Anda di halaman 1dari 6

Topik : Perbaikan Sistem Transportasi Nasional Berkaitan dengan Kenaikan Harga

BBM
*Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional Keluarga Mahasiswa Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Gadjah Mada (KMTS FT UGM)

A. Judul

Pembenahan Sistem Transportasi Massal Menuju Perbaikan Tata Sistem


Transportasi Nasional
B. Abstrak
Aspek transportasi saat ini dilanda permasalahan yang cukup kompleks di
berbagai tempat di Indonesia, seperti masalah kemacetan. Selain itu juga, semakin
menipisnya persediaan bahan bakar minyak (BBM) membuat permasalahan tersebut
semakin kompleks. Hal ini membuat pemerintah membuat rencana kebijakan
menaikkan harga BBM.
Semakin tahun, semakin bertambahnya jumlah penduduk menandakan semakin
meningkatnya jumlah kendaraan bermotor di negeri ini. Hal ini yang memberikan
kontribusi besar terjadinya permasalahan kemacetan ini. Salah satu alternatif
tindakan yang bisa dilakukan oleh pemerintah adalah pembenahan sistem
transportasi massal yang memegang peranan penting dan ini sudah berhasil
dilakukan oleh berbagai negara maju dan berkembang.
Kata kunci : transportasi, kebijakan, transportasi massal
C. Pendahuluan
Transportasi adalah aspek yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan sehari-hari. Untuk dapat melakukan pekerjaan, diperlukan alat atau moda
transportasi dari dan ke tempat kerja. Untuk membeli kebutuhan sehari-hari juga
membutuhkan moda transportasi. Dan masih banyak lagi peranan transportasi di
dalam kehidupan sehari-hari.
Menambahnya jumlah

penduduk

berbanding

lurus

dengan

semakin

bertambahnya jumlah kendaraan di negeri ini. Hal ini tentu menimbulkan sebuah
masalah yang harus segera ditangani, karena masalah ini tidak hanya terjadi di satu

tempat, melainkan di berbagai tempat di negeri ini. Masalah tersebut adalah


kemacetan.
Aspek transportasi ini merupakan aspek mengonsumsi bahan bakar minyak
(BBM) terbesar, yakni sebesar 11.805.000 liter atau sebesar 40,58% dari total
pemakaian BBM per tahun sebesar 28.567.000 liter.
Hal tersebut dapat memicu terjadinya sebuah masalah ketika persediaan
sumber bahan bakar minyak (BBM) semakin lama semakin menipis yang membuat
harga minyak dunia semakin meningkat.
Salah satu kebijakan pemerintah untuk mengatasi masalah tersebut adalah
dengan membuat rencana menaikkan harga BBM, khususnya BBM Premium sebesar
Rp 1.500. Hal ini tentunya mendapatkan respon dari banyak pihak, baik yang pro
maupun yang kontra. Ada yang berpendapat bahwa seharusnya anggaran subsidi
untuk BBM tidak perlu dikurangi, dan alternatifnya memangkas anggaran untuk
keperluan lain,seperti studi banding anggota DPR, renovasi gedung pemerintahan,
dan lain sebagainya.
Lalu, apakah ada kaitannya kebijakan pemerintah untuk menaikkan harga
BBM dengan bidang transportasi? Langkah apa yang tepat untuk mengatasi
permasalahan tersebut?
D. Isi
Transportasi merupakan suatu tindakan, proses atau hal yang sedang
dipindahkan dari suatu tempat ke tempat lainnya. (Morlok, 1978)
Sistem memiliki pengertian suatu kelompok elemen atau komponen atau subsistem yang bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu. (Rosyidi,2005)
Karakteristik terpenting dari suatu sistem adalah apabila terdapat suatu elemen
dalam sistem yang tidak berfungsi, maka akan mempengaruhi kelangsungan sistem
tersebut secara keseluruhan. Dalam sistem transportasi terdapat 5 komponen
pembentuk sistem, yaitu sumber tenaga penggerak, kendaraan, jalur pergerakan,
terminal dan sistem pengendali operasi. Dengan menggabungkan beberapa
komponen tersebut, pendukung sistem transportasi terdiri dari 3 unsur, yaitu sarana,
prasarana, serta sistem operasi dan pengendali kendaraan.

