Anda di halaman 1dari 2

Laporan juru dakwah

Oleh: H. Mas’oed Abidin

Laporan dari lapangan dakwah yang jauh itu seharusnya


menjadi masukan bagi lembaga-lembaga dakwah untuk di-
informasikan secara merata kepada Kelompok Kerja, sehingga feed
back yang di munculkan relevan dengan kondisi yang di hadapi di
daerah binaan.
Dukungan peralatan dakwah, seperti alat transportasi
juru dakwah (du’aat) bagi percepatan gerak dakwah ilaa Allah
terutama di daerah binaan yang sulit seperti Lunang, Silaut, Sitiung,
Solok Selatan, dan Mentawai secara bertahap perlu mendapatkan
dukungan perhatian.
Penyeragaman santunan mukafaah para juru dakwah.
Oleh lembaga pendukung gerakan dakwah sangat berperan memacu
gerak juru dakwah dalam mengemban tugasnya.
Untuk keperluan ini dapat di intensifkan pendanaan dari
BAZIS, peluncuran Dompet Dakwah pada harian-harian lokal,
penggarapan infaq dari para muhsinin, pemanfaatan sumbangan para
perantau untuk masjid, marbot, petugas masjid, guru-guru madrasah
di daerah-daerah binaan. Mengusahakan pinjaman modal kerja untuk
peningkatan taraf kesejahteraan juru dakwah yang bisa di angsur
dengan nafkah bulanan dalam keikut sertaan juru dakwah dalam
program PIR Sawit di Sitiung, Lunang, Pasaman, Solok Selatan, dan
Mentawai), atau beragam usaha sesuai dengan keterampilan para
juru dakwah sangat perlu menjadi perhatian seluruh pihak terkait.
Di harapkan dengan itu para du’aat betah tinggal di daerah
binaan, terjadi proses kelangsungan pembinaan berkesinambungan
dan penyuluhan terpadu, terarah yang langsung hidup di tengah umat
binaan.
Penyiapan materi dakwah oleh lembaga-lembaga dakwah,
yayasan-yayasan keagamaan Islam, instansi terkait dan Departemen
Agama, termasuk peraturan-peraturan pemerintah yang harus
disampaikan oleh para juru dakwah kepada umat binaan di daerah
IDT dan sulit itu perlu disiapkan secara rutin. Mengikut sertakan
juru dakwah dalam kegiatan-kegiatan lintas sektoral yang
berkaitan dengan pembinaan umat dibidang mengentaskan segera
problema kemiskinan dan pembinaan keluarga sejahtera perlu selalu
digiatkan.
Pengamatan selama ini dalam waktu tigapuluh dua tahun
masa yang telah berlalu, ada beberapa kesalahan sikap dasar yang
menjadi celaaan dari pelaksana birokrasi lapis terbawah terutama
yang diterapkan di daerah-daerah sulit dan rawan, dan seringkali
disertai intimidasi, penekanan-penekanan amat sistimatik, seakan
tidak akan berhenti telah lama berlaku. Akhirnya menghimpit
bangsa dilapis terbawah.

1
Bangsa yang besar menjadi sangat kecil tatkala penipuan
dalam demi pembangunan dibenarkan. Penipuan dalam kemasan
proyek-proyek berlaku seakan sebagai suatu keharusan. Penindasan
hak-hak masyarakat dianggap sebagai suatu kewajaran. Kondisi
seperti itu semestinya dirubah dan sudah di hapuskan untuk
menatap kedepan. Nilai-nilai kepatuhan mestinya ditampilkan dalam
bentuk pelaksanaan perintah Allah dan disiplin berbangsa.
Kepatuhan kepada manusia yang selama ini telah menduduki
posisi melebihi ketaatan kepada Allah SWT harus ditinggalkan,
sebagai bukti ketaqwaan kepada Khaliq. Masyarakat mesti
ditumbuhkan dengan disiplin ibadah supaya terbebas dari jiwa
pengecut yang harus menerima apa adanya tanpa ada keinginan
untuk merubah.
Dalam era reformasi dan keterbukaan sikap kejujuran dan
transparansi perlu dipelihara dengan subur.

Memfungsikan secara maksimal Bakor Dakwah. Di daerah


binaan terutama daerah Transmigrasi di Pasaman, Sitiung, Lunang-
Silaut, Solok Selatan, dan Mentawai, juru dakwah ini jumlahnya
cukup besar, lebih dari 170 orang yang berasal dari LDK
Muhammadiyah, Dewan Dakwah, Rabithah, IIRO, MUI, Yayasan
Muballigh, serta Depag. Belum terhitung juru dakwah lokal di bawah
koordinasi Bakor-Dakwah. Potensi besar yang sangat bermanafaat
untuk gerakan dakwah dan pembangunan umat.
Peran da’I dan Bakor Dakwah di era reformasi, khususnya di
Sumatera Barat dalam melangkah ke era globalisasi, semestinya
mampu memerankan dan menampilkan sikap mandiri yang merdeka
tanpa tekanan.
Kemandirian sikap Bakor Dakwah dengan optimisme yang
tinggi dan program dakwah yang intensif diwilayah dakwah sulit
tidak akan mengalami halangan berat kedepan, selama lembaga-
lembaga dakwah dan pemerintah daerah mampu memberikan
sumbangan saran dan memotivasi kepada para juru dakwah di lintas
sektoral maupun departemental yang tengah bertugas di daerah-sulit
maupun daerah IDTdan daerah rawan. Kunci keberhasilan
pembangunan dan dakwah terletak kepada kemampuan merakit
kebersamaan. Semoga Allah Swt tetap memberikan kekuatan kepada
kita semua. Amin. 

Padang, Juli 1999.

Anda mungkin juga menyukai