Vol - VIII No.11 I P3DI Juni 2016
Vol - VIII No.11 I P3DI Juni 2016
Abstrak
Penetapan Perppu No. 1 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak (Perppu No. 1 Tahun 2016) menjadi
polemik di masyarakat. Masyarakat menghendaki peraturan perundang-undangan
yang lebih tegas dan dapat menimbulkan efek jera sehingga dapat menanggulangi
kasus kekerasan seksual terhadap anak. Namun pemberlakuan pemberatan ancaman
pidana yang diatur dalam Perppu No. 1 Tahun 2016, khususnya mengenai hukuman
mati dan kebiri mendapat reaksi penolakan karena dianggap melanggar HAM. Secara
prosedural Perppu No. 1 Tahun 2016 telah memenuhi persyaratan pembentukannya,
namun secara materi muatan Perppu tersebut tidak memiliki dasar hukum yang
kuat. DPR perlu mempertimbangkan substansi Perppu untuk memutuskan menerima
atau menolak Perppu dengan mempertimbangkan konsekuensi hukumnya. Untuk
menjembatani pengaturan pidana yang lebih berat bagi pelaku kekerasan seksual
terhadap anak, DPR dan Pemerintah dapat segera membahas RUU Pencegahan
Kekerasan Seksual dan merevisi UU Perlindungan Anak melalui prosedur perubahan
undang-undang yang biasa.
Pendahuluan
*) Peneliti Madya Hukum Ekonomi pada Bidang Hukum, Pusat Penelitian, Badan Keahlian DPR RI.
E-mail: susidhan@yahoo.com
Info Singkat
2009, Pusat Penelitian
Badan Keahlian DPR RI
www.pengkajian.dpr.go.id
ISSN 2088-2351
-1-
Penutup
Referensi
Majalah
HUBUNGAN INTERNASIONAL
Abstrak
Mahkamah Arbitrase Internasional akan mengeluarkan putusannya terkait gugatan
Filipina atas persoalan Laut China Selatan. China yang sejak awal menolak persoalan
ini ditangani lembaga internasional, menyatakan akan mengabaikan apapun putusan
yang dihasilkan. Sikap China ini menimbulkan kekhawatiran di antara negara-negara
yang bersengketa dan negara lainnya yang berkepentingan terhadap wilayah tersebut.
Militerisasi kawasan sengketa semakin meningkat. Indonesia harus mencermati
perkembangan ini dan menyusun respons yang tepat mengingat Indonesia juga
menyimpan potensi konflik di sekitar wilayah sengketa.
Pendahuluan
Gugatan Filipina
Merasa semua jalur diplomatik yang
digunakan untuk mencari solusi damai
sejak 1995 belum memberikan hasil, pada
2013 Pemerintah Filipina memutuskan
untuk mengajukan Beijing ke sebuah panel
*) Peneliti Muda Masalah-masalah Hubungan Internasional pada Bidang Hubungan Internasional, Pusat Penelitian, Badan Keahlian
DPR RI. E-mail: rizki.roza@dpr.go.id
Info Singkat
2009, Pusat Penelitian
Badan Keahlian DPR RI
www.pengkajian.dpr.go.id
ISSN 2088-2351
-5-
Indonesia bukan bagian dari negaranegara yang bersengketa di LCS. Dalam berbagai
kesempatan, Beijing telah menyampaikan bahwa
mereka tidak memiliki masalah mengenai
kedaulatan Indonesia atas Kepulauan
Natuna dan perairan di sekitar kepulauan
tersebut yang berdekatan dengan wilayah
LCS yang diklaim China. Namun kondisi
di lapangan tidak sepenuhnya berjalan
sesuai
pernyataan
Beijing
tersebut.
Indonesia dan China sudah beberapa kali
mengalami ketegangan di sekitar perairan
Natuna, terutama terkait persoalan wilayah
penangkapan ikan.
