Anda di halaman 1dari 39

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON

TAHUN : 2003

NOMOR : 201

SERI : D

KEPUTUSAN WALIKOTA CILEGON


NOMOR 25 TAHUN 2003
TENTANG
PEDOMAN PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQOH (ZIS)
KOTA CILEGON
WALIKOTA CILEGON,
Menimbang

a. bahwa dalam rangka upaya mewujudkan kesejahteraan


masyarakat salah satunya dengan penunaian zakat yang
merupakan kewajiban umat Islam Indonesia yang mampu
dan merupakan sumber dana potensial ;
b. bahwa

zakat

merupakan

pranata

keagamaan

untuk

mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia


dengan memperhatikan masyarakat yang kurang mampu ;
c. bahwa upaya penyempurnaan sistem pengelolaan zakat
perlu terus ditingkatkan agar pelaksanaan zakat lebih
berhasil

guna

dan

berdaya

guna

serta

dapat

dipertanggungjawabkan ;
d. bahwa untuk melaksanakan sebagaimana dimaksud pada
huruf a, b dan c, dipandang perlu menyusun pedoman,
pengelolaan Zakat, Infaq dan Shadaqoh yang ditetapkan
dengan Keputusan Walikota.
Mengingat

1. Undang-undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan


Zakat (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 164, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3885) ;
2. Undang-undang

Nomor

17

Tahun

2000

tentang

Pajak

Penghasilan (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 127,


Tambahan Lembaran Negara Nomor 3985) ;

-2-

3. Undang
3. Undang-undang Nomor 15 Tahun 1999 tentang Pembentukan
Kotamadya Daerah Tingkat II Depok dan Kotamadya Daerah
Tingkat II Cilegon (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 49,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3828) ;
4. Undang-undang

Nomor

22

Tahun

1999

tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor


60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839) ;
5. Peraturan Daerah Kota Cilegon Nomor 4 Tahun 2001 tentang
Pengelolaan Zakat, Infaq dan Shadaqoh (Lembaran Daerah
Kota Cilegon Tahun 2001 Nomor 52).
Memperhatikan

Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 581

Tahun 1999 tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 38


Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat.
MEMUTUSKAN :
Menetapkan

: KEPUTUSAN

WALIKOTA

CILEGON

TENTANG

PEDOMAN

PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQOH (ZIS) KOTA


CILEGON.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan :
1. Walikota adalah Walikota Cilegon ;
2. Keputusan Walikota adalah Keputusan Walikota Cilegon ;
3. Daerah adalah Kota Cilegon ;
4. Pemerintah Daerah adalah Walikota beserta perangkat
daerah otonom yang lain sebagai badan eksekutif Kota
Cilegon ;
5. Badan Amil Zakat, Infaq dan Shadaqoh yang selanjutnya
disingkat BAZIS adalah Badan Amil Zakat, Infaq dan
Sodaqoh di Wilayah Kota Cilegon ;
6. BAZIS Kota Cilegon adalah BAZIS yang berkedudukan di
Wilayah Kota Cilegon ;

-3-

7. BAZIS
7. BAZIS

Tingkat

Kecamatan

adalah

BAZIS

yang

berkedudukan di setiap Kecamatan Kecamatan Kota Cilegon ;


8. BAZIS

Tingkat

Desa/Kelurahan

adalah

Bazis

yang

berkedudukan di setiap Desa/ Kelurahan Wilayah Kota


Cilegon ;
9. UPZ adalah BAZIS pada unit satuan kerja lapangan sebagai
petugas amilin pada pelaksanaan pengumpulan ZIS yang
berkedudukan disetiap masjid atau yang telah ditunjuk dan
ditetapkan oleh BAZIS Kota Cilegon ;
10. ZIS adalah singkatan dari Zakat, Infaq dan Shadaqoh ;
11. Zakat

adalah

mengeluarkan
miliknya

Kewajiban
sejumlah

untuk

bagi

setiap

tertentu

diserahkan

dari

kepada

muslim

untuk

harta/kekayaan
yang

berhak

setiap

muslim

menerimanya, meliputi :
a. Zakat

Maal

adalah

Kewajiban

bagi

(Perorangan dan/atau Badan Hukum) untuk mengeluarkan


sejumlah tertentu dari harta/kekayaan yang dimilikinya
secara riil, setelah mencapai nisab, haul dan diserahkan
kepada yang berhak menerimanya ;
b. Zakat Fitrah (Pribadi) yaitu kewajiban setiap muslim untuk
mengeluarkan

sejumlah

tertentu

dari

natura

yang

menjadi makanan sebelum hari raya/salat idul fitri dan


diserahkan kepada yang berhak menerimanya.
12. Infak adalah Pengeluaran derma setiap kali seorang
muslim menerima rezeki (karunia) Allah sejumlah yang
dikehendaki secara ikhlas sesuai dengan syariat Islam ;
13. Shadaqoh adalah pengeluaran atas sejumlah derma atau
perbuatan amal/jasa dari seorang muslim secara ikhlas
tanpa memperhatikan ketentuan jenis/jumlah dan waktu
kepemilikan harta serta pemberian derma tertentu ;
14. Amal

Sosial

kemanusiaan

adalah

Pemberian

sumbangan

sosial

dari seseorang atau badan yang dilakukan

secara sukarela ;

-4-

15. Nisab adalah sejumlah minimal harta (kekayaan) yang


dimiliki oleh seseoarang atau badan yang karena itu
dikenakan wajib Zakat ;
16. Haul adalah Ketetapan waktu/jatuh tempo harta yang
wajib dizakati ;

17. Kadar
17. Kadar Zakat adalah Persentase besarnya zakat yang harus
ditunaikan ;
18. Muzakki adalah Orang atau Badan Hukum Yang wajib
mengeluarkan Zakat ;
19. Munfiq adalah Orang atau Badan Hukum yang memberi
Infaq ;
20. Musadiq adalah Orang atau Badan Hukum yang memberi
Shadaqoh ;
21. Mustahiq adalah Perorangan atau Lembaga/sosial yang
karena keadaan dan kegiatannya behak menerima zakat,
Infaq dan Shadaqoh ;
22. Ashnaf adalah orang atau badan yang behak menerima
bagian tertentu dari zakat termasuk atau infaq / sodaqoh
yang terdiri :
a. fakir yaitu orang yang tidak memiliki harta dan tidak
mempunyaoi mata penghasilan layak yang memenuhi
kebutuhan seperti makan, pakaian, perumahan dan
kebutuhan primer lainnya ;
b. miskin yaitu orang yang memiliki harta dan mempunyai
mata pencaharian tetap tetapi penghasilannya belum
mencukupi

keperluan

minimal

bagi

dirinya

dan

keluarganya ;
c. amil yaitu petugas-petugas BAZIS dan unit satuan kerja
pelaksanaan pengumpulan ;
d. mualaf yaitu orang yang baru saja masuk / memeluk
agama islam yang masih perlu dimantapakan hatinya
agar cenderung beriman atau tetap beriman kepada
allah, dengan catatan masa mualaf harus ada batasnya

-5-

dan kemudian menjadi mukalaf termasuk juga lembagalembaga dawah yang mengarahkan sasaran dawahnya
kedaerah-daerah yang belum beragama Islam dan sukusuku terasing ;
e. riqab yaitu pembebasan budak berlian ;
f. gharimin

yaitu

orang

yang

terlilit

hutang

untuk

kemaslahatan dirinya atau untuk kemaslahatan umat


yang sudah tidak dapat lagi membayar hutangnya, dan
karena itu patut diberikan bantuan guna membebaskan
hutangnya ;

g. sabilillah
g. sabilillah yaitu usaha atau kegiatan perorangan yang
bertujuan

untuk

menegakan

agama

atau

demi

kemaslahatan umat dan karena itu patut diberikan


bantuan, termasuk pemberian bantuan kepada kegiatan
pembinaan

keagamaan

dan

pembangunan

fisik

keagamaan ;
h. ibnu sabil yaitu orang yang sedang berpergian dari satu
tempat ke tempat lain yang kehabisan bekal dengan
syarat kepergiannya tidak untuk maksiat termasuk para
dai,

guru

kekurangan

agama

dan

biaya

dalam

lain-lain

sebagainya

melaksanakan

tugas

yang
dan

pengabdiannya.
23. Mustahiq Produktif adalah mustahiq yang memanfaatkan
bantuan/ santunan dari bazis kota cilegon sebagai modal
usaha yang bersifat produktif ;
24. Sumber Khusus adalah sumber dana yang berasal dari
bantuan pemerintah dan/atau badan hukum tetentu, yang
karena sifat dan pertimbangan khusus pengumpulannya
dilaksanakan oleh BAZIS Kota Cilegon ;
25. Bank BAZIS adalah bank yang telah ditetapkan oleh
masing-masing

