PROPOSAL PENELITIAN
OLEH :
SITTI LILIS PERMATASARI
A1C4 13 037
KATA PENGANTAR
Puji syukur Penyusun panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah
memberikan Rahmat, Hidayah, serta InayahNya, sehingga penyusun dapat
menyelesaikan proposal penelitian ini. Penyusun juga tidak lupa menyampaikan
shalawat serta salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta
keluarga dan para sahabat yang tetap setia hingga akhir zaman.
Ucapan terima kasih penyusun sampaikan kepada Dosen Pembimbing
yang telah membantu menjelaskan tata cara penulisan (penyusunan) proposal dan
menjelaskan isi materi terkait proposal penelitian ini dengan judul penelitian
yaituImplementasi Lesson Study terhadap Peningkatan Hasil Belajar dan
Aktivitas Belajar Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 3 Raha Melalui Metode
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada Pokok Bahasan Termokimia.
Demikianlah pengantar dari penyusun. Semoga proposal penelitian ini
dapat bermanfaat bagi teman-teman pembaca serta penyusun pribadi. Mohon
maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan proposal penelitian ini.
Penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun dari paca
pembaca sekalian. Selamat membaca
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
BAB I : PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan Penelitian
7
1.4. Manfaat Penelitian
6
7
8
8
9
12
20
21
22
22
23
23
24
25
25
25
25
26
DAFTAR PUSTAKA
27
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Fase Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
10
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Skema kegiatan Lesson Study
14
20
23
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Pendidikan di Indonesia mengalami pergantian beberapa kurikulum.
Kurikulum yang saat ini dianut Indonesia adalah KTSP atau yang lebih dikenal
dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan. Perubahan kurikulum KBK
(Kurikulum Berbasis Kompetensi) menjadi KTSP adalah salah satu inovasi dalam
bidang pendidikan untuk meningkatkan kualitas pendidikan secara menyeluruh.
Peningkatan kualitas ini dapat dilihat dari bentuk penguasaan kompetensi sebagai
target dan indikator keberhasilan belajar ssiswa di sekolah. Namun dengan
penerapan KTSP pada tahun pelajaran 2006/2007 banyak sekolah yang belum siap
untuk mengimplementasikan KTSP. Salah satu karakteristik KTSP yang
mempunyai ciri-ciri proses pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode
yang bervariasi serta sumber belajar tidak terbatas pada guru tetapi dapat
dilengkapi dengan berbagai sumber lain yang relevan, menuntut setiap guru untuk
lebih kreatif dan inovatif dalam pelaksanaan pembelajaran. Penggunaan model
pembelajaran yang bervariatif dapat menunjang keberhasilan belajar siswa. Salah
satu model pembelajaran yang dapat digunakan adalah model pembelajaran
kooperatif tipe STAD.
Seperti yang tertuang dalam Undang Undang No. 20 Tahun 2003 tentang
tujuan Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 yang berbunyi:
kurang aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini membawa dampak rendahnya
motivasi siswa dalam belajar maupun berkompetisi sehingga siswa kurang
memahami materi yang telah diajarkan.
Berkaitan dengan hal tersebut, perlu dilakukan perbaikan kualitas
pembelajaran yang komprehensif yang dimulai dari sekolah-sekolah agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai. Perbaikan tersebut setidaknya harus meliputi dua
komponen yaitu peningkatan profesi keguruan bagi guru-guru dan kualitas
pembelajaran. Berawal dari itu, maka perlu adanya pengembangan model
pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan adalah model
pembelajaran kooperatif tipe STAD melalui implementasi Lesson Study.
Lesson study merupakan kegiatan riset untuk mengkaji metodologi yang
digunakan selama di kelas dan berbagi hasil observasi untuk meningkatkan mutu
pembelajaran. Lesson study juga merupakan strategi mengkaji berbagai aspek
pembelajaran agar siswa belajar optimal. Aspek pembelajaran di antaranya adalah
siswa, kurikulum, bahan ajar, metode pembelajaran, media, pengelolaan kelas dan
assesmen, yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran karena
dalam Lesson Study terdapat sejumlah indikator yang dapat meningkatkan
kompetensi guru dan meningkakan proses pembelajaran, motivasi dan aktivitas
siswa dalam PBM. Indikator-indikator tersebut antara lain (1) pengembangan
Lesson Study dilakukan dan didasarkan pada hasil sharing pengetahuan
profesional para guru yang terlibat, (2) penekanan yang mendasar pada Lesson
Study adalah agar para siswa memiliki kualitas belajar yang tinggi, (3) dalam
Lesson Study disusun oleh para guru secara kolaboratif, maka mereka dapat (a)
dalam
Trianto
(2007)
menyatakan
bahwa
pada
model
Rumusan Masalah
1.3.
