Anda di halaman 1dari 3

PATOFISIOLOGI INFEKSI SSP

Infeksi SSP dapat melalui:

 HEMATOGEN, melalui pembuluh darah atau terjadi setelah adanya bakteriemia atau
viremia oleh karena infeksi ditempat lain.

 PERCONTINUITATUM, adanya peradangan organ / jaringan di dekat selaput otak misal


infeksi dari sinus paranasalis, mastoid, abses otak, sinus cavernosus.

 INPLANTASI LANGSUNG, pada trauma kepala terbuka, fraktur basis kranii, tindakan
bedah otak, lumbal pungsi sehingga bisa menimbulkan kelainan pada anatomi jaringan
yang melindungi sistem saraf pusat.

MENINGITIS

Mikroorganisme seperti bakteri, virus, jamur dan protozoa masuk ke sistem saraf pusat melalui
hematogen, perkontinuitatum, trauma, prosedur bedah atau ruptur serebri. Terjadi inflamasi pada
piamater, arachnoid dan cairan serebrospinal sehingga bisa menyebabkan hidrosefalus.
Kemudian mikroorganisme penyebab meningitis akan menyebar ke saraf spinal dan sarah cranial
sehingga akan timbul kerusakan neurologis.

Pembuluh darah meningeal mengalami hiperemia dan terjadi penyebaran sel PMN ke dalam
ruang subaraknoid kemudian timbul eksudat. Inflamasi juga terjadi pada vena sehingga dapat
menimbulkan trombosis, infark otak, edema otak & degenerasi neuron-neuron. Hal-hal ini dapat
menimbulkan kerusakan sarah cranial dan hidrosefalus komunikan.
ENSEFALITIS

A. Ensefalitis viral

Pada umumnya virus ensefalitis masuk melalui sistem limfatik. Di dalam sisem limfatik
ini terjadi perkembangbiakan dan penyebaran kedalam aliran darah dan mengakibatkan infeksi
pada beberapa organ. Pada stadium ini (fase ekstraneural), ditemukan penyakit demam
nonpleura, dan sistemis. Kerusakan neurologis disebabkan oleh:

(1) invasi langsung dan destruksi jaringan saraf oleh virus yang berproliferasi aktif

(2) reaksi jaringan saraf terhadap antigen-antigen virus

B. Ensefalitis bakteri

Organisme piogenik masuk ke dalam otak melalui peredaran darah, penyebaran langsung,
dan komplikasi luka tembus. Penyebaran melalui peredaran darah dalam bentuk sepsis atau
berasal dari radang fokal di bagian lain di dekat otak. Penyebaran langsung dapat melalui
tromboflebitis, osteomielitis, infeksi telinga bagian tengah dan sinus paranasalis.
Mula-mula terjadi peradangan supuratif pada jaringan otak. Biasanya terdapat di bagian
substantia alba, karena bagian ini kurang mendapat suplai darah. Proses peradangan ini
membentuk eksudat, trombosis septik pada pembuluh-pembuluh darah dan agregasi leukosit
yang sudah mati. Di daerah yang mengalami peradangan tadi timbul edema, perlunakan dan
kongesti jaringan otak disertai peradangan kecil. Di sekeliling abses terdapat pembuluh darah
dan infiltrasi leukosit. Bagian tengah kemudian melunak dan membentuk ruang abses. Mula-
mula dindingnya tidak begitu kuat, kemudian terbentuk dinding kuat membentuk kapsul yang
konsentris. Di sekeliling abses terjadi infiltrasi leukosit PMN, sel-sel plasma dan limfosit. Abses
dapat membesar, kemudian pecah dan masuk ke dalam ventrikulus atau ruang subarakhnoid
yang dapat mengakibatkan meningitis.

Anda mungkin juga menyukai