Kebijakan TeknoIKM - Tatang Taufik
Kebijakan TeknoIKM - Tatang Taufik
Tatang A. Taufik
Aug 8, 2008 2
UKM / IKM
• Skala :
• Nomenklatur : Klasifikasi batasan “input” DAN “prestasi”
• Skala bisnis
• Kemampuan, Sumber Daya, Kapasitas
• Entitas Bisnis ~ inklusivitas dalam sistem ekonomi
• Problematika :
• Internal dan Eksternal
• Solusi sendiri dan “Intervensi”
• Prinsip untuk mengintervensi (“kebijakan”) :
• Isu kebijakan
• Kemampuan mengintervensi
• Kriteria kebijakan yang baik
• Respons para aktor terhadap kebijakan (dan instrumennya) :
• Informasi
• Sikap, perilaku, budaya, kemampuan
• Ada “insentif” untuk berubah (memberikan respons)
Aug 8, 2008 3
CATATAN TERMINOLOGI :
PENGERTIAN TENTANG DAYA SAING
• Beragam definisi ~ perbedaan keberterimaan (acceptability) oleh berbagai kalangan
(misalnya akademisi, praktisi, pembuat kebijakan).
• PORTER (1990): “There is NO ACCEPTED DEFINITION OF COMPETITIVENESS.
Whichever definition of competitiveness is adopted, an even more serious
problem has been there is no generally accepted theory to explain it”.
• “Pembedaan” pada beragam tingkatan:
• Perusahaan (mikro) : definisi yang paling “jelas.”
• Industri (meso) : walaupun beragam, umumnya dapat dipahami: pergeseran
perspektif pendekatan “sektoral” pendekatan “klaster industri.”
• Ekonomi (makro) : dipandang sangat penting, walaupun masih sarat perdebatan dan
kritik (latar belakang teori). Kemampuan suatu perusahaan mengatasi
perubahan dan persaingan pasar dalam
memperbesar dan mempertahankan
keuntungannya (profitabilitas), pangsa pasar,
Mikro ~ Perusahaan
dan/atau ukuran bisnisnya (skala usahanya)
Negara / Daerah
Memiliki
pengertian Kemampuan suatu industri (agregasi
perusahaan ~ “sektoral” “klaster
yang Meso ~ Industri industri”) menghasilkan produktivitas yang
berbeda,
lebih tinggi dari industri pesaing asingnya
tetapi saling
berkaitan Kemampuan/daya tarik (attractiveness);
kemampuan membentuk/menawarkan
“Makro” ~ Ekonomi
lingkungan paling produktif bagi bisnis,
menarik talented people, investasi, dan
mobile factors lain, dsb.; dan Kinerja
“Konteks Telaahan” berkelanjutan.
(Perbandingan) / “Tingkatan Analisis” /
Dimensi Teritorial / Dimensi “Sektoral” Rujukan : a.l. Porter & McFetridge (1995)
Spasial
Aug 8, 2008 4
MEMBANGUN KEUNGGULAN DAYA
SAING DAERAH
Produk
• SDM
• Kompetensi
• Spesialisasi
Organisasi/Perus. ~ Mikro
Aug 8, 2008 5
BEBERAPA KECENDERUNGAN UNIVERSAL
Globalisasi
Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
(Iptek)
Perkembangan Ekonomi Jaringan
Kecenderungan ke Arah Ekonomi
Pengetahuan
Kecenderungan Tumpuan atas Kekhasan
Faktor Lokal.
Aug 8, 2008 6
PERGESERAN ~ Istilah Kebijakan
Inovasi Sistem
Iptek Sektor
Kebijakan Paradigma
Aug 8, 2008 7
SISTEM INOVASI DAN KEBIJAKAN INOVASI
Aug 8, 2008 8
SISTEM INOVASI
Permintaan (Demand)
Konsumen (permintaan akhir)
Produsen (permintaan antara)
Framework Conditions
Kondisi Umum dan Lingkungan Kebijakan pada Tataran Internasional, Pemerintah Nasional, Pemerintah
Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota
Kebijakan Industri/ Budaya
Kebijakan Ekonomi Kebijakan Keuangan • Sikap dan nilai
• Sektoral
Kebijakan ekonomi makro • Keterbukaan terhadap
• Kebijakan moneter Kebijakan Promosi & Infrastruktur Umum/
• pembelajaran dan
Kebijakan fiskal Investasi Dasar
• perubahan
Kebijakan pajak • Kecenderungan terhadap
• Kebijakan perdagangan Alamiah
• SDA (Natural Endowment) Inovasi dan kewirausahaan
Kebijakan persaingan • Mobilitas
Sumber : Taufik (2005) Catatan : RPT = Riset dan Pengembangan Teknologi (Research and Technology Development)
PPBT = Perusahaan Pemula (Baru) Berbasis Teknologi.