Salah satu komponen penting untuk membentuk sistem transportasi adalah


kendaraan. Jumlah kendaraan bermotor di Indonesia pada tahun 2010, yakni
76.907.127 kendaraan terdiri dari 61.078.188 sepeda motor (79,42%), 4.687.789 truk
(6,09%), 2.250.109 bis (2,93%) dan 8.891.041 mobil penumpang (11,56%). Angka
jumlah keseluruhan kendaraan bermotor ini meningkat sebesar 14,21% dari jumlah
di tahun 2009 yang hanya 67.336.644 kendaraan dan sebesar 24,68% dibandingkan
tahun 2008 (61.685.063 kendaraan). Adapun jumlah sepeda motor meningkat sebesar
15,75% dibandingkan pada tahun 2009 (52.767.093 sepeda motor) dan meningkat
28,09% dari tahun 2008 (47.683.681 sepeda motor).
Jika dilihat dari data tersebut terdapat peningkatan jumlah kendaraan bermotor
yang cukup signifikan setiap tahunnya, terkhusus sepeda motor yang semakin
meningkat dan merupakan jumlah paling dominan. Dari data tersebut juga
tergambarkan rasio jumlah kendaraan pribadi dibandingkan jumlah kendaraan umum
yang diwakili oleh bis sebesar 31:1 dan rasio jumlah sepeda motor dibandingkan
jumlah bis sebesar 27:1.
Masalah yang timbul akibat kenaikan jumlah kendaraan ini, antara lain
kemacetan dan menipisnya persediaan sumber bahan bakar minyak (BBM) yang
dikonsumsi paling besar untuk kegiatan transportasi ini.
Kebijakan yang sering dilakukan oleh pemerintah untuk menyelesaikan
masalah kemacetan lalu lintas ini adalah dengan membangun jalan baru, seperti jalan
layang (flyover) yang diterapkan di beberapa kota besar, seperti Jakarta dan yang
sedang dilaksanakan adalah di Pekanbaru.
Nyatanya yang terjadi masalah kemacetan ini tidak dapat terselesaikan atau
minimal berkurang dengan cukup signifikan, khususnya di ibukota negara ini,
Jakarta.
Kebijakan lain yang diambil oleh pemerintah adalah dengan mengembangkan
sistem transportasi massal yang sudah diterapkan di berbagai negara, yakni sistem
BRT (busway). Penerapan sistem ini dimulai sejak 2004 dan selanjutnya diterapkan
di tiga belas kota lainnya dengan bantuan Kementerian Perhubungan (KemenHub),

yakni di Palembang, Yogyakarta, Bogor, Solo, Batam, Pekanbaru, Semarang,


Manado, Gorontalo, Bandung, Tangerang, Sarbagita dan Ambon. Sampai dengan
pertengahan tahun 2010 telah beroperasi 32 koridor sistem transit atau rata-rata per
tahun bertambah 6 koridor baru, sehingga total mencapai 570,5 km.
Moda transportasi massal lain yang ada dan sudah lama digunakan, khususnya
di Pulau Jawa adalah moda transportasi kereta api. Dengan besarnya jumlah
kapasitas penumpang yang dapat ditampung akan memberikan kontribusi cukup
besar untuk mengurangi kemacetan lalu lintas akibat tingginya jumlah kendaraan
pribadi. Karakteristik moda transportasi ini adalah memiliki beberapa jenis tarif
sesuai kelasnya, mulai dari kelas ekonomi hingga kelas eksekutif. Selain itu juga
moda transportasi ini memiliki kelebihan dibandingkan moda transportasi lain, yakni
relatif bebas kemacetan, karena memiliki jalur transportasi tersendiri yang berbeda
dengan moda transportasi lain, khususnya kendaraan pribadi.
Kebijakan penerapan dan pengembangan dua jenis moda transportasi massal
tersebut, yakni BRT (busway) dan juga kereta api sejauh ini kurang begitu terlihat
kontribusinya. Ini tidak lain karena di lapangan, berbagai permasalahan muncul,
terutama dari segi pelayanan yang merupakan salah satu faktor terbesar pemilihan
moda kendaraan.
Untuk moda transportasi kereta api, jam keberangkatan yang seringkali tidak
sesuai dengan jadwal atau terbatasnya jumlah armada busway akhirnya membuat
hanya segelintir masyarakat yang menggunakan moda transportasi massal tersebut.
Belum lagi aspek pemeliharaan fasilitas di dalamnya, seperti tempat duduk menjadi
catatan tersendiri yang menjadi faktor mengapa banyak masyarakat lebih memilih
menggunakan kendaraan pribadi.
Dari hal tersebut sebenarnya sudah tergambar langkah apa yang harus diambil
oleh pemerintah untuk menyelesaikan berbagai permasalahan transportasi yang
terjadi di negeri ini, yakni masalah kemacetan dan menipisnya persediaan energi
khususnya bahan bakar minyak (BBM).

