Anda di halaman 1dari 47

Sosialisasi tentang Klaster Industri

Palu, 6 September 2007

Dr. Tatang A. Taufik PENGENALAN TENTANG


Pusat Teknologi Informasi BAGAIMANA MENGEMBANGKAN
dan Komunikasi
(PTIK)
KLASTER INDUSTRI DI DAERAH
Badan Pengkajian dan
Penerapan Teknologi
OUTLINE

TANTANGAN PEMBANGUNAN KE DEPAN

KLASTER INDUSTRI

CONTOH-CONTOH

KERANGKA STRATEGI PENGEMBANGAN

CATATAN PENUTUP
OUTLINE

TANTANGAN PEMBANGUNAN KE DEPAN

KLASTER INDUSTRI

CONTOH-CONTOH

KERANGKA STRATEGI PENGEMBANGAN

CATATAN PENUTUP
TANTANGAN : PEMBANGUNAN YANG BERBASIS
PENGETAHUAN
UU No. 18/2002 : Kesejahteraan/Kemakmuran & UU No. 32/2004 :
• Memperkuat daya dukung iptek Peradaban Bangsa • Tujuan otonomi daerah
untuk mempercepat pencapaian adalah meningkatkan
tujuan negara kesejahteraan masyarakat,
• Meningkatkan daya saing pelayanan umum, dan daya
• Meningkatkan kemandirian saing daerah (Pasal 2, Ayat
Daya Saing dan Kohesi Sosial
3); dan
Penjelasan : • Kepala daerah dan wakil
• Peningkatan pencerdasan kepala daerah mempunyai
bangsa dan kehidupan kewajiban antara lain:
masyarakat
memajukan dan
• Mengembangkan perekonomian
mengembangkan daya
negara
saing daerah (Pasal 27,
• Meningkatkan dan
Ayat 1, butir g).
menyerasikan sosial budaya
bangsa
• Memperkuat pertahanan negara

Isu-isu Kontekstual

Kecenderungan dan Tantangan Universal 


Kemajuan Iptek, Ekonomi Ekonomi Faktor-faktor
Globalisasi
Inovasi Pengetahuan Jaringan Lokalitas
TANTANGAN : PEMBANGUNAN YANG BERBASIS
PENGETAHUAN
Kesejahteraan/Kemakmuran &
Peradaban Bangsa

Knowledge Economy Knowledge Society

Daya Saing dan Kohesi Sosial

1. SDM yang terdidik, kreatif, dan terampil 1. Sistem informasi dan komunikasi

Industri
Klaster
2. Infrastruktur komunikasi yang dinamis 2. Pembelajaran seumur hidup dan budaya
inovasi
3. Sistem inovasi yang efektif 3. Sistem inovasi yang efektif
4. Pemerintahan, insentif ekonomi dan 4. Modal sosial
rejim kelembagaan yang mendukung 5. Kepemimpinan/kepeloporan dalam
pemajuan sosial budaya masyarakat
6. Rejim kebijakan yang kondusif
Sistem Inovasi

Isu-isu Kontekstual

Kecenderungan dan Tantangan Universal 


Kemajuan Iptek, Ekonomi Ekonomi Faktor-faktor
Globalisasi
Inovasi Pengetahuan Jaringan Lokalitas
GERBANG INDAH NUSANTARA
(Gerakan Membangun Sistem
Inovasi dan Daya Saing Daerah di
Seluruh Wilayah Nusantara)
Gerakan bersama para pemangku kepentingan
(setiap sektor ekonomi /& pembangunan, setiap
tataran pemerintahan, setiap daerah/wilayah, dan
“lintas bidang”) dalam mengembangkan/
memperkuat sistem inovasi (daerah dan nasional)
sebagai landasan dan pilar peningkatan daya saing
dan kohesi sosial dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan masyarakat yang semakin tinggi dan
semakin adil.
GERBANG INDAH (Gerakan Membangun Sistem Inovasi
dan Daya Saing Daerah)

• Ajakan & “wahana” untuk kolaborasi sinergis ~


saling komplementatif, mengisi, memperkuat
• Konsep, pendekatan & peran aktor yang jelas &
tegas
• “Kepemilikan” (ownership)
• Keserentakan luas;
• Implementatif
• Voluntary
• Keprakarsaan (pioneering)
OUTLINE

TANTANGAN PEMBANGUNAN KE DEPAN

KLASTER INDUSTRI

CONTOH-CONTOH

KERANGKA STRATEGI PENGEMBANGAN

CATATAN PENUTUP
KLASTER INDUSTRI

 Klaster industri :
– kelompok industri spesifik yang dihubungkan oleh jaringan mata
rantai proses penciptaan/peningkatan nilai tambah; atau
– jaringan dari sehimpunan industri yang saling terkait (industri
inti/core industries – yang menjadi “fokus perhatian,” industri
pendukungnya/supporting industries, dan industri terkait/related
industries), pihak/lembaga yang menghasilkan pengetahuan/ teknologi
(termasuk perguruan tinggi dan lembaga penelitian, pengembangan dan
rekayasa/litbangyasa), institusi yang berperan menjembatani/bridging
institutions (misalnya broker dan konsultan), serta pembeli, yang
dihubungkan satu dengan lainnya dalam rantai proses peningkatan
nilai (value adding production chain).
• “Inti, pendukung, atau terkait” sama pentingnya, bukan
menunjukkan yang satu lebih penting dari yang lain;
• Pelaku dengan beragam skala usaha (kecil, menengah, besar)
berperan pada posisi masing-masing yang paling tepat.
SKEMATIK MODEL GENERIK KLASTER
INDUSTRI