Aug 8, 2008 9
SKEMATIK MODEL GENERIK KLASTER
INDUSTRI
Industri Terkait
(Related Industry)
Industri Pendukung
(Supporting Industry)
Institusi Pendukung
(Supporting Institutions)
Aug 8, 2008 10
Kebijakan Inovasi
Kebijakan Ekonomi Makro
Moneter
Kebijakan Pendidikan Fiskal Kebijakan Industri
Pengetahuan dan Investasi
Perdagangan
Keterampilan Perpajakan - Subsidi
Kreativitas Insentif
Profesionalisme Regulasi - Deregulasi
Kewirausahaan
Perbaikan Bisnis
yang Ada
Perkembangan
Perkembangan
Bisnis Pemula
Investasi
yang Inovatif
Aug 8, 2008 11
SALAH SATU VERSI TENTANG
PERGESERAN PANDANGAN TENTANG
SISTEM INOVASI
From Linear to Sequential...
Main characteristic:
Systems integration and networking
theory (SIN)
5th Generation Theories of Innovation Parallel processes, collaborating
companies, collaborative innovation
networks
Main characteristic:
Integrated theory of innovation
4th Generation Theories of Innovation Parallel development with integrated
development teams
Main characteristic:
3rd Generation Theories of Innovation Sequential Interactive Process
Main characteristic:
2nd Generation Theories of Innovation Demand-pull (linear)
Main characteristic:
1st Generation Theories of Innovation Technology-push (linear)
Inovasi sebagai proses Era Technology push (tahun Tekanan kebijakan pada sisi penawaran sangat
sekuensial linier (pineline linear 1960an – tahun 1970an). dominan (supply driven).
model). Kebijakan sains/riset sangat dominan.
Kebijakan teknologi/iptek mulai berkembang.
Era Demand pull (1970an – Tekanan kebijakan pada sisi permintaan sangat
1980an). dominan (demand driven).
Kebijakan teknologi dan/atau kebijakan iptek
berkembang, namun yang bersifat satu arah/sisi (one-
side policy) masih dominan.
Inovasi dalam kerangka Era Sistem Inovasi (1980an – Kebijakan inovasi, dengan kerangka pendekatan
pendekatan sistem proses sekarang). sistem.
interaktif-rekursif (feedback Kebijakan inovasi merupakan proses pembelajaran
loop/chain link model) dari yang perlu diarahkan pada pengembangan sistem
kompleksitas dan dinamika inovasi yang semakin mampu beradaptasi.
pengembangan (discovery, Kebijakan inovasi tak lagi hanya menjadi ranah
invensi, litbang maupun non monopoli Pemerintah ”Pusat,” tetapi juga Pemerintah
litbang), pemanfaatan, dan ”Daerah.”
difusi serta pembelajaran
secara holistik.
Aug 8, 2008 13
2. SKEMATIK POLA PIKIR
Kesejahteraan/Kemakmuran &
Peradaban Bangsa
• Mengembangkan perekonomian negara
• Meningkatkan dan menyerasikan sosial
budaya bangsa
Klaster Industri
Sistem Inovasi
Isu-isu Kontekstual
Aug 8, 2008 14
3. STRATEGI UMUM
Aug 8, 2008 17
KERANGKA KEBIJAKAN : HEKSAGON KEBIJAKAN
INOVASI
3 5
2 6
1
d
baik ifu si bagi i
has /ter bai inova s nov asi
il lit
ban k dan/a i, prakt
g tau ik
Visi
dalam
perk
e
Peningkatan
Daya Saing dan
Kes mbang
elar
Kohesi Sosial 20..
