Anda di halaman 1dari 109

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR

DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN BERHITUNG


PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA
KELAS I SD NEGERI PRINGTULIS 02
KEC. NALUMSARI KAB. JEPARA
TAHUN AJARAN 2004/2005

SKRIPSI
Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
pada Universitas Negeri Semarang

Oleh
Fahrida Estiningrum
NIM 1124000016

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN


KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
2005
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia
skripsi pada :
Hari : Senin
Tanggal : 21 Maret 2005

Semarang, Maret 2005

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Sugeng Purwanto


Dra. Istyarini
NIP. 131570065
NIP. 131472592

Mengesahkan
Ketua Jurusan Kurikulum Teknologi Pendidikan

Drs. Haryanto
NIP. 131404301

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di dalam Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan
Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri
Semarang pada. :
Hari : Kamis
Tanggal : 31 Maret 2005

Panitia Ujian

Ketua
Sekretaris
Drs. Siswanto, MM
Dra. Nurussa’adah, M.Si
NIP. 130515769
NIP. 131469642

Anggota Penguji
Pembimbing I
Penguji I

Drs. Sugeng Purwanto


Drs. Kustiono, M.Pd
NIP. 131570065
NIP. 132050301

Pembimbing II
Penguji II

Dra. Istyarini Drs. Sugeng Purwanto


NIP. 131472592
NIP. 131570065

Penguji III

Dra. Istyarini

NIP. 131472592
PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya
sendiri, bukan jiplakan dari temuan orang lain, baik sebagian atau seluruhnya.
Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau
dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, Maret 2005

Fahrida Estiningrum
NIM. 1124000016
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto :
 “Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidup dan matiku hanyalah untuk Robb’-Ku;
Allah Tuhan semesta alam (Iftitah)”.
 “Tiada keberhasilan tanpa adanya perjuangan dan kesabaran”(Peneliti).
 “Kerja keras dan berdo’a dengan hati ikhlas menjadikan kita berhasil dan
berkualitas di hadapan Allah SWT” (Peneliti).

PERSEMBAHAN
Kupersembahkan skripsi ini kepada :
1. Ibuku tercinta atas segala doa, kasih sayang,
perjuangan dan pengorbanannya.
2. Kakakku (Titin, Amik, Rini, Totok, Nawang),
dan kedua adikku (Lilo dan Maharani) yang
menyayangi dan selalu memberikan dukungan.
3. Mas Zhan yang selalu memberikan bantuan dan
motivasi dengan sabar dan penuh kasih sayang.
4. Teman-temanku (Andre, Nonik, U’us, Wiwied,
Nova, Teh Rina) dan kos (Sederhana I dan
Jamparing) terimakasih banyak atas bantuannya.
5. Teman-temanku Jurusan KTP Angkatan Tahun
2000 dan Almamater.
SARI

Fahrida Estiningrum. 2005. “Keefektifan Penggunaan Media Gambar dalam


Meningkatkan Pemahaman Berhitung pada Siswa Kelas I SD Negeri Pringtulis 02
Kecamatan Nalumsari Kabupaten Jepara Tahun Ajaran 2004/2005”. Skripsi Jurusan
Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
Semarang. Dosen Pembimbing Drs. Sugeng Purwanto dan Dra. Istyarini.

Kegiatan belajar mengajar merupakan tugas rutin seorang guru dalam


mengembangkan bakat dan kemampuan. Untuk itu seorang guru dituntut selalu
mengembangkan kecakapan secara profesional dalam mengelola kelas, agar bakat dan
kemampuan siswa dapat berkembang secara optimal. Salah satu kecakapan profesional
yang perlu dikembangkan adalah kecakapan dalam menggunakan metode pembelajaran
yang tepat dan efektif. Kegiatan belajar mengajar di dalam kelas akan efektif apabila
seorang guru selalu menggunakan media pembelajaran dalam menanamkan konsep
kepada siswa, sehingga dapat menghilangkan konsep verbalitik, khususnya pada
pembelajaran berhitung.
Penelitian ini bertujuan mengupayakan peningkatan pemahaman berhitung
melalui penggunaan media gambar pada siswa kelas I SD Negeri Pringtulis 02
Kecamatan Nalumsari Kabupaten Jepara. Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan
penelitian dengan menyajikan pokok bahasan operasi bilangan khususnya soal cerita
yang menggunakan media gambar, selanjutnya memberikan tes hasil belajar, serta
mengamati proses belajar mengajar yang dilakukan guru.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas
adalah tes dan observasi. Tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa, sedangkan
observasi untuk mengamati proses belajar mengajar yang dilakukan guru. Subyek
penelitian berjumlah 37 siswa, dengan perincian 16 siswa laki-laki dan 21 siswa
perempuan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik kuantitatif dan
kualitatif. Tes hasil belajar dianalisis dengan teknik kuantitatif dengan menggunakan
perbandingan data hasil pre test dan post test, sedangkan teknik kualitatif diperoleh dari
refleksi proses belajar mengajar yang dilakukan guru dengan menggunakan media
gambar.
Setelah dilakukan analisis data diperoleh hasil penelitian bahwa
penggunaan media gambar dalam pembelajaran berhitung di kelas I SD Negeri Pringtulis
02 Kecamatan Nalumsari Kabupaten Jepara Tahun Ajaran 2004/2005, terbukti
menigkatkan pemahaman berhitung siswa. Hal tersebut diindikasikan dari pencapaian
target pada siklus I rata-rata pre test 5,24 rata-rata post test 6,60; siklus II rata-rata pre test
7,09 rata-rata post test 7,62; siklus III rata-rata pre test 7,79 rata-rata post test 8,49; sesuai
dengan indikator kinerja, yakni 80% siswa mampu mencapai hasil belajar berhitung >7,5.
Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti mengajukan saran sebagai berikut: 1)
Guru harus senantiasa menggunakan media pembelajaran, khususnya media gambar
dalam pembelajaran berhitung agar siswa lebih memahami materi pelajaran yang lebih
konkret, 2) Guru harus kreatif dalam pembuatan media yang akan disajikan melalui
media gambar sehingga menarik perhatian siswa.

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Keefektifan
Penggunaan Media Gambar Dalam Meningkatkan Pemahaman Berhitung Pada Siswa
Kelas I SD Negeri Pringtulis 02 Kecamatan Nalumsari Kabupaten Jepara Tahun Ajaran
2004/2005”.
Dalam penulisan skripsi ini, banyak pihak yang telah memberikan bantuan dan
bimbingan kepada penulis, oleh karena itu penulis menyampaikan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Dr. AT. Sugito, S.H, MM; Selaku Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah
memberi kesempatan pada saya untuk belajar dan menimba ilmu di Universitas
Negeri Semarang.
2. Drs. Siswanto, MM; Selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
Semarang yang telah memberikan ijin penelitian.
3. Drs. Haryanto, Selaku Ketua Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan
Universitas Negeri Semarang.
4. Drs. Sugeng Purwanto, Selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan nasehat
dan bimbingan hingga terselesainya skripsi ini.
5. Dra. Istyarini, Selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan nasehat dan
bimbingan hingga terselesainya skripsi ini.
6. Ibu Sri Sumarmi, Selaku Kepala Sekolah dan segenap guru SD Negeri Pringtulis 02
Nalumsari Jepara sebagai tempat penelitian yang telah memberikan bantuan dan
dorongan untuk menyelesaikan skripsi ini.
7. Ibuku tercinta yang selalu memberikan semangat baik material maupun spiritual.
8. Rekan-rekan dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang
telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
Semoga amal baik Bapak, Ibu dan saudara-saudara mendapat balasan dari Allah
SWT. Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari karya ini masih belum
sempurna, maka dari itu kritik dan saran yang sifatnya membangun dari berbagai pihak
sangat diharapkan.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada
khususnya dan pembaca pada umumnya.

Semarang, Maret 2005

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .......................................................................................

.......................................................................................................................... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................................

.......................................................................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN .........................................................................

.......................................................................................................................... iii

PERNYATAAN ..............................................................................................

.......................................................................................................................... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN...................................................................

.......................................................................................................................... v

SARI ................................................................................................................

.......................................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .....................................................................................

.......................................................................................................................... vii

DAFTAR ISI....................................................................................................

.......................................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL............................................................................................

.......................................................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................

.......................................................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................

.......................................................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.................................................................

B. Permasalahan..................................................................................

C. Tujuan Penelitian............................................................................

D. Manfaat Penelitian..........................................................................

E. Pembatasan Istilah Dalam Judul..................................................... 7

F. Sistematika Skripsi.......................................................................... 8

BAB II LANDASAN TEORI


A. .............................................................................................. Hakikat

Belajar ..................................................................................................

.............................................................................................................. 10

B. .............................................................................................. Pembelajara

n Matematika di SD..............................................................................

.............................................................................................................. 14

C. .............................................................................................. Pembelajara

n Berhitung...........................................................................................

.............................................................................................................. 21

D. .............................................................................................. Media

Gambar sebagai Salah Satu Media Pembelajaran ................................

.............................................................................................................. 24

E................................................................................................ Langkah-

Langkah Pembelajaran Berhitung dengan Menggukan

Media Gambar...............................................................................

....................................................................................................... 30

F................................................................................................ Hipotesis

Tindakan...............................................................................................

.............................................................................................................. 33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. .............................................................................................. Lokasi

Penelitian..............................................................................................

.............................................................................................................. 34
B. .............................................................................................. Rancangan

Penelitian..............................................................................................

.............................................................................................................. 34

C. .............................................................................................. Variabel

Penelitian..............................................................................................

.............................................................................................................. 38

D. .............................................................................................. Data dan

Cara Pengumpulan Data.......................................................................

.............................................................................................................. 38

E................................................................................................ ValiditasTes

.............................................................................................................. 39

F................................................................................................ Reabilitas

Tes ........................................................................................................

.............................................................................................................. 40

G. .............................................................................................. Metode

Analisis Data ........................................................................................

.............................................................................................................. 41

H. .............................................................................................. Indikator

Kinerja..................................................................................................

.............................................................................................................. 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. .............................................................................................. Hasil

Penelitian..............................................................................................

.............................................................................................................. 43
B. .............................................................................................. Pembahasan

.............................................................................................................. 54

BAB V PENUTUP

A. .............................................................................................. Simpulan

.............................................................................................................. 58

B. .............................................................................................. Saran

.............................................................................................................. 59

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................

.......................................................................................................................... 60

DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................

.......................................................................................................................... 63
DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

1) Hasil Taraf Seraf dan Pencapaian Target Kurikulum SD....................

.............................................................................................................. 5

2) Data Responden Berdasar Jenis Kelamin ............................................

.............................................................................................................. 43

3) Distribusi Frekuensi Data Hasil Penelitian Siklus I.............................

.............................................................................................................. 45

4) Distribusi Frekuensi Data Hasil Penelitian Siklus II ...........................

.............................................................................................................. 48

5) Distribusi Frekuensi Data Hasil Penelitian Siklus III ..........................

.............................................................................................................. 50
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Penelitian Tindakan Kelas .......................................................

.................................................................................................. 35

2. Grafik .......................................................................................

.................................................................................................. 52
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Halaman

1. Daftar Nama Siswa Kelas I SD Negeri Pringtulis 02 ..........................

.............................................................................................................. 63

2. Kisi-Kisi Soal Siklus I .........................................................................

.............................................................................................................. 64
3. Satuan Pembelajaran I..........................................................................

.............................................................................................................. 65

4. Lembar Soal Pre Test...........................................................................

.............................................................................................................. 70

5. Hasil Nilai Pre Test..............................................................................

.............................................................................................................. 71

6. Lembar Soal Post Test .........................................................................

.............................................................................................................. 72

7. Hasil Nilai Post Test ............................................................................

.............................................................................................................. 73

8. Analisa T-test Tanpa Media Gambar...................................................

.............................................................................................................. 74

9. Kisi-Kisi Soal Siklus II ........................................................................

.............................................................................................................. 76

10. Satuan Pembelajaran II ........................................................................

.............................................................................................................. 77

11. Lembar Soal Pre Test...........................................................................

.............................................................................................................. 84

12. Hasil Nilai Pre Test..............................................................................

.............................................................................................................. 86

13. Lembar Soal Post Test .........................................................................

.............................................................................................................. 87
14. Hasil Nilai Post Test ............................................................................

.............................................................................................................. 89

15. Analisa T-test Menggunakan Media Gambar ......................................

.............................................................................................................. 90

16. Kisi-Kisi Soal Siklus III.......................................................................

.............................................................................................................. 92

17. Satuan Pembelajaran III.......................................................................

.............................................................................................................. 93

18. Lembar Soal Pre Test...........................................................................

.............................................................................................................. 99

19. Hasil Nilai Pre Test..............................................................................

.............................................................................................................. 101

20. Lembar Soal Post Test .........................................................................

.............................................................................................................. 102

21. Hasil Nilai Post Test ............................................................................

.............................................................................................................. 104

22. Analisa T-test Menggunakan Media Gambar ......................................

.............................................................................................................. 105

23. Hasil Uji Coba Soal .............................................................................

.............................................................................................................. 107

24. Media Gambar dalam Proses Pembelajaran Berhitung .......................

.............................................................................................................. 109
25. Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran ..................................................

.............................................................................................................. 113

26. Surat Ijin Penelitian..............................................................................

.............................................................................................................. 114

27. Surat Keterangan dari Sekolah.............................................................

.............................................................................................................. 115

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat dewasa ini

berpengaruh di segala bidang pendidikan terutama pada mata pelajaran Matematika

khususnya lagi pada pengajaran berhitung/aritmatika. Aritmatika atau berhitung

adalah bidang yang berkenaan dengan sifat hubungan bilangan-bilangan nyata dengan
perhitungan terutama menyangkut penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan

pembagian (Mulyono, 2003:253).

Dalam dunia keilmuan, matematika berperan sebagai bahasa simbolis yang

memungkinkan terwujudnya komunikasi yang cermat dan tepat. Kegunaan mata

pelajaran Matematika bukan hanya memberi kemampuan dalam perhitungan-

perhitungan kuantitatif, tetapi juga dalam penataan cara berfikir, terutama dalam hal

pembentukan kemampuan menganalisis, membuat sintesis, melakukan evaluasi

hingga kemampuan memecahkan masalah (Darhim, 1993:14).