Ketegangan yang terjadi pada Maret
lalu antara Indonesia dan China misalnya,
cukup mengkhawatirkan. Ketegangan itu
dipicu oleh aksi kapal penjaga pantai China
di Laut Natuna. Kapal penjaga pantai
China mengganggu penegakan hukum di
laut yang sedang dilakukan kapal patroli
Kementerian Kelautan dan Perikanan, KP
Hiu 11. Menindaklanjuti kejadian tersebut,
Menteri Luar Negeri, Retno L.P.Marsudi,
memanggil Kuasa Usaha Kedutaan Besar
China di Jakarta dan menyampaikan
nota protes. Dalam nota protes tersebut
ditekankan tiga kesalahan yang dilakukan
kapal penjaga pantai China, yaitu kapal
penjaga pantai melanggar hak berdaulat
dan yurisdiksi Indonesia di wilayah ZEE
dan landas kontinen Indonesia; melanggar
penegakan hukum yang sedang dilakukan
aparat Indonesia; dan melanggar kedaulatan
laut teritorial Indonesia. Sikap Indonesia
tersebut direspons Kementerian Luar
Negeri China dengan bantahan bahwa
kapal penjaga pantainya tidak memasuki
wilayah perairan Indonesia. Juru Bicara
Kementerian Luar Negeri China menyatakan
bahwa kapal penjaga pantai datang untuk
menyelamatkan kapal nelayan China,
KM Kway Fey 10078 yang diserang kapal
bersenjata Indonesia. Menurutnya, kapal
nelayan China tersebut hanya melakukan
aktivitas penangkapan ikan seperti biasa
di tempat yang telah turun-temurun
dikunjungi.
Selanjutnya
China
kembali
menyampaikan protes pada Mei 2016 untuk
menyikapi penangkapan kapal nelayan
China Gu Bei Yu 27088 oleh KRI Oswald
-7-
Referensi
Beijing Bantah Kapal Penjaga Pantai
China Masuk Wilayah RI, http://
internasional.kompas.com/
read/2016/03/21/21313861/Beijing.
Bantah.Kapal.Penjaga.Pantai.China.
Masuk.Wilayah.RI, diakses 7 Juni 2016.
Beijing
Memprotes
Indonesia
atas
Penangkapan 8 Nelayan China di
Natuna, http://internasional.kompas.
com/read/2016/05/31/09463021/
beijing.memprotes.indonesia.atas.
penangkapan.8.nelayan.china.di.natuna,
diakses 7 Juni 2016.
Indonesia Dukung Filipina Gugat China di
Arbitrase Internasional, http://www.
merdeka.com/dunia/indonesia-dukungfilipina-gugat-china-di-arbitraseinternasional.html, diakses 7 Juni 2016.
Koarmabar Sergap Kapal Nelayan China
di Perairan Natuna, http://nasional.
kompas.com/read/2016/05/28/20234741/
koarmabar.sergap.kapal.nelayan.china.
di.perairan.natuna, diakses 7 Juni 2016.
Taiwan Tidak Akan Akui Zona Pertahanan
Udara China, http://www.antaranews.
com/berita/565556/taiwan-tidak-akanakui-zona-pertahanan-udara-china
diakses 7 Juni 2016.
Vietnam Boleh Membeli F-16 dan P-3
Orion dari Amerika Serikat, http://
www.antaranews.com/berita/563393/
vietnam-boleh-membeli-f-16-dan-p-3orion-dari-amerika-serikat, diakses 7
Juni 2016.
Penutup
Persoalan LCS telah menjadi sumber
ketegangan di kawasan selama beberapa
dekade terakhir, tidak hanya antara negaranegara yang bersengketa tetapi juga dengan
negara lainnya yang memiliki kepentingan
terhadap kawasan tersebut. Ketegangan
yang awalnya hanya antara China dan
Filipina akibat gugatan yang diajukan
Filipina ke MAI, nyatanya saat ini meluas
karena China yang merasa semakin terpojok
menjelang keluarnya putusan MAI. Kondisi
ini mendorong China untuk meningkatkan
kehadiran kekuatannya di wilayah sengketa
dan direspons pula dengan tindakan serupa
oleh sejumlah negara.
Meskipun Indonesia bukan bagian dari
negara yang bersengketa, beberapa insiden
yang terjadi belakangan ini semestinya
menjadi
peringatan
bagi
pemerintah
Indonesia bahwa Indonesia dan China
juga menyimpan potensi konflik yang
membutuhkan penyelesaian di sekitar
-8-
Majalah
KESEJAHTERAAN SOSIAL
Abstrak
Wacana Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi mengenai perekrutan rektor asing
untuk memimpin perguruan tinggi negeri (PTN) di Indonesia banyak mendapatkan respons
negatif, terutama dari kalangan anggota DPR dan pengamat. Kehadiran rektor warga
negara asing di PTN dapat mengganggu birokasi pendidikan Indonesia, memberikan ruang
bagi nilai-nilai asing yang mungkin bertentangan dengan prinsip-prinsip nasionalisme,
bahkan menghina kualitas sumber daya manusia dalam negeri. Oleh karena itu, wacana ini
perlu dipertimbangkan untuk ditolak karena bertentangan dengan peraturan perundangundangan yang berlaku. Alih-alih mengambil tenaga asing, pemerintah perlu memfokuskan
pada penguatan kualitas tenaga dalam negeri dan menjadikan PTN sebagai institusi
perubahan yang menumbuhkembangkan rasa nasionalisme di kalangan generasi muda.
Pendahuluan
Pada awal Juni 2016 muncul wacana
Pemerintah untuk merekrut warga negara
asing (WNA) menjadi rektor perguruan
tinggi
negeri
(PTN)
di
Indonesia.
Tujuannya untuk meningkatkan kualitas
PTN Indonesia di kelas dunia, seperti
yang dilakukan oleh China, Singapura,
dan Arab Saudi, dengan pendidikan
tingginya. Dengan cara tersebut, perguruan
tinggi di Arab Saudi yang dulunya tidak
diperhitungkan, saat ini sudah masuk
peringkat 200 dunia. Menurut Menteri
Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
(Menristek Dikti), M. Nasir, presiden
mengarahkan agar pendidikan tinggi
Indonesia mampu bersaing di kelas dunia.
*) Peneliti Madya Studi Kemasyarakatan Kepakaran Analisis Dampak Sosial dan Evaluasi Program pada Bidang Kesejahteraan Sosial,
Pusat Penelitian, Badan Keahlian DPR RI. Email: hartiniretnaning@yahoo.com
Info Singkat
2009, Pusat Penelitian
Badan Keahlian DPR RI
www.pengkajian.dpr.go.id
ISSN 2088-2351
-9-
untuk
memimpin
perguruan
tinggi.
Mengingat rektor PTN adalah dosen PTN,
maka secara jelas dapat dipahami bahwa
rektor yang dimaksud adalah Warga
Negara Indonesia (WNI) dan bukan WNA.
Permenristek Dikti No. 1 Tahun 2016
tentang Perubahan atas Peraturan Menristek
Dikti Nomor 1 Tahun 2015 tentang
Pengangkatan dan Pemberhentian Rektor/
Ketua/Direktur pada Perguruan Tinggi
Negeri, Pasal 4 huruf a menyebutkan bahwa
persyaratan untuk menjadi Rektor/Ketua/
Direktur PTN adalah Pegawai Negeri Sipil
(PNS) yang memiliki pengalaman jabatan
sebagai dosen dengan jenjang akademik
sebagai berikut: (1) bagi calon Rektor
universitas/institut paling rendah Lektor
Kepala; atau (2) bagi calon Ketua sekolah
tinggi
dan politeknik/akademik paling
rendah Lektor.