asanan glob
den al
gan
Sasaran Kuantitatif
i
Pe nova indu
rke si d str
mb an i
ang kla
Bu an ste
da si s r
ya tem
KERANGKA PERANCANGAN PRAKARSA DAN
ino
va
19
si
3. STRATEGI UMUM
Aug 8, 2008 20
KERANGKA UMUM POLA KOORDINASI
N
A D
S Dimensi Nasional Dimensi Daerah A
I E
O R
N A
Kerangka Kebijakan Inovasi
A H
L Kondisi Umum (Framework Conditions)
Aug 8, 2008 21
3. STRATEGI UMUM
Program Payung
Pengelolaan Pengelolaan
Nasional Daerah
Aug 8, 2008 23
Technopreneurship dan Modernisasi “Sumber”
Perkembangan Ekonomi
Perbaikan
Bisnis yang Ada
(Existing)
Keterkaitan Siklus yang Makin Menguat
Pengetahuan & (Dari vicious cycle menjadi
Kompetensi
virtuous cycle)
Faktor Rantai
keunggulan Pembelajaran, Nilai Penyediaan
lokalitas termasuk Inovasi & pengetahuan/
Litbangyasa Difusi teknologi
Interaksi &
Keterkaitan
Rantai
Daya Saing yang Nilai
Produksi Investasi untuk
Lebih Tinggi
Inovasi
Investasi
Sumber : Taufik (2005b). Ke Luar
Aug 8, 2008 24
PILIHAN PENTING
1. IKM yang telah ada :
• Upgrade kemampuan
• Lingkage/network & kolaborasi ~ rantai nilai & aglomerasi
• “Batas” perkembangan
2. Investasi ~ prioritas :
• Knowledge intensive business/industries
• Potensi keterkaitan
• dengan IKM setempat
• perkembangan IKM baru/pemula
3. IKM Baru/Pemula :
• Technopreneurship
• Segmen / relung (niches) potensial
• Akses terhadap sumber daya
• Iklim dan budaya
Aug 8, 2008 25
Contoh Kerangka Pentahapan Umum
Memprakarsai Menjadi “Pemain
Pengembangan Khusus” dalam
Klaster-klaster Pasar Nasional,
Industri Spesifik Regional dan/atau
dan SID Internasional
Pengembangan Posisi
Bersaing
Spesifik dalam “Relung” Membangun
Atas Dasar Menjadi
Ekonomi tertentu: Pasar Klaster-klaster
Murahnya “Pemain
Lokal/Setempat, Segmen Industri
Tenaga Kerja Utama” dalam
“Antardaerah dan Spesifik dan
dan/atau SDA Pasar Global
Nasional dan/atau SID yang Kuat
di Daerah
Regional/Internasional”
Pelaksanaan
RPJM Berikut
Penyempurnaan,
Perluasan & Penyiapan
RPJM Berikut
Penyempurnaan 2009
& Perluasan
Konsolidasi,
Reposisi Strategis & 2007
Refocusing
2006
Aug 8, 2008 27
3. STRATEGI UMUM
Aug 8, 2008 28
KERANGKA PEMETAAN INSTRUMEN KEBIJAKAN
INOVASI
Agenda
Strategis
Fungsi, Aktivitas dan Aktor Sistem Inovasi
Isu
Kebijakan Sisi Bidang Sisi
Penyediaan Keterkaitan Permintaan
(Supply Side) (Linkage Area) (Demand Side)
Harus semakin jelas exit policy -nya
Fungsional
Eksplisit
Spesifik
Pengaruh/Dampak
1 2 3
Karakteristik
Implisit
Faktor
ju up
4
Tu ngk
Kontekstual
an
Li
Dampak
Tatanan Kelembagaan
(Institutional Setting)
Fungsi dan Variabel Sistem Inovasi
Aug 8, 2008 29
PERAN DEPERIN DALAM KEBIJAKAN INOVASI
Agenda
Strategis
Fungsi, Aktivitas dan Aktor Sistem Inovasi
Isu
Kebijakan Sisi Bidang Sisi
Penyediaan Keterkaitan Permintaan
(Supply Side) (Linkage Area) (Demand Side)
Harus semakin jelas exit policy -nya