BAZIS

Kota Cilegon sebagai kas dalam

pengumpulan BAZIS ;
26. Petugas adalah perlaksana pengumpulan zakat, infak dan
shadaqoh yang secara langsung melaksanakan ijab qobul

-6-

dengan

para

muzakki,

munfiq

atau

mushadiq

dan

berkedudukannya hanya di UPZ yang telah ditunjuk dan


telah ditetapkan oleh BAZIS Kota Cilegon.
BAB II
MAKSUD, TUJUAN DAN HAKIKAT
Pasal 2
Pola Pengelolaan Zakat, Infaq dan Shadaqoh dimaksudkan
sebagai pedoman/arahan yang jelas dalam mengatur mekanisme
pengurusan ZIS, baik pengumpulan maupun pendayagunaan
secara efesien dan efektif sesuai dengan fungsi dan tujuannya
dengan tujuan terwujudnya sistem pengelolaan ZIS secara
menyeluruh yang berdayaguna dan berhasilguna.

Pasal

Pasal 3
Hakikat pengelolaan ZIS adalah memberikan pelayanan kepada
masyarakat dalam menunaikan kewajiban zakat, infaq dan
sodaqoh dalam rangka menigkatkan kesejahteraan umat lahir
dan batin.
BAB III
PRINSIP PENGELOLAAN ZIS
Pasal 4
Pengelolaan ZIS dilaksanakan dengan menganut 5 (lima) prinsip,
yaitu :
1. Prinsip kesadaran umum artinya dalam pengumpulan ZIS
hendaknya

mempunyai

dampak

positif

terhadap

upaya

menumbuhkan kesadaran bagi Muzakki, Munfiq dan musadiq


untuk menunaikannya ;
2. Prinsip

manfaat

memberikan

artinya

manfaat

kemaslahatan umat ;

hasil
yang

pengelolaan

ZIS

harus

sebesar-besarnya

guna

-7-

3. Prinsip Koordinasi artinya dalam pengelolaan ZIS hendaknya


terjalin

koordinasi

secara

harmonis

antar

berbagai

instansi/lembaga terkait agar tercipta efesiensi dan efektivitas


yang optimal ;
4. Prinsip keterpaduan artinya dalam pengelolaan ZIS
menyeluruh

perlu

adanya

keterpaduan

antar

secara
berbagai

Instansi/lembaga terkait dan keterpaduan antar berbagai


ulama dan umara ;
5. Prinsip Produktif Rasional artinya di dalam pendayagunaan
hasil pengumpulan ZIS hendaknya diarahkan secara produktif
dan rasional.
BAB IV
PENGHITUNGAN ZAKAT
Pasal 5
(1) Guna

memberikan

melaksanakan

kemudahan

kewajibannya

bagi

Muzakki

ditetapkan

jenis

dalam
dan

penghitungan zakat ;
(2) Jenis dan penghitungan Zakat sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) Pasal ini, tercantum dalam lampiran Keputusan ini.

BAB
BAB V
PENGUMPULAN ZIS
Bagian Pertama
Pengumpulan ZIS
Pasal 6
(1) BAZIS Kota Cilegon mempunyai kewajiban mengumpulkan
zakat, infaq dan Shadaqoh dari seluruh Muzakki, Munfiq dan
Mushadiq warga wilayah Kota Cilegon ;
(2) BAZIS Kota Cilegon dapat menerima harta selain ZIS, seperti
hibah, wasiat, waris, dan kafarat.

-8-

Pasal 7
Pengumpulan ZIS ditetapkan mulai awal bulan sampai dengan
akhir bulan tahun berikutnya (1 tahun).
Pasal 8
(1) Hasil pengumpulan ZIS dari seluruh Kota Cilegon disimpan di
Bank dengan sistem syariah, yang ditetapkan oleh BAZIS
Kota Cilegon ;
(2) Pengumpulan

sistem

penyetoran

selain

perbankan

sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), akan ditetapkan


kemudian.
Bagian Kedua
Sasaran Pengumpulan ZIS
Pasal 9
Sasaran

pengumpulan ZIS yang ditangani oleh BAZIS Kota

Cilegon ialah para Muzakki, Munfiq dan Mushadiq :


1. Perorangan ( Pejabat / Pimpinan dan Karyawan) pada :
a. Pemerintah Daerah dan Instansi Vertikal ;
b. Perusahaan Swasta dan Swasta Nasional ;
c. Bank Pemerintah dan Swasta ;
d. Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah.

2. Para
2. Para Profesional dalam bidang tertentu (dokter, pengacara /
ahli hukum, dosen, konsultan dan lain sebagainya yang akan
ditentukan lebih lanjut oleh Dewan Pertimbangan).
3. Para Pengusaha dalam bidang-bidang pertanian, peternakan,
perikanan, perdagangan, dan jasa.
Bagian Ketiga
Sasaran Pembinaan dan Penyuluhan
Pasal 10

-9-

(1) Sasaran pembinaan dan penyuluhan yang menjadi tanggung


jawab BAZIS Kota Cilegon ialah para Muzakki, Munfiq dan
Mushadiq :
a. perorangan

yang

berhubungan

dengan

pelayanan

masyarakat , jamaah majlis talim, lembaga-lembaga


keagamaan

dan

dawah lembaga

sosial

pendidikan,

pramuka dam ormas-ormas Islam yang berada di wilayah


Kota Cilegon ;
b. pejabat / pegawai Pemerintah Kota Cilegon dan Instansi
Vertikal ;
c. perusahaan meliputi semua Badan Usaha Milik Negara,
Cabang-cabang Bank Pemerintah dan Swasta, pusatpusat pertokoan yang berada di wilayah Kota Cilegon.
(2) Sasaran pembinaan dan penyuluhan yang menjadi tanggung
jawab BAZIS Kecamatan ialah para Muzakki, Munfiq dan
Mushadiq perorangan dan/atau para muzakki, Munfiq dan
mushadiq pedagang/ pemilik toko di pasar yang berada di
wilayah Kecamatan ;
(3) Sasaran pembinaan dan penyuluhan yang menjadi tanggung
jawab UPZ ialah

para Muzakki, Munfiq dan Mushadiq

Penduduk atau Warga yang berada di lingkungan unit.


Pasal 11
(1) Penentuan

sasaran

pembinaan

dan

penyuluhan

para

muzakki, Munfiq dan Mushadiq sebagaimana dimaksudkan


Pasal 10, secara lebih rinci akan diatur dan ditetapkan lebih
lanjut oleh BAZIS Kota Cilegon dalam lembaran tersendiri ;

(2) Prosedur
(2) Prosedur dan Tata Cara serta metode pembinaan dan
penyuluhan mengacu kepada konsep yang akan ditetapkan
oleh bidang penyuluhan BAZIS Kota Cilegon.
Bagian Keempat
Tempat Pengumpulan ZIS
Pasal 12

- 10 -

Para

Muzakki,

Munfiq

dan

Mushadiq

dapat

langsung

menyerahkan ZIS melalui tempat-tempat pengumpulan ZIS yang


telah ditetapkan.
Pasal 13
Tempat pengumpulan ZIS sebagaimana dimaksud Pasal 12,
adalah sebagai berikut :
1. Bank dengan sistem syariah yang telah ditetapkan oleh BAZIS
Kota Cilegon.
2. UPZ yang berkedudukan di setiap masjid, perusahaan atau
lokasi

tertentu

yang

telah

dibentuk

serta

penunjukkan berupa sertifikat operasional dari

memperoleh
BAZIS Kota

Cilegon.
Pasal 14
Pembentukan

dan

penetapan

tempat

pengumpulan

ZIS

sebagaimana dimaksud Pasal 13, berdasarkan kriteria umum


yang telah ditetapkan sebagai berikut :
1. Bank BAZIS
a. Bank yang berprinsip syariah ;
b. Dinyataan sehat oleh Pemerintah ;
c. Memiliki tingkat keamanan yang tinggi ;
d. Memiliki

berbagai

macam

fasilitas

dan

kemudahan

pelayanan kepada para nasabahnya.