Industri Terkait
(Related Industry)

Industri Pemasok Industri Inti Pembeli


(Supplier Industry) (Core Industry) (Buyer)

Industri Pendukung
(Supporting Industry)

Institusi Pendukung
(Supporting Institutions)
SISTEM INOVASI : SUBSISTEM DAN KETERKAITAN
MULTIDIMENSI

Klaster Industri 3
Sistem Inovasi Nasional

Klaster Industri 1
SID SID
Sektor I

Daerah Daerah
Klaster Industri:
A C
Sektor II Klaster Industri 1-Z

Klaster Industri 3-B


Klaster Industri 2-C
Sektor III Klaster Industri 1-A

SID : Sistem Inovasi Daerah.


CONTOH : MEMBANGUN KEUNGGULAN DAYA SAING
DAERAH

Produk

• SDM
• Kompetensi
• Spesialisasi
Organisasi/Perus. ~ Mikro

• Himpunan SDM & Entitas Organisasi


• Hubungan - Jaringan - Interaksi
• Kolaborasi - Sinergi

SISTEM INOVASI - KLASTER INDUSTRI ~ Meso

Faktor Lokalitas & Konteks Global


DAERAH ~ Makro
PEMAJUAN SISTEM

• Sistem inovasi / klaster industri : cara pandang / pendekatan


sistem.
• “Nilai” (value) merupakan esensi dari sistem produktif dan
terjadinya “hubungan” dari berbagai aktivitas (bisnis dan non
bisnis); hubungan “saling menguntungkan” merupakan dasar
berlangsungnya hubungan yang produktif dan bertahan lama.
• Dari perspektif sistem :
– Elemen, aktor, proses/aktivitas dan hubungan/keterkaitan
membentuk dan mempengaruhi dinamika perkembangan sistem;
– Bagian terlemah menentukan kinerja sistem.
• Peran pemerintah dibutuhkan karena :
– Kegagalan pemerintah (distortif)
– Kegagalan pasar (mis. eksternalitas, knowledge spillover)
– Kegagalan sistemik (mis. fungsi-fungsi penting yang tidak
berkembang, kelembagaan)
• Pemajuan sistemik lebih merupakan proses evolusi dan
memerlukan “gerakan bersama”.
PENGEMBANGAN UKM

• UKM : bagian mayoritas aktor bisnis, tetapi umumnya


“tertinggal”
• Seolah “terisolasi” dari sistem ekonomi dan sering diperlakukan
“eksklusif”.
• Intervensi pemerintah sering parsial, tidak konsisten dan
terjebak “picking the winner”.
• Sistem inovasi – klaster industri menawarkan paradigma yang
lebih baik.
• Pengembangan UKM di daerah perlu diletakkan dalam kerangka
pemajuan ekonomi daerah secara keseluruhan.
• Perbaikan kebijakan dilakukan tidak sekedar pada instrumennya
saja tetapi juga “kerangka” kebijakannya ~ koherensi kebijakan.
• Perbaikan kebijakan bukan sekedar versi birokrasi, melainkan
rumusan dari para stakeholders kunci.
• Agenda bersama pengembangan klaster industri bukan semata
mengandalkan pada program/kegiatan pemerintah, tetapi
kesungguhan aktor bisnis dan non bisnis melakukan perbaikan
sesuai peran masing-masing.
INOVASI, TECHNOPRENEURSHIP DAN MODERNISASI

“SUMBER” PERKEMBANGAN EKONOMI


Perbaikan
Bisnis yang Ada
(Existing)
Keterkaitan Siklus yang Makin Menguat
Pengetahuan & (Dari vicious cycle menjadi
Kompetensi
virtuous cycle)
Faktor keunggulan Rantai
lokalitas Pembelajaran, Nilai Penyediaan
termasuk Inovasi & pengetahuan/
Litbangyasa Difusi teknologi
Interaksi &
Keterkaitan

Rantai
Daya Saing yang Nilai
Produksi Investasi untuk
Lebih Tinggi
Inovasi

Investasi ROI yang Lebih Pengembangan


Dari Luar Tinggi Bisnis Baru

Investasi (&
perdagangan
)
Ke Luar
MENGAPA KLASTER INDUSTRI:
KONSEP KLASTER INDUSTRI DAN
KEMANFAATANNYA
Industrial District

EKONOMI EFISIENSI TINDAKAN


EKSTERNAL KOLEKTIF KOLEKTIF

Teori/
Konsep

Manfaat
Potensi Daya Saing Keterkaitan dan
Bagi
Atas Dukungan bagi
Pelaku Bisnis
Perkembangan Peningkatan
Kapasitas inovasi Rantai Nilai Tambah
Manfaat MANFAAT Manfaat bagi
PATH Bagi PLATFORM LINGKUNGAN
Perguruan Tinggi/
DEPENDENCE Perkembangan KLASTER INOVASI
INDUSTRI Lembaga Litbang
Inovasi
Manfaat
Peran dan bagi
Kolaborasi Sinergis
Pembuat
Intervensi yang Kebijakan dan Sesuai Kompetensi
Lebih Tepat Stakeholders
lain

