erat
PEMBIMBING : dr. S. Fasihah R., SpKK
POST INFLAMMATORY
HYPERPIGMENTATION (PIH)
NOVIKA SHERLY [ 07120110088 ]
ABSTRAK
Hiperpigmentasi paska inflamasi adalah sekuele yang biasa terjadi
pada dermatoses yang memiliki kecenderungan lebih sering dan
lebih berat terjadi pada pasien-pasien dengan warna kulit yang lebih
gelap. Pengobatan hiperpigmentasi paska inflamasi harus dimulai
sedini mungkin untuk membantu pasien mempercepat resolusinya
dan memulai awal pengobatan untuk kondisi kulit yang inflamasi.
Pengobatan lini pertama berupa agen untuk mengembalikan
pigmentasi kulit secara topikal dengan tabir surya sebagai tambahan.
Penghambat tirosinase topikal, seperti hidrokuinon, azelaic acid,
asam kojat, arbutin, licorice extracts dapat secara efektif
mencerahkan area yang mengalami hipermelanosis.
PENDAHULUAN
Postinflammatory
Hiperpigmentation
(PIH)
adalah
hiperpigmentasi didapat yang terjadi setelah inflamasi kutaneus
atau luka yang timbul di semua jenis kulit. Pada umumnya pasien
datang dengan keluhan utama berupa bercak hitam, bintik hitam,
perubahan warna kulit dan noda.
EPIDEMIOLOGI
Penelitian epidemiologi menunjukkan bahwa PIH cenderung terjadi lebih
sering di antara warna kulit pasien pada umumnya dibandingkan dengan
pasien Kaukasia
PIH cenderung menjadi lebih umum di kalangan orang Asia dengan kulit
yang lebih gelap, seperti Melayu dan India, dibanding mereka yang
memiliki kulit lebih ringan, seperti Cina
DISTRIBUSI
Lesi tidak jelas dan warna dapat bervariasi dari coklat muda
sampai coklat gelap dan biru abu-abu, tergantung kelainan
pigmen berada dalam lapisan epidermis atau dermis
Hiperpigmentasi epidermis tampak berwarna coklat, atau coklat
tua dan jika berbulan-bulan sampai bertahun-tahun tidak
mendapatkan pengobatan dapat menjadi parah
Hiperpigmentasi dermis tampak berwarna biru abu-abu dan
mungkin akan bisa menjadi permanen jika dalam waktu yang
lama tidak diberikan pengobatan
Presentasi Referat - Hiperpigmentasi Paska Inflamasi[ Novika Sherly 07120110088 ]
ETIOLOGI
Inflamasi atau cedera atau terkena trauma dapat menyebabkan
perubahan pigmen
Infeksi seperti dermatofitosis atau virus exanthems
Reaksi alergi seperti dari gigitan serangga atau dermatitis kontak
Penyakit papuloskuamosa seperti psoriasis atau lichen planus
Obat-obat yang menginduksi PIH dari reaksi hipersensitivitas,
atau cedera kulit dari iritasi, luka bakar, atau prosedur kosmetik
Presentasi Referat - Hiperpigmentasi Paska Inflamasi[ Novika Sherly 07120110088 ]
DIAGNOSIS
Diagnosis hiperpigmentasi paska inflamasi ditegakkan
melalui gejala klinis dan pemeriksaan penunjang
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Lampu Wood
PENATALAKSANAAN
Fotoproteksi
Agen depigmentasi ( Hidrokuinon, N-Acetyl-4-S-cysteaninylphenol,
Azelaic Acid )
Vitamin D suplemen
Asam askorbat
Retinoid
Asam kojat
Arbuntin
Niacinamide
Licorice
Kacang Kedelai
Asam glikolat
Asam salisilat
Terapi Laser
FOTOPROTEKSI
Penggunaan sunscreen yang memiliki kandungan SPF
yang tinggi setiap harinya. Pasien juga dapat
menggunakan pakaian yang tertutup dan pelindung agar
dapat terhindar dari sengatan sinar matahari.
Hal ini sangat dianjurkan bagi pasien yang berkulit lebih
gelap karena biasanya mereka cenderung tidak menyadari
perubahan warna yang terjadi pada kulitnya
HIDROKUINON
N-Acetyl-4-S-cysteaninylphenol
Mekanisme kerja pasti obat ini belum jelas dan N-Acetyl-4-Scysteaninylphenol pada paparan tirosinase membentuk pigmen coklat
tua.
Pigmen ini bisa saja berfungsi sebagai filter terhadap sinar UV dan
visible light seperti kerja pigmen melanin.