Perkembangan pengajaran matematika di sekolah sangat dipengaruhi oleh

banyak faktor yang sangat berkaitan. Faktor-faktor tersebut antara lain faktor siswa,

guru dan materi pelajaran itu sendiri. Salah satu faktor yang cukup berperan adalah

materi pelajaran, karena selain berkaitan dengan kesesuaian dan kesiapan siswa,

materi pelajaran matematika juga harus memperhatikan materi-materi sebelumnya

sebagai prasyarat untuk mempelajari materi berikutnya.

Berdasarkan Surat Edaran Dirjen Dikdasmen (1992) dalam Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan (1994) perihal Pelaksanaan Pengajaran Membaca,

Menulis dan Berhitung di Sekolah Dasar disampaikan bahwa pengajaran tiga

kemampuan dasar yaitu: membaca, menulis dan berhitung di Sekolah Dasar harus

terus ditingkatkan dan materi pengajaran untuk tiga kemampuan dasar dimaksud

terdapat pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dan Matematika (berhitung).

Kemampuan berhitung merupakan salah satu bagian dari kemampuan

matematika, sebab salah satu prasyarat untuk belajar matematika adalah belajar

berhitung yang keduanya saling mendukung. Oleh karena itu antara matematika dan
berhitung tidak dapat dipisahkan. Pada kenyataannya dalam hal ini guru-guru banyak

yang mengeluh karena siswanya lamban dan kurang terampil dalam menyelesaikan

perhitungan dari suatu pemecahan masalah. Menurut pengamatan penulis sementara

keterampilan berhitung bagi siswa akhir-akhir ini kurang mendapat perhatian khusus

baik di sekolah maupun di rumah. Beberapa penyebabnya adalah :

1. Semakin banyaknya alat-alat hitung yang serba modern sehingga anak malas

untuk berpikir sendiri dalam menyelesaikan suatu perhitungan.

2. Ilmu berhitung tidak didapatkan secara khusus oleh anak dan hanya merupakan

bagian-bagian yang masuk ke dalam matematika sebagai akibatnya berhitung

kurang digemari.

Secara umum pelajaran Matematika merupakan salah satu pelajaran yang

kurang menarik bagi siswa bahkan siswa berasumsi bahwa pelajaran Matematika itu

sulit sehingga menjadi momok bagi sebagian siswa yang akhirnya berpengaruh pada

interaksi proses belajar-mengajar. Seperti kita ketahui juga bahwa mempelajari

matematika tidak boleh terpenggal-penggal karena matematika itu akan berhubungan

dengan setiap bagiannya. Pelajaran Matematika juga tidak terlepas dari berhitung

sehingga jika anak kurang menguasai kemampuan berhitung secara baik akan

memperoleh hasil yang kurang baik pula. Keterampilan berhitung di Sekolah Dasar

merupakan kemampuan dasar untuk menyelesaikan persoalan-persoalan lebih lanjut,

maka sangatlah tepat jika mendapat perhatian sejak awal.

Dalam kontek yang aplikatif, proses belajar mengajar merupakan inti dari

proses pendidikan secara keseluruhan antara guru dan siswa memegang peranan

penting. Suryosubroto (1997: 19), menyatakan bahwa proses belajar mengajar


meliputi kegiatan yang dilakukan guru mulai dari perencanaan, pelaksanaan kegiatan,

sampai evaluasi dan program tindak lanjut yang berlangsung dalam situasi edukatif

untuk mencapai tujuan tertentu yaitu pengajaran. Hal senada diungkapkan Sukewi

(1994:3), bahwa dalam proses belajar mengajar terdapat komponen-komponen yang

saling terkait, yang meliputi tujuan pengajaran, guru dan peserta didik, bahan

pelajaran, metode/ strategi belajar mengajar, alat/media, sumber pelajaran, dan

evaluasi.

Mengacu pada pendapat tersebut di atas, maka proses belajar mengajar yang

aktif ditandai adanya keterlibatan siswa secara komprehensif baik fisik, mental dan

emosionalnya. Salah satu diantaranya dapat dilakukan guru dengan memanfaatkan

media pembelajaran.

Media pembelajaran merupakan wahana dalam menyampaikan

informasi/pesan pembelajaran pada siswa. Dengan adanya media pada proses belajar

mengajar, diharapkan membantu guru dalam meningkatkan pemahaman belajar

siswanya. Oleh karena itu, guru seyogyanya menghadirkan media dalam setiap proses

pembelajaran demi tercapainya tujuan yang hendak dicapai.

Pernyataan tersebut diatas sesuai dengan pendapat Hamalik (1994:12), yang

menyatakan bahwa media pembelajaran adalah alat, metode dan teknik yang

digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru

dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah.

Pada umumnya ketika guru membelajarkan siswa di kelasnya, masih banyak

dijumpai penerapan strategi mengajar yang tidak serasi, yaitu tidak diberdaya

gunakan alat serta sumber belajar yang optimal. Proses belajar mengajar menjadi

terpusat pada guru, sehingga guru masih dianggap satu-satunya sumber ilmu yang
utama. Proses pembelajaran yang demikian sudah barang tentu kurang menarik bagi

siswa karena hanya menempatkannya sebagai objek saja, bukan sebagai subjek

mempunyai keterlibatan dalam proses belajar mengajar.

Adanya kecenderungan proses pembelajaran Matematika yang terpusat pada

guru juga dialami di SD Negeri Pringtulis 02 Kecamatan Nalumsari Kabupaten

Jepara, yang berdampak pada penurunan hasil belajar siswa. Sedikitnya sumber

belajar dan terbatasnya media atau alat peraga merupakan salah satu penyebab.

Sehingga pembelajaran lebih bersifat searah dan membosankan. Oleh karenanya,

tidak mengherankan apabila rata-rata pelajaran berhitung pada siswa kelas I Tahun

Ajaran 2003/2004 menduduki tempat ke enam dari beberapa bidang yang diajarkan.

Adapun data rata-rata nilai mata pelajarannya bisa dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 1. Hasil Taraf Serap dan Pencapaian Target Kurikulum SD

No Mata Pelajaran Nilai Rata-Rata

1. PPKn 7,7

2. Pendidikan Agama 6,0

3. Bahasa Indonesia 7,7

4. Matematika 6,7

5. Kertangkes 7,0

6. Penjaskes 7,0

7. Muatan Lokal 7,5

Sumber : Pencapaian Target Kurikulum SD Tahun Ajaran 2003/2004.

Fenomena yang terjadi dilapangan sehubungan dengan rendahnya hasil belajar

berhitung bertalian erat dengan subtansi materi berhitung yang cenderung hafalan.

Terkait dengan itu diperlukan peran media pembelajaran untuk menjembatani


kesenjangan pemahaman materi berhitung dengan fenomena dilapangan, sehingga

siswa mampu mempelajari materi berhitung tanpa ada perasaan takut dan tertekan.

Salah satu diantaranya dapat memanfaatkan media gambar sebagai alat bantu untuk

memperjelas bahan ajar yang disajikan dalam pembelajaran Matematika khususnya

berhitung.

Sadiman (1996:30), menyatakan bahwa kelebihan media pembelajaran adalah

sifatnya konkrit, gambar dapat mengatasi ruang dan waktu, mengatasi keterbatasan

pengamatan, memperjelas suatu masalah sehingga dapat mencegah/membetulkan

kesalahpahaman. Mengacu pada kelebihan media gambar maka dapat dimungkinkan

pemanfaatan media gambar dalam pembelajaran Matematika akan meningkatkan

pemahaman berhitung siswa.

Berkaitan dengan hal tersebut diatas, maka peneliti memandang perlu untuk

menerapkan pemanfaatan media atau alat peraga di SD Negeri Pringtulis 02

Kecamatan Nalumsari Kabupaten Jepara.

Permasalahan

Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi permasalahan dalam

penelitian ini adalah:

“Bagaimana keefektifan media gambar dalam meningkatkan pemahaman berhitung

siswa kelas I di SD Negeri Pringtulis 02 Kecamatan Nalumsari Kabupaten Jepara ?”


Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar

keefektifan media gambar dalam meningkatkan pemahaman berhitung pada siswa

kelas 1 SD Negeri Pringtulis 02 Kecamatan Nalumsari Kabupaten Jepara Tahun

Ajaran 2004/2005.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini bermanfaat untuk:


Manfaat teoritis, memberikan masukan terhadap guru-guru dalam upaya pemanfaatan media pembelajaran, khususnya media

gambar dalam proses belajar mengajar berhitung.

Manfaat praktis, sebagai bahan memberikan masukan bagi guru dalam meningkatkan kualitas hasil belajar berhitung.

Pembatasan Istilah Dalam Judul

Keefektifan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995:250), keefektifan berasal

dari kata efektif yang artinya ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya).

Secara umum, keefektifan dihubungkan dengan pencapaian sasaran yang

telah ditentukan/perbandingan antara hasil nyata dengan hasil ideal. Keefektifan

dapat juga diartikan sebagai suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh

tindakan/usaha mendatangkan hasil dan dapat mencapai tujuan.

Keefektifan dalam penelitian ini adalah efek yang ditimbulkan akibat dari

penggunaan media gambar dalam pembelajaran berhitung.

Media Gambar
Media gambar adalah gambar yang tak diproyeksikan, terdapat dimana-

mana, baik dilingkungan siswa maupun orang dewasa, mudah diperoleh dan

ditunjukkan kepada siswa (Hamalik, 1994:63).

Adapun media gambar yang dimaksud adalah suatu alat untuk

menyampaikan pesan pembelajaran berhitung yang berwujud gambar, sesuai

dengan pokok bahasan yang diajarkan.

Berhitung

Aritmetika atau berhitung adalah cabang matematika yang berkenaan

dengan sifat hubungan-hubungan bilangan-bilangan nyata dengan perhitungan

mereka terutama menyangkut penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan

pembagian. Secara singkat aritmatika atau berhitung adalah pengetahuan tentang

bilangan (Mulyono, 1999:253).

Dalam penelitian ini berhitung yang dimaksud dikhususkan pada soal

cerita yaitu matematika yang disajikan dengan kalimat yang berkaitan dengan

kehidupan sehari-hari serta memuat masalah yang menuntut diketemukan

pemecahannya.

Siswa kelas I SD Negeri Pringtulis 02 Kecamatan Nalumsari Kabupaten Jepara

Tahun Ajaran 2004/2005

Yang dimaksud siswa kelas I SD Negeri Pringtulis 02 adalah siswa yang

pada Tahun Ajaran 2004/2005 tercatat sebagai siswa kelas I SD Negeri Pringtulis

02 Kecamatan Nalumsari Kabupaten Jepara.


Sistematika Skripsi

Bagian Awal terdiri dari : halaman judul, persetujuan, pengesahan, pernyataan, motto

dan persembahan, sari, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar dan

daftar lampiran.

Bagian Inti terdiri dari :

Bab I : Pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang masalah, masalah yang

dihadapi, cara pemecahan yang diajukan, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, penegasan istilah dalam judul, dan sistematika skripsi.

Bab II : Tinjauan pustaka, yang terdiri dari : pengertian belajar, faktor-faktor

yang mempengaruhi belajar, pembelajaran matematika di SD, teori-teori

belajar matematika, hasil belajar matematika, pembelajaran berhitung,

media gambar dalam madia pengajaran, langkah-langkah pembelajaran.

Bab III : Metode Penelitian, yang meliputi : lokasi penelitian, rancangan

penelitian, variabel penelitian, data dan cara pengumpulannya, analisis

data, dan indikator kinerja.

Bab IV : Pembahasan Hasil Penelitian.

Bab V : Simpulan dan Saran.

Bagian Akhir, terdiri dari daftar pustaka dan lampiran-lampiran.


BAB II

LANDASAN TEORI

A. Hakikat belajar

1. Pengertian Belajar

Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan.

Artinya, tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku baik yang meliputi

pengetahuan, keterampilan, maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek

organisme atau pribadi.

Ada beberapa pendapat dari para ahli tentang pengertian belajar

diantaranya :

a. Hilgard dan Bower, dalam buku Theories of Learning (1975) seperti dikutip

Purwanto (2000:84), mengemukakan belajar adalah proses yang melahirkan

atau mengubah suatu kegiatan melalui jalan latihan yang dibedakan dari

perubahan-perubahan oleh faktor-faktor yang tidak termasuk latihan.

b. Sujana (1989:5) mengatakan bahwa belajar adalah suatu proses yang ditandai

dengan adanya suatu perubahan pada diri seorang.

c. Winkel (1989:36)
Belajar adalah aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif

dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan,

pemahaman, ketrampilan, dan nilai sikap. Perubahan itu relatif konstan dan berbekas .

d. Moskowitz dan Orgel mengatakan bahwa belajar adalah perubahan perilaku

sebagai hasil langsung dari pengalaman


10 dan bukan akibat hubungan-hubungan

dalam sistem saraf yang dibawa sejak lahir (Darsono, 2000:3).

Dengan demikian belajar merupakan suatu proses yang ditandai dengan

adanya perubahan tingkah laku. Oleh karena itu seseorang dikatakan belajar

apabila dalam diri orang tersebut terjadi perubahan tingkah laku yang dapat

ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubahnya pengetahuan, sikap,

percakapan, kebiasaan dan lain-lain. Tetapi tidak semua perubahan tingkah laku

merupakan hasil belajar. Berikut ciri-ciri belajar adalah :

1. Belajar dilakukan dengan sadar dan mempunyai tujuan.

2. Belajar merupakan pengalaman sendiri.

3. Belajar merupakan proses interaksi antara individu dan lingkungan.

4. Belajar mengakibatkan terjadinya perubahan pada diri orang yang belajar

(Darsono, 2000:30-31).