PERSAINGAN/ KOMPETISI
RIVALITAS KOOPERATIF
MANFAAT UMUM

Memungkinkan suatu kerangka bagi Meningkatkan pertambahan nilai


kolaborasi
Membantu pengembangan agenda Menghimpun sumber daya kolektif
bersama
Memperoleh manfaat ekonomi dari Pemasaran bersama
skala (Membantu pencapaian skala
ekonomi / economies of scale)
Memfasilitasi pengembangan tingkat Mempengaruhi hubungan pemasok
kompetensi yang lebih tinggi dan pembeli
Kerjasama bisnis untuk memperkuat Berbagi informasi
industrinya
Membantu mengurangi kekhawatiran Aliansi strategis nasional maupun
persaingan antar-industri internasional
Menciptakan keragaman sumber tenaga Memperbaiki infrastruktur keras dan
terampil yang lebih besar lunak daerah
Meningkatkan produktivitas Pengakuan nasional dan internasional
MANFAAT “PENDEKATAN
KLASTER”
Pendekatan klaster dapat mencapai suatu dampak yang
signifikan pada pembangunan ekonomi daerah melalui:
• Keterlibatan dalam dialog konstruktif atau proses partisipatif
antara pelaku bisnis, pemasok kunci, pembeli dan stakeholder
kunci lain di daerah.
• Memperkuat keterkaitan yang saling menguntungkan antar
stakeholder, seperti misalnya antara penyelenggara pendidikan
dengan industri, penyedia teknologi dengan pengguna, investor
dan lembaga keuangan/pembiayaan dengan perusahaan yang ada
atau yang baru, dan lainnya.
• Penyediaan kerangka penyediaan infrastruktur yang lebih terarah
sesuai dengan kebutuhan dunia usaha.
• Memungkinkan investasi infrastruktur informasi yang terakseskan
dan mempunyai daya dongkrak (leverage impact) signifikan untuk
meningkatkan kinerja klaster.
• Memfasilitasi penyesuaian sistem administratif layanan
pemerintah daerah untuk mendorong peningkatan produktivitas
klaster.
Sumber : Diadopsi dari Roelandt dan den Hertog (1998):
PERAN KI DALAM MEMBANGUN KEUNGGULAN DAYA SAING
DAERAH

Keunggulan Daya Saing Daerah

Peningkatan Capaian dan


Peningkatan Kapasitas
• Investasi inward yang berkualitas
• Pengembangan infrastruktur
• Capaian ekspor
• Spin-off / spin out litbang
• Perusahaan yang mampu
dan pengetahuan
bersaing secara global
• Capaian ekspor
• Pengembangan/penumbuhan
• Pasar tenaga kerja yang kompetitif
perusahaan pemula (baru)
• Industri berbasis pengetahuan/teknologi
• Peningkatan inovasi
• Keterampilan tinggi
• Perkembangan perusahaan setempat

Mendorong Membangun
Perkembangan Ekonomi Kekuatan Daerah

Klaster-klaster Industri
CONTOH MANFAAT BAGI UKM

• Skala Ekonomi : Membuka peluang dan secara empiris sudah


terbukti sebagai suatu alat (means) yang baik untuk mengatasi
hambatan akibat ukuran (skala bisnis) UKM dan berhasil
mengatasi persaingan dalam suatu lingkungan pasar yang
semakin kompetitif. Pendekatan ini membantu upaya yang lebih
fokus bagi terjalinnya jaringan bisnis, sehingga UKM individual
dapat mengatasi masalah akibat ukuran (skala) dan
memperbaiki posisi kompetitifnya;
• Akses terhadap Sumber Produktif dan Pasar : Melalui
kerjasama horizontal (misalnya bersama UKM lainnya yang
menempati posisi yang sama dalam mata-rantai nilai/value
chain) secara kolektif perusahaan-perusahaan dapat mencapai
skala ekonomis melampaui jangkauan perusahaan kecil
individual dan dapat memperoleh pembelian input dalam skala
yang ekonomis, mencapai skala optimal dalam penggunaan
peralatan, dan menggabungkan kapasitas produksi untuk
memenuhi order skala besar;
CONTOH MANFAAT BAGI UKM
(lanjutan)
• Spesialisasi / Kompetensi : Melalui kemitraan horizontal ataupun
integrasi vertikal (dengan UKM lainnya maupun dengan
perusahaan besar dalam mata-rantai nilai), perusahaan-
perusahaan dapat memfokuskan ke bisnis intinya dan memberi
peluang ekonomi eksternal atas ketersediaan tenaga kerja yang
lebih terspesialisasi;
• Proses Pembelajaran : Kerjasama antar-perusahaan juga memberi
kesempatan tumbuhnya ruang belajar secara kolektif dimana
terjadi pengembangan saling-tukar pendapat dan saling-bagi
pengetahuan dalam suatu usaha kolektif untuk meningkatkan
kualitas produk dan pindah ke segmen pasar yang lebih
menguntungkan;
• Efisiensi Kolektif (dari Ekonomi Eksternal dan Tindakan Kolektif) :
Selain itu, jaringan bisnis di antara perusahaan, penyediaan jasa
layanan usaha (misalnya institusi pelatihan, sentra teknologi, dan
sebagainya) dan perumus kebijakan lokal, dapat mendukung
pembentukan suatu visi pengembangan bersama di tingkat lokal
dan memperkuat tindakan kolektif untuk meningkatkan daya saing
UKM.
OUTLINE

