Abstrak - Statistical process control (SPC) adalah suatu teknik penyelesaian masalah yang digunakan untuk
memonitor, menganalisa serta memperbaiki produk dan proses, menggunakan metode statistik.
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa pengontrol temperatur pada ageing furnace terkontrol
secara statistik, ini dapat dilihat bahwa tidak ada data yang keluar dari batas kontrol atas (UCL) maupun
batas kontrol bawah (LCL) pada peta kontrol individual.
I. Pendahuluan
Penggunaan peralatan yang baik dan sesuai dengan kebutuhan merupakan salah satu
cara untuk menghasilkan produk yang berkualitas disamping elemen pendukung lainnya.
Untuk itu diperlukan suatu cara atau metode yang dapat memonitor dan mengevaluasi
kinerja pengontrol apakah bekerja dengan baik atau tidak, dalam hal ini metode yang
digunakan adalah statistical process control (SPC). Penggunaan SPC tidak secara langsung
memberikan solusi permasalahan, melainkan hanya memberi informasi yang berupa data
statistik yang ada pada permasalahan tersebut. Dari informasi ini diharapkan ada tindak lanjut
untuk mengatasi permasalahan yang ada. Metode SPC dapat digunakan untuk mengevaluasi
kinerja sistem kontrol berdasarkan data statistik dan dapat dijadikan referensi untuk
melakukan evaluasi dan perbaikkan kualitas kontrol. Statistical process control memiliki
beberapa keunggulan misalnya, dapat digunakan secara in-line, artinya proses tidak perlu
dimatikan pada saat pengambilan data, selain itu mudah dalam penggunaan.
Gangguan
Set Point
1
Controller Control Valve Process
Sensor
C(t)
Pada gambar 2.4 dibawah ini menunjukkan grafik respon sistem orde 2 untuk fungsi step.
C(t)
ζ=0,4
ζ =0,7
ζ=2,0
ωnt
Gambar 2.4 Grafik Respon Sistem Orde 2
2
2.2 Statistical Process Control ( SPC )
Statistical process control merupakan teknik penyelesaian masalah yang digunakan
untuk memonitor, menganalisa, dan memperbaiki produk dan proses menggunakan metode
statistik. Dengan menggunakan SPC dapat dilakukan analisis dan minimalisasi
penyimpangan atau kesalahan yang disebabkan oleh variasi atau kesalahan proses. Selain itu
juga bertujuan untuk mendeteksi adanya penyebab khusus (assignable cause) dalam variasi
atau kesalahan proses melalui analisis data.
2.2.1.1 Histogram
Histogram merupakan diagram berupa grafik balok yang dibentuk
dari distribusi frekuensi untuk menggambarkan penyebaran / distribusi data
yang ada, selain itu dapat juga untuk memperkirakan kemampuan proses.
Penggunaan histogram bertujuan untuk memberikan petunjuk dan informasi
terhadap reduksi dari variasi, yang dapat diketahui dari identifikasi dan
interpretasi dari gejala variasi tersebut.
3
1
−
X skor
Data yang akan dianalisa dengan SPC harus terdistribusi normal. Distribusi
normal merupakan merupakan distribusi teoritis dari variabel random yang kontinu.
Uji kenormalan digunakan untuk mengetahui seberapa jauh data menyimpang dari
distribusi ssecara toeritis. Cara pengukuran tendensi sentral terdiri dari rata-rata
(mean), median dan modus. Apabila data terdistribusi normal maka nilai-nilai
tersebut adalah sama.
Berdasarkan pengolahan data hasil uji kenormalan variabel chi square hasil
perhitungan (X2perhitungan) lebih kecil dari harga X2 tabel. Maka Ho diterima dan
data terdistribusi normal.
X2 perhitungan = 5,8007
X2 tabel = 13,277
4
Apabila data terdistribusi normal maka frekuensi yang diamati tidak menyimpang
jauh dengan frekuensi yang diharapkan.
V a lu e
Lower Upper
R e q u ire m e n t R e q u ire m e n t
Berdasarkan hasil pengolahan data temperatur pada ageing furnace pada bab
sebelumnya diperoleh histogram dari pengontrol temperatur, dimana seluruh datanya
berada dalam batas spesifikasi dan distribusi datanya berada disekitar set pointnya
185°C, yaitu tepatya di 185,15°C. Jadi dapat dikatakan prosesnya berjalan sesuai
dengan yang diharapkan.
5
Analisa kemampuan proses merupakan suatu tahapan yang harus dilakukan
dalam SPC. Analisa ini menguji variabilitas dalam karakteristik proses dan apakah
proses mampu menghasilkan produk yang sesuai dengan spesifikasi.
Kemampuan proses dinyatakan dengan variabel Cp dan Cpk. Indeks
Kapabilitas (Cp) menyatakan perbandingan antara bentangan spesifikasi dan
kemampuan proses atau dengan kata lain menyatakan kemampuan kinerja alat untuk
memenuhi spesifikasi proses. Sedangkan Indeks Kapabilitas Minimum (Cpk)
menyatakan perbandingan antara bentangan spesifikasi minimum terhadap rata-rata
(mean) dengan setengah bentangan proses.
3.2 Pembahasan
3.2.1 Uji Kenormalan
Berdasarkan pengolahan data hasil uji kenormalan variabel chi square hasil
perhitungan (X2perhitungan) lebih kecil dari harga X2 tabel. Maka Ho diterima dan
data terdistribusi normal.
X2 perhitungan = 5,8007
X2 tabel = 13,277
Apabila data terdistribusi normal maka frekuensi yang diamati tidak
menyimpang jauh dengan frekuensi yang diharapkan.
6
spesifiksinya adalah selisih USL dan LSL, diperoleh harga sebesar 5. Sehingga
pengontrol memiliki variability yang kecil, ini dapat dilihat dari nilai bentangan
prosesnya lebih kecil dari batas spesifikasi.
IV. Kesimpulan
Dari perhitungan kemampuan proses diperoleh nilai indeks kapabilitas proses (Cp)
sebesar 1,97 dan nilai indeks kapabilitas minimum (Cpk) sebesar 1,891. Harga ini lebih besar
dari 1,33 , dimana untuk kondisi ideal Cp>1,33. Ini berarti prosesnya memiliki kapabilitas
yang sangat baik, dan pengontrolnya capable.
V. Daftar Pustaka