Anda di halaman 1dari 18

Pengaruh produksi alam dalam

budidaya udang putih Litopenaeus


vannamei super-intensif dalam
sistem berbasis zero exchange
suspended mikroba-flok
Wilson Wasielesky Jr,, Heidi Atwood b, Al Stokes , Craig L. Browdy
PENDAHULUAN

 Sistem budidaya zero water exchange, pada budidaya udang super-


intensif dalam sistem raceway tertutup dianggap ramah lingkungan
karena dapat mencegah potensi penyebaran penyakit antara
populasi liar dan hewan budidaya serta pengakayaan limbah dari
buangan nutrisi (pakan) serta pencemaran perairan pesisir

 Namun, sebagai strategi yang relatif baru dalam produksi udang,


masih banyak harus dipelajari tentang manfaat biologi dan
potensial ekonomi produksi udang dalam sistem berbasis bioflok

 Dengan memahami perilaku makan udang dan kuantifikasi


konsumsi pakan udang maka akan dapat menyediakan informasi
berharga ttg culturists dalam meningkatkan manajemen pakan,
yang merupakan salah satu kunci dalam budidaya ditinjau dari
aspek ekonomi.
Lanjutan

Sistem budidaya zero water exchange mulai


didemonstrasikan pada tahun 1990-an oleh US dengan
produktivitas udang putih (L. vanamei) sebesar
5000kg/ha. (Hopkins et al., 1995; Browdy et al., 2001)
Keuntungan teknik ini yaitu mengurangi
penggunaan air, mengurangi debit air limbah dan
mengurangi dampak negatif ke lingkungan yang
dihasilkan oleh limbah pakan selama siklus produksi
Sistem zero Water Exchange pada budidaya kolam
mengurangi risiko pengenalan dan penyebaran penyakit
(McIntosh et al., 2000; Bratvold dan Browdy, 2001;
Samocha et al., 2001)
Baru-baru ini peningkatan produksi
tambak,beroperasi pada sistem raceways tertutup
dengan ZWE sehingga sekaligus mendapat manfaat
dari peningkatan produktivitas alam yang disediakan
secara bersamaan oleh strategi. Selain itu sistem ini
menawarkan tingkat peningkatan biosekuriti, serta
mempunyai kemampuan memproduksi udang
sepanjang tahun.
• Analisis proksimat jaringan udang baik 25% atau
35% CP kasar menunjukkan tingkat yang lebih tinggi
protein dan lemak dibanding jaringan dari udang
tanpan pemberian pakan.
• Persen protein jaringan udang berkisar antara
16,17% sampai 18,51% dan dari 10,56% menjadi
11,53% pada lemak hewan unfed mentah / minyak
berkisar antara 1,08% sampai 2,12% pada jaringan
udang dan dari 0,49% menjadi 0,52% pada unfed
hewan.
TUJUAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi


kontribusi gizi pada berbagai tingkat mikroalga /
flok bakteri terhadap kelangsungan hidup,
pertumbuhan, konsumsi makanan, dan FCR dari
juvenil Litopenaeus vannamei yang diberi pakan
dengan tingkat protein yang berbeda dalam tangki
PERCOBAAN

Percobaan 20 hari dievaluasi dengan 9 perlakuan,


tiga jenis air diberi pakan tiga jenis diet protein yang
berbeda, yaitu :
1. Air disirkulasikan sehingga bersih (raceways),
2. air disaring UV (clear water),
3. air yang mengandung mikroba flok dari zero
exchange super-intensif pada raceway unit
produksi, atau campuran 50:50 air bersih dan air
raceway.
Perlakuan Dosis pakan 0%, 25% atau 35% crude
protein
lanjutan