Dengan demikian, secara logis dapat
dipahami bahwa Rektor/Ketua/Direktur
PTN haruslah orang Indonesia asli (WNI),
karena tidak mungkin orang asing (WNA)
diangkat menjadi PNS di Indonesia. Oleh
karena itu, jika Menristek Dikti ingin
merekrut WNA menjadi Rektor/Ketua/
Direktur PTN, maka hal itu bertentangan
dengan regulasi yang ada. Wacana ini
merupakan wacana yang berbahaya bagi
negara, karena birokrasi pendidikan milik
negara akan diintervensi oleh WNA. Jika
WNA menduduki posisi Rektor/Ketua/
Direktur PTN maka bukan tidak mungkin
akan terjadi penyusupan nilai-nilai asing
yang tidak relevan dengan nilai-nilai
budaya kita. Selain itu, duduknya WNA
menjadi Rektor/Ketua/Direktur PTN juga
memungkinkan terjadinya berbagai hal yang
mengancam keselamatan data birokrasi
NKRI yang dapat berakibat fatal bagi
kelangsungan Indonesia ke depan.
Berdasarkan Pasal 5 UU No. 12
Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi,
tujuan pendidikan tinggi adalah: (1)
berkembangnya potensi mahasiswa agar
menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
dan berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, terampil, kompeten, dan
berbudaya untuk kepentingan bangsa; (2)
dihasilkannya lulusan yang menguasai
cabang ilmu pengetahuan dan atau teknologi
untuk memenuhi kerpentingan nasional
dan daya saing bangsa; (3) dihasilkannya
Penutup
Wacana
Menristek
Dikti
untuk
merekrut WNA menjadi rektor PTN perlu
dicermati dan menjadi perhatian DPR RI.
Meskipun hal itu masih merupakan wacana,
- 11 -
Perlu
Regulasi
Pemerintah,
Jangan
Sekedar Asal Pungut Rektor Asing,
http://nasional.sindonews.com/
read/1114211/144/perlu-regulasipemerintah-jangan-sekadar-asalpungut-rektor-asing-1465119562,
diakses 6 Juni 2016.
Pemerintah Diminta Timbang Untung
Rugi Impor Rektor, http://nasional.
sindonews.com/read/1114084/144/
pemerintah-diminta-timbang-untungrugi-impor-rektor-1465052453, diakses
6 Juni 2016.
Pertanyakan Wacana Rekrut Orang Asing
jadi Rektor PTN, http://www.menit.
co/2016/06/06/komisi-x-pertanyakanwacana-rekrut-orang-asing-jadi-rektorptn.html, diakses 7 Juni 2016.
Orang Asing Diwacanakan Isi Jabatan
Rektor PTN, http://news.okezone.com/
read/2016/06/02/65/1404891/orangasing-diwacanakan-isi-jabatan-rektorptn, diakses 7 Juni 2016
Tak Ada Jaminan Rektor Asing Bisa
Dongkrak Mutu PTN, http://nasional.
sindonews.com/read/1113941/144/
tak-ada-jaminan-rektor-asing-bisadongkrak-mutu-ptn-1464973219,
Diakses 7 Juni 2016.
Peraturan
Menteri
Riset,
Teknologi
dan Pendidikan Tinggi No. 1 Tahun
2015
tentang
Pengangkatan
dan
Pemberhentian Rektor/Ketua/Direktur
pada Perguruan Tinggi Negeri.
Peraturan Menteri Riset, Teknologi dan
Pendidikan Tinggi No. 1 Tahun 2016
tentang Perubahan atas Peraturan
Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan
Tinggi No. 1 Tahun 2015 tentang
Pengangkatan
dan
Pemberhentian
Rektor/Ketua/Direktur pada Perguruan
Tinggi Negeri.
Undang-Undang No. 12 Tahun 2012 tentang
Pendidikan Tinggi.
Referensi
DPR Nilai Wacana Impor Rektor Aneh
dan Cerminkan Mental Inlander,
http://nasional.sindonews.com/
read/1114354/144/dpr-nilai-wacanaimpor-rektor-aneh-dan-cerminkanmental-inlander-1465187203, diakses 6
Juni 2016.