Tujuan Penelitian
1. Untuk
mengetahui
Peningkatan Aktivitas
Manfaat Penelitian
1. Bagi guru, khususnya guru Kimia di SMA Negeri 3 Raha dapat membantu
pemilihan model pembelajaran yang tepat, menciptakan terjadinya
pertukaran pengetahuan tentang pemahaman berpikir dan belajar siswa dan
meningkatkan kolaborasi pada sesama guru.
2. Bagi sekolah, dapat menjadi salah satu dasar dan masukkan untuk
perbaikan pembelajaran secara berkesinambungan
3. Bagi penulis, merupakan suatu latihan awal dalam sebuah karya ilmiah
sehingga penelitian-penelitian selanjutnya dapat berjalan dengan baik dan
menambah pengetahuan sebagai calon guru dalam menentukan suatu
model pembelajaran guna meningkatkan hasil belajar siswa
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Kajian Teori
10
11
beranggotakan 4-5 orang siswa yang terdiri dari siswa yang berkemampuan
tinggi, sedang dan rendah serta dari jenis kelamin dan etnis yang heterogen.
12
berarti lesson atau pembelajaran dan kenkyu yang berarti study atau pengkajian.
Lesson study, yang dalam bahasa Jepangnya jugyou kenkyuu, adalah sebuah
pendekatan untuk melakukan perbaikan-perbaikan pembelajaran di Jepang.
Perbaikan-perbaikan pembelajaran tersebut dilakukan melalui proses-proses
kolaborasi antar para guru. Lewis (2002) mendeskripsikan proses-proses tersebut
sebagai langkah-langkah kolaborasi dengan guru-guru untuk merencanakan
(plan), mengamati (observer), dan melakukan refleksi (reflect) terhadap
pembelajaran (lessons). Lebih lanjut, Lewis menyatakan, bahwa Lesson Study
13
adalah suatu proses yang kompleks, didukung oleh penataan tujuan secara
kolaboratif, pencermatan dalam pengumpulan data tentang belajar siswa, dan
kesepakatan yang memberi peluang diskusi yang produktif tentang isu-isu yang
sulit. Lesson Study pada hakikatnya merupakan aktivitas berkesinambungan yang
memiliki implikasi praktis dalam pendidikan. Berdasarkan uraian di atas maka
dapat disimpulkan bahwa Lesson Study adalah suatu model pembinaan profesi
pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan
berdasarkan prinsip-prinsip kolegalitas dan mutuallearning untuk membangun
komunitas belajar (Sutopo, 2006).
Secara sederhana Lesson Study ada tiga tahapan kegiatan yaitu sebagai berikut :
1.
Perencanaan (Plan)
Tahap ini bertujuan untuk menghasilkan rancangan pembelajaran yang
diyakini mampu membelajarkan siswa secara efektif serta membangkitkan
partisipasi siswa dalam pembelajaran.Dalam perencanaan, guru secara
kolaboratif
berbagi
ide
menyusun
rancangan
pembelajaran
untuk
14
berperan sebagai pelaksana (Guru model) Lesson Study dan guru yang lain
sebagai pengamat. Fokus pengamatan bukan pada penampilan guru yang
mengajar, tetapi lebih diarahkan pada kegiatan belajar siswa dengan
berpedoman pada prosedur dan instrumen yang telah disepakati pada tahap
perencanaan. Pengamat (Observer) tidak diperkenankan mengganggu proses
pembelajaran.
3. Refleksi (See)
Tujuan refleksi adalah untuk menemukan kelebihan dan kekurangan
pelaksanaan pembelajaran. Kegiatan diawali dengan penyampaian kesan dari
pembelajar (guru model) dan selanjutnya diberikan kepada pengamat. Kritik
dan saran diarahkan dalam rangka peningkatan kualitas pembelajaran dan
disampaikan secara bijak tanpa merendahkan atau menyakiti hati guru model
yang membelajarkan. Masukan yang positif dapat digunakan untuk
merancang kembali pembelajaran yang lebih baik.
Tahapan-tahapan kegiatan Lesson Study dapat memfasilitasi peningkatan
kualitas proses pembelajaran dan hasil belajar siswa.
Skema kegiatan Lesson Study disajikan pada Gambar 2.1
PLAN
(Merencanakan)
DO
(Melaksanakan)
SEE
(Merefleksi)
15
Lesson
Study
dapat
meningkatkan
profesionalisme
guru,
maka
pembelajaran
sehari-hari.