Fungsional
Eksplisit
Spesifik
Pengaruh/Dampak
1 2 3
Karakteristik
Implisit
Faktor
ju up
4
Tu ngk
Kontekstual
an
Li
Dampak Peran Deperin
Tatanan Kelembagaan
(Institutional Setting) yang Perlu
Fungsi dan Variabel Sistem Inovasi DITINGKATKAN
Aug 8, 2008 30
3. STRATEGI UMUM
Kerangka Kebijakan (Policy Framework)
Mendorong koherensi kebijakan
Fokus tematik dalam kurun waktu tertentu
Instrumen dan peran
Pembelajaran kebijakan :
Sasaran
Monev, pembandingan ~ umpan balik
Perbaikan kebijakan
Peningkatan kapasitas (termasuk para penentu
kebijakan di Pusat dan Daerah)
Pengarustamaan (mainstreaming)
Manajemen program
Success story
Building community of practice
Aug 8, 2008 31
BENCHMARKING DAN PENETAPAN SASARAN
(TARGETING)
ALIK
AN B CK)
P A
EVALUASI UM ED B
(FE ANALISIS
DAN PEER BENCHMARKING
REVIEW
METODE
RJ
A KOORDINASI PEN IDENTIF
E DOR I
KIN TERBUKA ONGKASI
TAU AN IDEN UTA
MA
N K TIFIK
E MA B IJA I ASI
M K E TAS INDI
T AU M EN PEM KAT
OR
AN P LE IDEN BAN
ME
M
NI
M TIFIK DINGAN
D A ASI
I N PENETAPAN PRA
S A KTIK
DE SASARAN TER
BAIK
Aug 8, 2008 32
4. CATATAN PENUTUP :
TANTANGAN PENGEMBANGAN SISTEM
INOVASI
Kondisi dasar yang belum teratasi sebagai
prasyarat agar upaya pengembangan/
penguatan SIN dapat ditingkatkan ~ IKM
bagian integral - inklusif;
Persoalan/isu pokok yang perlu dipecahkan
agar SIN berkembang dan kemajuannya
dapat dipercepat ~ IKM sangat dipengaruhi;
Rendahnya kepeloporan untuk melakukan
perbaikan dalam jangka panjang ~ Local
champions & kelompok usia muda; dan
Fragmentasi kebijakan di berbagai bidang ~
Sinergi bagi IKM.
Aug 8, 2008 33
4. CATATAN PENUTUP :
STRATEGI POKOK DALAM KERANGKA
PENGEMBANGAN SISTEM INOVASI
Aug 8, 2008 34
WHY CHANGE?
‘If you do
what you always did,
you will get
Albert Einstein
what you always got’
We cannot solve problems
using the same kind of thinking
we used when we created them . .
Aug 8, 2008
.. 35
The new wave – innovation!
Terimakasih
Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)
Gedung BPPT II, Lt 21
Jl. MH. Thamrin 8, Jakarta 10340
Telp. (021)-3169813
Fax. (021)-3169811
E-mail: tik@inn.bppt.go.id
http: //www.inn.bppt.go.id
Aug 8, 2008 36
2. “STRUKTUR” UMUM KEBIJAKAN
Aug 8, 2008 38
KEBIJAKAN IPTEK
Aug 8, 2008 39
KEBIJAKAN IPTEK
• Kebijakan teknologi (technology policy): merupakan
kelompok kebijakan yang pada dasarnya bertujuan
untuk menumbuh-kembangkan kapasitas teknologi,
membangun kemampuan dan mempercepat
kemajuan teknologi dalam cabang/bidang teknologi
tertentu, serta mendorong
penciptaan/pengembangan, penerapan, pemanfaatan,
difusi teknologi untuk memperkuat/memperbaiki
proses produktif (atau meningkatkan penciptaan nilai
tambah) dalam industri, sektor publik dan masyarakat
secara umum, dan mendukung perbaikan dalam
berbagai aspek kehidupan bagi kemajuan sosial-
ekonomi yang berkelanjutan.