2. UPZ
a. Dibentuk oleh ke BAZIS Kota Cilegon dengan Surat
Keputusan Dewan pelaksana ;

b. Berkedudukan
b. Berkedudukan di Masjid atau tempat lain yang dipandang
strategis oleg BAZIS Kota Cilegon ;
c. Memiliki pengurus harian sekurang-kurangnya 3 (tiga)
orang, terdiri atas Ketua, Sekretaris dan Bendahara.
Pasal 15

- 11 -

Persyaratan khusus lainnya mengenai pembentukan UPZ akan


ditentukan lebih lanjut oleh BAZIS Kota Cilegon.
Bagian Kelima
Bentuk Formulir dan Penggunaannya
Pasal 16
(1) Formulir yang digunakan terdiri dari formulir-formulir :
a. Model P digunakan sebagai bukti penerimaan ;
b. Model P-1 digunakan sebagai bukti penerimaan ZIS dari
para Muzakki, Munfiq dan Mushadiq ( rangkap 3 ), dengan
rincian :
1. Lembar I

: untuk Muzakki / Munfiq / Mushadiq.

2. Lembar II

: untuk arsip UPZ/ BAZ Kecamatan

3. Lembar III

: untuk arsip BAZIS Kota.

c. Model

P-2 contoh tanda penerimaan setoran bank oleh

Muzakki / Munfiq / Mushadiq ;


d. Model P-3 digunakan untuk bukti penyerahan hak amil
petugas operasional ;
e. Model L-1 digunakan untuk melaporkan rekapitulasi hasil
zakat dan infak / sedekah UPZ ( rangkap 3 ), dengan
rincian :
1. Lembar I

: untuk UPZ.

2. Lembar II

: untuk BAZIS Kecamatan.

3. Lembar III

: untuk BAZIS Kota.

f. Model
f. Model L-2 digunakan untuk melaporkan rekapitulasi hasil
zakat dan infak / sedekah BAZIS Kecamatan (rangkap 3),
dengan rincian :
1. Lembar I

: untuk BAZIS Kecamatan

2. Lembar II

: untuk BAZIS Kota

- 12 -

3. Lembar III

: untuk BAZIS Propinsi

g. Model L-3 digunakan untuk melaporkan rekapitulasi hasil


zakat dan infak / sedekah BAZIS Kota (rangkap 2) dengan
rincian :
1. Lembar I

: untuk BAZIS Kota

2. Lembar II

: untuk BAZIS Propinsi

h. Model ZF digunakan untuk melaporkan rekapitulasi hasil


zakat Fitrah BAZIS Kota (rangkap 3) dengan rincian :
1. Lembar I

: untuk Dewan Pelaksana

2. Lembar II

: untuk Dewan Pertimbangan

3. Lembar III

: untuk Komisi Pengawas

(2) Bentuk dan disain formulir sebagaimana dimaksud dalam


ayat (1) Pasal ini seperti tercantum dalam lampiran.
BAB VI
PROSEDUR DAN TATA CARA PENGUMPULAN ZIS
Bagian Pertama
Tata cara Penyerahan ZIS melalui Bank BAZIS
dan Ijab Qobul dengan Bank
Pasal 17
(1) Muzakki / Munfiq / Mushadiq :
a. Menghitung sejumlah uang zakat sesuai dengan buku
panduan zakat yang diterbitkan oleh BAZIS Kota Cilegon ;
b. Menerima dan mengisi serta menandatangani formulir
model P-2

(rangkap 3) dengan sejumlah zakat,

infak dan Shadaqoh yang akan ditunaikan sesuai dengan


nilainya ;

c. Menyerahkan
c. Menyerahkan formulir isian model P-2 (rangkap 3) beserta
uang zakat kepada petugas Bank ;
d. Menerima salinan bukti setoran formulir model P-2
Lembar I dari Bank sekaligus ijab qobul dengan petugas
bank.

- 13 -

(2) Petugas Bank Bazis :


a. menerima dan memeriksa jumlah uang zakat berikut
kelengkapan isi formulir model P-2 (rangkap 3) dari para
Muzakki / Munfiq / Mushadiq ;
b. membukukan jumlah uang zakat ke dalam rekening BAZIS
;
c. memberikan salinan formulir model P-1 lembar I kepada
Muzakki / Munfiq / Mushadiq sekaligus melaksanakan ijab
qobul.
Bagian Kedua
Tata cara Penyerahan ZIS melalui Bank BAZIS
dan Ijab Qobul dengan UPZ
Pasal 18
(1) Muzakki / Munfiq / Mushadiq :
a. menghitung sejumlah uang zakat sesuai dengan buku
panduan zakat yang diterbitkan oleh BAZIS Kota Cilegon ;
b. menerima dan mengisi serta menandatangani formulir
model P-2

(rangkap 3) dengan sejumlah uang

zakat, infaq dan shadaqoh yang akan ditunaikan sesuai


dengan nilainya ;
c. menyerahkan formulir isian model P-2 (rangkap 3) beserta
uang zakat kepada petugas Bank ;
d. menerima salinan bukti setoran formulir P-2 lembar I dari
Bank sedangkan ijab qobulnya akan dilakukan petugas
Bank.
(2) Petugas UPZ
a. menerima salinan bukti setoran Model P-2 lembar I dari
para Muzakki / Munfiq / Mushadiq yang akan melakukan
ijab qobul di UPZ ;
b. memeriksa jumlah uang yang telah disetorkan berikut
nomor rekening bank BAZIS ;

c. mengisi

- 14 -

c. mengisi dan menandatangani farmulir model P-1 (rangkap


3) dengan jumlah uang zakat, infaq dan shadaqoh sesuai
dengan jumlah yang tertera dalam bukti setoran model P2 lembar I yang telah ditunaikan melalui bank ;
d. menyerahkan salinan formulir model P-1 lembar I kepada
Muzakki / Munfiq / Mushadiq sekaligus melakukan proses
ijab qobul ;
e. membukukan hasil pengumpulan ZIS yang telah diperoleh
ke dalam buku kas ;
f. menyimpan formulir model P-1 lembar I dan lembar II ke
dalam lemari arsip.
Bagian Ketiga
Tata cara Penyerahan ZIS melalui UPZ
dan Ijab Qobul dengan Petugas BAZIS
Pasal 19
(1) Muzakki, Munfiq dan Mushadiq :
a. datang langsung ke UPZ atau meminta petugas UPZ
untuk datang ;
b. bersama-sama dengan petugas UPZ menghitung Jumlah
Zakat yang akan ditunaikan.
(2) Petugas UPZ :
a. menerima atau mendatangi para calon Muzakki, Munfiq,
mushadiq yang ada di Wilayahnya ;
b. bersama-sama

dengan

para

Muzakki,

Munfiq

dan

mushadiq menetapkan jumlah uang/barang ZIS yang


akan ditunaikan ;
c. menandatangani formulir model P-1 (rangkap 3) yang
telah diisi dengan lengkap ;
d. menyerahkan salinan formulir model P-1 lembar 1 kepada
Muzakki, Munfiq dan mushadiq serta menerima sejumlah
uang/barang ZIS sekaligus melakukan proses ijab qobul ;
e. membukukan hasil pengumpulan ZIS yang telah diperoleh
kedalam buku kas ;
f. menyimpan

- 15 -

f. menyimpan formulir model P-1 lembar III kedalam lemari


arsip ;
g. menyetorkan hasil pengumpulan ZIS ke Bank BAZIS
dengan menggunakan tanda penerimaan setoran Bank
model P-2 (contoh) dan menerima bukti penerimaan
setoran bank model P-2

lembar II.