Azelaic Acid
Vitamin D
Asam Askorbat
Retinoid
Asam Kojat
Asam kojat adalah fungal metabolic dari beberapa spesies tertentu dari
acetobacter, aspergillus, dan penicillium
Arbutin
Niacinamide
N-Asetil D-Glukosamin
Licorice
Kacang Kedelai
Protein pada soy seperti soy been trypsin inhibitor (STI) dan BowmanBirk Inhibitor (BBI) menghambat aktivasi reseptor - reseptor sel ini
sehingga fagositosis melanosom ke dalam keratosit berkurang yang
menyebabkan depigmentasi yang reversibel
Asam Glikolat
Ditemukan pada tanaman tebu, asam glikolat merupakan asam alphahidroksi (AHA) alami yang menginduksi epidermolisis, mendispersi
lapisan basal melanin, dan meningkatkan sintesis kolagen derma
Konsentrasi asam glikolat mulai dari 20-70% dan netralisasi dengan air
atau sodium bikarbonat diperlukan untuk menghentikan pengelupasan
Asam Salisilat
Terapi Laser
Terapi laser dapat efektif atau dapat menjadi terapi alternatif jika terapi
awal tidak berhasil
Laser hijau (510nm, 532 nm), Merah (694 nm), atau mendekati
inframerah (755 nm, 1064 nm) adalah pigmen spesifik dan
menghasilkan cahaya yang selektif terhadap melanosom intraseluler
target
Sinar laser hijau tidak dapat menembus sedalam sinar laser merah dan
sinar near infrared laser karena panjang gelombangnya yang lebih
panjang
Terapi Laser
Kesimpulan
Hiperpigmentasi paska inflamasi merupakan sekuele pada inflamasi
kutaneus yang cukup mengganggu bagi pasien dengan warna kulit
apapun. Walaupun demikian, masih terdapat banyak pengobatan yang
aman dan efektif termasuk berbagai macam pilihan pengobatan topikal
untuk depigmentasi kulit. Penting untuk diketahui bagi para pasien agar
memulai pengobatan sedini mungkin guna mencegah keadaan
hiperpigmentasi pada kulit yang lebih buruk.
Prosedur-prosedur seperti chemical peeling dan terapi laser merupakan
alternatif pengobatan atau tambahan terapi selain adanya pengobatan
secara topikal. Penggunaan tabir surya sebagai tambahan pada regimen
pengobatan dan edukasi terhadap pasien untuk tetap terlindungi dari sinar
matahari, memberikan hasil yang menguntungkan pada pasien yang masih
dalam pengobatan hiperpigmentasi paska inflamasi.
Presentasi Referat - Hiperpigmentasi Paska Inflamasi[ Novika Sherly 07120110088 ]
LAPORAN KASUS
Seorang wanita berusia 24 tahun dengan tipe kulit III menurut klasifikasi
Fitzpatrick datang ke klinik dengan keluhan bercak warna kecoklatan pada wajah
sebelah kiri sejak 6 tahun yang lalu. Pasien mengatakan bahwa bercak kecoklatan
muncul setelah pipi pasien terkena alat pencukur rambut. Pasien juga mengatakan
telah mencoba menggunakan beberapa pengobatan secara topikal, yaitu
hydroquinone 4%, tretinoin, arbutin, dan vitamin C serta tabir surya setiap hari
selama beberapa tahun, tetapi tidak mengalami perbaikan. Pasien mengatakan
bahwa ia didiagnosis hiperpigmentasi paska inflamasi (PIH) dan dokter
merekomendasikan untuk melakukan pengobatan laser.
Presentasi Referat - Hiperpigmentasi Paska Inflamasi[ Novika Sherly 07120110088 ]
LAPORAN KASUS
Test spots of Q-switched Nd:YAG (Trivantage, Candela, Wayland, Massachusetts;
1064nm, 3mm spot, 3J/cm2, and 532nm, 2mm spot, 4J/cm2) dan fractional
CO2 laser (Quadralase, Candela; 300-micron handpiece, 8W energy, 20%
coverage, 3.5msec pulse duration) dilakukan pada batas sebelah lateral lesi.
Daerah pengecekan dievaluasi pada minggu kedua dan fractional CO2 laser
merupakan pengobatan pilihan pada pasien ini.
LAPORAN KASUS
Fractional CO2 laser dengan 300 mikron handpiece, energy 8 sampai 10 Watt,
dengan cakupan seluas 20% dan durasi pulsasi 3.5 milidetik dilakukan pada
pasien. Satu jam sebelum pengobatan laser, bagian wajah yang akan diobati
terlebih dahulu dibersihkan dan diberikan anestesi secara topikal. Setelah
pengobatan, pasien diinstruksikan secara ketat untuk berhati-hati terhadap bagian
wajah yang telah dilaser dan menjaga krusta superfisial sekurang-kurangnya
selama 7 hari setelah dilakukan laser. Penggunaan muprirocine secara topikal
selama 2 kali sehari merupakan satu-satunya pengobatan setelah laser dilakukan.
Setelah dua sesi laser dilakukan dengan interval 1 bulan, lesi dapat hilang tanpa
komplikasi apapun. Selain itu, pasien juga diminta untuk menggunakan tabir
surya spectrum luas dengan SPF 50.