Impor
Rektor
Asing
Sama
Saja
Menggadaikan
PTN,
http://www.
tribunnews.com/nasional/2016/06/07/
impor-rektor-asing-sama-sajamenggadaikan-ptn, diakses 7 Juni 2016.
Impor Rektor No, Dosen dari Luar Negeri
Yes,
http://nasional.sindonews.com/
read/1114103/144/impor-rektor-nodosen-dari-luar-negeri-yes-1465057039,
diakses, 7 Juni 2016.
Ini Akibatnya Jika Pemerintah Merekrut
Rektor
Asing,
http://www.
pedidikanindonesia.com/2016/06/iniakibatnya-jika-pemerintah-merektut.
html, diakses 7 Juni 2016.
Pemerintah Akan Rekrut Orang Asing
jadi Rektor PTN, http://nasional.
sindonews.com/read/1113574/144/
pemerintah-akan-rekrut-orang-asingjadi-rektor-ptn-1464874290, diakses 6
Juni 2016.
- 12 -
Majalah
Abstrak
Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan Tahun Anggaran 2016
(RAPBN-P 2016) telah secara resmi diajukan pemerintah ke DPR. Dalam pokok-pokok
RAPBN-P 2016 tersebut, pemerintah mengusulkan perubahan terhadap beberapa asumsi
dasar ekonomi makro (asumsi makro) serta pemotongan atas pendapatan dan belanja
negara. Hal ini dilakukan untuk menyesuaikan dengan perkembangan dan perubahan pada
beberapa indikator ekonomi makro. Namun demikian, pemerintah juga harus realistis dalam
mengusulkan perubahan asumsi makro serta pendapatan dan belanja negara dalam postur
anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) tersebut. Alasannya, perubahan postur
APBN dapat memberikan dampak yang besar bagi pemerintah dalam mengelola sektor
perekonomian nasional. Oleh karena itu, penting bagi DPR untuk terus mengawal program
dan kebijakan pemerintah dalam mencapai target-target yang terdapat dalam APBN-P 2016.
Pendahuluan
Pada awal bulan ini, pemerintah
telah mengajukan Rancangan Anggaran
Pendapatan
dan
Belanja
Negara
Perubahan
untuk
Tahun
Anggaran
2016 (RAPBN-P 2016) ke DPR RI untuk
dilakukan pembahasan bersama. Dalam
pokok-pokok RAPBN-P 2016 tersebut,
pemerintah
mengusulkan
perubahan
beberapa proyeksi asumsi dasar ekonomi
makro (asumsi makro) yang meliputi
nilai tukar rupiah, inflasi, asumsi harga
minyak mentah Indonesia (Indonesian
Crude Price / ICP), lifting minyak, dan
lifting gas. Usulan perubahan beberapa
proyeksi asumsi makro tersebut diajukan
karena memperhatikan perkembangan
ekonomi
global
dan
perekonomian
*) Peneliti Muda Kebijakan Publik pada Bidang Ekonomi dan Kebijakan Publik, Pusat Penelitian, Badan Keahlian DPR RI.
Email: teuku.surya@dpr.go.id
Info Singkat
2009, Pusat Penelitian
Badan Keahlian DPR RI
www.pengkajian.dpr.go.id
ISSN 2088-2351
- 13 -
APBN-P 2015
APBN 2016
RAPBN-P 2016
5,7
5,3
5,3
5,0
4,7
4,0
6,2
5,5
5,5
12.500,-
13.900,-
13.500,-
60
50
35
825
830
810
1.221
1.155
1.115
Sumber: Nota Keuangan APBN-P 2015, APBN 2016, dan RAPBN-P 2016.