TANTANGAN PEMBANGUNAN KE DEPAN

KLASTER INDUSTRI

CONTOH-CONTOH

KERANGKA STRATEGI PENGEMBANGAN

CATATAN PENUTUP
CONTOH DI AMERIKA SERIKAT
Komposisi
Ekonomi Daerah/ Regional
Spesialisasi Ekonomi Daerah/Regional
Di Amerika Serikat
Denver, CO Chicago
Leather and Sporting Goods Communications Equipment Boston
Oil and Gas Processed Food Analytical Instruments
Seattle-Bellevue-Everett, WA Aerospace Vehicles and Defense Heavy Machinery Education and Knowledge
Aerospace Vehicles and Defense Creation
Fishing and Fishing Products Wichita, KS Communications Equipment
Wichita, KS Pittsburgh,
Aerospace Pittsburgh,PAPA
Analytical Instruments AerospaceVehicles
Vehiclesand
and Construction
Defense ConstructionMaterials
Materials
Defense Metal
Heavy MetalManufacturing
Manufacturing
HeavyMachinery
Machinery Education
Oil EducationandandKnowledge
Knowledge
Oil and Ga
and s
Gas Creation
Creation

San Francisco-
Oakland-San Jose
Bay Area
Communications Equipment Raleigh-Durham,
Raleigh-Durham,NC NC
Agricultural Products Communications
CommunicationsEquipment
Equipment
Information Technology Information
InformationTechnology
Technology
Education
Educationand
and
Knowledge
KnowledgeCreation
Creation

Los Angeles Area


Apparel
Atlanta,
Atlanta,GA
GA
Building Fixtures, San
SanDiego
Diego Construction
ConstructionMaterials
Materials
Equipment and Leather
Leatherand
andSporting
SportingGoods
Goods Transportation
Transportationand
andLogistics
Logistics
Services Power
PowerGeneration
Generation Houston
Business
BusinessServices
Services
Entertainment Education
Educationand
andKnowledge
Knowledge Heavy Construction Services
Creation
Creation Oil and Gas
Aerospace Vehicles and Defense

Note: A geographic area can be either a Metropolitan Area (MSA, PMSA, CMSA or NECMA) or Economic Area as defined by the Bureau of the Census and
Bureau of Economic Analysis, respectively. Clusters are the three highest ranking clusters in terms of share of national employment.
Sumber: Cluster Mapping Project, Institute for Strategy and Competitiveness, Harvard Business School, Dikutip dari Porter (2001).
Contoh Klaster Anggur Kalifornia
Perlengkapan
pembuatan anggur
Grapestock
Badan Pemerintah Tong (Barrels)
(mis. Select Committee on Wine
Pupuk, Pestisida, Production and Economy) Botol
Herbisida
Tutup botol dan
Peralatan panen gabus
anggur
Label
Pengolahan
Teknologi Irigasi Petani anggur Humas (PR) dan
Minuman
Anggur Periklanan

Penerbitan Khusus
(mis. Wine
Spectator, Trade
Journal)

Klaster Klaster
Pendidikan, Riset, & Organisasi
Pertanian Perdagangan (mis. Wine Institute, Pariwisata
Kalifornia UC Davis, Culinary Institutes)

Klaster Pangan
Sumber : California Wine Institute, Internet search, California State Legislature. Based on research
by MBA 1997 students R. Alexander, R. Arney, N. Black, E. Frost, and A. Shivananda.
Dikutip dari Porter (2001).
CONTOH : KLASTER UTAMA DI ITALIA
CADORE
ASSE SEMPIONE BRIANZA CANTÙ COMO LECCO eyewear
textile furniture furniture silk metalworking
PROVINCIA DI UDINE
BIELLA seats and tables
wool
ALTO LIVENZA
OLGIATESE furniture
textile MONTEBELLUNA
Sky boots
LUMEZZANE
VICENZA
taps, valves
jewelry
BOLOGNA  25-35 % tenaga kerja
CARPI
motorcycles Manufaktur Italia textile
packaging  60 % tenaga kerja
SASSUOLO
CARRARA
marble
Manufaktur di Veneto dan 8 ceramic tiles
PRATO
% di Selatan PESARO
textile kitchen
AREZZO FERMO ASCOLI-PICENO
jewelry Footwear

Main Italian districts according :


- worforce (>10.000 employees)
- turnover (>1.000 milion EURO)
- number companies(> 500)
Source: CENSIS, 1998. VIII Forum dei localismi Sumber : Balestri, et al., 1999.
CONTOH : “SENTRA INDUSTRI” (INDUSTRIAL DISTRICTS)
UTAMA DI VENETO

POSSAGNO CADORE
roof tiles eyewear

GREZZANA MONTEBELLUNA
red marble Sky boots
ARZIGNANO BASSANO
tanned leather furniture
BUSSOLENGO VICENZA
footwear jewelry
BOVOLONE - CEREA
Furniture MURANO
glass
RIVIERA DEL
BRENTA
footwear

TURNOVER
(Euro) > 1.000 mil.