Jadi perubahan tingkah laku yang terjadi merupakan hasil atau akibat dari

upaya-upaya/latihan yang dilakukan secara sadar dan mempunyai tujuan. Tingkah

laku yang terjadi merupakan hasil dari proses belajar yang dipengaruhi oleh

beberapa faktor.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar


Keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran merupakan satu sistem,

artinya ada beberapa komponen yang saling berpengaruh terhadap perolehan hasil

belajar siswa. Seorang siswa yang termasuk pandai disuatu kelas, belum tentu

ketika ulangan mendapatkan hasil yang selalu memuaskan. Hal ini disebabkan

beberapa faktor, di samping kemampuan berpikir juga dipengaruhi oleh hal-hal

lain seperti motivasi, keadaan fisik, lingkungan siswa, dan sebagainya. Beberapa

faktor yang mempengaruhi belajar tersebut antara lain:

a. Faktor-faktor yang berasal dari luar individu siswa

Faktor yang ada di luar individu disebut juga faktor sosial.

Faktor-faktor sosial tersebut antara lain :

1. Faktor keluarga

Suasana dan keadaan keluarga yang bermacam-macam turut menentukan

bagaimana dan sampai dimana belajar dialami dan dicapai oleh anak-anak.

Termasuk ada tidaknya fasilitas-fasilitas yang diperlukan dalam belajar

turut memegang peranan penting pula.

2. Guru dan Cara Mengajarnya

Dalam belajar di sekolah, faktor guru dan cara mengajarnya merupakan

faktor yang penting. Bagaimana sikap dan kepribadian guru, tinggi

rendahnya pengetahuan yang dimiliki guru, dan bagaimana cara guru itu

mengajarkan pengetahuan itu kepada anak didiknya, turut menentukan

bagaimana hasi beajar yang dapat dicapai anak.

3. Alat-alat Pelajaran
Faktor guru dan cara mengajarnya, tidak dapat kita lepaskan dari ada

tidaknya alat-alat pelajaran yang tersedia di sekolah. Sekolah yang cukup

memiliki alat-alat dan perlengkapan yang diperlukan untuk belajar

ditambah dengan cara mengajar yang baik dari guru-gurunya, kecakapan

guru dalam menggunakan alat-alat itu, akan mempermudah dan

mempercepat belajar anak.

4. Motivasi Sosial

Karena belajar adalah suatu proses yang timbul dari dalam, maka faktor

motivasi memegang peranan pula. Jika guru atau orang tua dapat

memberikan motivasi yang baik pada anak timbullah dalam diri anak itu

dorongan dan hasrat untuk belajar lebih baik. Motivasi sosial dapat timbul

pada anak dari orang-orang disekitarnya.

5. Lingkungan dan Kesempatan

Faktor lingkungan dan kesempatan ini lebih berlaku bagi cara belajar pada

orang-orang dewasa.

b. Faktor-faktor individual

Faktor-faktor individual adalah faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri. Yang

termasuk ke dalam faktor individual antara lain :

1. Kematangan / pertumbuhan

Kita mengajarkan sesuatu pada anak baru dapat berhasil jika taraf

pertumbuhan pribadi telah memungkinkan dan potensi-potensi jasmani

atau rohaninya telah matang untuk itu.


2. Kecerdasan / Intelijensi

Di samping kematangan, dapat tidaknya seseorang mempelajari sesuatu

dengan berhasil baik ditentukan/dipengaruhi pula oleh taraf

kecerdasannya. Jadi dalam belajar kecuali kematangan, intelijensi pun

turut memegang peranan.

3. Latihan dan Ulangan

Karena sering mengulangi sesuatu, maka kecakapan dan pengetahuan

yang dimilikinya dapat menjadi makin dikuasai dan makin mendalam.

Sebaliknya tanpa latihan pengalaman-pengalaman yang telah dimiliki

dapat menjadi hilang atau berkurang.

4. Motivasi

Motivasi merupakan pendorong bagi suatu organisme untuk melakukan

sesuatu.

5. Sifat-sifat Pribadi Seseorang

Di samping faktor-faktor sosial lainnya, berhasil tidaknya belajar faktor

pribadi seseorang turut pula memegang peranan karena tiap-tiap orang

mempunyai sifat-sifat kepribadiannnya masing-masing.

B. Pembelajaran Matematika di SD

1. Tujuan dan Fungsi

Tujuan umum diberikannya Matematika di jenjang pendidikan dasar

adalah sebagai berikut:


a. Mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan di dalam
kehidupan dan di dunia yang selalu berkembang, melalui latihan bertindak
atas dasar pemikiran secara logis, rasional, kritis, cermat, jujur, dan efektif.
b. Mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan matematika dan pola pikir
matematika dalam kehidupan sehari-hari dan dalam mempelajari berbagai
ilmu pengetahuan (Depdikbud 1993:96).

Dengan demikian, tujuan umum pendidikan Matematika pada jenjang

pendidikan dasar tersebut memberikan tekanan pada penataan nalar dan

pembentukan sikap serta keterampilan dalam penerapan matematika. Siswa SD

setelah selesai mempelajari matematika bukan saja diharapkan memiliki sikap

kritis, cermat, dan jujur, serta cara berfikir yang logis dan rasional dalam

menyelesaikan suatu masalah, melainkan juga harus mampu menerapkan

matematika dalam kehidupan sehari-hari serta memiliki pengetahuan matematika

yang cukup kuat sebagai bekal untuk mempelajari matematika lebih lanjut dan

dalam mempelajari ilmu-ilmu lain.

Adapun pembelajaran matematika berfungsi untuk:

Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan bilangan dan


simbol-simbol serta ketajaman penalaran yang dapat membantu memperjelas dan
menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari (Depdikbud, 1993:95).

2. Teori Belajar Matematika

Beberapa teori belajar Matematika adalah sebagai berikut:

a. Teori Brunner

Metode yang di dukung oleh Bruner adalah belajar dengan penemuan. Dalam

mempelajari matematika seseorang siswa perlu secara langsung menggunakan bahan-

bahan manipulatif. Bahan-bahan tersebut merupakan benda konkrit yang dirancang


khusus dan dapat diotak atik oleh siswa dalam berusaha memahami konsep

matematika (Suminarsih, 2004:5).

Adanya interaksi antara siswa dengan lingkungan fisik ini akan memberikan

kesempatan siswa untuk melaksanakan penemuan. Bruner dalam Paimin (1998:6)

mengemukakan bahwa dalam proses belajar anak melewati tiga tahap perkembangan

mental, sebagai berikut:

1. Tahap Enaktif (kongkrit)

Siswa belajar konsep dengan memanipulasi benda-benda secara langsung.

2. Tahap Ikonik (semi kongkrit)

Siswa memahami konsep matematika yang bersifat abstrak dengan

bantuan model-model semi kongkrit, tabel, gambar, bagan, peta dan lain-

lain.

3. Tahap Simbolik (abstrak)

Siswa belajar konsep dan operasi, matematika langsung dengan kata-kata

atau simbol-simbol tanpa obyek kongkrit maupun model semi kongkrit.

b. Teori Piaget

Teori Piaget disebut juga teori kognitif, teori intelektual atau teori belajar.

Disebut teori belajar kognitif karena berkenaan dengan kesiapan siswa untuk mampu

belajar dan disesuaikan dengan tahap-tahap perkembangan siswa. Menurut Piaget

dalam Hudoyo (1990:7), belajar juga merupakan sesuatu yang keluar dari dalam diri

anak, meningkatkan perkembangan mental anak ke tahap yang lebih tinggi, dapat

dilakukan dengan memperkaya pengalaman anak terutama pengalaman konkret,

karena dasar perkembangan mental adalah melalui pengalaman-pengalaman aktif


dengan menggunakan benda-benda di sekitarnya. Di samping itu perkembangan

bahasa anak merupakan salah satu kunci untuk mengembangkan kognitifnya.

Pendapat Piaget yang paling terkenal, sesuai dengan penelitiannya

mengemukakan bahwa ada empat tahap perkembangan kognitif dari setiap individu

yang berkembang secara kronologis (menurut usia), yaitu:

1. Tahap Sensori Motor, dari lahir sampai umur sekitar 2 tahun.

Pada tahap ini aktivitas anak didasarkan atas pengalaman-pengalaman atau

tindakan-tindakan langsung melalui panca indera.

2. Tahap Pra Operasional, dari sekitar 2 tahun sampai 7 tahun.

Pada tahap ini anak dimulai dengan penguasaan bahasa yang sistematis,

permainan simbolis, imitasi (tidak langsung) serta bayangan dalam mental.

Semua proses ini menunjukkan bahwa anak sudah mampu untuk

melakukan tingkah laku simbolis dan tidak lagi mereaksi begitu saja

terhadap stimulus-stimulus melainkan nampak ada suatu aktivitas internal.

3. Tahap Operasi Konkrit, dari umur 7 tahun sampai 11 tahun.

Pada tahap ini anak sudah memahami hubungan fungsional, cara

berpikirnya konkret belum menangkap yang abstrak. Tahap ini sangat

penting karena anak sudah mulai menggeneralisasikan objek-objek yang

diamatinya. Hal ini erat hubungannya dengan matematika. Konsep

matematika yang didasarkan pada benda-benda konkret lebih mudah

dipahami dari pada memanipulasi istilah-istilah abstrak.

4. Tahap Operasi Formal, dari umur 11 tahun keatas.


Tahap ini adalah tahap tertinggi dari perkembangan kognitif anak. Anak-

anak mengembangkan cara-cara berpikir logis seperti halnya orang

dewasa dan mulai menggunakan aturan-aturan formal dari pikiran dan

logika untuk memberikan dasar kebenaran (justification) jawaban-jawaban

mereka (Hudoyo:1990:8).

Siswa sekolah dasar menurut Piaget berada pada tahap operasi konkrit, dimana

anak sudah mulai memiliki pemahaman operasi logis dengan bantuan benda-benda

konkrit. Siswa memahami konsep kekekalan kemampuan mengklasifikasi

kemampuan mengurutkan obyek dan juga telah memiliki kemampuan ekivalensi.

Ciri-ciri anak yang berada dalam tahap operasional konkrit adalah:

1. Siswa belum mampu melakukan operasi yang komplek

2. Siswa dapat melakukan operasi logis yang berorientasi kepada obyek-

obyek atau peristiwa yang dialaminya.

3. Siswa dapat menalar induktif, tetapi sangat lemah bernalar deduktif

4. Masih mengalami kesulitan menagkap ide atau gagasan abstrak

c. Teori Brownell

Teori ini berdasarkan keyakinan bahwa anak-anak pasti memahami apa yang

sedang mereka pelajari jika secara permanen atau secara terus menerus untuk waktu

yang lama. Brownell mendukung penggunaan benda-benda konkrit untuk


dimanipulasikan sehingga anak-anak dapat memahami makna dari konsep dan

keterampilan baru yang mereka pelajari (Suminarsih, 2003:5).

d. Teori Dienes

Teori Dienes dikembangkan berdasarkan teori perkembangan intelektual dari

Piaget. Dienes memandang matematika sebagai struktur, pengklasifikasian struktur,

memisahkan hubungan-hubungan yang terdapat di dalam struktur-struktur dan

mengkategorikan hubungan-hubungan di antara struktur-struktur.

Dienes dalam Paimin (1998:7), berpendapat bahwa setiap konsep atau prinsip

matematika dapat dimengerti secara sempurna, hanya jika disajikan pada anak dalam

bentuk-bentuk konkret. Jadi abtraksi didasarkan pada intuisi dan pengalaman-

pengalaman konkret.

Mengacu dari beberapa teori belajar diatas, maka dalam penelitian ini teori

belajar matematika yang dipakai adalah teori belajar dari Piaget, khususnya tahap

operasi konkrit. Hal ini dikarenakan pada tahap tersebut siswa lebih memahami

sesuatu materi secara konkrit dari pada hal-hal yang bersifat abstrak.

Secara sederhana dapatlah dicontohkan, dalam hal pengerjaan soal cerita.

Siswa akan memahami soal cerita tersebut apabila materi yang diberikan

berhubungan dengan sesuatu yang konkret. Namun apabila soal cerita berhubungan

dengan sesuatu yang abstrak, sudah barang tentu siswa akan kesulitan untuk

menyelesaikan soal cerita tersebut dengan menggunakan kalimat matematika yang

tepat.
Dengan menguasai teori belajar dari Piaget, dimungkinkan siswa akan dapat

mengikuti pelajaran dengan baik, bahkan guru pun dapat memotivasi siswa sehingga

siswa berminat belajar matematika. Teori belajar-mengajar matematika yang dikuasai

guru akan dapat diterapkan pada siswa jika para guru dapat memilih strategi belajar-

mengajar yang tepat, mengetahui tujuan pendidikan, pengajaran, dan pendekatan

yang diharapkan, serta dapat melihat apakah siswa sudah mempunyai kesiapan

kemampuan belajar atau belum. Dengan mengetahui kesiapan siswa dalam belajar

matematika, maka pengajaran yang disampaikan dapat disesuaikan dengan

kemampuan siswa.

3. Hasil Belajar Matematika

Salah satu tugas sekolah adalah memberikan pengajaran kepada siswa.

Mereka harus memperoleh kecakapan dan pengetahuan dari sekolah, di samping

mengembangkan pribadinya. Pemberian kecakapan dan pengetahuan kepada

siswa, yang merupakan proses belajar-mengajar yang dilakukan oleh guru di

sekolah dengan menggunakan cara-cara atau metode-metode tertentu

(Suryosubroto, 1997:148).

Secara etimologis, hasil belajar merupakan gabungan dari kata hasil dan

belajar. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995:343), hasil adalah sesuatu

yang diadakan (dibuat,dijadikan) akibat usaha. Belajar adalah suatu proses usaha

yang dilakukan individu untuk memperotes suatu perubahan tingkah laku yang

baru secara keseluruhan (Tim Pengembang MKDK 1990:3).

Berdasarkan pengertian diatas maka dapat diperoleh suatu pengertian

bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah belajar,
yang wujudnya berupa kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor. Derajat

kemampuan yang di peroleh siswa diwujudkan dalam bentuk nilai hasil belajar

matematika.

C. Pembelajaran Berhitung

Berhitung adalah salah satu ilmu yang berkaitan dengan usaha-usaha

melatih kecerdasan dan keterampilan siswa khususnya dalam menyelesaikan soal-

soal yang memerlukan perhitungan.

