Anda di halaman 1dari 2

Rasa takut yang dimiliki oleh para tetangga brahmana yang akhirnya brahmana disuruh untuk

membuang anak ular itu. Tetapi brahmana dan isterinya memiliki keinginan untuk merawat ular itu
sebagaimana layaknya seorang anak manusia. Tumbuhlah ular itu menjadi dewasa, ibunya sangat
sayang sekali dengannya.
Pada suatu ketika, si ibu berbicara dan meminta kepada suaminya untuk dicarikannya calon isteri
untuk puteranya.
"Pak, anak ita sudah besaw. Saatnya untuk menikah dan mempunyai rumah tangga sendiri," si ibu
berkata.
"Ehmm saya tahu, tapi wanita mana yang ingin menikah sama seekor ular, bu? jawab suaminya.
Terus saja isterinya mendesak sampai menangis. Lalu suaminya memtuskan untuk mendatangi ke
rumah teman lamanya di kampung sebelah. Barang kali, teman lamaku bisa membantu.
Setiba di rumah sahabatnya, brahmana menceritakan maksud kedatangannya apa. Kalau dirinya
sedang mencarikan calon isteri untuk puteranya. Tanpa berbicara lagi, lalu anak gadisnya dipanggil
untuk keluar kamar dan berkata "Silahkan, kau bawa puteri ku untuk dijadikan isteri anakmu."
Kemudian brahamana terdiam, "Ehmmm,, kayanya lebih baik kau lihat dulu puteraku."
"Sudahlah,, tidak usah. Kamu tahulah kita berteman lama, aku yakin kalau puteramu itu pria baikbaik." jawab sahabatnya.
Kemudian dibawalah anak gadis sahabatnya pulang yang akan dinikahan dengan puteranya.
Bersama para tetangga, isteri brahmana menyiapkan semua keperluan pernikahannya. Lalu
tetangga-tetangganya pun merajuk calon pengantin agar bisa membatalkan pernikahannya, tetapi
gadis itu yakin dan tetap pada keinginannya untuk menikah dengan ular itu.
Dan akhirnya mereka menikahlah, meskipun keadaan suaminya hanya seekor ular. Wanita itu dapat
melayani kebutuhan suaminya sangat baik dan tulus. Di siapkannya sebuah peti kayu sebagai
tempat tidur untuk suaminya yang berada sangat dekat dengan tempat tidur isterinya.
Saat terbangun pada malam hari, wanita muda itu betapa kagetnya melihat sosok seorang pemuda
ganteng yang duduk di pinggir tempat tidurnya.
"Tidak usah takut, isteriku," pemuda itu berkata.
"Kamu siapa dan dimana suamiku?" dengan raut wajah takut dan suara gemetar wanita itu
menjawabnya.
"Aku adalah suamimu. Coba kamu lihatlah, kulitku ini," pemuda itu berkata sambil menunjukkan
sebagian kulit ularnya yang sudah tidak ada.
"heiii apa kamu melukai suamiku," pertanyaan yang diberikan oleh wanita itu sambil menangis.
"Lihatlah dulu kamu ke aku," pemuda itu berkata sambil memakai kulit ularnya kembali kemudian
membukanya lagi.
Setelah kejadian itu pemuda itu tinggal bersama isteriny dan setiap malam harinya pemuda itu dapat
melepaskan kulit-kulit ularnya. Namun saat menjelang matahari terbit ia akan berubah kembali

menjadi ular.
Ketika pada malam hari, tiba-tiba terdengarlah suara orang berbincang-bincang oleh brahmana dari
kamar menantunya. Dengan curiga, pelan-pelan brahmana mulai mengintip dan terlihat puteranya
sedang membuka kulitnya lalu berubah menjadi pemuda tampan.
Brahmana langsung masuk ke kamar menantunya dan kemudian diambilnya kulit ular lalu
membuangnya ke dalam api. Terbakarlah kulit ular itu dan menjadi abu.
"akhirnya aku bisa terbebas dari kutukan itu dan bisa merasakan hidup sebagai seorang manusia
selayaknya. Terima kasih, ayah," pemuda itu berkata kepada ayah nya.
Akhirnya pemuda itu hidup bahagia dan damai bersama isteri serta kedua orang tuanya.
Sumber: India

Anda mungkin juga menyukai