500-1.000 mil.

< 500 mil

NUMBER OF > 1000


COMPANIES 100-1000
less 100

SOURCE: CENSIS, CLUB DEI DISTRETTI INDUSTRIALI, CLUSTER COMPETITIVENESS


KANADA : NRC Cluster Initiatives

Aluminum Ocean Engineering


(Saguenay) (St. John’s)

Ag-Biotech /
Nutraceuticals Medical Technologies
(Saskatoon) (Winnipeg)
Nanotechnology
(Edmonton) e-Business
(New Brunswick, Sydney)

Life Sciences
(Halifax)

Biopharmaceuticals (Montreal)
Sustainable Infrastructure
Fuel Cells (Regina)
(Vancouver)
Aerospace (Ottawa, Montreal)
ICT/Photonics (Ottawa)
CONTOH PETA POTENSI KLASTER INDUSTRI
Industri Terkait seperti: Obat
Sintetis & Produk Kesehatan Lain
Peralatan/
Perlengkapan Uji
Penyedia Jasa Lembaga Penyedia Jasa
Peralatan/
Khusus Keuangan Kesehatan
Perlengkapan Produksi

Benih/Bibit/
Pengemasan
Tumbuhan

Industri Bahan:
Saprodi Budidaya • Jamu
Sertifikasi / Label
Mahkota Dewa
dan Pare • Herbal Terstandar
Humas (PR) dan
Alsintan • Fitofarmaka Periklanan

Teknologi & Praktik Penyimpanan dan


Baik Distribusi

Lab Uji
Produk Farmasi

Pendidikan dan Riset Asosiasi Profesi &


(Perguruan Tinggi & Bisnis (Organisasi Produk Biologis
Klaster Pertanian Lemlitbang Perdagangan)

Produk
Kesehatan dan
Badan Pemerintah Kosmetika
(Kebijakan/Regulasi. Mis.: Deptan, Deperindag,
Sumber : Taufik (2004). BPOM, Depkes, BSN, Ditjen HKI)
CATATAN : PRAKARSA NASIONAL

• Bapenas : KPEL
• Kementerian KUKM : Sentra bisnis dan BDSP
• Deperin : KPIN ~ diagnostik (2005)
• KNRT : Rusnas (6 tema)
• BPPT : beberapa prakarsa di daerah
• Lembaga “donor” : JICA, GTZ
OUTLINE

TANTANGAN PEMBANGUNAN KE DEPAN

KLASTER INDUSTRI

CONTOH-CONTOH

KERANGKA STRATEGI PENGEMBANGAN

CATATAN PENUTUP
Contoh Kerangka Pentahapan Umum
Pengembangan bagi Daerah

Memprakarsai Menjadi “Pemain


Pengembangan Khusus” dalam
Klaster-klaster Pasar Nasional,
Industri Spesifik Regional dan/atau
dan SID Internasional

Pengembangan Posisi
Bersaing Atas
Spesifik dalam “Relung” Membangun
Dasar
Ekonomi tertentu: Pasar Klaster-klaster Menjadi “Pemain
Murahnya
Lokal/Setempat, Segmen Industri Spesifik Utama” dalam
Tenaga Kerja
“Antardaerah dan Nasional dan SID yang Pasar Global
dan/atau SDA
dan/atau Kuat
di Daerah
Regional/Internasional”

Penghimpunan,
Perluasan Produksi Perluasan Pelayanan
Pemanfaatan, dan
dalam Sektor Lain Pasar Lokal, Memperkuat
Pengembangan
yang Memiliki Biaya Nasional, Regional Klaster-klaster
Potensi Spesifik
Rendah atau (Antarnegara) Industri Spesifik
Terbaik Setempat
Melimpahnya SDA dan/atau dan SID dalam
(Sosial, Ekonomi
Daerah Internasional Konteks Global
Budaya)

Posisi Saat Kini Tahap Awal Tahap Pengembangan Tahap Ekspansi

Sumber : Taufik (2005).


KERANGKA UMUM
TAHAPAN PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI
Aktivitas Awal
Inisiatif / Prakarsa Penyusunan Kerangka Penggalian /
dan Agenda Pengembangan Penentuan SDM,
Pengembangan Implementasi S Dana & SD
lain
Perumusan Strategi &
Pembelajaran & Kepemimpinan
Eksplorasi / Implikasi Kebijakan
Pengelolaan
Analisis Tugas, SDM &
Mobilisasi SD & Hubungan
Kelembagaan Pelaksanaan
Kolaborasi Aktivitas Pengelolaan
Konsensus dan Konsensus Pengelolaan Keberterimaan,
Inisiasi Prakarsa Struktur Rencana Sinergi Komitmen &
Operasional Pencapaian Sinergi Positif
Milestones
Pengamanan
Pengembangan Kesepakatan /
Tim Prakarsa Pengelolaan Keterlibatan & Komunikasi Persetujuan
Perencanaan Aksi