Menurut Ruseffendi (1989:38), pengerjaan-pengerjaan hitung ialah

pengerjaan tambah (menambah), pengerjaan kurang (mengurangi), pengerjaan

kali (perkalian), pengerjaan bagi (pembagian). Dari keempat pengerjaan ini yang

merupakan pengerjaan pokok ialah penambahan.

Penambahan disebut pula penjumlahan, pengurangan merupakan lawan

penjumlahan, perkalian merupakan penambahan berulang sedangkan pembagian

merupakan pengurangan berulang.

Pendapat Sinaga (1988), seperti dikutip Mulyono (2003:253) berhitung

adalah sebagai cabang matematika yang berkenaan dengan sifat-sifat dan

hubungan bilangan-bilangan nyata dan dengan perhitungan mereka terutama

menyangkut penjumlahan, perkalian, pengurangan dan pembagian.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa berhitung adalah salah

satu ilmu yang berkaitan dengan usaha untuk melatih kecerdasan dan

keterampilan siswa khususnya dalam menyelesaikan soal-soal yang memerlukan


perhitungan. Adapun tujuan dan prinsip-prinsip dalam pengajaran berhitung

adalah sebagai berikut:

1. Tujuan Pengajaran Berhitung di Sekolah Dasar adalah:

a. Menanamkan pengertian bilangan dan kecakapan dasar berhitung.

b. Memupuk dan mengembangkan kemampuan berpikir logis dan kritis

dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari,

baik pada masa sekarang maupun masa yang akan datang.

c. Mengembangkan kemampuan dan sikap rasional, ekonomis dan

menghargai waktu.

d. Meletakkan landasan berhitung yang kuat untuk mempelajari pengetahuan

lebih lanjut (Depdikbud, 1992:1).

2. Prinsip-prinsip Pengajaran Berhitung di Sekolah Dasar yaitu:

a. Menanamkan proses belajar dalam berhitung seperti latihan (drill),

menghafal dan ulangan memang memadai tetapi akan lebih efektif apabila

guru mendorong kreativitas murid dengan membantu pengertian ide dasar

dan prinsip-prinsip berhitung melalui kegiatan-kegiatan tersebut.

Pengajaran berhitung yang dilandasi pengertian akan mengakibatkan daya

ingat dan daya transfer yang lebih besar.

b. Dalam menyajikan topik-topik baru hendaknya dimulai dari tahapan

yang paling sederhana menuju pada tahapan yang lebih kompleks, dari
yang kongkrit menuju ke yang lebih abstrak, dari lingkungan yang dekat

dengan anak menuju ke lingkungan yang lebih luas.

c. Pengalaman-pengalaman sosial anak dan penggunaan benda-benda

kongkrit perlu dilakukan guru untuk membantu pemahaman anak-anak

terhadap pengertian-pengertian dalam berhitung.

d. Setiap langkah dalam pengajaran berhitung hendaknya diusahakan

melalui penyajian yang menarik untuk menghindarkan terjadinya tekanan

atau ketegangan pada diri anak.

e. Setiap anak belajar dengan kesiapan dan kecepatannya sendiri-sendiri.

Tugas guru selain memotivasi kesiapan juga memberikan pengalaman

yang bervariasi dan efektif.

f. Latihan-latihan sangat penting untuk memantapkan pengertian dan

keterampilan. Karena itu latihan-latihan harus dilandasi pengertian.

Latihan akan sangat efektif apabila dilakukan dengan mengikuti prinsip-

prinsip penciptaan suasana yang baik. Latihan yang terlalu rumit, padat

dan melelahkan hendaknya dihindarkan untuk mencegah terjadinya

ketegangan. Berlatih secara berkala, teratur dengan mengulang kembali

secara ringkas, akan mendorong kegiatan belajar karena timbul rasa

menyenangi dan menghindarkan kelelahan.

g. Relevansi berhitung dengan kehidupan sehari-hari perlu ditekankan.

Dengan demikian pelajaran berhitung yang didapatkan anak-anak akan

lebih bermakna baginya dan lebih jauh mereka dapat menerapkannya

dalam kehidupan sehari-hari. Karena itu guru perlu membuat persiapan


yang terencana agar anak-anak mendapatkan pengalaman belajar yang

beragam dan fungsional (Depdikbud, 1992:1-2).

Mengabaikan pemakaian berhitung dalam situasi yang fungsional selain

membuat anak bosan juga melepaskan anak dari pengalaman belajar yang hidup

dan penuh arti.

D. Media Gambar sebagai Salah Satu Media Pengajaran

1. Pengertian Media Gambar

Di antara media pembelajaran, media gambar adalah media yang paling

umum dipakai. Hal ini dikarenakan siswa lebih menyukai gambar daripada

tulisan, apalagi jika gambarnya dibuat dan disajikan sesuai dengan persyaratan

gambar yang baik, sudah barang tentu akan menambah semangat siswa dalam

mengikuti proses pembelajaran.

Di bawah ini beberapa pengertian media gambar, diantaranya:

a. Media gambar adalah segala sesuatu yang diwujudkan secara visual kedalam

bentuk dua dimensi sebagai curahan ataupun pikiran yang bentuknya

bermacam-macam seperti lukisan, potret, slide, film, strip, opaque projektor

(Hamalik, 1994:95).

b. Media gambar adalah media yang paling umum dipakai, yang merupakan

bahasan umum yang dapat dimengerti dan dinikmati dimana-mana (Sadiman,

1996:29).
c. Media gambar merupakan peniruan dari benda-benda dan pemandangan

dalam hal bentuk, rupa, serta ukurannya relatif terhadap lingkungan (Soelarko,

1980:3).

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa media gambar adalah

perwujudan lambang dari hasil peniruan-peniruan benda-benda, pemandangan,

curahan pikir atau ide-ide yang di visualisasikan kedalam bentuk dua dimensi.

Bentuknya dapat berupa gambar situasi dan lukisan yang berhubungan dengan

pokok bahasan berhitung.

2. Fungsi Media Gambar

Pemanfaatan media pembelajaran ada dalam komponen metode mengajar

sebagai salah satu upaya untuk mempertinggi proses interaksi guru-siswa dan

interaksi siswa dengan lingkungan belajarnya. Oleh sebab itu fungsi utama dari

media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar, yakni menunjang

penggunaan metode mengajar yang dipergunakan guru.

Melalui penggunaan media pembelajaran diharapkan dapat mempertinggi

kualitas proses belajar-mengajar yang pada akhirnya dapat mempengaruhi

kualitas hasil belajar siswa.

Secara garis besar, fungsi penggunaan media gambar adalah sebagai

berikut:

a. Fungsi edukatif, yang artinya mendidik dan memberikan pengaruh positif

pada pendidikan.

b. Fungsi sosial, memberikan informasi yang autentik dan pengalaman berbagai

bidang kehidupan dan memberikan konsep yang sama kepada setiap orang.
c. Fungsi ekonomis, meningkatkan produksi melalui pembinaan prestasi kerja

secara maksimal.

d. Fungsi politis, berpengaruh pada politik pembangunan.

e. Fungsi seni budaya dan telekomunikasi, yang mendorong dan menimbulkan

ciptaan baru, termasuk pola usaha penciptaan teknologi kemediaan yang

modern (Hamalik, 1994:12).

Fungsi-fungsi tersebut di atas terkesan masih bersifat konseptual. Fungsi

praktis yang dijalankan oleh media pengajaran adalah sebagai berikut:

Mengatasi perbedaan pengalaman pribadi peserta didik, misalnya kaset video

rekaman kehidupan di laut sangat diperlukan oleh anak yang tinggal di daerah

pegunungan.

Mengatasi batas ruang dan kelas. Misalnya gambar tokoh pahlawan yang dipajang

diruang kelas.

Mengatasi keterbatasan kemampuan indera.

Mengatasi peristiwa alam. Misalnya rekaman peristiwa letusan gunung berapi

untuk menerangkan gejala alam.

f. Menyederhanakan kompleksitas materi.

g. Memungkinkan siswa mengadakan kontak langsung dengan masyarakat atau

alam sekitar (Rohani, 1997:6-7).

3. Karakteristik Media

Menurut Rahadi (2003:27-28) ada beberapa karakteristik media gambar,

yaitu:

1. Harus autentik, artinya dapat menggambarkan obyek/peristiwa seperti jika

siswa melihat langsung.


2. Sederhana, komposisinya cukup jelas menunjukkan bagian-bagian pokok

dalam gambar tersebut.

3. Ukuran gambar proposional, sehingga siswa mudah membayangkan ukuran

sesungguhnya benda/obyek yang digambar.

4. Memadukan antara keindahan dengan kesesuaiannya untuk mencapai tujuan

pembelajaran.

5. Gambar harus message. Tidak setiap gambar yang bagus merupakan media

yang bagus. Sebagai media yang baik, gambar hendaklah bagus dari sudut

seni dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

Atas dasar karakteristik tersebut maka media gambar memiliki kelebihan

dan kelemahan sebagai berikut:

Kelebihan media gambar adalah

a. Sifatnya konkrit dan lebih realistis dalam memunculkan pokok masalah, jika

dibandingkan dengan bahasa verbal.

b. Dapat mengatasi batasan ruang dan waktu.

c. Dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita.

d. Memperjelas masalah dalam bidang apa saja dan untuk semua orang tanpa

memandang umur sehingga dapat mencegah atau membetulkan

kesalahpahaman.

e. Harganya murah dan mudah didapat serta digunakan (Sadiman, 1996:31).

Adapun kelemahan media gambar adalah

a. Hanya menampilkan persepsi indera mata, ukurannya terbatas hanya dapat

terlihat oleh sekelompok siswa


b. Gambar diintepretasikan secara personal dan subyektif.

c. Gambar disajikan dalam ukuran yang sangat kecil, sehingga kurang efektif

dalam pembelajaran (Rahadi, 2003:27)

Keefektifan Media Gambar dalam Pembelajaran Berhitung

Pengajaran sebagai upaya terencana dalam membina pengetahuan sikap

dan keterampilan para siswa melalui interaksi siswa dengan lingkungan belajar

yang diatur guru pada hakikatnya mempelajari lambang-lambang verbal dan

visual, agar diperoleh makna yang terkandung didalamnya. Lambang-lambang

tersebut dicerna, disimak oleh para siswa sebagai penerima pesan yang

disampaikan guru. Oleh karena itu pengajaran dikatakan efektif apabila siswa

dapat memahami makna yang dipesankan oleh guru sebagai lingkungan

belajarnya.

Pesan visual yang paling sederhana, praktis, mudah dibuat dan banyak

diminati siswa pada jenjang pendidikan dasar adalah gambar. Disamping itu daya

tarik gambar sebagai media pengajaran bergantung kepada usia para siswa. Siswa

kelas I lebih menyenangi gambar-gambar yang sederhana dan bersifat realistis

seperti gambar-gambar naturalis dari pada siswa kelas IV.

Menurut Sudjana (2001:12) tentang bagaimana siswa belajar melalui

gambar gambar adalah sebagai berikut:

a. Ilustrasi gambar merupakan perangkat pengajaran yang dapat menarik minat

belajar siswa secara efektif.

b. Ilustrasi gambar merupakan perangkat tingkat abstrak yang dapat ditafsirkan

berdasarkan pengalaman dimasa lalu, melalui penafsiran kata-kata.


c. Ilustrasi gambar membantu para siswa membaca buku pelajaran terutama

dalam menafsirkan dan mengingat-ingat isi materi teks yang menyertainya.

d. Dalam booklet, pada umumnya anak-anak lebih menyukai setengah atau satu

halaman penuh bergambar, disertai beberapa petunjuk yang jelas.

e. Ilustrasi gambar isinya harus dikaitkan dengan kehidupan nyata, agar minat

para siswa menjadi efektif.

f. Ilustrasi gambar isinya hendaknya ditata sedemikian rupa sehingga tidak

bertentangan dengan gerakan mata pengamat, dan bagian-bagian yang paling

penting dari ilustrasi itu harus dipusatkan dibagian sebelah kiri atas medan

gambar.

Dengan demikian media gambar merupakan salah satu teknik media

pembelajaran yang efektif karena mengkombinasikan fakta dan gagasan secara

jelas, kuat dan terpadu melalui pengungkapan kata-kata dan gambar.

E. Langkah-langkah Pembelajaran Berhitung dengan Media

Gambar.

Proses belajar mengajar berhitung dilaksanakan dari konkret ke yang abstrak,

sesuai dengan penyajiannya yang didasarkan atas prinsip: mudah ke sukar, sederhana

ke rumit, konkrit ke abstrak, lingkungan sehari-hari dari yang sempit dan dekat

dengan siswa ke yang lebih luas dan jauh dengan siswa dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.


Secara teoritis, pemanfaatan media gambar dalam pembelajaran matematika

sudah barang tentu merupakan internalisasi dari diperolehnya pengalaman langsung

melalui benda-benda tiruan, yang merupakan wujud dari pengalaman yang paling

tinggi nilainya, sekaligus merupakan penjelas dari konsep-konsep pelajaran

matematika yang bersifat abstrak. Selaras dengan tujuan pemanfaatan media gambar

yakni untuk menyederhanakan kompleksitas materi, maka pembelajaran matematika

dengan media gambar akan membantu siswa dalam memahami materi pelajaran.

Daya imajinasi atau citra anak didik dapat ditimbulkan dengan menata dan menyusun

unsur-unsur visual dalam materi pengajaran.