Peningkatan
praktik-praktik
pembelajaran akan bermuara pada peningkatan kualitas proses dan produk belajar
siswa. Dalam praktik pembelajaran, secara operasional Lesson Study dapat
dilaksanakan melalui 6 (enam) tahapan, yaitu (1) membentuk kelompok LS, (2)
memfokuskan LS, (3) Merencanakan Research Lesson (RL), (4) membelajarkan
dan mengamati RL, (5) mendiskusikan dan menganalisis RL, dan (6)
merefleksikan dan merencanakan kembali LS.
Tahapan Pertama : Membentuk Kelompok Lesson Study
Tahapan pertama ini, ada empat langkah kegiatan yang dapat dilakukan
yaitu sebagai berikut :
a) Merekrut anggota kelompok dari guru, dosen, pejabat pendidikan, dan
pemerhatipendidikan. Kriteria anggota adalah memiliki komitmen minat, dan
kemauan untuk melakukan inovasi dan memperbaiki kualitas pendidikan.
b) Membuat komitmen untuk menyediakan waktu khusus guna mewujudkan
atau mengimplementasikan Lesson Study. Para anggota kelompok biasanya
menyelenggarakan pertemuan rutin baik mingguan, bulanan, semesteran,
maupun tahunan dalam tahun ajaran tertentu.
c) Menyusun jadwal pertemuan tertentu mengingat pertemuan sangat sering dan
beragam. Jadwal juga sangat berguna dalam mengatur semua tugas yang
terkait dengan kegiatan anggota kelompok, termasuk tugas mengajar rutin.
16
17
siswa
belajar
akan
memandu
pelaksanaan
pembelajaran,
18
berikut: apa yang saat ini dipahami oleh siswa tentang topik ini? Apa yang
diinginkan untuk dipahami siswa pada akhir pembelajaran? Apa rentetan
pertanyaan dan pengalaman yang akan mendorong siswa untuk berpindah
dari pemahaman awal menuju pemahaman yang akan diinginkan? Bagaimana
siswa akan menjawab pertanyaan dan beraktivitas pada pembelajaran
tersebut? Apa masalah yang akan muncul? Bagaimana guru akan
menggunakan ide dan miskonsepsi untuk meningkatkan pelajaran tersebut?
Apa yang akan membuat pelajaran ini mampu memotivasi dan bermakna bagi
siswa? Apa bukti tentang belajar siswa, memotivasi siswa, perilaku siswa
yang harus dikumpulkan agar guru dapat mendiskusikan pembelajaran itu dan
membahasnya dalam tema penelitian yang lebih luas? Apa sajakah format
pengumpulan data yang diperlukan?
c) Mengundang pakar dari luar (bila memungkinkan). Pakar bisa dari guru,
dosen, atau peneliti yang memiliki pengetahuan tentang bidang studi dan atau
bagaimana membelajarkannya.
Tahapan Keempat : Membelajarkan dan Mengamati Research Lesson
Research Lesson yang telah direncanakan sudah dapat diimplemetasikan
dan diamati. Salah satu guru yang telah disepakati ditunjuk untuk membelajarkan
pelajaran (lesson) yang sudah ditetapkan, sedangkan anggota kelompok lain
sebagai pengamat. Pengamat berbagi tugas dan tugas utamanya adalah hanya
untuk mempelajari pembelajaran yang berlangsung, bukan membantu siswa.
Untuk mendokumentasikan research lesson dapat dilakukan dengan menggunakan
19
20
guru dalam melakukan refleksi. (a) Apakah yang berguna atau bernilai tentang
lesson study yang dikerjakan bersama? (b) Apakah lesson study membimbing guru
untuk berpikir dengan cara baru tentang praktek pembelajaran sehari-hari? (c)
Apakah lesson study membantu mengembangkan pengetahuan guru tentang mata
pelajaran serta pengetahuan tentang belajar dan perkembangan siswa? (d) Apakah
lesson study menarik bagi semua guru?
2.2.
Kerangka Pemikiran
Secara umum hasil belajar dan penguasaan terhadap konsep-konsep
kimia masih berada dalam kategori rendah. Untuk meningkatkan aktivitas dan
hasil belajar serta penguasaan terhadap konsep dasar kimia guru diharapkan
mampu berkreasi dengan menerapkan model ataupun pendekatan dalam
pembelajaran yang cocok dengan karakteristik materi yang akan diajarkan.