Peningkatan
Kapasitas

Pemantauan, Evaluasi dan Perbaikan

Proses Pemetarencanaan
(Roadmapping)
DIAGRAM ALIR PROSES

• Pendefinisian ~ ISIC • Indikasi Kehendak


(KBLI) Penentuan Fokus Stakeholders
• Analisis Awal (IO) Tematik Prakarsa KI
• Champions
• Pohon Industri

Pemetaan Analisis isu Analisis Solusi

Agenda Aksi Tindakan Non-interventif


Intervensi
Prioritas (Prakarsa Bisnis Murni)

Matriks Kebijakan/Program/Kegiatan Kolaboratif

Umpanbalik
Implementasi MONEV (Feedback)
Results
Hierarchy
goal

purpose

outputs

activities

Pohon tujuan Strategi alternatif Matriks rencana kegiata

IS
Agenda perkuatan Agenda perkuatan Agenda perkuatan Agenda perkuatan

I S
A L
N
A Analisis Perkuatan Lingkungan Usaha
OH
NT
Prioritas tujuan
CO
+ ­ + ­ + ­ + ­

Peta pelaku Analisis Lingkungan Usaha


OUTLINE

TANTANGAN PEMBANGUNAN KE DEPAN

KLASTER INDUSTRI

CONTOH-CONTOH

KERANGKA STRATEGI PENGEMBANGAN

CATATAN PENUTUP
PELAJARAN YANG DAPAT DIPETIK
(DARI BEBERAPA PENGALAMAN P2KT PUDPKM - BPPT)

• Tantangan terbesar :
– Perubahan paradigma (personil internal & mitra kerja dan pola sektoral
yang masih sangat terkotak-kotak). Perlu perbaikan paradigma (pola
pikir, sikap dan tindakan) segenap aktor/pelaku (pelaku bisnis, pihak
non-pemerintah, pemerintah) dalam menjalankan peran masing-masing;
– Komitmen;
– Konsistensi;
– Semakin siap dengan beragam paradoks dari perubahan.
• Hambatan terbesar : struktur penganggaran & bureaucratic
rigidity.
• Faktor Keberhasilan yang penting :
– Potensi lokal yang “khas/unik”;
– Kehendak/motivasi kuat pelaku bisnis dan mitra kerja (terutama untuk
berubah ke arah perbaikan);
– Local champions ~ Individu setempat dengan kepeloporan yang tinggi;
– Konteks (dan/atau faktor) kolaborasi dalam pengembangan UKM
semakin menentukan keberhasilan di arena persaingan global (tetapi
bukan karena euforia atau sentimentalisme atas “usaha kecil”);
– Perlunya “platform bersama” (common platform) untuk membangun
sinergi peningkatan daya saing UKM.
PENUTUP

1. Faktor “lokalitas” sangat penting di era global. Agenda


pembangunan ekonomi daerah/lokal perlu:
– Bertumpu pada potensi terbaik setempat ⇒ potensi
keunggulan
– perlu memiliki fokus strategis
– (yang sekaligus dapat) menjadi agenda kolektif
multipihak untuk bersinergi
 Perlu terus mendorong prakarsa lokal & proses partisipatif
dalam pembangunan ~ pengembangan klaster industri.
 Meningkatkan kesadaran agar pengetahuan/teknologi dan
inovasi semakin menjadi elemen kunci pembangunan
ekonomi setempat.
 Pendekatan Klaster Industri merupakan suatu alternatif
platform bersama (common platform) multi pihak bagi
peningkatan daya saing industri dan daerah.
Terimakasih
Dr. Tatang A. Taufik
Direktur
Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)
Gedung BPPT II, Lt 21
Jl. MH. Thamrin 8, Jakarta 10340
Telp. (021)-3169813
Fax. (021)-3169811
E-mail: tatang@inn.bppt.go.id, tatang@ceo.bppt.go.id
CONTOH KERANGKA ANALISIS DETERMINAN
DAYA SAING:
Untuk Konteks Lingkungan Bisnis dan Inovasi
Pemerintah

Infrastruktur inovasi umum: Konteks untuk


? Peran pemda dalam & kebijakan bagi Strategi
penguatan pemasok pengetahuan/ Perusahaan
teknologi yang relevan bagi ekonomi dan
daerah.
Persaingan
Kondisi spesifik klaster:
? Insentif bagi keterkaitan bisnis dengan
knowledge pool setempat. Infrastruktur inovasi umum:
? Perlindungan HKI
? Keterbukaan thd perdagangan
Kondisi dan investasi Kondisi
Faktor ? Insentif untuk inovasi Permintaan
(Input)
Kondisi spesifik klaster:
? Persaingan ketat industri
Infrastruktur inovasi umum: setempat. Infrastruktur inovasi umum:
? Ketersediaan sejumlah lembaga ? Peraturan lingkungan yang ketat
iptek/litbangyasa, ilmuwan dan ? Pengadaan pemerintah yang
insinyur. Industri mendorong inovasi
? Keunggulan dalam riset. Pendukung
Kondisi spesifik klaster:
Kondisi spesifik klaster: dan Terkait ? Permintaan pelanggan setempat
? Ketersediaan peneliti spesialis yang yang canggih dan sangat menuntut
berkualitas ~ engineering, pertanian, Infrastruktur inovasi umum: bagi produk barang & jasa klaster.
kepariwisataan, seni & kerajinan. ? Keluasan klaster dari ekonomi.

