales Order dengan Laporan Penerimaan Barang dan
Surat Jalan, untuk mengetahui kemungkinan terjadinya ketidaksesuaian
spesifikasi dan kuantitas barang yang dipesan dengan barang yang diterima.
71
c) Telusuri apakah Laporan Penerimaan Barang dibuat dengan tanggal yang sesuai
dengan tanggal Surat Jalan.
d) Lakukan observasi proses penerimaan barang untuk mengetahui bagaimana cara
Bagian Gudang menerima barang dari Bagian Pembelian dan melakukan
penghitungan atas barang yang diterima.
e) Periksa apakah dalam Laporan Penerimaan Barang yang dipilih secara sampling
tersebut terdapat otorisasi dari pihak yang terkait, khususnya Bagian Gudang.
f) Periksa apakah Laporan Penerimaan Barang, Sales Order dan Surat Jalan,
didistribusikan ke bagian terkait.
g) Analisis dampak ketidakefisienan aktivitas penerimaan barang perusahaan,
apabila tidak terdapat prosedur penerimaan barang yang efektif.
h) Lakukan analisis atas kemungkinan terjadinya inefisiensi dan inefektifitas akibat
dari aktivitas penerimaan barang dan pendistribusian dokumen yang tidak
beraturan.
i) Buat simpulan audit.
3. Pencatatan atas Pencatatan Utang
Tujuan Pemeriksaan:
Menilai efektivitas dan efisiensi kegiatan pencatatan utang yang dilakukan
perusahaan dalam upaya meningkatkan pengendalian intern perusahaan.
72
Prosedur Audit:
a) Analisis apakah pencatatan pertambahan utang dagang dicatat berdasarkan faktur
dari pemasok.
b) Analisis apakah terdapat kartu utang yag menunjukkan saldo utang secara
reliable dan up to date.
c) Lakukan crosscheck antara faktur dengan catatan dalam kartu utang.
d) Periksa apakah bukti kas keluar dibuat berdasarkan nilai Sales Order yang telah
jatuh tempo.
e) Periksa apakah cek/giro untuk pembayaran utang dibuat sesuai dengan bukti kas
keluar yang sudah dibuat.
f) Dapatkan dokumen bukti kas keluar dan copy giro secara sampling.
g) Lakukan crosscheck antara bukti kas keluar dengan copy giro, untuk mengetahui
kemungkinan terjadi ketidaksesuaian spesifikasi data diantara keduanya.
h) Periksa apakah dalam bukti kas keluar dan copy giro yang telah dipilih secara
sampling tersebut terdapat otorisasi dari pejabat yang berwenang.
i) Analisis dampak ketidakefektifan aktivitas pencatatan utang apabila tidak
terdapat prosedur pencatatan dan pembagian tugas secara tertulis.
j) Lakukan analisis atas kemungkinan terjadinya inefisiensi dan inefektifitas akibat
dari aktivitas pencatatan utang dan pendistribusian dokumen serta pembagian
tugas yang tidak beraturan.
k) Buat simpulan audit.
73