Perlakuan secara acak sampai 50 L, mesh ditutupi


keranjang plastik yang dapat menerima setiap jenis air.
Setiap perlakuan terdiri dari lima ulangan, masing-
masing berisi 44 udang, dengan berat rata-rata 1,82 tebar
± 0,71 g untuk kerapatan akhir 300 per m2. Udang di
setiap perlakuan (kecuali perlakuan yang tidak diberi
pakan) diberi makan 3 kali sehari melalui pakan nampan
yang dirancang khusus.
Konsumsi pakan dan FCR dihitung berdasarkan berat
badan, kelangsungan hidup, jumlah pakan yang
dikonsumsi, kehilangan pakan melalui pencucian
HASIL

 Tidak ada perbedaan yang signifikan untuk parameter kualitas air


dalam setiap perlakuan, kecuali untuk parameter salinity, Secchi,
Chlorophyll α, dan inorganic nitrogen parameter

 Tidak ada perbedaan yang signifikan (P> 0,05) pada kelangsungan


hidup udang antara perlakuan pakan diet CP 25% dan 35% , tetapi
ada perbedaan yang signifikan antara perlakuan
untuk udang unfed (P <0,05)

 Ada perbedaan signifikan laju pertumbuhan antara perlakuan yang


diberi pakan diet CP 35% dengan perlakuan lainnya.
 berat akhir, berat akhir biomassa, dan biomass/m2 secara
signifikan lebih tinggi (P <0,05) pada perlakuan 35% CP pada
raceway.
Hasil

Pertumbuhan

Pertumbuhan antara
perlakukan tidak ada
perbedaan spesifik
Perbedaan terjadi
antara pemberian
pakan 25 % dengan 35
% CP
FCR

Perbedaan terjadi pada


perlakukan air jernih
dengan sistem race way
FCR sistem race way
lebih rendah
Kualitas air
Secara umum tidak ada perbedaan yang spesifik
pada kulitas air
Perbedaan yang signifikan antara perlakuan untuk
salinitas, Secchi, Klorofil α, dan parameter nitrogen
anorganik (P <0,05)
Pertumbuhan
Tidak ada perbedaan yang signifikan (P> 0,05)
pada kelangsungan hidup antara perawatan air
untuk makan udang 25% atau 35% CP diet
(kisaran = 98,2% sampai 100%) tetapi ada
perbedaan yang signifikan antara perawatan air
untuk udang unfed (P <0,05)
Kesimpulan

Berat badan, biomassa akhir, konsumsi pakan dan


FCR jauh lebih tinggi (P <0,05) pada perlakuan yang
diberi pakan 35% protein pakan. Hasil ini
menunjukkan hubungan positif antara parameter
pertumbuhan dan kandungan protein pakan dalam
sistem ini, dan menegaskan manfaat produktivitas
alami untuk produksi L. vannamei
DAFTAR PUSTAKA

Bratvold, D., Browdy, C.L., 2001. Effects of sand sediment and vertical surfaces
(AquaMats™) on production, water quality, and microbial ecology in an
intensive Litopenaeus vannamei culture system. Aquaculture 195, 81–94.
Hopkins, J.S., Sandifer, P.A., Browdy, C.L., 1995. Effect of two feed protein levels
and feed rate combinations on water quality and production of intensive
shrimp ponds operated without water exchange. J. World Aquac. Soc. 26,
93–97.
McIntosh, D., Samocha, T.M., Jones, E.R., Lawrence, A.L., McKee, D.A., Horowitz,
S., Horowitz, A., 2000. The effect of a bacterial supplement on the high-
density culturing of Litopenaeus vannamei with low-protein diet in
outdoor tank system and no water exchange. Aquac. Eng. 21, 215–227.
Samocha, T.M., Lawrence, A., Collins, C.R., Emberson, C.R., Harvin,J.L., Van Wyk,
P.M., 2001. Development of integrated, environmentally sound, inland
shrimp production technologies forLitopenaeus vannamei. In: Browdy,
C.L., Jory, D.E. (Eds.), The New Wave, Proceedings of the Special Session
on SustainableShrimp Culture, Aquaculture 2001. The World
Aquaculture Society, Baton Rouge, USA, pp. 64–75.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai