OLEH:
Dra. Lien Suharlinah
Drs. Madi Hermadi
ABSTRAK
Salah satu cara penangulangan korosi pada Tiang Pancang Pipa Baja jembatan,
khususnya untuk bagian yang berada di lingkungan air dan atau tanah, adalah
dengan Proteksi Katodik Anoda Korban. Cara ini dilakukan karena cara lain yang
umum dilakukan pada penanggulangan korosi, yaitu dengan cara pengecatan,
relatif sulit dilakukan di dalam media air dan atau tanah. Proteksi katodik anoda
korban adalah suatu teknik penanggulangan korosi dengan cara menghubungkan
logam yang akan diproteksi dengan logam lain yang dikorbankan (anoda Seng,
Magnesium, dan Alumunium) dalam media elektrolit sehingga membentuk suatu sel
listrik. Logam yang dijadikan sebagai anoda korban harus mempunyai potensial
listrik lebih negatif dari logam yang diproteksi. Pada sel ini, katoda tidak akan
terkorosi karena memiliki cukup elektron sedangkan anoda akan terkorosi hangga
habis sesuai umur rencana dan harus diganti dengan anoda baru. Agar teknologi
penanggulangan korosi ini dapat tersosialisasi lebih luas maka pada makalah ini
akan disampaikan hal-hal mengenai penanggulangan korosi tiang pancang pipa
baja jembatan dengan cara proteksi katodik anoda korban yang meliputi prinsip-
prinsip umum, bahan anoda dan parameter yang digunakan dalam
perencanaannya. Sampai saat ini, memang masih sedikit jembatan yang diproteksi
katodik. Namun dari hasil pengamatan terhadap jembatan yang diproteksi diketahui
bahwa sampai umur rencana proteksi katodik anoda korban tiang pancang pipa
baja jembatan (jembatan Cisadane dan Jembatan Kedung Gede) relatif tidak
terkorosi.
1. PENDAHULUAN
Korosi tiang pancang pipa baja adalah menurunnya mutu tiang pancang pipa baja
akibat bereaksi dengan lingkungan secara elektrokimia. Korosi akan terjadi apabila
terdapat anoda, katoda, elektrolit, dan hubungan listrik antara anoda dan katoda.
Anoda dan katoda terjadi apabila terdapat dua logam yang memiliki potensial listrik
yang berbeda. Pada tiang pancang pipa baja, anoda dan katoda dapat terbentuk
akibat mutu baja yang tidak seragam atau lingkungan yang menyebabkan
terjadinya perbedaan potensial listrik pada bagian-bagian tiang pancang pipa baja.
Apabila pada anoda dan katoda ini terdapat hubungan listrik (kontak satu sama
lain) dan keduanya berada pada lingkungan air atau tanah yang bersifat elektrolit
dan memiliki tahanan jenis yang rendah, maka akan terjadi proses korosi dimana
bagian baja yang berfungsi sebagai anoda akan rusak dan membentuk karat.
Anoda
Elektron
(Fe, Platina, Besi tuang)
e
e
Katoda
Elektrolit
Katoda e
lokal e
Anoda
lokal
Arus proteksi
Arus listrik pada sistem ini dialirkan ke permukaan logam yang diproteksi melalui
anoda pembantu, misalnya Anoda Graphite, Baja, Platina, dan Besi Tuang.
Keuntungan besar dari metoda arus terpasang adalah bahwa sistem ini dapat
menggunakan anoda inert atau anoda yang tahan karat seperti platina dan
karbon. Metode ini tidak disampaikan lebih terperinci pada makalah ini.
Arus Elektrolit
Katoda
Anoda
(Zn, Mg, Al)
Elektron
e
e
e
e Anoda
Katoda lokal
lokal
Arus proteksi
Anoda korban harus terbuat dari logam yang mempunyai potensial listrik lebih
rendah dari logam yang diproteksi (Lihat Tabel 1). Logam yang diproteksi dalam hal
ini adalah tiang pancang pipa baja jembatan. Dengan demikian maka akan terjadi
aliran elektron (supley elektron) dari anoda ke katoda yang berlangsung secara
terus menerus sampai logam anoda yang dikorbankan habis.
Anoda yang digunakan pada proteksi katodik tiang pancang pipa baja jembatan
dengan metoda anoda korban biasanya digunakan logam paduan dari Magnesium,
Seng, dan Alumunium sebagaimana tampak pada Tabel 2 berikut.
Bahan anoda korban yang umum untuk baja dalam air laut adalah Seng. Humphrey
Davy dalam tahun 1824 melaporkan keberhasilan penggunaan anoda Seng untuk
melindungi pelapis tembaga pada kapal perang. Seng digunakan untuk proteksi
katodik di air laut dan air tawar, Seng khususnya sangat sesuai untuk proteksi
katodik di kapal-kapal yang bergerak antara air laut dan air sungai ( muara sungai ).
Anoda Seng yang digunakan untuk melindungi bantalan-bantalan tangki, pengubah
panas, dan banyak komponen-komponen mekanis pada kapal, pembangkit listrik
pantai, dan struktur-struktur di pantai. Anoda Magnesium adalah anoda korban
yang biasa dispesifikasikan untuk penggunaan ditanam di dalam tanah. Khusus
anoda Magnesium di Amerika Serikat tersedia dengan kemasan terbungkus
lempung bentonit di dalam kantong kain. Bungkus ini menjamin bahwa anoda akan
bersifat konduktif lingkungan dan mudah terkorosi. Beberapa anoda Magnesium
telah digunakan untuk struktur lepas pantai. Alumunium juga digunakan pada
struktur lepas pantai di mana beratnya yang ringan dan menguntungkan,
Alumunium tidak pasif di dalam air garam bila ada tambahan logam paduan tertentu
seperti Titanium, Antimon, dan Merkuri.
Gambar 3
Pengukuran potensial tiang pancang pipa baja dengan alat multimeter
Anoda yang akan digunakan diidentifikasi karakteristik dan jenisnya, terutama untuk
mengetahui komposisi bahan anoda, ukuran, berat bersih, berat kotor, core,
potensial dan density. Data ini biasanya tertulis pada pembungkus anoda ketika
dibeli dari penyalur.
3.6 Perhitungan arus yang dihasilkan anoda dalam air dan dalam tanah
I0 =
(E − E ) − E
1 1
1
2
R
Keterangan:
I0 = arus yang dihasilkan anoda, Ampere E2 = potensial pipa, Volt
E1 = potensial anoda, Volt R = tahanan anoda, Ω
E11 = potensial drop, Volt
Dengan memperkirakan luas permukaan baja dalam m2 maka rapat arus dapat
dihitung sebagai berikut.
Misal:
Sistem proteksi katodik hanya efektif pada lingkungan berair atau lembab. Karena
itu, anoda korban pada sistem proteksi katodik harus selalu dalam keadaan
terendam atau ditanam pada tanah yang basah. Untuk dapat menempatkan anoda
korban dengan baik, perlu dilakukan pengecekan terhadap tinggi muka air minimum
dan kelandaian dasar sungai.
Efektifitas proteksi katodik anoda korban pada tiang pancang pipa baja dapat dilihat
dengan melakukan pengukuran potensial tiang pancang pipa baja dan pH air dan
tanah yang menjadi lingkungan tiang pancang pipa baja tersebut. Proteksi katodik
anoda korban dapat mencegah korosi pada tiang pancang pipa baja apabila pada
diagram potensial-pH berada pada posisi kebal dari korosi (imune) sebagaimana
yang ditunjukkan pada Gambar 9.
Terjadinya serangan korosi akibat adanya cacat pada coal tar epoxy diatasi dengan
cara proteksi katodik. Desain proteksi katodik ini dibuat dengan umur proteksi ± 10
tahun. Sesuai dengan kondisi lingkungan setempat jembatan Muara Tembesi dan
arus proteksi yang dibutuhkan, maka proteksi katodik dengan cara pengorbanan
anoda dipandang yang paling tepat untuk dilaksanakan.
6.3 Anoda
Karakteristik anoda yang digunakan pada kasus ini adalah sebagaimana tertera
pada Tabel 4 berikut.