Dalam merancang media pengajaran perlu memperhatikan beberapa patokan

guna mempertinggi daya tarik serta motivasi belajar siswa, antara lain:

a. Kesederhanaan, dalam tata letak (lay out) media pengajaran tampak pada gambar

yang cukup besar dan jelas rincian pokoknya sehingga terlihat jelas perbedaan

antara latar depan dan latar belakang unsur pokok yang ditonjolkan.

b. Keterpaduan, ada hubungan erat di antara berbagai unsur visual sehingga

keseluruhannya berfungsi padu.

c. Penekanan, memegang peranan penting dalam media pengajaran walaupun

penyajian bersifat tunggal, memiliki keterpaduan, seringkali memerlukan

penekanan hanya pada satu unsur yang justru memerlukan titik perhatian siswa.

d. Keseimbangan, mencakup dua macam yaitu keseimbangan formal atau simetris

dan keseimbangan informal atau asimetris.

e. Garis
Fungsi garis dalam sebagai unsur visual adalah sebagai penuntun bagi para

pengamat (siswa), dalam mempelajari rangkaian konsep, gagasan, makna atau isi

pelajaran yang tersirat di dalam media gambar yang dipertunjukkan.

f. Bentuk, bentuk sebagai unsur visual diperlukan dalam sebuah pameran.

g. Tekstur, adalah unsur visual yang memungkinkan timbul suatu kesan kasar atau

halusnya permukaan. Tekstur juga dapat digunakan seperti warna dalam hal

penekanan, aksentuasi atau pemisahan, serta dapat menambah kesan keterpaduan.

h. Ruang, merupakan unsur gambar yang penting dalam merancang media

pengajaran. Hanya dengan pemanfaatan ruang secara hati-hati berbagai unsur

visual dari sebuah rancangan media gambar akan menjadi efektif.

i. Warna, merupakan penambahan yang penting untuk sebagian besar media visual,

tetapi pemakaiannnya harus hemat dan hati-hati bila menghendaki hasil yang

terbaik (Sujana, 2001:20-25).

Selain mempertimbangkan dari segi unsur-unsur media gambar kita juga harus

memperhatikan beberapa prinsip umum agar menghasilkan gambar yang komunikatif

dalam pembelajaran diantaranya sebagai berikut :

a. Visible, berarti mudah dilihat oleh seluruh sasaran didik yang akan

memanfaatkan media yang kita buat.

b. Interesting, artinya menarik, tidak monoton dan tidak membosankan.

c. Simple, artinya sederhana, singkat, tidak berlebihan.

d. Useful, maksudnya adalah gambar yang ditampilkan harus dipilih yang benar-

benar bermanfaat bagi sasaran didik. Jangan menayangkan tulisan terlalu banyak

yang sebenarnya kurang penting.


e. Accurate, isinya harus benar dan tepat sasaran.

f. Legitimate, maksudnya adalah bahwa visual yang ditampilkan harus sesuatu

yang sah dan masuk akal. Gambar yang tidak lazim atau tidak logis akan

dianggap janggal oleh anak.

g. Structured, maksudnya gambar harus terstruktur atau tersusun dengan baik,

sistematis, dan runtut sehingga mudah dipahami pesannya.

h. Gunakan grafik untuk menggambarkan ikhtisar keseluruhan materi sebelum

menyajikan unit demi unit pelajaran untuk digunakan oleh siswa

mengorganisasikan materi.

i. Warna harus digunakan secara realistik (Rahadi, 2003:26-27).

Sehubungan dengan penerapan unsur-unsur dan prinsip-prinsip media gambar

dalam proses belajar mengajar berhitung, maka ada beberapa langkah yang perlu

ditempuh guru, yaitu:

a. Tahap persiapan, guru perlu merumuskan tujuan pembelajaran dan menyiapkan

berbagai media gambar yang berhubungan dengan pokok bahasan yang

diajarkan.

b. Tahap pelaksanaan, guru menyajikan materi pelajaran dengan memanfaatkan

media gambar, sehingga menarik perhatian siswa dalam proses belajar

mengajar, sehingga media tersebut tidak dimanfaatkan guru saja.

c. Tahap evaluasi, guru mengadakan evaluasi materi pelajaran yang lebih

menekankan pada aspek afektif. Selebihnya guru dapat mengadakan evaluasi

terhadap media gambar yang digunakan.

F. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan landasan teori yang telah diuraikan di atas, maka hipotesis

tindakan dalam penelitian ini adalah:

“Dengan pemanfaatan media gambar, maka pemahaman berhitung siswa kelas

I SD Negeri Pringtulis 02 Kecamatan Nalumsari Kabupaten Jepara Tahun Ajaran

2004/2005, dapat meningkat”.


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan terhadap siswa kelas I di SD

Negeri Pringtulis 02 Kecamatan Nalumsari Kabupaten Jepara Tahun Ajaran

2004/2005. Dengan jumlah siswa 37 anak yang terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 21

siswa perempuan.

B. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Menurut

Suyanto (1997:5), penelitian tindakan kelas sebagai bentuk penelitian reflektif yang

dilakukan oleh pendidik sendiri yang hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk

pengembangan kurikulum, pengembangan sekolah, dan pengembangan keahlian

mengajar. Penelitian tindakan kelas ini menurut Lewin, terdiri dari empat komponen

pokok yakni perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing),

dan refleksi atau reflecting.

Apabila digambarkan dalam bentuk visualisasi, maka model Lewin dapat

digambarkan sebagai berikut :

Planning Acting Observasing Reflecting


Gambar 1 : Penelitian Tindakan Kelas

(Arikunto, 2002:83)

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar dan aktivitas

siswa dalam pembelajaran. Proses pelaksanaan penelitian dilaksanakan secara

kolaborasi yang bersifat partisipan artinya adanya keterlibatan secara aktif antara

peneliti dan guru maupun kepala sekolah.

Adapun penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus, yang masing-masing

siklus dilaksanakan dalam waktu sampai menunjukkan tingkat keberhasilan.

Setiap siklus terdiri atas kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

1. Tahap Studi Awal

Pada tahap studi awal, peneliti mengadakan pengamatan terhadap proses

pembelajaran berhitung di kelas, sehingga ditemukan kekuatan dan

kelemahannya.

Dari hasil pengamatan ini kemudian ditemukan beberapa hal yang

berkaitan dengan proses pembelajaran berhitung yaitu :

a. Banyaknya siswa yang tidak terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.

b. Tidak terjadi komunikasi yang mengejawantahkan ketrampilan menyelidiki

dan menemukan permasalahan, seperti menanggapi permasalahan yang

diajukan guru, mengemukakan pendapat dan sebagainya.

c. Guru membiarkan siswa dalam menyelesaikan soal cerita khususnya berhitung

dengan hasil menemukan sendiri.


Dengan diketahuinya kemampuan awal, peneliti dapat mengamati

perkembangan hasil belajar siswa maka alternatif tindakan yang dapat dilakukan

untuk mengatasi masalah yang ditemukan, yaitu pemecahan masalah berupa

pemanfaatan media gambar.

2. Perencanaan Tindakan

Perencanaan tindakan yaitu sebagai tindak lanjut dari tahap awal,

bagaimana memecahkan persoalan proses belajar mengajar berhitung tersebut.

Hal ini dituangkan dalam bentuk penilaian tindakan kelas, berupa:

a. Mengajak Kepala Sekolah dan seorang guru yang bertugas sebagai observer

(pengamat).

b. Menyusun rencana pembelajaran dengan matang, baik dari persiapan,

pelaksanaan, dan evaluasi sehingga mencapai tujuan yang telah dirumuskan

serta berdampak pada peningkatan kualitas baik proses maupun dalam

pembelajaran.

c. Melaksanakan proses pembelajaran dengan memanfaatkan media gambar.

d. Memonitor perubahan yang terjadi, selama penerapan media gambar yang

diindikasikan adanya keterlibatan siswa secara menyeluruh.

e. Membuat lembar pengamatan berisi aspek-aspek tindakan aktivitas guru dan

siswa serta suasana kelas selama proses pembelajaran berlangsung.

3. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan yaitu implementasi dari rencana yang telah disiapkan,

yaitu melaksanakan proses pembelajaran berhitung dengan menggunakan media

gambar.

4. Pelaksanaan Observasi
Pelaksanaan observasi yaitu melakukan pengamatan terhadap jalannya

proses pembelajaran dan mengumpulkan data mengenai keaktifan siswa dan

kegiatan guru dalam melakukan pembelajaran yang berhubungan dengan materi

yang sedang dibahas. Oleh karena itu, peneliti melakukan observasi terhadap

pemanfaatan media gambar dalam proses pembelajaran berhitung yang dipandu

dengan kombinasi instrumen lembar observasi.

5. Tahap Analisis dan Reflektif

Data yang didapat dari lembar observasi, kemudian dianalisis untuk

dijadikan dasar penentuan apakah target yang ditetapkan telah tercapai apa belum.

Data kuantitatif dapat dianalisis secara deskriptif (menggunakan statistik

deskriptif). Data kualitatif (yang berupa kalimat-kalimat yang menggambarkan

ekspresi) dapat dianalisis secara kualitatif.

Menurut Muhajir (1997:10), refleksi adalah kegiatan mengulas secara kritis

tentang perubahan yang terjadi pada siswa, guru dan suasana kelas. Pada tahap ini

sejauh mana intervensi yang telah dilakukan terhadap pemanfaatan media gambar

telah menghasilkan perubahan yang signifikan. Bila hal yang dikehendaki peneliti

berhasil, maka penelitian dapat dikatakan efektif. Bila belum berhasil, maka

peneliti harus melakukan siklus selanjutnya.

C. Variabel Penelitian

Adapun variabel dalam penelitian ini adalah pemanfaatan media gambar dan

peningkatan pemahaman berhitung.


D. Data dan Cara Pengumpulan Data

1. Sumber data jenis data

a. Sumber data

Sumber data diperoleh dari pengamatan kegiatan siswa, guru, daftar nilai, proses

pembelajaran dengan media gambar dan tes hasil belajar berhitung siswa kelas I

SD Negeri Pringtulis 02 Kecamatan Nalumsari Kabupaten Jepara Tahun Ajaran

2004/2005.

b. Jenis data

Jenis data yang diperoleh adalah data kuantitatif dan kualitatif dari hasil latihan,

hasil tes, hasil observasi pelaksanaan pembelajaran.

2. Cara pengumpulan data

Adapun cara pengumpulan data adalah sebagai berikut:

a. Data hasil belajar diambil dari hasil tes (memberi sejumlah pertanyaan kepada

siswa). Tes yang diberikan berupa soal uraian mengenai pembelajaran berhitung

khususnya soal cerita.

b. Observasi, yaitu mengamati proses pembelajaran berhitung dengan

memanfaatkan media gambar.

E. Validitas Tes

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan validitas item atau validitas butir

soal. Hal ini karena peneliti ingin mengetahui valid dan tidaknya instrumen atas

dasar kevalidan soal setiap butir soal, sehingga instrumen tersebut nantinya dapat

digunakan secara efektif.


Suatu instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat dengan

tepat mengukur apa yang hendak diukur dan instrumen yang valid mempunyai

validitas yang tinggi.

Adapun teknik yang digunakan untuk menganalisis validitas tes digunakan

rumus korelasi product moment angka kasar Pearson sebagai berikut :

N ∑ XY − (∑ X)(∑ Y)
rxy =
{N ∑ X 2
}{
− (∑ X ) 2 N ∑ Y − (∑ Y ) 2
2
}
Keterangan :

Rxy = Koefisien korelasi antara X dan Y


X = Skor tiap item
Y = Skor total
N = Jumlah responden atau peserta (Arikunto, 2002:162).

Hasil rxy dikonsultasikan dengan harga rtabel, dengan taraf signifikan tertentu

maka harga rxy >rtabel maka kerangka test dinyatakan valid. Sedang item soal yang

tidak valid tidak digunakan lagi dalam penelitian (Arikunto, 2002:146).

Dari hasil uji coba soal seperti terlihat dalam lampiran hal 107 diperoleh

harga rxy = 0, 415. Pada tahap signifikan harga r (5%:37) =0,325. Karena harga

rxy>0,325 maka butir soal tersebut dikatakan valid.

F. Reliabilitas Tes

Reliabilitas instrumen menunjukkan tingkat keajegan atau ketepatan dalam

mengungkapkan gejala tertentu dari sekelompok individu meskipun dilakukan pada

waktu yang berbeda (Arikunto, 2002:154).


Rumus yang digunakan menghitung reliabilitas tes dengan rumus Kuder-

Richarson K-R20, sebagai berikut :

 n  S - ∑ pq 
2
r11 =   2 
 n - 1  S 

Keterangan :

r11 = Reliabilitas tes secara keseluruhan


p = Proporsi subyek yang menjawab item dengan benar
q = Proporsi subyek yang menjawab item salah
∑ pq = Hasil perkalian antara p dan q
n = Banyaknya item
S = Standar deviasi hasil tes (Arikunto, 2002:163).

r11 yang diperoleh dikonsultasikan dengan rtabel product moment dengan taraf

signifikan tertentu. Jika r11 >rtabel, maka instrument tersebut reliabel.

Berdasarkan hasil uji reliabilitas instrumen diperoleh koefisien reliabilitas

instrumen sebesar 0,901. Pada taraf kesalahan 5% dengan n = 30 diperoleh rtabel =

0,361. Karena r11 > rtabel maka dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut reliabel

dan dapat digunakan untuk pengumpulan data penelitian.

F. Metode Analisis Data

Setelah semua data yang dibutuhkan terkumpul, langkah berikut yang

dilakukan adalah mengadakan analisis terhadap semua data yang telah terkumpul.

Karena data yang terkumpul berupa angka-angka, teknik pengolahan yang digunakan

adalah statistik.

Cara yang ditempuh untuk menganalisis data adalah memberikan nilai untuk

setiap jawaban per item soal dari soal yang telah diberikan kepada responden,

kemudian dianalisis secara statistik. Untuk mengetahui sejauhmana peningkatan


hasil belajar berhitung melalui pemanfaatan media gambar, maka dilakukan analisis

pre test dan post test dengan uji t-tes yang rumusnya sebagai berikut :

Md
t=
Σ d2
N (N − 1)

Keterangan :

Md : mean dari deviasi (d) antara pre-test dan post-test


Xd : perbedaan masing-masing subjek (d-Md)
2
Σx d : jumlah kuadrat deviasi
N : banyaknya subjek pada sampel
d.b : ditentukan dengan N-1 (Arikunto, 2002:79).
G. Indikator Kinerja

Indikator kinerja adalah target keberhasilan yang ditetapkan oleh guru. Dalam

penelitian ini, indikator kinerjanya adalah sebagai berikut:

a. Guru terampil memanfaatkan media gambar dalam kegiatan pembelajaran

berhitung.

b. Terjadi interaksi aktif antara guru dengan siswa sehingga proses pembelajaran

dapat berjalan secara optimal.

c. 80% siswa kelas I SD Negeri Pringtulis 02 Kecamatan Nalumsari Kabupaten

Jepara Tahun Ajaran 2004/2005 mampu memahami dan melaksanakan proses

pembelajaran berhitung dengan menggunakan media gambar.


