Anda di halaman 1dari 2

PERAN GURU

Indonesia termasuk negara yang hampir seluruh diseminasi pendidikannya


dipercayakan kepada sekolah. Tidak ada lembaga lain kecuali sekolah yang mendapat
dukungan dan perlindungan pemerintah sedemikian rupa, semata-mata untuk mencapai
tujuan pendidikan bangsa itu. Untuk kepentingan tersebut, guru-lah yang mendapat
kepercayaan penuh untuk menjalankan amanah yang spesifik dan vital itu.
Konsekuensinya ialah bahwa Indonesia sebagai sebuah prinsip harus diposisikan
sebagai kekuatan yang berperan melawan keterbelakangan sekaligus berperan
membangun kemajuan.
Dengan posisi guru yang begitu strategis adalah ironis bahwa guru muncul dengan citra
sebagai kelompok yang di zhalimi. Ini ironis, sebab guru sendiripun rupanya kurang
menyadari daya tawar mereka yang begitu tinggi. Adalah karakteristik bahwa yang
diperjuangkan oleh guru terfokus pada peningkatan gaji yang tidak signifikan nilai
minimalnya. Tiga ratus persen kenaikan gaji adalah kenaikan yang sangat rendah dilihat
dari tanggung jawab guru mendidik generasi muda.
Dalam “perjuangan” guru selama ini, kesejahteraan kebendaan terpaksa justru menjadi
agenda utama. Agenda perkembangan profesionalisme terdesak ketempat marginal,
sehingga guru sendiri sudah tidak mampu memaknai kinerja professional tanpa
diimbangi dengan peningkatan kesejahteraan. Karena itu guru mengaitkan peningkatan
kesejahteraan dengan peningkatan kompetensi professional. Betulkah ini ? mestinya,
kaitan itu memang ada, tetapi sebagaimana yang diamati sampai sekarang, kaitan itu
masih berbentuk sebuah kaitan yang rapuh. Dunia sudah mengetahui apa yang
diminta oleh guru, tetapi yang belum diketahui, apa yang diberikan oleh guru,
karena :
1. Guru hanya sebagai Operator Pengekor dan sudah cukup puas melaksanakan
program sekolah yang seluruhnya intervensi dari luar.
2. Guru sudah cukup merasa puas walaupun tidak perlu berfikir sebagai
pelopor, karena orang lain telah berfikir untuk mereka.
3. Guru sudah merasa lebih aman menjadi buruh sekolah daripada menjadi
guru, karena telah kehilangan idealisme dan heroisme untuk turut menentukan
arah perkembangan anak bangsa, maka sekedar penambahan biaya hidup tentu
menjadikan kehidupan guru lebih baik dan meningkatkan kesejahteraan materiil
guru.

Realitas apa yang nampak dalamkehidupan? Sampai hari ini, kita dapat semakin mudah
mengamati bahwa semakin banyak orang menjadi guru karena tidak mempunyai
pilihan lain yang lebih baik.
Implikasinya sudah sangat jelas, kehadiran guru yang berasal dari tingkat sosial
ekonomi dan sosial budaya dengan aspirasi dan orientasi kelas bawah, berpotensi
menciptakan konflik nilai ketika memasuki lembaga sekolah yang lebih berorientasi
pada nilai kelas menengah keatas.
Organisasi guru masih lebih banyak wujud sebagai organisasi berkumpulnya
kaum guru yang senasib, tetapi belum muncul sebagai organisasi professional dari
kelompok professional yang mampu memunculkan inovasi strategis terhadap berbagai
masalah kependidikan yang tertancap didepan mata. Yang terjadi adalah penggalangan
kekuatan massa, umumnya untuk kepentingan non professional. Akibatnya, tumbuh
organisasi guru yang belum dinikmati kehadirannya oleh masyarakat dan belum
dirasakan kemanfaatannya oleh anak didik.
Kalau itu yang terjadi dimasa lalu, bagaimana sekarang?
Dan bagaimana kedepan?

MACAM-MACAM GURU
1. Guru Wajib : Guru yang keberadaannya sangat dibutuhkan dan
ketidakhadirannya membuat orang-orang kehilangan.
Karakrakteristik : Bekerja dengan tulus, Administrasi lengkap, Kemampuan
mengajarnya bagus, Selain mengajar juga aktif dalam berbagai kegiatan,
memandang bekerja itu sebagai belajar.

2. Guru Sunat : Guru yang keberadaannya dibutuhkan tetapi ketidakhadirannnya


tidak membuat orang lain kehilangan.
Karakteristik : Bekerja pamrih, kemampuan bagus, memandang bekerja untuk
mendapatkan sesuatu.

3. Guru Mubah : Guru yang kehadiran dan ketidakhadirannya sama saja tidak
berpengaruh.
Karakteristik : Bekerja asal menggugurkan kewajiban, tidak mempunyai
keinginan untuk meningkatkan kemampuan dan karier, Administrasi guru asal ada
(dapat fotocopy), selesai mengajar terus pulang.

4. Guru Makruh : Guru yang kehadirannya tidak diharapkan (bermasalah) dan


ketidakhadirannya membuat orang lain merasa tenang bekerja.
Karakteristik : selalu usil terhadap pekerjaan orang lain, selalu mengkritik orang
lain/ atasan tetapi bila disuruh kerja tidak mampu, pekerjaannya tidak baik.

5. Guru Haram : Guru yang kehadirannya tidak diharapkan dan ketidakhadirannya


sangat diharapkan.
Karakteristik : Berperilaku tidak baik di sekolah dengan sesama teman dan
pekerjaannya.

Departemen Agama RI, Wawasan Tugas Guru dan Tenaga


Kependidikan, Dirjen Binbagais, 2005.
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah yang Profesional,
Remaja Rosda Karya Bandung, 2003.
Syafarudin dan Irwan Nasution, Manajemen Pembelajaran, Quantum Teaching,
Jakarta, 2005.

Anda mungkin juga menyukai