BAB VII
PROSEDUR DAN TATA CARA PELAPORAN
HASIL PENGUMPULAN ZIS
Bagian Pertama
Pelaporan Hasil Pengumpulan ZIS
Pasal 20
(1) Laporan hasil pengumpulan ZIS dilakukan secara periodik
dan berjenjang dari mulai UPZ, BAZIS Kecamatan sampai
BAZIS Kota Cilegon ;
(2) Laporan tahunan hasil pengumpulan ZIS harus disahkan oleh
Dewan Pertimbangan

dimasing-masing tingkatan setelah

diaudit oleh Komisi Pengawas ;


(3) Laporan Tahunan hasil Pengumpulan ZIS setelah mendapat
persetujuan

Dewan Pertimbangan

dapat

disebarluaskan

kepada masyarakat khususnya di Kota Cilegon ;


(4) Bentuk dan disain formulir pelaporan hasil pengumpulan ZIS
dilakukan

dengan

menggunakan

formulir

standar

sebagaimana tercantum dalam Pasal 16 yang dikeluarkan


oleh BAZIS Kota Cilegon.
Bagian Kedua
Prosedur dan Tata Cara Pelaporan dari Masing-masing
Tingkatan BAZIS
Pasal 21
(1) Petugas UPZ :
a. mengisi dan membubuhkan paraf persetujuan mengenai
data yang diisikan ke dalam formulir model L-1 (rangkap
3) ;

- 16 -

b. menyerahkan
b. menyerahkan formulir model L-1 (rangkap 3) yang telah
diisi berikut kelengkapan bukti salinan formulir model P-1
lembar II dan salinan formulir model P-2 lembar I kepada
ketua UPZ untuk disahkan dan ditandatangani.
c. memberikan formulir model L-1 (rangkap 3) yang telah
ditandatangani oleh Ketua UPZ dan mencatatnya di buku
agenda ;
d. membubuhkan

paraf

hasil

pemeriksaan

kelengkapan

bukti di dalam formulir model L-1 (rangkap 3) ;


e. menyerahkan kembali formulir model L-1 (rangkap 3)
kepada petugas UPZ ;
f. menyimpan formulir model L-1 lembar I dan formulir P-1
lembar II dan tanda Penerimaan setoran bank model P-2
lembar I kedalam lemari arsip ;
g. mengisi dan melengkapi formulir model L-1 lembar II dan
lembar III untuk dilaporkan ke BAZIS

Kecamatan dan

BAZIS Kota.
(2) Petugas BAZIS Kecamatan.
a. menerima dan memeriksa kelengkapan isi serta bukti
formulir model L-1 lembar II dari UPZ ;
b. membubuhkan paraf hasil pemeriksaan bukti serta isi
dalam formulir model L-1 (rangkap 3) ;
c. menyerahkan formulir model L-1 (rangkap 3) untuk
disahkan

dan

ditandatangani

oleh

ketua

BAZIS

Kecamatan ;
d. menerima kembali formulir model L-1 (rangkap 3) yang
telah ditandatangani oleh Ketua BAZIS Kecamatan ;
e. menyimpan formulir model L-1 lembar II kedalam arsip ;
f. mengisi dan melengkapi formulir model L-1 ( rangkap 3)
berikut bukti kelengkapan formulir model L-1 dan model
L-2 ( rangkap 3 ) berikut bukti kelengkapan formulir untuk
dilaporkan ke BAZIS Kota.
(3) Petugas BAZIS Kota :

- 17 -

a. menerima dan memeriksa kelengkapan isi serta bukti


formulir model L-1 dan model L-2 (rangkap 3) berikut
lampiran

kelengkapan

formulir

dari

petugas

BAZIS

Kecamatan ;
b. mencatat
b. mencatat formulir model L-1 dan model L-2 (rangkap 3)
kedalam

buku

agenda

dan

bilamana

perlu

dapat

memberikan tanda terima (resi penerimaan) kepada


BAZIS Kecamatan ;
c. membubuhkan

paraf

hasil

pemeriksaan

kelengkapan

bukti serta isi di dalam formulir model L-1 dan model L-2
(rangkap 3) ;
d. menyerahkan formulir model L-1 dan model L-2 (rangkap
3) untuk disahkan dan ditandatangani oleh ketua BAZIS
Kota ;
e. menerima kembali formulir model L-1 dan model L-2
(rangkap 3) yang telah ditandatangani oleh ketua BAZIS
Kota ;
f. menyerahkan kembali formulir L-2 kepada petugas BAZIS
Kecamatan dan menerima resi penerimaan dari petugas
BAZIS Kecamatan ;
g. menyimpan formulir model L-1 lembar III dan model L-2
lembar II dan III kedalam lemari arsip ;
h. mengisi dan melengkapi formulir model L-2 lembar III dan
model L-3 berikut bukti kelengkapan formulir untuk
dilaporkan ke BAZIS Propinsi.
Bagian Ketiga
Hak Amil/Insentif Petugas BAZIS
Pasal 22
(1) BAZIS

Kota

memperoleh

Cilegon

selaku

petugas

pengelola

(Amil)

hal amil setinggi-tingginya 12,5 %, (dua belas

koma lima persen) apabila besarnya persentase hak amil


kurang dari 12,5 %

(dua belas koma lima persen) maka

perubahan tersebut ditetapkan dengan keputusan Dewan


Pertimbangan BAZIS Kota Cilegon ;

- 18 -

(2) Keputusan

tentang

sebagaimana

perubahan

persentase

tersebut ayat (1)

hak

amil

ditetapkan selambat-

lambatnya dua bulan sebelum tahun anggaran berikutnya.


Pasal 23
Perolehan hak amil sebagaimana dimaksud pada Pasal 22
diperuntukan sebagai berikut:
a. 8,5

(delapan

koma

lima

persen)

merupakan

hak

amil/insentif petugas oprasional untuk setiap UPZ ;


b. 2,0
b. 2,0 % (dua koma nol persen) merupakan hak amil/insentif
petugas BAZIS Kecamatan ;
c. 2 % (dua persen) merupakan hak amil/insentif Petugas BAZIS
Kota.
Pasal 24
Pemberian hak/insentif bagi petugas dan operasional UPZ/BAZIS
Kecamatan sebagaimana dimaksud pada Pasal 23 menggunakan
formulir model P-3.
BAB VIII
PROSEDUR DAN TATA CARA PENGUMPULAN ZAKAT FITRAH
Pasal 25
Prosedur Pengumpulan Zakat Fitrah adalah sebagai berikut :
1) BAZIS Kota Cilegon :
a. Menetapkan harga satuan zakat fitrah disesuaikan dengan
harga beras pada saat itu ;
b. Mensosialisasikan

nilai

zakat

fitrah

tersebut

kepada

masyarakat di Wilayah kota Cilegon dalam bentuk kupon


melalui BAZIS Kecamatan, dan UPZ ;
c. Menerima formulir model ZF dari BAZIS Kecamatan ;
d. Membuat rekapitulasi hasil pendayagunaan Zakat Fitrah
dari setiap BAZIS Kecamatan ;
e. Melaporkan hasil pengumpulan dan pendayagunaan Zakat
Fitrah kepada Dewan Pertimbangan BAZIS Kota Cilegon ;
f. Atas persetujuan Dewan Pertimbangan BAZIS Kota Cilegon,
Hasil

pengumpulan

dan

Pendayagunaan

Zakat

Fitrah

- 19 -

diumumkan kepada masyarakat, khususnya umat Islam di


wilayah Kota Cilegon.
2) Unit Pengumpul Zakat (UPZ) :
a. Membentuk Panitia Zakat Fitrah yang terdiri dari unsur
tokoh

masyarakat

dan

alim

ulama

setempat

yang

dikoordinir oleh UPZ ;


b. Memberikan pengarahan dan penerangan mengenai tugas
dan tanggung jawab Panitia Zakat Fitrah ;
c. Menerima dan mencatat data seluruh hasil pengumpulan
Zakat Fitrah dari Panitia Zakat Fitrah yang ditunjuk di
wilayahnya ;
d. Menyalurkan
d. Menyalurkan hak Zakat Fitrah yang diterimanya Kepada
Setiap Mustahik ;
e. Melaporkan pelaksanaan pengumpulan Zakat Fitrah Kepada
BAZIS Kecamatan, dengan menggunakan formulir model
ZF.
3) Panitia Zakat Fitrah :
a. Melaksanakan pendataan jumlah muzakki dan mustahiq
yang ada dilingkungan UPZ ;
b. Menyampaikan :
1. Surat edaran nilai zakat fitrah dari BAZIS Kota Cilegon ;
2. Formulir isian kesediaan muzakki menyerahkan zakat
fitrah melalui Panitia Zakat Fitrah kepada muzakki
melalui UPZ masing-masing.
c. Menerima, menghitung dan mencatat Zakat Fitrah yang
diserahkan oleh muzakki dengan mengisi formulir isian
model ZF ;
d. Memberikan tanda terima Zakat Fitrah dengan ijab qobul
kepada muzakki dan mendoakannya (doanya disiapkan) ;
e. Melaporkan seluruh hasil pengumpulan Zakat Fitrah yang
dikoordinasikan kepada UPZ.
4) Muzakki :
a. Menerima surat edaran nilai Zakat Fitrah dan formulir isian
kesediaan untuk menyerahkan Zakat Fitrah melalui UPZ ;

- 20 -

b. Mengisi pernyataan kesediaan jumlah nilai


yang

akan

diserahkan,

dan

Zakat Fitrah

menyerahkannya

kepada

Panitia Zakat Fitrah.