Langkah tersebut adalah memperbaiki sistem dan tata kelola transportasi


massal. Perbaikan segala aspek, mulai dari aspek teknis hingga aspek non-teknis.
Mulai dari penambahan jumlah armada, pengaturan jadwal perjalanan hingga
perbaikan sarana prasarana transportasi massal ini mutlak harus dilakukan.
Negara-negara, seperti Jepang dan Swedia butuh waktu panjang untuk
memperbaiki sistem transportasi di negara mereka. Di kedua negara tersebut juga
pernah terjadi permasalahan kemacetan yang sedang terjadi di negeri kita. Setelah
mereka membenahi sistem transportasi massal,akhirnya masalah tersebut bisa
diselesaikan. Setelah pembenahan sistem transportasi massal tersebut dilakukan,
jumlah kendaraan pribadi bisa ditekan seminimal mungkin dengan cara menaikkan
biaya pajak kendaraan pribadi.
Berkaca dari pengalaman negara-negara tersebut seharusnya bisa menjadi
pertimbangan bagi pemerintah untuk mulai serius untuk membenahi sistem
transportasi massal. Setelah membenahi sistem transportasi massal, bisa dilakukan
langkah lain seperti menaikkan pajak kendaraan pribadi atau harga bahan bakar
minyak (BBM) sehingga jumlah pemakaian kendaraan pribadi bisa berkurang.

E. Kesimpulan
Masalah kemacetan yang terjadi di negeri ini

dan semakin menipisnya

persediaan bahan bakar minyak (BBM) sudah seharusnya membuat pemerintah


semakin serius untuk mencari kebijakan atau langkah lain untuk menyelesaikan
berbagai permasalahan tersebut. Salah satunya adalah dengan membenahi sistem
transportasi massal di negeri ini. Hal ini sudah berhasil dilakukan oleh berbagai
negara maju dan berkembang.
F. Referensi
1. http://arifa.staff.uii.ac.id/2010/04/16/public-transportation-system-in-indonesiaand-japan, diakses tanggal 18 April 2012 jam 15.00
2. http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2012/01/07/09071416/Pembatasan.BB
M.Bersubsidi.Tingkatkan.Jumlah.Pengguna.Motor, diakses diakses tanggal 18
April 2012 jam 15.05

3. Anonim,

Komponen

Transportasi

Perkotaan

Angkutan

Umum.

Dinas

Perhubungan Republik Indonesia.


4. Anonim, Perkembangan Jumlah Kendaraan Bermotor Menurut Jenis tahun
1987-2010, Data Biro Pusat Statis (BPS) Republik Indonesia, http://bps.go.id
5. Rosyidi, S.A.. 2005, Perencanaan Transportasi, Yogyakarta : Jurusan Teknik
Sipil Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY)
6. Sukarto, H. 2006, Transportasi Perkotaan dan Lingkungan, Banten : Jurusan
Teknik Sipil Universitas Pelita Harapan (UPH).

Anda mungkin juga menyukai