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Penelitian Lesson
Study) tidak hanya menguasai konsep dan materi pelajaran, tetapi juga memberi
rangsangan pemikiran siswa ke dalam suasana aksi dan melibatkan siswa lebih
aktif dalam kelas, lebih komunikatif antara siswa dengan guru, maupun antara
siswa dengan siswa dalam membuat proses pemikiran yang lebih optimal. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.2
Guru Mengajar
Model Pembelajaran
Pendekatan Lesson study
Plan
(Merencanakan)
Do
(Melaksanakan)
See
(Merefleksi)
21
Observer
Refleksi
Observer
Evaluasi
Hasil Belajar Siswa
Ganbar 2.2 Bagan Kerangka Pemikiran
2.3.
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian pustaka, maka hipotesis penelitian ini adalah
Implementasi Lesson study Dapat Meningkatan Hasil belajar dan aktivitas Siswa
Melalui Model Pembelajaran STAD dalam Pokok Bahasan Termokimia Pada
Siswa Kelas XI IPA di SMA Negeri 3 Raha.
22
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1.
3.2.
Negeri 3 Raha. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 SMA
Negeri 3 Raha yang berjumlah 36 siswa.
3.3.
berikut :
a. Faktor Siswa
1. Mengamati bagaimana kemampuan siswa dalam mempelajari dan
menyelesaikan soal kimia khususnya pada materi termokimia.
2. Mengamati aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung
b. Faktor guru
1. Mengamati persiapan administrasi dan perangkat pembelajaran serta
bagaimana memodelkan pembelajaran itu sesuai dengan fasenya.
2. Mengorganisasi dan membimbing siswa selama menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan pendekatan Lesson Study,
23
serta materi ajar yang digunakan apakah sesuai dengan kompetensi dasar
dan indikator hasil belajar.
3.4.
Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian ini menggunakan metode pengembangan sistem
pembelajaran yang diterapkan adalah lesson research dengan Lesson study model
Lewis (2002), dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe STAD.
Pelaksanaanya direncanakan berlangsung dalam 4 siklus yang disesuaikan dengan
alokasi waktu dan pokok bahasan yang dipilih yaitu materi termokimia. Setiap
siklus terdiri dari 3 kegiatan, yaitu, Perencanaan (plan), Pelaksanaan dan
Observasi (do), Refleksi (see).
PLAN 1
DO 1
SEE 1
SEE 2
DO 2
PLAN 2
PLAN 1
DO 3
SEE 3
SEE 2
DO 2
PLAN 2
24
sebagai
observer
akan
mengumpulkan
data
selama
pembelajaran berlangsung.
c. Refleksi (see), mengulas secara kritis tentang perubahan yang terjadi baik
pada siswa, suasana kelas mapun guru. Tujuannya untuk mengatasi
permasalahan, dengan memodifikasi perencanaan sebelumnya sesuai
dengan data lapangan. Proses pembelajaran yang sudah terlaksana perlu
dilakukan refleksi dan dianalisis segera setelah pembelajaran selesai.
Hasil refleksi digunakan sebagai masukan untuk perbaikan atau revisi
rencana pembelajaran berikutnya.
3.4.2. Siklus Kedua
Siklus kedua langkahnya dilakukan seperti tahapan-tahapan pada siklus
pertama tetapi didahului dengan perencanaan ulang berdasarkan hasil-hasil yang
diperoleh pada siklus pertama, sehingga kelemahan-kelemahan yang terjadi pada
siklus pertama tidak terjadi pada siklus kedua.
25
dua macam, yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Data ini diperoleh dengan
menggunakan lembar observasi dan laporan hasil pengamatan.
3.6.
Indikator Kerja
Sebagai indikator keberhasilan dari penelitian ini didasarkan pada
peningkatan hasil beajar , aktivitas siswa dan kriteria ketuntasan individu maupun
klaksial. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), kriteria
ketuntasan yang disyaratkan yakni siswa dikatakan tuntas secara individual jika
daya serapnya mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan
untuk setiap kompetensi dasar. Sedangkan tuntas klasikal (kelompok) tercapai
apabila 75% dari jumlah siswa telah mencapai daya serap minimal KKM
(Depdiknas, 2002).
3.7.
26
T
+100
T1
27
DAFTAR PUSTAKA
Fathurrahman, P. dan Sutikno, S. (2007). Strategi Belajar Mengajar Melalui
Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami. Bandung: Refika
Aditama.
Ibrahim. (2000). Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: UNESA-University Press.
Rachmadiarti, F. (2003). Pembelajaran Kooperatif. Jakarta: Depdiknas.
Situnggang, C. dkk. (2003). Kamus Belajar. Jakarta: Remaja Rosdakarya.
Sudjana, N. (1989). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Remaja
Rosdakarya.
Trianto.
(2007).
Model-model
Pembelajaran
Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Inovatif
Berorientasi