Sumber : adopsi dari Porter Kondisi spesifik klaster:


? Kehadiran pemasok klaster setempat.
ANALISIS RANTAI NILAI AGRO : REVIEW
AKTIVITAS
PRODUKTIF LAIN
------------------
....

PEMBIBITAN/ AKTIVITAS
BUDIDAYA PASCAPANEN PENGOLAHAN DISTRIBUSI
PEMBENIHAN PRODUKTIF LAIN
------------------ ------------------ ------------------ ------------------
----------------- ------------------
.... .... .... ....
.... ....

TEKNOLOGI

Produk / Industri Aktor Bisnis


• Perishable • Keterbatasan faktor produksi
• Ketersediaan pasokan ~ mutu • Skala bisnis
(rendah, tdk konsisten), • Kualitas SDM
kuantitatis (rendah, musiman) • Posisi tawar
• Bulky • Sosio kultural

Faktor-faktor “makro – struktural”


RANTAI NILAI INDUSTRI “GENERIK” BERBASIS PERTANIAN

O
U
T KETERSEDIAAN PRODUK PRODUK PRODUK
BIBIT / BENIH KONSUMSI
P SUMBERDAYA PERTANIAN PERTANIAN PERTANIAN
TANAMAN
U LAHAN SEGAR SIAP SIMPAN OLAHAN
T

P
R
O
S PENGELOLAAN
PEMBIBITAN/ BUDIDAYA PASCA PANEN / PENGOLAHAN / DISTRIBUSI/
E SUMBERDAYA
PEMBENIHAN PERTANIAN PENYIMPANAN PROCESSING PEMASARAN
S LAHAN
/
--------------------- ----------------------- ----------------------- ---------------------- ----------------------
----------------------
P .... .... .... .... ....
....
E
L
A
K
U

T 1. PEWILAYAHAN 1. BIOTEKNOLOGI 1. HIDROPONIK 1. . . . 1. . . . • TEKNOLOGI


E KOMODITI 2. KULTUR 2. PUPUK 2. . . . 2. . . . INFORMASI
K 2. POTENSI JARINGAN BIOLOGIS 3. . . . 3. . . . • COMPUTER
N SUMBER AIR 3. REKAYASA GEN 3. BIOPESTICIDE SCIENCE
3. CITRA SATELIT 4. KLONING DLL 4. MEKANISASI • PACKAGING
O
4. REMOTE 5. DRIP • TRANSPORTASI
L SENSING IRRIGATION
O 5. G I S
G
I

TEKNOLOGI TEKNOLOGI TEKNOLOGI TEKNOLOGI TEKNOLOGI TEKNOLOGI


PEMETAAN PRODUKSI BUDIDAYA PASCAPANEN PENGOLAHAN PENDUKUNG
BIBIT UNGGUL
TEKNOLOGI DALAM RANTAI NILAI
AGRO
AKTIVITAS
PRODUKTIF LAIN
------------------

i n g ....

e rg SI
e m EN
u k O T
s IP )
PEMBIBITAN/ AKTIVITAS
BUDIDAYA PASCAPANEN PENGOLAHAN DISTRIBUSI
PEMBENIHAN
-----------------
------------------
a
------------------
m LIK GE
------------------ ------------------
PRODUKTIF LAIN
------------------
....
....

t e r I
....

N
.... ....
....

(
A ME M A
R RD A
A P V E A N
G I N G (LE ES
TEKNOLOGI
A ( D
L O YA I T B A N
O y ) G K E R AT
K N og N N T FA
TE hno YA U TAl N ?
A EM A )
e c A
tProduk /DIndustri A
F A P INY Aktor Bisnis A
N
A AN S
• Perishable KE
M IF U
I M
A ~ mutu D • Keterbatasan faktor produksi

A G
• Ketersediaan pasokan • Skala bisnis
B
(rendah, tdk konsisten),
kuantitatis (rendah, musiman)
• Kualitas SDM
• Posisi tawar
• Bulky • Sosio kultural

Faktor-faktor “makro – struktural”


CATATAN TERMINOLOGI :
PENGERTIAN TENTANG DAYA SAING
• Beragam definisi ~ perbedaan keberterimaan (acceptability) oleh berbagai kalangan
(misalnya akademisi, praktisi, pembuat kebijakan).
• PORTER (1990): “There is NO ACCEPTED DEFINITION OF COMPETITIVENESS.
Whichever definition of competitiveness is adopted, an even more serious
problem has been there is no generally accepted theory to explain it”.
• “Pembedaan” pada beragam tingkatan:
– Perusahaan (mikro) : definisi yang paling “jelas.”
– Industri (meso) : walaupun beragam, umumnya dapat dipahami: pergeseran perspektif
pendekatan “sektoral”  pendekatan “klaster industri.”
– Ekonomi (makro) : dipandang sangat penting, walaupun masih sarat perdebatan dan kritik
(latar belakang teori). Kemampuan suatu perusahaan mengatasi
perubahan dan persaingan pasar dalam
memperbesar dan mempertahankan
keuntungannya (profitabilitas), pangsa pasar,
Mikro ~ Perusahaan
dan/atau ukuran bisnisnya (skala usahanya)
Negara / Daerah