Contoh kebijakan demikian misalnya adalah
• penguatan kelembagaan alih/difusi teknologi, program-program
internal (in-house) pengembangan teknologi (misalnya peningkatan
kesiapan teknologi),
• pengembangan inkubator teknologi-bisnis,
• skema-skema percepatan difusi teknologi (seperti misalnya skema
IPTEKDA dari beberapa lembaga litbang non departemen/LPND di
bawah koordinasi KRT),
Aug 8, 2008 • kebijakan impor teknologi, 40
BERDASARKAN “BIDANG” YANG DITANGANI
• Kebijakan industri (industrial policy) pada dasarnya
merupakan kelompok kebijakan yang tujuan utamanya
adalah mendorong perkembangan industri (sektor
ekonomi) tertentu. Pengertian industri dalam hal ini adalah
sebagai ”sektor ekonomi” (bukan semata industri
pengolahan/manufaktur). Oleh karena itu kelompok
kebijakan ini dalam literatur juga sering disebut kebijakan
sektoral.
Contoh:
• Kebijakan tarif impor dan insentif ekspor komoditas tertentu,
• penetapan harga dasar,
• pengadaan oleh pemerintah (government procurement), serta
• program-program sektoral pemerintah lainnya.
Aug 8, 2008 43
ISU / TANTANGAN GENERIK:
Kegagalan pasar, kegagalan pemerintah & kegagalan
sistemik
• Proses dan produk kebijakan inovasi yang baik pada dasarnya merupakan
proses dan produk pembelajaran. Karena itu “gerakan” perlu memberikan
ruang bagi proses pembelajaran dalam kebijakan, termasuk additionality
dalam agenda tindak kongkrit di lapangan.
Aug 8, 2008 45
BEBERAPA PRAKARSA
• Dialog reformasi kebijakan di tingkat nasional. Ini
termasuk dalam bentuk:
• dialog dalam DRN, fora peningkatan kapasitas di KNRT, focus
Group discussion/FGD Sistem Inovasi Nasional, visi dan misi
iptek 2025, strategi dan prinsip kemitraan iptek, sistem insentif
riset;
• prakarsa sistem pengetahuan/teknologi masyarakat: kajian,
rancangan kebijakan, inventarisasi, dokumentasi,
pengembangan, perlindungan hukum;
• beberapa pemetarencanaan teknologi (technology
roadmapping) terkait dengan program prioritas nasional.
• Kemitraan dengan daerah sebagai dukungan
peningkatan kemampuan daerah (prakarsa
pengembangan sistem inovasi daerah/SID dan
klaster industri/KI di daerah dalam PEL), seperti
• Fora informasi (termasuk awareness campaign), diskusi
dan peningkatan kapasitas stakeholders tentang PEL, SID,
KI dan TIK.
Aug 8, 2008 46
BEBERAPA PRAKARSA
• Panduan dan bantuan teknis dalam
pengembangan/penguatan kelembagaan kolaboratif
di daerah: misalnya dalam pengembangan Dewan
Peningkatan Daya Saing/DPDS, Dewan Riset
Daerah/DRD, Tim Klaster Industri daerah. Daerah
yang tengah didampingi: Kabupaten Tegal,
Kabupaten Sumedang, dan Kabupaten Barru.
Daerah yang direncanakan didampingi: Kota
Pekalongan, Badan Koordinasi Antar Daerah/BKAD
Subosukowonosraten).
Aug 8, 2008 47
BEBERAPA PRAKARSA
• Panduan dan/atau bantuan teknis dalam tematik spesifik
daerah, beberapa contoh:
• panduan dan bantuan teknis dalam pengembangan e-Government
(model percontohan: Kabupaten Jembrana).
• panduan dan bantuan teknis dalam pengembangan e-Learning
(termasuk kerjasama yang tengah dikembangkan dengan UNDIKSHA –
Singaraja).
• kemitraan dan bantuan teknis dalam pengembangan pemuda
pewirausaha pemula inovatif (bekerjasama dengan Kementerian
pemuda dan Olah Raga).