5) BAZIS Kecamatan :
a. Menerima formulir model ZF dari UPZ ;
b. Membuat rekapitulasi hasil dan pendayagunaan Zakat
Fitrah dari UPZ, dan mencatatnya kedalam daftar hasil
pendayagunaan zakat fitrah ;
c. Melaporkan hasil pengumpulan dan pendayagunaan zakat
fitrah

tersebut

kepada

BAZIS

Kota

Cilegon

dengan

menggunakan formulir ZF.

BAB
BAB IX
KEBIJAKSANAAN PENYALURAN PENDAYAGUNAAN
HASIL PENGUMPULAN ZIS
Bagian Pertama
Sasaran Penyaluran
Pasal 26
(1) ZIS yang berhasil dikumpulkan oleh BAZIS Kota Cilegon
seluruhnya akan disalurkan / dikembalikan kepada yang
berhak (ashnaf) sesuai dengan tuntutan syariat islam, yaitu :
fakir, miskin, mualaf, gharimin, riqab, sabilillah, ibnusabil
dan amilin, sebagaimana dimaksud Pasal 1 huruf t ;
(2) Guna memberikan manfaat yang sebesar-besarnya kepada
umat,

maka

pembagian

BAZIS

Kota

wewenang

Cilegon

penyaluran

telah

menetapkan

pendayagunaan

ZIS

kepada BAZIS Kecamatan dan/atau UPZ di wilayah Kota


Cilegon, sehingga keseluruhan hasil pengumpulan ZIS dapat
disalurkan kepada ashnaf sebagaimana dimaksud ayat (1)
Pasal ini.
Pasal 27
(1) Dalam menentukan kebijaksanaan alokasi dana ZIS yang
akan

disalurkan

kepada

ashnaf,

maka

ashnaf-ashnaf

- 21 -

sebagaimana dimaksud pada Pasal 26 ayat (1) dikelompokan


dalam tiga kelompok, yaitu :
a. Kelompok fakir, miskin, mualaf, gharimin dan riqab ;
b. kelompok sabilillah dan ibnu sabil ;
c. kelompok amilin.
(2) Besar persentase pengalokasian dana ZIS terhadap tiga
kelompok ashnaf tersebut disesuaikan dengan prioritas
pembangunan di wilayah Kota Cilegon adalah sebagai
berikut :
a. kelompok

fakir,

miskin,mualaf,

gharimin

dan

riqab

mamperoleh sebanyak 62,5 % (enam puluh dua koma


lima persen) ;
b. Kelompok sabilillah dan ibnusabil memperoleh sebanyak
25 % (dua puluh lima persen) ;
c. Kelompok amilin sebanyak 12,5 % (dua belas koma lima
persen).
Bagian
Bagian Kedua
Pendayagunaan
Pasal 28
(1) Pendayagunaan dana ZIS yang disalurkan khususnya kepada
tiga kelompok ashnaf sebagaimana dimaksud dalam Pasal
27 diarahkan pada upaya atau usaha yang bersifat produktif
guna lebih meningkatkan kesejahteraan umat ;
(2) Untuk mencapai sasaran dimaksud pada ayat (1)

secara

optimal, maka prioritas penyaluran berupa bantuan yang


bersifat produktif lebih diutamakan daripada bantuan yang
bersifat konsumtif dalam rangka kemandirian Mustahiq dan
kemaslahatan umat ;
(3) Dengan
produktif

mendahulukan
dapat

dikelola

kemaslahatan fakir miskin, dana


secara

professional

ekonomis

dengan memperhatikan normal etika bisnis.


Pasal 29
Dalam

rangka

meningkatkan

tercapainya

sasaran

pendayagunaan dana ZIS yang diberikan kepada Mustahiq,

- 22 -

diadakan pembinaan dan pengembangan secara intentif guna


mempercepat kemandirian Mustahiq dan kemaslahatan umat.
Pasal 30
Penyaluran dana ZIS kepada ashnaf fakir, miskin dapat berupa
pemberian :
1) Bantuan produktif, seperti modal usaha, beasiswa, anak asuh ;
2) Santunan konsumtif untuk meringankan beban hidup umat
dhuafa seperti santunan yatim piatu, jompo, bantuan bencana
alam, gempa bumi, dan kebakaran.
Pasal 31
Penyaluran dan ZIS kepada ashnaf Sabilillah dapat berupa
pemberian :
1) Bantuan

fisik

pembangunan
pendidikan,

balai

keagamaan,

seperti

bantuan

rehabilitasi

tempat

ibadah,

kesehatan

poliklinik,

rumah

untuk
tempat
sakit,

pembangunan / rehabilitasi sarana media dawah (media


cetak, media elektronik) ;

2) Bantuan
2) Bantuan kegiatan keagamaan, seperti bantuan untuk seminar,
penataran majlis-majlis taklim, organisasi, dan dakwah.
Pasal 32
Penyaluran dana ZIS kepada ashnaf Mualaf, garimin, riqab dan
ibnu sabil berupa bantuan konsumtif guna meringankan beban
mereka :
1) Keputusan pendayagunaan hasil ZIS kepada Mustahiq (baik
lembaga atau perorangan) yang jumlah bantuannya lebih dari
Rp. 500.000,- (Lima ratus ribu rupiah) per mustahiq ditetapkan
BAZIS Kota ;
2) Bagi setiap Mustahiq (baik lembaga maupun perorangan)
yang mendapat jumlah bantuan Rp.
Ribu Rupiah)

500.000,- (Lima Ratus

ke bawah ditetapkan oleh BAZIS

Kecamatan.
Bagian Ketiga

- 23 -

Pembagian Wewenang dan Tanggung Jawab Penyaluran dan


Pendayagunaan ZIS
Pasal 33
Guna meningkatkan efektifitas dan efesiensi dalam pencapaian
sasaran pendayagunaan dana ZIS yang akan diberikan kepada
para Mustahiq, maka pada umumnya diadakan pembagian
wewenang

dan

tanggung

jawab

dalam

penyaluran

pendayagunaan ZIS sebagaimana dimaksud pada Pasal 26


sebagai berikut :
1. BAZIS Kota Cilegon berwenang dan bertanggung jawab dalam
penyaluran, pengawasan dan pendayagunaan ZIS kepada
kelompok ashnaf sabilillah dan ibnu sabil dalam bentuk
pengembangan
pengajian,
tempat

Sumber

majlis-majlis

ibadah,

poliklinik,

tempat

sarana

media

Dana

Manusia

organisasi

dakhwah,

pendidikan,
dakhwah

berupa

balai

(media

seminar,

rehabilitasi
kesehatan

cetak,

media

elektronik) ;
2. BAZIS Kecamatan berwenang dan bertanggung jawab dalam
penyaluran, pengawasan dan pendayagunaan ZIS kepada
kelompok fakir, miskin, mualaf, gharimin, dan riqab yaitu :
a. Ashnaf Mualaf, riqab dan ghorimin dalam bentuk bantuan
konsumtif ;

b. Ashnaf
b. Ashnaf fakir / miskin dalam bentuk bantuan produktif
berupa

modal

usaha

bagi

pedagang

kecil

dan/atau

pengusaha kecil dan menengah dilingkungannya.