BAB 1V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil penelitian

Telah diketahui bahwa subyek penelitian berjumlah 37 responden.

Penyebaran instrumen kepada responden dilakukan dalam waktu yang bersamaan.

Penyebaran dan pengumpulan data kembali instrumen dilakukan oleh peneliti sendiri.

Berikut ini disajikan tabel data responden berdasarkan jenis kelamin.

Tabel 4.1 : Data Responden Berdasar Jenis Kelamin

Responden Jenis Kelamin Jumlah

Laki-Laki Perempuan

Siswa SD Negeri Pringtulis 02 16 21 37

Kec. Nalumsari Kab. Jepara

Jumlah 16 21 37

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa 43% dari jumlah responden

adalah laki-laki. Sedangkan sisanya yaitu 57% dari responden adalah perempuan.

Bertitik tolak dari tabel 4.1 di atas, maka berdasarkan jenis kelamin responden dalam

penelitian ini sebagian besar adalah perempuan.

Pada umumnya wanita usia sekolah menunjukkan kemampuan membaca dan

berbicara, sedangkan laki-laki pada usia sekolah cenderung lebih maju dalam
43
kemampuan berhitung.
Dengan demikian, dalam proses pembelajaran berhitung yang

memanfaatkan media gambar, antara siswa laki-laki dan perempuan tidak begitu

berpengaruh dalam hal hasil pembelajarannya, karena masing-masing memiliki

kelemahan dan kekurangan. Kemampuan siswa perempuan dalam hal membaca dan

berbicara merupakan modal utama dalam menganalisis permasalahan yang

berhubungan dengan soal cerita, sedangkan kemampuan siswa laki-laki dalam hal

menghitung merupakan modal utama dalam mengerjakan soal cerita.

1. Diskripsi Data Siklus I

Diskripsi hasil pembelajaran tindakan I adalah diskripsi hasil observasi

pembelajaran dan hasil tes siswa berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh

observer ditemukan beberapa hal diantaranya :

a. Suasana proses belajar mengajar aktif, siswa terlihat sungguh-sungguh dalam

memperhatikan penjelasan guru.

b. Terjadi interaksi antara guru dan siswa, belum ada interaksi antara siswa

dengan siswa.

c. Suasana dalam kelas agak gaduh meski tanpa media gambar.

d. Guru cenderung memperhatikan siswa yang pandai saja, sehingga

kesempatan menjawab dan bertanya dikuasai oleh siswa yang pandai saja.

Sementara siswa yang kurang pandai kurang mendapat perhatian.

e. Hasil nilai pre test diperoleh rata-rata sebesar 5,24.

f. Hasil nilai post test diperoleh rata-rata sebesar 6,60.

g. Siswa yang mendapat nilai > 7,5 berjumlah 18.


h. Prosentase ketuntasan individual (> 7,5) sebesar 18/37 x 100%= 49%.

Tabel 4.2 : Distribusi Frekuensi Data Hasil Penelitian Siklus I

No. Rata-Rata Rata-Rata Indikator Tercapai Ket.

Pre Test Post Test

1. 5,24 6,60 80% 49% Belum

Berhasil

Kesimpulan :

Sesuai dengan indikator kinerja bahwa 80% siswa telah mengalami

ketuntasan individual, maka pelaksanaan siklus I yang baru mencapai ketuntasan

49% dikatakan belum berhasil, sehingga perlu dilakukan siklus II.

Analisis dan Refleksi

Berdasarkan diskripsi hasil tindakan, dapat dipaparkan analisis sebagai

berikut :

Pembelajaran pada tindakan I difokuskan pada siswa memahami langkah-

langkah penyelesaian soal berhitung khususnya soal cerita tanpa menggunakan

media gambar, sehingga pemahaman siswa tentang soal cerita kurang jelas.
Berdasarkan observasi dari hasil pembelajaran tindakan, dan saran dari

observer, beberapa hal yang harus diperhatikan pada tindakan selanjutnya adalah

sebagai berikut :

a. Siswa diberi kesempatan lebih banyak lagi dalam menyelesaikan masalah-

masalah dan diberi kesempatan bekerjasama dengan teman lain dalam

menyelesaikan masalahnya sehingga dominasi guru dalam menyelesaikan

masalah dikurangi agar terjadi interaksi multi arah.

b. Digunakannya alat peraga khususnya media gambar yang dibuat seindah

mungkin (diberi warna), agar lebih menarik siswa dan dikondisikan

sedemikian rupa.

c. Perhatian guru atau peneliti hendaknya secara menyeluruh, sehingga tidak ada

kesempatan siswa untuk bermain.

d. Membantu siswa untuk berani mengeluarkan ide-ide atau gagasan sehingga

suasana belajar lebih efektif.

e. Suasana proses belajar mengajar terlihat lebih aktif, siswa terlihat senang dan

sunguh-sungguh dalam memperhatikan penjelasan guru

2. Diskripsi Data Siklus II

Diskripsi hasil pembelajaran tindakan II adalah hasil observasi yang

dilakukan oleh observer dan hasil tes siswa, berdasarkan hasil observasi yang

dilakukan observer ditemukan beberapa hal diantaranya :

a. Suasana proses belajar mengajar lebih aktif, siswa terlihat lebih senang dan

sungguh-sungguh dalam memperhatikan penjelasan guru.


b. Terjadi interaksi hampir multi arah yang merupakan interaksi optimal dalam

proses belajar mengajar, belum ada interaksi antara siswa dengan siswa.

c. Suasana dalam kelas agak sedikit gaduh dan ramai dikarenakan aktifitas

belajar pada siswa yang banyak mengomentari gambar-gambar yang dipakai

guru untuk menjelaskan materi.

d. Dalam menggunakan media gambar, penggunaannya masih belum optimal.

e. Guru sudah memperhatikan siswa secara menyeluruh sehingga kesempatan

menjawab dan bertanya tidak dikuasai oleh siswa yang pandai saja. Namun

siswa yang kurang pandai belum mampu mengeluarkan pendapatnya, masih

cenderung diam.

f. Hasil nilai pre test diperoleh rata-rata sebesar 7,09.

g. Hasil nilai post test diperoleh rata-rata sebesar 7,62.

h. Siswa yang mendapat nilai > 7,5 berjumlah 27.

i. Prosentase ketuntasan individual (> 7,5) sebesar 27/37 x 100%= 73%.

Tabel 4.3 : Distribusi Frekuensi Data Hasil Penelitian Siklus II

No. Rata-Rata Rata-Rata Indikator Tercapai Ket.

Pre Test Post Test

1. 7.09 7,62 80% 73% Belum

Berhasil

Kesimpulan :
Sesuai dengan indikator kinerjanya bahwa 80% siswa telah mengalami

ketuntasan individual, maka pelaksanaan siklus II yang baru mencapai ketuntasan

73% dikatakan belum berhasil, sehingga perlu dilakukan siklus III.

Analisis dan Refleksi

Berdasarkan diskripsi hasil tindakan II dapat dipaparkan analisis sebagai

berikut :

Pembelajaran pada tindakan II difokuskan agar siswa memahami pelajaran

berhitung khususnya soal cerita pada operasi bilangan (penjumlahan dan

pengurangan) dengan memafaatkan media gambar. Tindakan pembelajaran

sebagai upaya pemahaman siswa dengan pemanfaatan media gambar.

Berdasarkan observasi hasil pembelajaran tindakan II dan saran dari

observer hal-hal yang harus diperhatikan pada tindakan selanjutnya adalah

sebagai berikut :

a. Memberi kesempatan lebih banyak lagi pada siswa untuk menyelesaikan

setiap soal atau masalah.

b. Mengoptimalkan penggunaan media gambar.

c. Menggunakan benda konkret dalam proses pembelajaran untuk menanamkan

konsep dan prinsip berhitung dengan alat peraga disamping media gambar.

d. Membantu siswa mengeluarkan ide-ide atau gagasan dan memotivasi

keberanian siswa untuk bertanya.


3. Diskripsi Hasil Tindakan III

Diskripsi hasil pembelajaran tindakan III adalah hasil observasi yang

dilakukan oleh observer dan hasil tes siswa. Dari diskripsi tersebut ditemukan hal-

hal sebagai berikut :

a. Suasana proses belajar mengajar semakin interaktif. Siswa terlihat antusias

dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru. Siswa banyak yang berani

bertanya dan mengeluarkan pendapat, bahkan antar siswa sudah saling

memberi soal yang berhubungan dengan materi pembelajaran.

b. Interaksi yang terjadi hampir multi arah yang merupakan interaksi optimal

dalam proses belajar mengajar.

c. Kemampuan guru dalam menggunakan media gambar sudah maksimal.

d. Sebagian besar siswa terlihat aktif. Terhadap siswa yang kurang pandai guru

memberikan bantuan berupa penjelasan materi tersendiri.

e. Hasil nilai pre test diperoleh rata-rata sebesar 7,79.

f. Hasil nilai post test diperoleh rata-rata sebesar 8,49.

g. Siswa yang mendapat nilai > 7,5 berjumlah 37.

h. Prosentase ketuntasan individual (> 7,5) sebesar 37/37 x 100% = 100%.

Tabel 4.4: Distribusi Frekuensi Data Hasil Penelitian Siklus III

No. Rata-Rata Rata-Rata Indikator Tercapai Ket.

Pre Test Post Test

1. 7,79 8,49 80% 100% Berhasil


Kesimpulan :

Sesuai dengan indikator kinerja bahwa 80% siswa telah mengalami

ketuntasan individual, maka pelaksanaan siklus III yang sudah memcapai

ketuntasan 80% dikatakan berhasil, sehingga tidak perlu dilakukan siklus

berikutnya.

Analisis dan Refleksi

Berdasarkan diskripsi hasil tindakan III maka dapat dipaparkan analisis

sebagai berikut :

Pembelajaran pada tindakan III difokuskan agar siswa memahami soal berhitung

pada operasi bilangan (penjumlahan dan pengurangan) khususnya soal cerita

dengan memanfaatkan media gambar. Tindakan pembelajaran sebagai upaya

pemahaman siswa dengan penggunaan media gambar.

Berdasarkan observasi dari observer dan serangkaian pembelajaran

tindakan III ditemukan beberapa hal sebagai berikut :

a. Guru telah berupaya memperbaiki kelemahan-kelemahan yang terjadi pada

siklus pertama dan kedua.

b. Suasana belajar lebih interaktif, siswa terihat lebih antusias dalam

mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.


c. Interaktif yang terjadi multi arah, tidak hanya guru dengan siswa, tetapi juga

antara siswa dengan siswa.

d. Kemampuan guru dalam menggunakan media gambar telah maksimal.

e. Guru telah berusaha agar siswa yang kurang pandai, berani bertanya dan

mengeluarkan pendapat.

Berdasarkan hasil penelitian dan refleksi masing-masing siklus dapat

ditarik kesimpulan bahwa indikator penelitian tindakan yang terdiri atas : “1)

guru terampil mengelola proses belajar mengajar berhitung dengan

memanfaatkan media gambar, 2) terjadi interaksi aktif antara guru dengan siswa,

siswa dengan siswa sehingga proses belajar mengajar dapat kondusif, dan 3) 80%

siswa kelas 1 SD Negeri Pringtulis 02 Kecamatan Nalumsari Kabupaten Jepara

mampu memahami dan melaksanakan proses pembelajaran berhitung dengan

menggunakan media gambar”, dapat terwujud.

Adapun untuk menggambarkan hasil perkembangan dari pelaksanaan

siklus I sampai III dapat dilihat pada gambar grafik di bawah ini :
Gambar 2 : Perbandingan Nilai Pre Tes dan Post Tes pada Siklus I, Siklus
II, dan Siklus III

Bertolak dari gambar di atas, maka dapat diketahui perolehan rata-rata

nilai pre tes dan post test siswa, setiap siklus mengalami peningkatan yang cukup

berarti. Meskipun siklus I dan II belum berhasil memenuhi indikator kinerja yang

ditargetkan.

Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesis tindakan

penelitian yang berbunyi : “Dengan pemanfaatan media gambar, maka

pemahaman berhitung siswa kelas I SD Negeri Pringtulis 02 Kecamatan

Nalumsari Kabupaten Jepara Tahun Ajaran 2004/2005, dapat meningkat”

diterima kebenarannya.
Diterimanya hipotesis tindakan, diindikasikan dari peningkatan hasil

belajar berhitung tiap siklus di mana ada perbedaan yang cukup signifikan antara

rata-rata nilai pre tes dan nilai post test serta perolehan thitung yang lebih besar

dari ttabel dengan taraf signifikansi 5% dan derajat kebebasan 36 sebesar 1,68.

4. Kendala-kendala dalam Penggunaan Media Gambar

Kendala yang dihadapi guru kelas I SD Negeri Pringtulis 02 sehubungan

dengan penggunaan media gambar dalam pembelajaran berhitung adalah :

a. Tahap persiapan, terdiri atas penyiapan rencana pembelajaran dan penyiapan

gambar.

b. Tahap pelaksanaan, berhubungan dengan strategi belajar mengajar, interaksi,

dan cara menggunakan media gambar.

Kendala yang dialami guru dalam tahap pelaksanaan, terjadi ketika pertama

kali menggunakan media gambar. Karena tidak terbiasa menggunakan media

gambar, maka dalam penggunaan pertama kali, guru tidak optimal dalam

mengelola kelas, dan menggunakan media gambar.

c. Tahap evaluasi, terdiri atas : ketercapaian tujuan dan ketepatan penggunaan

media gambar. Bentuk evaluasinya perlu dirumuskan secara tepat dan media

gambar yang dipilih juga harus sesuai dengan pokok bahasan yang diajarkan.

B. Pembahasan

Pada hakekatnya kegiatan pembelajaran adalah suatu proses komunikasi.

Melalui komunikasi informasi dapat diserap oleh siswa. Namun seringkali dalam

proses komunikasi terjadi kesesatan, yaitu siswa salah dalam menafsirkan pesan guru.
Sebaliknya apabila guru kurang baik dalam menyampaikan pesan sehingga siswa

mengalami kesulitan dalam menerima pesan.