• kolaborasi nasional dan daerah dalam pengembangan dan
pemanfaatan, serta difusi open source software/OSS (filosofi using
more is better; Digital Retrieval - Local & Global; Collaborative Work
Group Software; Tele/distance Capabilities. Ini juga sebagai upaya
dalam mengatasi isu digital/knowledge divide).
• bantuan teknis dalam pengembangan stasiun TV lokal di daerah
perbatasan.
• Peningkatan peran swasta dalam PEL (forum nasional
corporate social responsibility/CSR, peningkatan kapasitas
stakeholder dalam PEL)
• Kemitraan litbang dengan swasta, termasuk UKM.
Aug 8, 2008 48
PELAJARAN YANG DAPAT DIPETIK
• Kerangka kebijakan. Kerangka kebijakan yang “sesuai dan disepakati
bersama” perlu dikembangkan sebagai pijakan (platform) para pihak untuk
membangun langkah yang lebih terpadu. Reformasi kebijakan perlu
diletakkan dalam agenda jangka panjang dan dilakukan dengan
kesungguhan, konsisten dan bertahap.
Aug 8, 2008 49
PELAJARAN YANG DAPAT DIPETIK ~
Tantangan
• Proses panjang untuk meningkatkan pemahaman tentang beberapa
konsep dan praktik, termasuk membangun “kemitraan” yang
sinergis.
• Perbaikan paradigma, perubahan mindset, sikap dan cara tindak
semua aktor (penentu kebijakan, swasta, ornop, dan masyarakat). Ini
juga terkait dengan good will, willingness to change, komitmen mitra
dan komitmen bersama.
• Dimensi politik.
• Local champions, pioneering, leadership dan pelembagaan proses.
• Langkah-langkah “kecil” dan momentum perbaikan.
• Komunikasi.
• One size doesn’t fit all. Upaya pengembangan/penguatan sistem
inovasi daerah memang dapat memanfaatkan “pelajaran” dari pihak
lain (daerah/negara lain), termasuk memanfaatkan praktik-praktik
baik/terbaik (good/best practices). Para pihak pun sebenarnya tidak
perlu “terjebak” dalam reinventing the wheel. Akan tetapi segi-segi
positif universal yang diperoleh (dari keberhasilan/kegagalan) tetap
memerlukan “penyesuaian” kontekstual sesuai dengan karakteristik
dan perkembangan masing-masing “kasus” daerah.
Aug 8, 2008 50
PENUTUP
• Peningkatan daya saing dan kohesi sosial perlu menjadi strategi
pokok dalam PEL/D dalam rangka peningkatan
kesejahteraan/penurunan kemiskinan di daerah. Pilar dalam hal ini
adalah pengembangan/penguatan sistem inovasi daerah.
Aug 8, 2008 51
PENUTUP
• Heksagon kebijakan inovasi ditawarkan sebagai advis bagi kerangka
kebijakan inovasi (innovation policy framework) nasional dan daerah
diusulkan dan dapat menjadi tititk masuk dan/atau pijakan untuk
memperbaiki koordinasi dan meningkatkan koherensi kebijakan.
• Bagaimana pun, keberhasilan suatu gerakan berpangkal dari SDM
yang memiliki “idealisme” dan menjunjung moral/etika untuk
melakukan perbaikan, semangat perbaikan sikap, perilaku dan
keterampilan, berkembang menjadi budaya. Setiap daerah pun perlu
berupaya mengatasi “kekurang-memadaian SDM berkualitas”
dan/atau “kesenjangan” pengetahuan, serta mendorong secara
agresif upaya-upaya reversed brain drain. Langkah-langkah yang
dikembangkan akan perlu mencapai suatu “masa kritis” (critical
mass), agar menjadi gerakan yang mampu membawa kepada
perbaikan signifikan.
• Inovasi pada umumnya tidak terjadi dalam keterisolasian. Karena itu,
mengembangkan/memperkuat jaringan dan kemitraan perlu dilakukan
dalam berbagai segi dan proses pengembangan/penguatan sistem
inovasi daerah. Pengembangan/penguatan sistem inovasi daerah
merupakan suatu proses pembelajaran bersama, yang
keberhasilannya pada akhirnya akan ditentukan oleh kesungguhan
dan konsistensi para pihak yang terlibat.
Aug 8, 2008 52