3. UPZ Dapat didayagunakan sebagai kepanjangan BAZIS Kota
dalam penyaluran ZIS.
Bagian Keempat
Bentuk dan Model Formulir
Pasal 34
(1) Bentuk dan model formulir :

- 24 -

a. Untuk bantuan pinjaman modal usaha (dana produktif)


diberi kode huruf DP, yaitu formulir model DP-1 sampai
dengan DP-3 ;
b. Untuk bantuan anak asuh, Beasiswa dan Pinjaman Biaya
Pendidikan Pasca Sarjana (S2 dan S3), diberi kode huruf
A, yaitu formulir model A sampai dengan A-1 ;
c. Untuk bantuan delapan ashnaf, diberi kode B, yaitu
formulir model B sampai B-1.
(2) Bentuk dan model formulir sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) huruf a, b, c , tercantum dalam lampiran keputusan
ini.
Bagian Kelima
Penggunaan Formulir
Pasal 35
Penggunaan formulir bantuan pinjaman modal usaha (dana
produktif) model DP adalah sebagai berikut :
1) Model DP digunakan untuk mengajukan permohonan bantuan
pinjaman modal usaha (dana produktif) bagi masyarakat Kota
Cilegon ;
2) Model DP-1 digunakan unuk mencatat hasil wawancara ;
3) Model DP-2 digunakan untuk membuat surat perjanjian
bantuan pinjaman modal usaha (dana produktif) ;
4) Model

DP-3

digunakan

untuk

membuat

surat

perintah

membayarkan uang (SPMU) ;

5) Model
5) Model DP-4 digunakan sebagai kartu pembayaran cicilan ;
6) Model DP-5 digunakan untuk membuat surat tanda terima
surat kuasa pemotongan gaji ;
7) Model DP-6 digunakan untuk membuat surat tanda terima
surat-surat berharga sebagai agunan ;
8) Model DP-7 digunakan untuk membuat surat pernyataan
persetujuan suami / istri.
Pasal 36

- 25 -

Penggunaan formulir santunan anak asuh dan beasiswa model A,


adalah sebagai berikut :
1) Model A digunakan untuk isian permohonan calon penerimaan
beasiswa tingkat SD/SLTP/SMU ;
2) Model

A-1

digunakan

untuk

isian

permohonan

calon

penerimaan pinjaman biaya pendidikan tingkat S1 dan Pasca


Sarjana (S2 dan S3).
Pasal 37
Penggunaan formulir bantuan sabilillah model B adalah sebagai
berikut :
1) Model B digunakan untuk isian permohonan bantuan fisik
keagamaan ;
2) Model

B-1

digunakan

untuk

permohonan

bantuan

keagamaan ;
3) Model B-2 digunakan untuk isian bantuan guru ngaji yang
tidak mempunyai penghasilan tetap dan merbot masjid.
Pasal 38
Khusus untuk gharimin pernyataan tidak bisa membayar hutang
harus menyertakan bukti tagihan dari yang menghutangkan
disertai

keterangan

dari

RT/RW,

Desa/Kelurahan

tentang

ketidakmampuannya.

BAB
BAB X
PROSEDUR PENYALURAN PENDAYAGUNAAN ZIS BAGI KELOMPOK
FAKIR, MISKIN, MUALAF, RIQAB, GHARIMIN
Bagian Pertama

- 26 -

Prosedur Penyaluran Pendayagunaan Bantuan Modal Usaha /


Dana Produktif Bagi Mustahiq Umum
Pasal 39
(1) Bantuan pinjaman modal usaha (dana produktif) hanya
diberikan kepada pengusaha kecil warga Kota Cilegon ;
(2) persayaratan tidak mampu sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1)

harus mendapat pengesahan dari Kepala Desa /

Lurah.
Pasal 40
Pemberian bantuan pinjaman modal usaha (dana produktif)
sebagaimana dimaksud pada Pasal 39 ayat (1) dilakukan secara
bertahap :
1. Pinjaman Tahap I sebesar Rp. 300.000,- (tiga ratus ribu rupiah)
dengan jangka waktu cicilan maksimal 4 (empat) bulan ;
2. Pinjaman Tahap II sebesar Rp. 500.000,- (lima ratus ribu
rupiah) dengan jangka waktu cicilan maksimal 4 (empat)
bulan ;
3. Pinjaman Tahap III sebesar Rp. 700.000,- (tujuh ratus ribu
rupiah) dengan jangka waktu cicilan maksimal 4 (empat)
bulan ;
4. Pinjaman Tahap IV sebesar Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah)
dengan jangka waktu cicilan maksimal 6 (enam) bulan,
sebagaimana pinjaman terakhir.
Pasal 41
(1) Untuk mengatasi terjadinya tunggakan cicilan pinjaman
modal usaha

(dana produktif), sebagai ikatan

dibuatkan perjanjian atas kesepakatan bersama antara


BAZIS dan calon penerima bantuan modal usaha (dana
produktif) ;
(2) Apabila

Mustahiq

produktif

tidak

dapat

melunasi

pinjamannya sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati,


maka diselesaikan secara musyawarah / mufakat antara
pihak Mustahiq produktif dan pihak BAZIS ;

(3) Apabila

- 27 -

(3) Apabila dalam hal ini pihak Mustahiq produktif sebagaimana


dimaksud

dalam

ayat

(2)

masih

tetap

tidak

dapat

melaksanakan kewajiban cicilan pinjamannya sesuai dengan


perjanjian

yang

berkewajiban

telah

melaporkan

disepakati,
kepada

Dewan

Dewan

Pelaksana

Pertimbangan

BAZIS untuk mendapatkan penyelesaian.


Pasal 42
Prosedur penyaluran pendayagunaan bantuan pinjaman modal
usaha (dana produktif) bagi Mustahiq umum adalah sebagai
berikut :
1. Calon Mustahiq Produktif :
a)

Mengajukan
pinjaman modal usaha (dana

permohonan

bantuan

produktif) kepada BAZIS

Kecamatan melalui UPZ atau langsung ke BAZIS Kota


dengan melampirkan KTP dan Kartu Keluarga ;
b)

Mustahik mengisi formulir model DP &


DP-7 dan menandatanganinya ;

c)

Menyerahkan formulir model DP dan


DP-7 kepada petugas BAZIS Kota dan Kecamatan ;

d)

Menerima

proposal/pengajuan

pinjaman modal usaha beserta lampiran ;


e)

Meneliti
permohonan

dan

dan

kelayakan

menyeleksi

usaha

calon

surat

mustahik

produktif ;
f)

Memberikan formulir model DP dan DP7 kepada calon mustahik produktif yang memenuhi
persyaratan ;

g)

Menerima, meneliti formulir model DP


dan DP-7 beserta lampiran persyaratan ;

h)

menentukan Mustahiq produktif yang


memenuhi dan tidak memenuhi persyaratan ;

i)
produktif

yang

mewawancarai

calon

mustahik

memenuhi

persyaratan

dengan

menggunakan formulir model DP-1 ;


j)

mengadakan

peninjauan

ke

tempat

usaha calon Mustahiq produktif yang dianggap perlu ;

- 28 -

k)

Menerima dan meneliti formulir DP dan


DP-7 beserta lampiran dari BAZ Kecamatan ;

l)

Mengadakan peninjauan/ survey ke tempat usaha calon


mustahik produktif ;
m) Mengadakan

m)

Mengadakan

wawancara

dan

menganalisa calon debitur untuk menetapkan besarnya


bantuan yang disetujui ;
n)

Mengajukan

besarnya

bantuan

pinjaman kepada Ketua Dewan Pelaksana ;


o)

Membuat

perjanjian

dengan

menggunakan model formulir DP-3 rangkap 2 dilampiri


model DP-5.
Bagian Kedua
Prosedur Penyaluran Pendayagunaan Bantuan Beasiswa
Pasal 43
Prosedur penyaluran pendayagunaan beasiswa bagi SLTP dan
SLTA, sebagai berikut :
1. BAZIS Kota Cilegon
a) menetapkan jumlah bantuan dana Beasiswa penerimaan
beasiswa siswa SLTP dan SLTA, untuk masing-masing BAZIS
Kecamatan sesuai dengan jumlah hasil ZIS yang diperoleh ;
b) menyampaikan penetapan jumlah penerimaan siswa

SLTP

dan SLTA kepada UPZ berkoordinasi dengan Diknas/Depag


Kota Cilegon ;
c) Menerima pengajuan permohonan dana beasiswa untuk
tingkat SLTP dan SLTA ;
d) Mengadakan peninjauan/ survey kepada calon penerima
beasiswa.
2. Mustahiq ( Siswa SLTP dan SLTA )
a. menerima undangan dan menghadiri acara penyerahan
beasiswa di sekretariat BAZIS Kota ;
b. menandatangani daftar penerimaan bantuan yang telah
disediakan oleh BAZIS Kota ;

- 29 -

c.

menerima

bantuan

dan

memanfaatkannya

untuk

kepentingan belajar.

