Anda di halaman 1dari 2

SEPUCUK SURAT UNTUK ANANDA

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh…..

Anakku sayang,

Bagaimana kabarmu? Ibu berharap Allah melimpahimu kesehatan, rahmat dan keberkahan.
Ketika menulis surat ini, ibu sedang memandangi fotomu dan sejenak ibu tersadar bahwa Ibu
telah menjadi tua. Sementa engkau telah berubah menjadi sosok muda yang ceria, penuh
dinamika dan penuh cita-cita.

Anakku,

Ibu tulis surat ini, agar ibu bisa leluasa bercerita padamu. Bahwa engkaulah permata hati Ibu,
kebanggaan Ibu, yang Ibu harapkan kelak menjadi penolong ibu di hadapan Allah dengan
serangkum do’a anak nan sholeh.

Anakku,

Semenjak kelahiranmu, Ibu semakin tersadar betapa kecilnya Ibu di hadapan Ilahi. Kelahiranmu
adalah anugrah sekaligus amanah. Tumbuh dewasamu adalah karena kemurahan rahmat Allah
semata-mata.

Anakku yang sangat Ibu sayangi,

Sembilan bulan Ibu mengandungmu dalam keletihan dan kepayahan, kesabaran Ibu
membuahkan anugrah berupa lahirmu di dunia. Tangis pertamamu adalah obat rasa lelah ibu.
Amanah Allah telah menanti untuk mengasuh dan membesarkanmu. Ibu berusaha
menunaikannya, menyusuimu dengan penuh cinta, mengasuhmu, mengajarkanmu kalimat-
kalimat mulia dan menuntunmu berjalan menuju kedewasaan. Ibu membimbingmu mengenal
huruf demi huruf, mengajarkan ayat demi ayat, mengenalkan hakekat kehidupan, alam semesta
dan Sang Pencipta. Ibu ajarkan kepadamu bahwa wujud syukur kita atas kenikmatan alam
semesta adalah ketaatan kita pada sang Pencipta, Allah subhanahu wa ta’ala.

Kini engkau telah dewasa,

Ibu bangga padamu, engkaulah harapan Ibu. Engkau tumbuh menjadi sosok muda yang cerdas
dan tangguh, yang berusaha tegar di jalan ketakwaan. Engkau tumbuh dengan kesadaran
bahwa kehidupan dunia adalah ladang amal untuk bekal kehidupan mulia yang kekal kelak di
akhirat.

Namun ibu gelisah……. Namun Ibu miris……..

Masih banyak teman sebayamu tak menyadari kemuliaan hidup karunia Ilahi. Teman-temanmu
berhura-hura dengan kebebasan yang mereka agungkan. Mereka melecehkan diri dengan
mengumbar aurat sesuka hati. Bisikan syetan “fashion dan mode” membuat mereka bergaya
dengan pakaian yang mengundang birahi. Baju ketakwaan yang dulu senantiasa Ibu ajarkan
sebagai baju utama, sama sekali tak mereka kenal pun tak jadi pilihan bagi mereka.

Anakku,

Ibu sangat khawatir denganmu. Mampukah engkau terselamatkan dari pergulan yang sudah
demikian rusak? Ribuan anak sebayamu menerjuni profesi hina, tampil tak pantas di depan
kamera bahkan berbuat zina tanpa takut dosa. Gaya gaul anak seusiamu kian membuat Ibu
mengelus dada. Hati Ibu makin sedih melihat media bergambar tak pantas bertebaran dengan
bebas, bahkan adik-adik kecil depan rumah kita akrab dengan gambar merusak moral dari
komik/majalah yang dijual depan sekolah. Sementara anak-anak yang lain bercengkrama
dengan perilaku melanggar norma agama melalui video game dan internet.

Sungguh anakku,

Ibu sangat bangga akan ketegaranmu dalam ketaatan pada Allah dan Rasul-Nya. Ibu berharap
engkau tak terhanyut arus pergaulan rusak. Ibu bangga karena engkau memilih berbausana rapi
menutup aurat karena taat kepada Allah. Ibu bangga melihatmu menjaga diri dalam pergaulan
meskipun banyak kawanmu berkomentar padamu “Kamu nggak gaul” ataupun “Kamu sok
alim”.

Anakku,

Jadilah mentari penerang bagi suramnya kehidupan generasimu yang kehilangan nilai moral
kesopanan dan ketaatan pada Allah. Jadilah pemimpin dalam kebaikan, yang memancarkan
cahaya kemuliaan dari ketaatan pada syari’atNya. Semoga kebaikan surga adalah balasan
terbaik bagi keberanianmu tampil berbeda.

Anakku,

Di tengah kehidupan masyarakat yang kian individualis, masyarkatpun acuh dengan akibat yang
muncul dari maraknya tindak asusila. Negarapun seolah diam dan membolehkan saja tindakan
tak bermoral selama tak ada yang merasa dirugikan. Sungguh nasib generasi dalam ancaman.
Ibupun tak ngin diam. Ibu ingin bersama dengan ibu-ibu yang lain bergerak menyelamatkan
putra-putri kami dari ancaman pornografi dan pornoaksi. Kami para ibupun ingin putra-putri
yang sholeh-sholehah, yang menjadi penyejuk mata, pembangun peradaban.

Anakku sayang,

Marilah kita bersama berjuang. Serukanlah pada teman sebayamu untuk menaati syari’at Allah,
menjauhi maksiat, menjauhi pornografi dan pornoaksi. Ibu bersama para ibu lain juga akan
berteriak lantang, agar masyarakat juga peduli generasi, menyelamatkan generasi dari virus
pornografi. Para ibu juga akan meminta Pemerintah tegas bertindank terhadap pelaku
pornografi dan pornoaksi hingga nasib generasi tak sesuram saat ini. Anakku mari kita teguhkan
langkah kaki dalam perjuangan ini, mengharap lahirnya generasi cemerlang pembangun
peradaban bangsa ini. Semoga Allah meridhoi upaya kita, anakku.

Wassakamu’alaikum wr. Wb.

Salam sayang dari Ibu

Anda mungkin juga menyukai