Referensi
Penutup
Usulan perubahan postur anggaran
dalam pokok-pokok RAPBN-P 2016 perlu
dicermati lebih jauh terutama terkait
perubahan asumsi proyeksi makro dan
perubahan
pendapatan
dan
belanja
negara. Dalam menentukan asumsi makro,
pemerintah
diharapkan
tidak
terlalu
optimis maupun pesimis, yang terpenting
asumsi
tersebut
berdasarkan
telaah
terhadap perkembangan perekonomian
terkini dan prediksi ke depan. Sementara
untuk perubahan pendapatan dan belanja
negara yang sebagian besar merupakan
pemotongan, pemerintah diharapkan dapat
mencapai target penerimaan agar defisit
tidak melebar dan dapat melakukan efisiensi
dalam pengurangan belanja negara.
Peran DPR RI sangat penting dalam
menetapkan APBN-P 2016, terutama dengan
memberikan masukan-masukan kepada
pemerintah dan memberikan persetujuan
pada saat pembahasan RUU APBN-P 2016.
Selanjutnya, DPR RI harus terus mengawal
program dan kebijakan pemerintah dalam
mencapai target-target yang terdapat dalam
APBN-P 2016.
- 16 -
Majalah
Abstrak
Substansi pengajuan pasangan calon di dalam RUU tentang Perubahan Kedua Atas UndangUndang Nomor 1 Tahun 2015 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti UndangUndang Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, Dan Walikota Menjadi
Undang Undang (revisi RUU Pilkada 2016) melalui jalur parpol belum sebanding dengan
tuntutan demokrasi partisipatif. Pola klasik nominasi yang masih digunakan dikhawatirkan
memicu konflik internal berkepanjangan dan sentralisasi organisasinya yang berlawanan
dengan tuntutan otonomi lokal pemerintahan. Sebaliknya, pola itu dapat memelihara
prasangka berlebihan bagi sekedar orientasi kekuasaan dan mengembalikan modal calon.
Untuk itu, langkah pembenahan internal partai menyambut pilkada di masa mendatang juga
harus dibarengi komitmen revisi UU Partai Politik yang sejalan dengan langkah desentralisasi
organisasi partai.
Pendahuluan
*) Peneliti Utama Politik Pemerintahan Indonesia pada Bidang Politik Dalam Negeri, Pusat Penelitian, Badan Keahlian DPR RI.
Email: prayudi_pr@yahoo.com
Info Singkat
2009, Pusat Penelitian
Badan Keahlian DPR RI
www.pengkajian.dpr.go.id
ISSN 2088-2351
- 17 -
Referensi
Alan Ware, Political Parties and Party System,
Oxford University Presss, Oxford, 1996.
KompasPedia, Partai Politik Indonesia 19992009, Jakarta, Penerbit Kompas, 2016.
Richard. S. Katz & William Crotty, Hand Book
Partai Politik, Penerbit Nusa Media,
Bandung, 2015.
Kemenkumham Buka Pendaftaran Partai
Politik Baru, Kompas, 25 Mei 2016.
Undang-Undang No. 1 Tahun 2015 tentang
Penetapan
Peraturan
Pemerintah
Pengganti Undang-Undang Nomor 1
Tahun 2014 Tentang Pemilihan Gubernur,
Bupati, Dan Walikota Menjadi Undang
Undang.
Undang-Undang No. 2 Tahun 2008 tentang
Partai Politik.
RUU tentang Perubahan Kedua Atas UndangUndang Nomor 1 Tahun 2015 tentang
Penetapan
Peraturan
Pemerintah
Pengganti Undang-Undang Nomor 1
Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur,
Bupati, Dan Walikota Menjadi Undang
Undang (Draft yang disetujui Panja 20
Mei 2016).
Naskah Akademik RUU tentang Perubahan
Kedua Atas Undang-Undang Nomor 1
Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan
Gubernur, Bupati, Dan Walikota Menjadi
Undang Undang.
Penutup
Substansi pola klasik di revisi RUU
Pilkada dalam nominasi pasangan calon
menyebabkan
manajemen
organisasi
kepartaian tertinggal berhadapan dengan
- 20 -