Pasal
Pasal 44
Persyaratan umum pinjaman biaya pendidikan S1, Pascasarjana
S2 dan S3 adalah :
1. Persyaratan permohonan
a. mengajukan permohonan tertulis kepada Ketua Dewan
Pelaksana BAZIS Kota Cilegon ;
b. Warga Negara Indonesia ;
c. Beragama Islam ;
d. Penduduk Kota Cilegon dengan melampirkan foto copy KTP
dan kartu mahasiswa ;
e. Melampirkan foto copy Ijazah terakhir ;
f. Sedang dalam proses penyelesaian tugas akhir ;
g. surat keterangan dari Pimpinan Perguruan Tinggi yang
menyatakan bahwa pemohon bukan sebagai tugas belajar /
tidak menerima beasiswa ;
h. Mengisi formulir model A-1 yang diperoleh dari BAZIS Kota
Cilegon.
2. Bagi penerima pinjaman biaya pendidikan yang telah diwisuda
diwajibkan menyerahkan Skripsi/ thesis.
Pasal 45
Prosedur pengajuan permohonan biaya pendidikan program S1,
S2 dan S3.
1. Mustahiq Pemohon :
a.

membuat

surat

permohonan

yang

dilampiri

dengan

persyaratan sebagaimana dimaksud Pasal 44 ayat (1) ;

- 30 -

b.

menyampaikan

surat

permohonan

tersebut

beserta

lampirannya kepada BAZIS Kota Cilegon.


2. BAZIS Kota Cilegon
a. Menerima dan meneliti semua berkas permohonan yang
dilampiri dengan persyaratan ;
b. Menyeleksi dan menentukan permohonan yang dapat
dipertimbangkan untuk mendapatkan bantuan beasiswa
atas

dasar

informasi

yang

diperoleh

dalam

berkas

permohonan ;
c. Menetapkan
c. Menetapkan

jumlah

bantuan

untuk

masing-masing

pemohon berdasarkan hasil pertimbangan di atas.


d. Membuat daftar rekapitulasi nama pemohon dan jumlah
bantuan beasiswa yang diberikan ;
e. Menyiapkan

keputusan

BAZIS

Kota

Cilegon

tentang

penunjukan nama penerima dan jumlah pinjaman biaya


pendidikan ;
f. Membuat jadwal dan undangan acara penyerahan pinjaman
biaya pendidikan.
3. Mustahiq Penerima Pinjaman
a. Menerima cek dari BAZIS Kota Cilegon ;
b. Mencairkan cek tersebut di bank yang ditunjuk ;
c. Memanfaatkan pinjaman biaya pendidikan tersebut sesuai
dengan rencana.
Pasal 46
Besarnya pinjaman biaya pendidikan ditetapkan sebagai berikut :
1) Jenjang Pendidikan (S1) maksimal sebesar Rp. 1.500.000,(satu juta lima ratus ribu rupiah) ;
2) Jenjang Pendidikan Pascasarjana (S2 dan S3) maksimal
sebesar

Rp. 3.000.000,- (Tiga juta rupiah), dengan masa

cicilan 2 (dua) tahun.


Bagian Ketiga
Prosedur Penyaluran Pendayagunaan
Bagi Kelompok Mualaf / gharim / Riqab

- 31 -

Pasal 47
Prosedur penyaluran pendayagunaan ZIS bagi Mustahiq, Muallaf,
Gharimin dan Riqab adalah sebagai berikut :
1. Muallaf / gharimin / Riqab
Mengajukan permohonan ke BAZIS Kota dengan mengisi
formulir model B1 disertai kartu identitas dan surat-surat
keterangan dari lembaga yang terkait, sebagai berikut :
a. Muallaf
1) Surat tanda bukti masuk islam, KTP atau identitas lainya
;
2) Surat keterangan dari lembaga keagamaan.
b. Gharimin
b. Gharimin
1) KTP atau identitas lainnya ;
2) surat keterangan dari instansi yang berwenang.
c. Riqab
1) KTP atau identitas lainnya ;
2) surat keterangan dari yang berwenang.
2. BAZIS Kota
a. Menerima

dan

menelitian

permohonan

beserta

laporannya ;
b. Mewawancarai pemohon untuk mengetahui kebenaran
permohonannya ;
c. Memberikan bantuan sesuai dengan kemampuan dana
yang tersedia ;
d. Menyimpan arsip / dokumen pemberian bantuan dimakud.
BAB XI
PROSEDUR PENYALURAN PENDAYAGUNAAN ZIS BAGI
KELOMPOK SABILILLAH DAN IBNU SABIL
Bagian Pertama
Prosedur Penyaluran Pendayagunaan ZIS Untuk Fisik
Keagamaan Kegiatan Keagamaan
Pasal 48

- 32 -

(1) Persyaratan permohonan yang harus dilampirkan pada


waktu mengajukan permohonan untuk memperoleh untuk
memperoleh

bantuan

fisik

keagamaan

(pembangunan/rehabilitasi) adalah sebagai berikut :


a. Surat permohonan yang ditandatangani oleh ketua dan
sekretaris

Panitia,

serta

diketahui

oleh

Kepala

Desa/Kelurahan dan Camat ;


b. Mengisi formulir B ;
c. Susunan pengurus / pembangunan ;
d. Foto copy surat tanah dan akte pendirian (bila ada) ;
e. Rencana anggaran biaya pembangunan ;

f. Gambar
f. Gambar bangunan ( bila ada) ;
g. Rekomendasi dari Walikota, khusus untuk pembangunan
skala besar ;
h. Izin mendirikan Bangunan (IMB).
(2) Persyaratan permohonan yang harus dilampirkan pada
waktu mengajukan permohonan untuk memperoleh bantuan
kegiatan keagamaan adalah sebagai berikut :
a. Mangajukan permohonan bantuan kegiatan keagamaan
disertai

susunan

pengurus/

Panitia

dan

rencana

anggaran ;
b. Mengisi formulir yang diperoleh dari BAZIS Kota Cilegon.
Pasal 49
Prosedur

penyaluran

keagamaan

pendayagunaan

(pembangunan

bantuan

rehabilitasi

untuk

adalah

fisik

sebagai

berikut :
1. Mustahiq ( pemohon)
a. Membuat surat permohonan ;
b. Mempersiapkan

kelengkapan

persyaratan

sebagaimana dimaksud Pasal 48 ayat (1) ;


2. BAZIS Kota Cilegon

permohonan

- 33 -

a. Menerima dan meneliti semua berkas permohonan beserta


kelengkapan persyaratan ;
b. Menyeleksi dan menentukan permohonan yang dapat
dikabulkan atas dasar skala prioritas berdasarkan informasi
yang terkandung dalam berkas permohonan ;
c. Mengadakan

peninjauan

lapangan,

untuk

mengetahui

keadaan fisik atau kegiatan keagamaan yang secara riil


dilakukan atau akan dilakukan pemohon, khususnya bagi
program-program yang berskala besar (untuk fisik) atau
bersifat starategis (untuk kegiatan keagamaan) ;
d. Menentukan

besar

bantuan

untuk

mesing-masing

permohonan berdasarkan hasil analisis terhadap berkas


permohonan dan hasil peninjauan lapangan ;

e. Membuat
e. Membuat daftar rekapitulasi nama pemohon dan jumlah
bantuan yang akan diberikan sesuai dengan alokasi dana
yang telah ditetapkan oleh Dewan Pertimbangan BAZIS
Kota Cilegon ;
f. Menyiapkan

rancangan

dan

hasil

keputusan

Dewan

Pertimbangan BAZIS Kota Cilegon tentang penunjukan


nama

pemohon

sesuai

dengan

kepentingan

dan

prioritasnya ;
g. Menerima Keputusan Dewan Pertimbangan BAZIS Kota
Cilegon tentang daftar nama mustahik dan jumlah dana
bantuan yang diperoleh ;
h. melaksanakan

penyerahan

bantuan

kepada

pemohon

berupa cek dengan memberikan pengarahan / bimbingan


seperlunya ;
i. Memantau penggunaan bantuan dana pada masing-masing
pemohon ;
j. Membukukan

dan

menyimpan

dokumen - dokumen

pemberian bantuan fisik dan/atau kegiatan keagamaan


sebagai arsip melalui proses komputer ;
k. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban penggunaan
dana kepada Komisi Pengawas BAZIS Kota Cilegon.