Untuk menghindari hal tersebut, perlu adanya suatu sarana yang dapat membantu

proses komunikasi. Salah satu diantaranya dengan memanfaatkan media

pembelajaran.

Media yang digunakan dalam pembelajaran banyak ragamnya, salah

satunya adalah Media Gambar. Cara penggunaannya adalah gambar harus

disesuaikan dengan materi yang disajikan. Dengan Media Gambar guru dapat

menyampaikan materi dengan memperagakan langsung sehingga siswa akan lebih

jelas dan terhindar dari verbalisme.

Penelitian ini telah membuktikan bahwa pemanfaatan media gambar dapat

meningkatkan pemahaman berhitung siswa kelas I SD Negeri Pringtulis 02

Kecamatan Nalumsari Kabupaten Jepara Tahun Ajaran 2004/2005. Peningkatan

pemahaman siswa terbukti dengan hasil hasil belajar siswa yang diindikasikan dari

nilai-nilai pre test dan post test, dimana masing-masing siklus menunjukkan

peningkatan yang cukup berarti.

Terbuktinya hipotesis penelitian, sejalan dengan pendapat Piaget, bahwa

siswa Sekolah Dasar yang rata-rata berusia antara 6 tahun sampai 12 tahun, berada

pada tahap operasi konkret. Ciri utama anak pada usia ini adalah telah dapat

memahami ide-ide, atau konsep yang bersifat abstrak, tetapi masih dipengaruhi oleh

visual. Hal ini berarti peran peragaan sangat penting dalam memahami konsep

matematika berhitung yang bersifat abstrak.


Berdasarkan hal tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa dengan

menggunakan Media Gambar dalam proses pembelajaran berhitung akan lebih

memotivasi siswa dalam belajar, tidak lekas jenuh dan bosan. Media Gambar bukan

hanya menjadikan siswa tertarik akan materi pelajaran yang dijelaskan guru, namun

media gambar menjadi media pembelajaran yang mampu mengatasi perbedaan

pemahaman antar pribadi siswa dan menyederhanakan kompleksitas materi.

Materi dalam pembelajaran berhitung yang komplek tersebut akan

tersederhanakan. Hal tersebut akan menjadikan materi yang terdapat dalam

pembelajaran berhitung akan dimengerti, lebih mudah dipahami dan setiap siswa

akan memiliki konsep yang sama terhadap suatu materi yang diajarkan. Selebihnya

penggunaan Media Gambar menjadikan proses pembelajaran lebih bermakna sejalan

dengan pendekatan pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan.

Ditinjau dari segi keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar, dengan

menggunakan Media Gambar siswa lebih terlibat aktif, yaitu siswa menemukan

konsep-konsep, menemukan pola dan struktur baru serta berpikir konkret dalam

mempelajari berhitung, sehingga pada akhirnya pemahaman siswa yang didapat

relatif bertahan lama dan akan meningkat jika dibandingkan dengan siswa yang

hanya menerima saja dari gurunya.

Berdasarkan hasil penelitian dan uraian di atas, menunjukkan bahwa

penggunaan media gambar dalam proses pembelajaran berhitung terbukti lebih

efektif untuk meningkatkan pemahaman berhitung pada siswa kelas I di SD Negeri

Pringtulis 02 Kecamatan Nalumsari Kabupaten Jepara. Namun demikian,


keberhasilan penggunaan media gambar sesuai dengan indikator kinerja yang

ditetapkan memerlukan pentahapan siklus selama tiga kali.

Lamanya siklus penelitian untuk dapat mencapai target yang ditetapkan

sesuai indikator kinerja disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya :

a. Guru masih terbiasa dengan pola pembelajaran lama, yang menempatkan metode

ceramah sebagai satu-satunya metode andalan yang tiap hari digunakan guru

untuk memperjelas materi.

b. Guru tidak terbiasa menggunakan media pengajaran, khususnya media gambar

dalam pelajaran berhitung.

c. Siswa terbiasa dengan pola pembelajaran yang teacher centered, sehingga

penggunaan media gambar tidak dapat dioptimalkan dalam waktu yang relatif

cepat.

d. Materi pelajaran berhitung membutuhkan pemahaman dan pemikiran yang teliti,

sehingga memerlukan latihan-latihan rutin dalam memahami suatu materi.


BAB V

PENUTUP

Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang keefektifan penggunaan media gambar

dalam meningkatkan pemahaman berhitung pada siswa kelas 1 SD Negeri Pringtulis

02 Kecamatan Nalumsari Kabupaten Jepara Tahun Ajaran 2004/2005, dapat

disimpulkan sebagai berikut :

Pemanfaatan media gambar dalam pembelajaran berhitung di kelas 1 SD Negeri

Pringtulis 02 Kec. Nalumsari Kab. Jepara Tahun Ajaran 2004/2005 dapat

meningkatkan pemahaman berhitung pada siswa. Hal tersebut diindikasikan dari

pencapaian target pada siklus I yang tanpa menggunakan media gambar rata-rata

pre test 5,24; post test 6,60; siklus II dengan media gambar rata-rata pre test 7,09;

post test 7,62; siklus III juga dengan media gambar rata-rata pre test 7,79; post

test 8,49 dan sesuai dengan indikator kinerja, yakni 80% siswa mampu mencapai

hasil belajar berhitung > 7.5.

Pemanfaatan media gambar dalam pembelajaran berhitung mampu menarik perhatian

siswa dalam pembelajaran berhitung. Hal tersebut diindikasikan dari rata-rata

nilai pre test dan post test setiap siklus penelitian yang menunjukkan peningkatan

cukup signifikan.

Pemanfaatan melalui media gambar dalam proses pembelajaran terjadi interaksi multi

arah, yakni adanya keterlibatan antara siswa dengan guru dan siswa dengan siswa.

Saran

Berdasarkan simpulan di atas, dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut :


58
Guru harus senantiasa menggunakan media pembelajaran, khususnya media gambar

dalam proses belajar mengajar berhitung yang dirancang secara cermat sesuai

dengan materi pelajaran yang dibahas sehingga dapat meningkatkan pemahaman

siswa dalam menerima pelajaran berhitung.

Guru harus kreatif dalam pembuatan media yang akan disajikan melalui Media

Gambar sehingga menarik perhatian siswa. Bahan pembuatan media sangat

sederhana dan relatif murah.

Pencapaian target penelitian tindakan kelas dalam indikator penelitian perlu dicermati

guru sebagai tolak ukur keberhasilan pemanfaatan media gambar dalam

pembelajaran berhitung.
DAFTAR PUSTAKA

Abdurahman, Mulyono. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta :


Depdikbud dan Rineka Cipta

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta :


Rineka Cipta

Arsyad, Azhar. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta : Raja Grafindo Persada

Budiono. 2001. Saya Belajar Mengurangi. Semarang : Mandira

Darhim. 1993. Work Shop Matematika. Jakarta : Depdikbud

Darsono, Max. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang : IKIP Semarang Press

Depdikbud. 1992. Petunjuk Pengajaran Berhitung Kelas I, II, III SD. Jakarta : P2MSDK

Depdikbud. 1993. Kurikulum Pendidikan Dasar I. Jakarta : Proyek Peningkatan Mutu


SD, TK, dan SLB

Hamalik. 1994. Media Pendidikan. Bandung : Citra Aditya Bakti

Hudoyo, Herman. 1998. Mengajar Belajar matematika. Jakarta : Depdikbud dan

P2LPTK

Khafid Kasri, dkk. 2002. Pelajaran Matematika 1 SD Kelas 1. Jakarta : Erlangga

Monks, Fj, dkk. 2002. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta : Gajah Mada University
Press

Morgan, T. Clifford. 1984. Psikologi Sebuah Pengantar. Jakarta : Pradnya Paramita

Muhajir, Noeng. 1997. Pedoman Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Bagian


Keempat : Analisis dan Refleksi. Jakarta : Ghalia Indonesia

Paimin. 1998. Strategi Belajar Matematika. Jakarta : Rineka Cipta

Poerwodarminto, Wjs. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka

Purwanto, Ngalim. 1997. Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja Rosda Karya


Purwanto, Ngalim. 2000. Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja Rosda Karya

Rahadi, Aristo. 2003. Media Pembelajaran. Jakarta : Depdiknas

Rahadi, Aristo. 2003. Media Pembelajaran. Jakarta : Dikjen Dikti Depdikbud

Rinanto, Andre. 1982. Peranan Media Audio Visual Dalam Pendidikan. Yogyakarta :
Yayasan Kanisius

Rohani, Ahmad. 1997. Media Instruksional Edukatif. Jakarta : Rineka Cipta

Ruseffendi,ET. 1989. Dasar-Dasar Matematika Modern dan Komputer Untuk Guru..


Bandung : Tarsito

Sadiman, Arif. 1996. Media Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada

Safari, Drs. 2003. Evaluasi Pembelajaran. Jakarta : Direktorat Tenaga Kependidikan

Seputra, MHT Theresia. 1998. Matematika 1a Mari Berhitung. Jakarta : Depdikbud

Simanjutak, Lisnawati dkk. 1993. Metode Mengajar Matematika I. Jakarta : Rineka Cipta

Soelarko. 1980. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Depdikbud

Sudjana. 2001. Media Pengajaran. Jakarta : Sinar Baru Algensindo

Sudjana, Nana. 1989. Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar.
Bandung : Sinar Baru Offset

Sudjana, Nana. 2001. Metode Statistik. Bandung : Tarsito

Sukarman, Herry.2003. Dasar-Dasar Dikdaktik dan Penerapannya Dalam


Pembelajaran. Jakarta : Direktorat Tenaga Kependidikan

Sukewi. 1994. Proses Belajar Mengajar. Semarang : IKIP Semarang Press

Suminarsih. 2004. Strategi Pembelajaran Matematika. Semarang : LPMP Jawa Tengah

Suryosubroto. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta : Rineka Cipta

Tim Mandira. 2003. Matematika Awal. Semarang : Mandira

Tim Pengembang MKDK. 1990. Psikologi Belajar. Semarang : IKIP Semarang Press

Usman Ali, dkk. 2004. Buku PR Matematika 1 SD Kelas 1. Bandung : Epsilon Grup
Winarno, dkk. 2003. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta : Direktorat Tenaga
Kependidikan

Winkel. W.s. 1991. Psikologi Pengajaran. Jakarta : Raja Grafindo Persada


Lampiran I

SATUAN PEMBELAJARAN I

Mata Pelajaran : Matematika

Pokok Bahasan : Berhitung

Sub Pokok Bahasan :Penjumlahan dan Pengurangan Dua Bilangan

Kelas :I

Waktu : 2 x 40 menit (1 kali pertemuan)

I. TUJUAN

A. Tujuan Pembelajaran Umum

Siswa mampu melakukan penjumlahan dan pengurangan dua bilangan dalam

pengerjaan soal cerita

B. Tujuan Pembelajaran Khusus

- Siswa diharapkan dapat memahami penjumlahan dan pengurangan dua

bilangan dalam soal cerita

- Siswa diharapkan dapat mengerjakan soal cerita dengan langkah yang tepat

II. MATERI DAN SARANA PENUNJANG

A. Materi

- Nisa mempunyai 2 permen

Nisa membeli lagi 6 permen

Berapa jumlah permen Nisa sekarang?

- Ibu membeli 6 buah apel3


3 apel itu dimakan kakak

Tinggal berapakah apel Ibu?

B. Sarana penunjang

a. Metode : Ceramah, tanya jawab, dan tugas

b. Alat Pembelajaran : Lembar Kerja

c. Sumber Bahan :

- Buku Paket Matematika 1a Mari Berhitung (Depdikbud)

- Buku PR Matematika Kelas 1 (Epsilon Grup).

- Pelajaran Matematika Penekanan Pada Berhitung Kelas 1.

- GBPP dan Kurikulum 1994.

III. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Langkah-langkah :

1. Pra KBM

- Menyiapkan alat pembelajaran

2. Kegiatan Awal

Apersepsi

Melalui tanya jawab guru mencoba menjelaskan pada siswa mengenai

penjumlahan dan pengurangan melalui soal cerita.

3. Kegiatan Inti

 Guru menjelaskan materi pelajaran soal cerita dan memberi contoh-contoh

soal dari materi yang telah dijelaskan.


 Siawa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru mengenai soal

cerita.

 Guru memberi kesempatan untuk bertanya

 Guru membagi lembar soal.

 Guru memberi penjelasan cara mengerjakan lembar soal.

 9Siswa mengerjakan evaluasi.

 Guru mengamati proses pengerjaan lembar soal sambil memberi bimbingan

 Guru menganalisa hasil evaluasi

 Guru memberikan tindak lanjut.

4. Kegiatan Akhir

Menutup pelajaran.

IV. EVALUASI

a. Prosedur tes : Pre test dan Post test

b. Jenis tes : Tertulis

c. Bentuk tes : Uraian

Soal Pre Test :

1. Toni mempunyi 7 kelereng

2 kelereng itu diberikan kepada Toto

Berapa butir kelereng Toni sekarang?

2. Didalam sangkar terdapat 3 ekor burung


1 burung itu lepas dari sangkarnya

Berapa ekor burung dalam sangkar itu sekarang?

3. Tadi pagi si Ongki memetik 2 kelapa

Sekarang si Ongki memetik lagi 2 kelapa

Berapa jumlah kelapa yang dipetik si Ongki?

4. Ayah mempunyai 9 ekor ayam

5 ekor ayam Ayah berwarna putih, yang lainnya hitam

Berap ekor ayam Ayah yang berwarna hitam?

5. Ibu mempunyai 6 butir telur

Ibu membeli 9 butir telur untuk membuat kue

Berapa butir telur lagi yang harus dibeli Ibu?

Soal Post Test :

1. Ayah membeli 3 durian

Ibu membawa 2 durian

Berapa banyak durian yang mereka bawa?

2. Adik membeli 2 permen

2 permen itu di makan adik

Berapa sisa permen adik sekarang?

3. Didi membeli 4 buku


Kemudian Didi membeli lagi 4 buku

Berapa jumlah buku yang dibeli Didi?

4. Ibu membeli 2 ikan

Digoreng 1 ekor

Berapakah ikan Ibu yang belum digoreng?