Dalam tanah
0,00521 ρ 8.L
Rv = 2,3 log −1
L d
Keterangan : Rv = tahanan anoda vertikal dalam tanah, Ω
ρ = tahanan jenis bahan backfill /tanah, Ω cm
L = panjang anoda, feet
d = diameter, feet
Dari hasil pengukuran di lapangan diperoleh data ρ tanah 3700 Ω cm, ρ back
fill 50 Ω cm, L 8 feet, d 0,5 feet, ukuran back fill 6” x 8” (15,24 cm x 20,32 cm),
tahanan dalam (Internal resistance) 0,072 Ω . Maka setelah dihitung diperoleh
tahanan anoda dalam tanah (Rv) 9,268822 Ω .
I0 =
(E − E ) − E
1 1
1
2
R
Keterangan : I0 = arus yang dihasilkan anoda, Ampere
E1 = potensial anoda, Volt
E11 = potensial drop, Volt
E2 = potensial pipa, Volt
R = tahanan anoda, Ω
Total = 350,00 lt
Hasil penyelidikan korosifitas Tiang Pancang Pipa Baja yang dilakukan pada tahun
1995 menunjukkan bahwa dari dari 28 jembatan yang dikaji hanya 2 (dua)
jembatan (Jembatan Cisadane I dan Jembatan Kedunggede) yang memiliki Tiang
Pancang Pipa Baja diproteksi dari korosi dengan metoda Proteksi Katodik Anoda
Korban dan itupun umur proteksinya sudah habis. Pada saat pengkajian tersebut
tingkat korosi Tiang Pancang Pipa Baja dari Jembatan Cisadane dan Jembatan
Kedunggede masuk ke dalam tingkat korosi ringan sebagaimana yang ditunjukkan
pada Tabel 9.
Dari data pada Tabel 9 di atas, umur jembatan yang dikaji bervariasi dari 1 tahun
sampai 15 tahun. Tiang Pancang Pipa Baja jembatan Cisadane I (umur 5 tahu) dan
Kedunggede (umur 9 tahun) telah diproteksi dari korosi dengan Metoda Proteksi
Katodik Anoda Korban namun telah habis umur rencana selama 5 tahun. Tingkat
korosi masing-masing Tiang Pancang Pipa Baja relatif lebih baik untuk umur
jembatan yang sama di banding jembatan lainnya.
8. KESIMPULAN
8.1 Penanggulangan korosi Tiang Pancang Pipa Baja Jembatan yang berada
di lingkungan air dan atau tanah dapat dengan cara Proteksi Katodik
Anoda Korban.
8.2 Perencanaan Proteksi Katodik Anoda Korban pada Tiang Pancang Pipa Baja secara
umum terdiri dari a) pengukuran luas tiang pancang pipa baja yang terdiri dari luas
dalam air dan luas dalam tanah, b) Pengukuran potensial tiang pancang baja, c)
Pengukuran tahanan jenis air dan tanah tempat tiang pancang dipasang, d) Identifikasi
karakteristik dan jenis anoda, e) Perhitungan tahanan anoda dalam air dan dalam
tanah, f) Perhitungan arus yang dihasilkan anoda dalam air dan dalam tanah, g)
Perhitungan umur proteksi dalam air dan dalam tanah, h) Pengukuran rapat arus dan
perhitungan arus proteksi yang diperoleh dari pengukuran luas permukaan luar pipa
baja dalam air dan dalam tanah dikalikan dengan rapat arus dalam air dan dalam tanah,
i) Penghitungan kebutuhan minimum anoda diperoleh dari arus proteksi dibagi dengan
arus yang dihasilkan anoda.
8.3 Tiang Pancang Pipa Baja yang terproteksi secara Proteksi Katodik berada
dalam keadaan tahan dari korosi (immune) yang ditandai dengan nilai
potensial lebih kecil dari –0,8 Volt (untuk elektroda pembanding Ag/AgCl) atau
lebih kecil dari –0,85 Volt (untuk elektroda pembanding Cu/CuSO4).
DAFTAR PUSTAKA