- 34 -

3. Dewan Pertimbangan BAZIS Kota Cilegon


Menetapkan dan menandatangani keputusan daftar nama
mustahik dan jumlah dana bantuan yang diperoleh.
4. Mustahik Penerima Bantuan
a. Menerima cek / dana bantuan dari BAZIS Kota Cilegon ;
b. Memanfaatkan dana yang diterima sesuai dengan rencana
dan kerjanya.
Pasal 50
Prosedur penyaluran pendayagunaan bantuan untuk kegiatan
keagamaan (pengembangan sumber daya manusia) adalah
sebagai berikut :
1. Mustahiq (Pemohon)
Mengajukan

surat

permohonan

dilampiri

persyaratan

sebagaimana dimaksud pada Pasal 48 ayat (2) kepada BAZIS


Kota Cilegon.

2. BAZIS

2. BAZIS Kota Cilegon


a. Menerima dan meneliti semua berkas permohonan beserta
kelengkapan persyaratan ;
b. Menyeleksi dan menentukan permohonan yang dapat
dikabulkan atas dasar skala prioritas berdasarkan informasi
yang terkandung dalam berkas permohonan ;
c. Mengadakan

peninjauan

lapangan,

untuk

mengetahui

keadaan fisik atau kegiatan keagamaan yang secara rill


dilakukan atau akan dilakukan pemohon, khususnya bagi
program-program yang bersifat strategis ;
d. Menentukan

besar

bantuan

untuk

masing-masing

permohonan berdasarkan hasil analisis terhadap berkas


permohonan dan hasil peninjauan lapangan ;
e. Membuat daftar rekapitulasi nama pemohon dan jumlah
bantuan yang akan diberikan sesuai dengan alokasi dana
yang telah ditetapkan ;

- 35 -

f. Menyiapkan rancangan dan hasil keputusan ketua Dewan


Pertimbangan BAZIS Kota Cilegon tentang penunjukan
nama

pemohon

sesuai

dengan

kepentingan

dan

prioritasnya ;
g. Membukukan

dan

menyimpan

dokumen-dokumen

pemberian bantuan fisik dan/atau kegiatan keagamaan


sebagai arsip melalui proses komputer ;
h. Menerima laporan penggunaan dana bantuan hasil yang
dicapai dari pemohon ;
i. Mengadakan pengecekan di lapangan apabila ada hal-hal
yang dianggap penting ;
j. Menyimpan berkas laporan sebagaimana mestinya.
3. Mustahiq Penerima Bantuan
a. Menerima cek / dana bantuan dari BAZIS Kota Cilegon ;
b. Mencairkan cek di Bank yang ditunjuk ;
c. Memanfaatkan dana yang diterima sesuai dengan rencana
dan program kerjanya ;
d. Menyampaikan laporan penggunaan dana dan hasil yang di
capai kepada BAZIS Kota Cilegon.
Bagian
Bagian Kedua
Prosedur Penyaluran Pendayagunaan ZIS
Untuk Guru Ngaji dan Kaom Masjid
Pasal 51
Prosedur dan penyaluran pendayagunaan bagi guru ngaji dan
kaom masjid sebagai berikut :
1. BAZIS Kota Cilegon
a. Merencanakan jumlah calon mustahiq yang akan diberikan
bantuan berdasarkan alokasi dana yang telah ditetapkan ;
b. Menyampaikan

surat

pemberitahuan

tentang

rencana

pemberian dan penyaluran bantuan bagi para guru ngaji


dan kaom masjid

yang patut diberikan kepada Dewan

Pertimbangan BAZIS Kota ;


c. Menerima dan meneliti permohonan ;

- 36 -

d. Menyeleksi dan menentukan guru ngaji dan kaom masjid


yang patut memperoleh bantuan ;
e. Menyerahkan bantuan kepada guru ngaji dan kaom masjid
sesuai dengan keputusan Dewan Pelaksana BAZIS Kota.
Bagian Ketiga
Prosedur Penyaluran Pendayagunaan ZIS
Bagi Kelompok Ibnu Sabil
Pasal 52
(1) Ibnu Sabil
mengajukan permohonan ke BAZIS Kota Cilegon dengan
mengisi formulir disertai kartu identitas dan surat-surat
keterangan dari lembaga yang berwenang atau terkait
sebagai berikut :
a. KTP atau identitas lainnya ;
b. Surat keterangan jalan ;
c. Apabila terjadi kehilangan surat Keterangan jalan /
identitas lainnya, laporan dari kepolisian dan memberikan
foto copynya kepada BAZIS Kota Cilegon.

(2) BAZIS

(2) BAZIS Kota Cilegon


a. Menerima

dan

meneliti

permohonan

beserta

lampirannya ;
b. Mewawancarai

pemohon

untuk

mengetahui

kebenarannya ;
c. Memberikan bantuan sesuai dengan kemampuan dana
yang

tersedia ;

d. Menyimpan

arsip

dokumen

pemberian

dimaksud.
BAB XII
PENYALURAN PENGGUNAAN ZAKAT FITRAH
Pasal 53

bantuan

- 37 -

Dalam

pengumpulan

dan

pendayagunaan

zakat

fitrah,

diberdayakan Panitia Zakat Fitrah yang berada dalam koordinasi


bimbingan dan pengawasan UPZ, sebagaimana dimaksud Pasal
25 ayat (2) dan (3).
Pasal 54
Pendayagunaan hasil Zakat Fitrah ditetapkan oleh BAZIS Kota
Cilegon dengan alokasi pada umumnya sebagaimana tercantum
pada Pasal 27 ayat (2).
BAB XIII
KETENTUAN LAIN
Pasal 55
(1) Dalam upaya meningkatkan hasil pengumpulan ZIS perlu
diberikan motivasi dan pelatihan, penyuluhan, penerangan
dan kesadaran menunaikan ZIS melalui BAZIS Kota Cilegon
secara

terkoordinasi

dengan

instansi

terkait

kepada

masyarakat ;
(2) Penyuluhan dan penerangan

di maksud dilaksanakan

melalui media cetak (surat kabar harian, majalah, brosur,


pamflet, leaflat) Media elektronik (Televisi dan Radio) dan
tatap muka secara langsung

(Dawah,

ceramah, seminar, diskusi, dialog, konsultasi).

Pasal

Pasal 56
(1) Dalam upaya menumbuhkan kepercayaan masyarakat pada
BAZIS

Kota

Cilegon

dilaksanakan

pembinaan

tertib

administrasi / keuangan, dan pengawasan pengelolaan pada


BAZIS Kota Cilegon ;
(2) Pelaksanaan pembinaan tertib administrasi / keuangan
dimaksud dilaksanakan secara berkala oleh BAZIS Kota

- 38 -

Cilegon

bekerjasama

dengan

instansi

terkait

yang

mempunyai tugas pembinaan wilayah dan pengawasan ;


(3) Transparansi

laporan

keuangan

BAZIS

Kota

Cilegon

dipublikasikan melalui media masa secara periodik.


BAB XIV
PENGAWASAN
Pasal 57
(1) Demi tercapainya tertib administrasi dan keuangan, dan
demi

meningkatkan

sistem

pengelolaan

kepercayaan
ZIS,

dilakukan

masyarakat

terhadap

pengawasan

secara

intensif, baik yang bersifat represif maupun preventif ;


(2) Pelaksanaan pengawasan sebagaimana dimaksud ayat (1)
akan diatur oleh Komisi Pengawas BAZIS Kota.
BAB XV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 58
Dengan berlakunya keputusan ini maka segala ketentuan lain
yang bertentangan dengan keputusan ini dinyatakan tidak
berlaku lagi.
Pasal 59
Hal-hal yang belum diatur dalam keputusan ini akan ditetapkan
kemudian sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang
berlaku.

Pasal

Pasal 60
Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

- 39 -

Agar

setiap

orang

dapat

mengetahui,

memerintahkan

pengundangan Keputusan ini dengan penempatannya dalam


Lembaran Daerah Kota Cilegon.

Ditetapkan di Cilegon
pada tanggal
Oktober 2003
WALIKOTA CILEGON,
ttd
H. Tb. AAT SYAFAAT

Diundangkan di Cilegon
pada tanggal 27 Oktober 2003
SEKRETARIS DAERAH KOTA CILEGON,
H. RUSLI RIDWAN
LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN 2003 NOMOR 201 SERI D

27

Anda mungkin juga menyukai