5. Andi mempunyai 4 roti

Ibu memberimya 3 roti

Roti Andi sekarang berjumlah …… potong.

Kunci Jawaban Soal Pre Test.

1. 7 – 2 = 5

2. 3 – 1 = 2

3. 2 + 2 = 4

4. 5 + 4 = 9

5. 6 + 3 = 9

Kunci Jawaban Soal Post Test.

1. 3 + 2 = 5

2. 2 – 2 = 0

3. 4 + 4 = 8

4. 2 – 1 = 1

5. 4 + 3 = 7

3Nama : …………….
Kelas : …………….

LEMBAR SOAL PRE TEST ( SP I)

Selesaikan soal-soal cerita berikut ini!9

1. Toni mempunyai 7 kelereng

2 kelereng diberikan kepada Toto

Berapa butir kelereng Toni sekarang?

2. Didalam sangkar terdapat 3 ekor burung

1 burung itu lepas dari sangkarnya

Berapa ekor burung yang masih berada dalam sangkar?

3. Tadi pagi si Ongki memetik 2 kelapa

Sekarang si Ongki memetik lagi 2 kelapa

Berapa banyak kelapa yang dipetik si Ongki?

4. Ayah mempunyai 9 ekor ayam

5 ekor ayam Ayah berwarna putih, yang lainnya berwarna hitam

Berapa ekor ayam Ayah yang berwarna hitam?

5. Ibu mempunyai 6 butir telur

Ibu membeli 9 butir untuk membuat kue

Berapa butir telur lagi yang harus dibeli Ibu? 63


Selamat Mengerjakan!

Nama : …………….
Kelas : …………….

LEMBAR SOAL POST TEST ( SP I)

Selesaikan soal-soal cerita berikut ini!

1. Ayah membeli 3 durian

Ibu membawa 2 durian

Berapa banyak durian yang mereka bawa?

2. Adik membeli 2 permen

2 permen itu di makan adik

Berapa sisa permen adik?

3. Didi membeli 4 buku

Kemudian Didi membeli lagi 4 buku

Berapa jumlah buku yang dibeli Didi?

4. Ibu membeli 2 ikan

Digoreng 1 ekor

Berapakah ikan yang belum digoreng?

5. Andi mempunyai 4 roti

Ibu memberinya 3 roti

Berapa jumlah roti Andi sekarang?

Selamat Mengerjakan!
SATUAN PELAJARAN II

Mata Pelajaran : Matematika

Pokok Bahasan : Berhitung

Sub Pokok Bahasan : Penjumlahan dan Pengurangan Dua Bilangan

Kelas :I

Waktu : 2 x 40 (1 kali pertemuan)

I. TUJUAN

A. Tujuan Pembelajaran Umum

Siswa mampu melakukan penjumlahan dan pengurangan dua bilangan dalam

mengerjakan soal cerita

B. Tujuan Pembelajaran Khusus

- Siswa diharapkan dapat memahami penjumlahan dan pengurangan dua bilangan

dalam soal cerita

- Siswa diharapkan dapat mengerjakan soal cerita dengan langkah yang tepat

II. MATERI DAN SARANA PENUNJANG

A. Materi :

- Adi membeli 2 pisang goreng

Lalu Adi membeli lagi 1 pisang goreng

Berapa pisang goreng yang dibeli Adi?

- Di dalam pot ada 5 bunga


1 bunga jatuh di lantai

Tinggal berapa bunga dalam pot sekarang?

B. Sarana Penunjang

a. Metode : Ceramah, tanya jawab, dan tugas

b. Alat Pembelajaran : Gambar

c. Sumber Bahan :

- Buku Paket Matematika 1a Mari Berhitung (Depdikbud)

- Buku PR Matematika Kelas 1 (Epsilon Grup)

- Pelajaran Matematika Penekanan Pada Berhitung Kelas 1

- GBPP dan Kurikulum 1994

III. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Langkah-langkah :

1. Pra KBM

- Menyiapkan alat pembelajaran

2. Kegiatan Awal

Apersepsi

Melalui Tanya jawab guru mencoba menjelaskan pada siswa mengenai

penjumlahan dan pengurangan melalui soal cerita.

3. Kegiatan Inti
 Guru menjelaskan materi pelajaran soal cerita dengan memanfaatkan media

gambar.

 Siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru mengenai soal

cerita.

 Guru memberi kesempatan untuk bertanya.

 Guru membagi lembar soal.

 Guru memberi penjelasan cara mengerjakan lembar soal.

 Siswa mengerjakan evaluasi.

 Guru mengamati proses pengerjaan lembar soal sambil memberi bimbingan.

 Guru menganalisa hasil evaluasi.

 Guru memberikan tindak lanjut.

4. Kegiatan Akhir

Menutup pelajaran.

IV. EVALUASI

Prosedur Tes : Pre test dan Post test

Jenis Tes : Tertulis

Bentuk Tes : Uraian


Soal Pre Test

1. Adi membeli 2 pisang goreng

Lalu Adi membeli lagi 1 pisang goreng.

Berapa pisang goreng yang

dibeli Adi?

2. Dina mempunyai delapan ikan dalam toples,

kemudian tiga ikan diambil oleh Dini

Berapa sisa ikan Dina sekarang?

3. Ada 10 lilin 3 lilin masih menyala

Berapakah lilin yang sudah dimatikan?

4. Ana mempunyai 7 balon

Setelah dipakai bermain, balon pecah 2

Berapa balon Ana sekarang?

5. Kakak membuat 4 kue


Kakak membuat lagi 1 kue

Berapa banyak kue yang harus dibuat kakak?

Soal Post Test

1. Di dalam pot bunga Mia ada 4 bunga

1 bunga jatuh kelantai

Tinggal berapa bunga dalam pot Mia?

2. Teti mempunyai 5 buah apel

3 buah dimakan Feri

Berapa jumlah apel Teti sekarang?

3. Paman mempunyai 1 mangga

Ibu memberi 3 mangga

Berapa mangga paman sekarang?

4. Ayah membawa 3 durian

Ibu membawa 2 durian

Berapa banyak durian yang mereka bawa?


5. Paman mempunyai 4 kerbau

2 kerbau di jual

Berapa sisa kerbau paman?

Kunci Jawaban Soal Pre Test

1. 2 + 1 = 3

2. 8 – 3 = 5

3. 10 – 3 = 7

4. 7 - 2 = 5

5. 4 + 1 = 5

Kunci Jawaban Post Test

1. 4 – 1 = 3

2. 5 – 3 = 2

3. 1 + 3 = 4

4. 3 + 2 = 5

5. 4 – 2 = 2
Nama : ……………

Kelas : ……………

LEMBAR SOAL PRE TEST (SP II)

Selesaikan soal-soal cerita berikut ini !

1. Adi membeli 2 pisang goreng

Lalu Adi membeli lagi 1 pisang goreng


Berapa pisang goreng yang dibeli Adi?

2. Dina mempunyai delapan ikan dalam toples,

kemudian tiga ikan diambil oleh Dini

Berapa sisa ikan Dina sekarang?

3. Ada 10 lilin 3 lilin masih menyala

Berapakah lilin yang sudah dimatikan?

4. Ana mempunyai 7 balon

Setelah dipakai bermain, balon pecah 2

Berapa balon Ana sekarang?

5. Kakak membuat 4 kue

Kakak membuat lagi 1 kue

Berapa banyak kue yang harus dibuat kakak?


Nama : ……………

Kelas : ……………

LEMBAR SOAL POST TEST (SP II)

Selesaikan soal-soal cerita berikut ini !

1. Di dalam pot bunga Mia ada 4 bunga

1 bunga jatuh kelantai

Tinggal berapa bunga dalam pot Mia?

2. Teti mempunyai 5 buah apel


3 buah dimakan Feri

Berapa jumlah apel Teti sekarang?

3. Paman mempunyai 1 mangga

Ibu memberi 3 mangga

Berapa mangga paman sekarang?

4. Ayah membawa 3 durian

Ibu membawa 2 durian

Berapa banyak durian yang mereka bawa?

5. Paman mempunyai 4 kerbau

2 kerbau di jual

Berapa sisa kerbau paman?


SATUAN PELAJARAN III

Mata Pelajaran : Matematika

Pokok Bahasan : Berhitung

Sub Pokok Bahasan : Penjumlahan dan Pengurangan

Kelas :I

Waktu : 2 x 40 menit (1 kali pertemuan)

I. TUJUAN

A. Tujuan Pembelajaran Umum

Siswa mampu melakukan penjumlahan dan pengurangan dalam pengerjaan soal

cerita

B. Tujuan Pembelajaran Khusus

- Siswa diharapkan dapat memahami penjumlahan dan pengurangan dua bilangan

dalan soal cerita

- Siswa diharapkan dapat mengerjakan soal cerita dengan langkah yang tepat

II. MATERI DAN SARANA PENUNJANG

A. Materi

- Paman mempunyai 1 mangga

Ibu memberi 3 mangga

Berapa mangga paman sekarang?

- Ada 8 anak ayam


Kemudian anak ayam ada yang mati 1 ekor

Anak ayam yang masih hidup tinggal berapa?

B. Sarana Penunjang

a. Metode : Ceramah, tanya jawab, dan tugas

b. Alat Pembelajaran : Gambar

c. Sumber Bahan :

- Buku Paket Matematika 1a Mari Berhitung (Depdikbud)

- Buku PR Matematika Kelas 1 (Epsilon Grup)

- Pelajaran Matematika Penekanan Pada Berhitung Kelas 1

- GBPP dan Kurikulum 1994

III. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Langkah-langkah :

1. Pra KBM

- Menyiapkan alat pembelajaran

2. Kegiatan Awal

Apersepsi

Melalui tanya jawab guru mencoba menjelaskan pada siswa mengenai

penjumlahan dan pengurangan melalui soal cerita

3. Kegiatan Inti

Guru menjelaskan materi pelajaran soal cerita dengan memanfaatkan media

gambar
Siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru mengenai soal

cerita

Guru memberi kesempatan untuk bertanya

Guru membagi lembar soal

Guru memberi penjelasan cara mengerjakan lembar soal

Siswa mengerjakan evaluasi

Guru mengamati proses pengerjaan lembar soal sambil memberi bimbingan

Guru menganalisa hasil evaluasi

Guru memberikan tindak lanjut

4. Kegiatan Akhir

Menutup Pelajaran

IV. EVALUASI

a. Prosedur Tes : Pre test dan Post test

b. Jenis Tes : Tertulis

c. Bentuk Tes : Uraian

Soal Pre Test

1. Duta mempunyai dua layang -layang


Dona memberi satu layang – layang kepada

Duta

Berapa layang-layang Duta sekarang?

2. Ria mempunyai 2 ayam

Ria dibelikan 3 ayam oleh ibu

Berapa ayam Ria sekarang?

3. Arif mempunyai 4 burung

Burung itu dilepaskan 1 ekor

Berapa ekor burung Arif sekarang?

4. Ada 4 kelereng

Ada yang ditutup dengan tangan

Tinggal 2 kelereng

Berapa kelereng yang ditutup dengan tangan?

5. Ibu mempunyai 9 butir telur ayam

Kemudian telur itu ada pecah dua butir

Telur yang masih utuh tinggal berapa butir?

Soal Post Test

1. Tangan kanan Wawan memegang 1 balon

Tangan kiri Wawan memegang 3 balon


Berapa balon yang dipegang Wawan semuanya?

2. Ibu mempunyai 2 payung

Di beri paman 1 payung

Berapa payung ibu sekarang?

3. Paman memancing ikan

Paman mendapat 2 ikan mas dan 2 ikan lele

Berapa banyak ikan yang diperoleh paman?

4. Dona mempunyai 7 balon

Setelah dipakai bermain, 2 balon Dona meletus

Berapa balon Dona sekarang?

5. Ada 8 anak ayam

Kemudian anak ayam ada yang mati 1 ekor

Anak ayam yang masih hidup tinggal berapa?

Kunci Jawaban Soal Pre Test

1. 2 + 1 = 3

2. 2 + 3 = 5

3. 4 – 1 = 3

4. 4 – 2 = 2
5. 9 – 2 = 7

Kunci Jawaban Soal Post Test

1. 1 + 3 = 4

2. 2 + 1 = 3

3. 2 + 2 = 4

4. 7 – 2 = 5

5. 8 – 1 = 7

Nama : …………….

Kelas : …………….

LEMBAR SOAL PRE TEST (SP III)


Selesaikan soal-soal cerita berikut ini !

1. Duta mempunyai dua layang -layang

Dona memberi satu layang – layang kepada

Duta

Berapa layang-layang Duta sekarang?

2. Ria mempunyai 2 ayam

Ria dibelikan 3 ayam oleh ibu

Berapa ayam Ria sekarang?

3. Arif mempunyai 4 burung

Burung itu dilepaskan 1 ekor

Berapa ekor burung Arif sekarang?

4. Ada 4 kelereng

Ada yang ditutup dengan tangan

Tinggal 2 kelereng

Berapa kelereng yang ditutup dengan tangan?


5. Ibu mempunyai 9 butir telur ayam

Kemudian telur itu ada pecah dua butir

Telur yang masih utuh tinggal berapa butir?

Selamat mengerjakan !

Nama : …………….

Kelas : …………….

LEMBAR SOAL POST TEST (SP III)

Selesaikanlah soal-soal cerita berikut ini !


1. Tangan kanan Wawan memegang 1 balon

Tangan kiri Wawan memegang 3 balon

Berapa balon yang dipegang Wawan semuanya?

2. Ibu mempunyai 2 payung

Di beri paman 1 payung

Berapa payung ibu sekarang?

3. Paman memancing ikan

Paman mendapat 2 ikan mas dan 2 ikan lele

Berapa banyak ikan yang diperoleh paman?

4. Dona mempunyai 7 balon

Setelah dipakai bermain, 2 balon Dona meletus

Berapa balon Dona sekarang?

5. Ada 8 anak ayam

Kemudian anak ayam ada yang mati 1 ekor

Anak ayam yang masih hidup tinggal berapa?


Selamat mengerjakan !

MEDIA GAMBAR DALAM PROSES PEMBELAJARAN

Anda mungkin juga menyukai