Memiliki
pengertian Kemampuan suatu industri (agregasi
perusahaan ~ “sektoral”  “klaster
yang Meso ~ Industri industri”) menghasilkan produktivitas yang
berbeda,
lebih tinggi dari industri pesaing asingnya
tetapi saling
berkaitan Kemampuan/daya tarik (attractiveness);
kemampuan membentuk/menawarkan
“Makro” ~ Ekonomi
lingkungan paling produktif bagi bisnis,
menarik talented people, investasi, dan
mobile factors lain, dsb.; dan Kinerja
“Konteks Telaahan” berkelanjutan.
(Perbandingan) / “Tingkatan Analisis” /
Dimensi Teritorial / Dimensi “Sektoral” Rujukan : a.l. Porter & McFetridge (1995)
Spasial
DAYA SAING (KEUNGGULAN)
DAERAH

Kemampuan daerah menciptakan/


mengembangkan dan menawarkan :
– iklim/lingkungan yang paling produktif bagi bisnis
dan inovasi,
– daya tarik atau menarik “investasi,” talenta
(talented people), dan faktor-faktor mudah
bergerak (mobile factors) lainnya, serta
– potensi berkinerja unggul yang berkelanjutan.
PERBANDINGAN PENDEKATAN SEKTORAL DAN PENDEKATAN
KLASTER

Pendekatan Sektoral Pendekatan Berbasis Klaster


Kelompok dengan posisi jaringan yang Kelompok strategik dengan posisi jaringan yang
serupa paling saling melengkapi (komplementatif) dan
tidak serupa
Berfokus pada industri produk akhir Mencakup konsumen, pemasok, penyedia jasa,
(end product industries) dan lembaga yang terspesialisasi
Berfokus pada pesaing langsung dan Melibatkan sederet industri yang berkaitan yang
tak langsung menggunakan teknologi, keterampilan, informasi,
input, konsumen dan saluran serupa/bersama

Sebagian besar partisipan adalah Sebagian besar partisipan bukanlah pesaing


pesaing namun memiliki kebutuhan dan kendala serupa

Dialog dengan pemerintah seringkali • Lingkup yang luas untuk perbaikan pada bidang yang
mempunyai kecenderungan kepada menjadi perhatian bersama yang akan memperbaiki
subsidi, proteksi, dan pembatasan produktivitas dan meningkatkan bidang persaingan
persaingan • Suatu forum untuk dialog swasta-pemerintah yang
lebih konstruktif dan efisien

Mencari diversifikasi dalam lintasan Mencari sinergi dan kombinasi baru


yang ada
Sumber : Porter (1997), Dikutip dari Roelandt dan den Hertog (1998).
PERBANDINGAN KONSEP SENTRA INDUSTRI DAN
KLASTER INDUSTRI

Segi Sentra Industri Klaster Industri


Konsep Dari konsep industrial district ~ Dari konsep multi dan lintas sektor
industri tunggal (sektor) (multi- and cross-sectoral)
Pendekata
n Aspek keserupaan (similarity) Pendekatan yang lebih menyoroti
dari sehimpunan aktivitas bisnis “keterkaitan” (interdependency) atau
rantai nilai sehimpunan aktivitas bisnis.
Sentra industri/ bisnis dan/atau industrial
district pada dasarnya merupakan
bagian integral dari jalinan rantai nilai
sebagai suatu klaster industri.

Batasan Himpunan para pelaku Himpunan sebagai jaringan rantai nilai


(produsen) di bidang usaha para pelaku dalam konteks tertentu baik
Industri
industri tertentu yang serupa. pelaku industri tertentu yang berperan
Catatan: untuk beberapa sentra sebagai industri inti (core industries),
industri, telah terdapat UPT pemasok kepada pelaku industri inti,
(Unit Pelayanan Teknis)  LIK industri pendukung bagi industri inti,
(Lingkungan Industri Kecil) pihak/lembaga yang memberikan jasa
layanan kepada pelaku industri inti.
PERBANDINGAN KONSEP SENTRA INDUSTRI DAN KLASTER
INDUSTRI (lanjutan)

Segi Sentra Industri Klaster Industri


Faktor Hal positif yang umumnya Nilai tambah dan daya saing
penting yang diperoleh lebih karena serta hal positif lain yang
menjadi aglomerasi secara fisik para terbentuk atas rangkaian rantai
pelaku usaha nilai keseluruhan industri +
pertimbangan
faktor sinergis lain
Keterkaitan Sentra industri dapat menjadi Dalam suatu klaster industri,
antara salah satu himpunan simpul suatu sentra industri dapat
keduanya (subgroup) dari suatu klaster ditempatkan sebagai salah
industri, baik sebagai industri satu subsistem dalam
inti, pemasok, atau pendukung. rangkaian rantai nilai sistem
Suatu sentra industri mungkin industri tertentu
saja tidak/belum menjadi
bagian dari klaster industri
tertentu
Batasan Sentra industri tertentu hanya Dimungkinkan terbentuknya
lokasi/ ada di suatu lokasi klaster industri yang bersifat
wilayah (desa/kelurahan) tertentu “lintas batas (cross-border)”
dalam konteks batasan
kewilayahan tertentu

Anda mungkin juga menyukai