KELOMPOK II
JAKARTA
24 Januari 2010
BAB I
PENDAHULUAN
Gastrointestinal tract (GIT) merupakan suatu tabung yang kontinyu yang memanjang
dari mulut sampai ke anus. Fungsi primer dari GIT adalah untuk menyediakan nutrient dan
air yang diabsorpsi untuk kemudian dialirkan ke seluruh tubuh. Dalam melakukan fungsinya,
makanan dicampur dengan berbagai sekret yang berasal dari mukosa GIT maupun dari organ
Lumen GIT memiliki fungsi untuk bersentuhan dengan bagian luar dari tubuh. Usus
mempunyai bagian permukaan yang penting dalam fungsi penyerapan. Pada usus terdapat
flora normal dalam jumlah yang cukup besar. Flora normal ini dapat membantu metabolisme
yang terjadi di dalam usus. Selain itu, bagian usus pun rentan terhadap invasi
mikroorganisme. Oleh karena itu, di dalam usus memiliki mekanisme pertahanan diri dengan
BAB II
LAPORAN KASUS
Bapak Eri, 44 tahun, dating ke praktek saudara dengan membawa hasil laboratorium
sebagai berikut: total kolesterol 250 mg% ; trigliserida 200 mg%. Bapak Eri memiliki
BAB III
PEMBAHASAN
Pada kasus ini, bapak Eri mengalami hiperlipidemia. Hal ini dikarenakan bapak Eri
memiliki kadar lemak melebihi normal, yaitu kadar kolesterol 250 mg% (normal 200 mg%)
(1)
dan kadar trigliserida 200 mg% (normal 142 mg%) . Kondisi hiperlipidemia ini dapat
mengakibatkan darah yang beredar di dalam tubuh menjadi lebih kental sehingga proses
pengikatan oksigen oleh hemoglobin menjadi terganggu dan mengakibatkan kadar oksigen
dalam darah menjadi menurun. Selain itu, dengan kondisi hiperlipidemia dapat
kecil di jantung sehingga dapat mengakibatkan tahanan arteriol menjadi meningkat dan dapat
Kolesterol merupakan alkohol yang terdapat dalam molekul lipid (terutama pada
lemak hewan). Kolesterol tersebar diseluruh jaringan tubuh, yaitu menyusun pada membran
sel yang berfungsi untuk membantu kelenturan membran sel. Struktur kolesterol memiliki inti
sterol dan tidak mengandung asam lemak. Kolesterol memiliki sifat hidrofobik atau tidak
larut dalam air. Selain berfungsi sebagai penyusun membran sel, kolesterol pun merupakan
lemak. Merupakan penyusun utama dalam lemak nabati dan hewani. Trigliserida terdapat
pada bagian perut atas, bokong, lengan atas, paha, dan pinggul. Fungsi trigliserida yaitu
1. Simple lipid, berupa ester lemak dengan alkohol, fat dan wax
2. Compounds lipid, berupa ester asam lemak yang mengandung gugus lain, selain
alkohol dan asam lemak yaitu fosfolipid, glikolipid, dan compound lipid lainnya
yaitu lipoprotein.
3. Derived lipid, yaitu hasil hidrolisis dari simple lipid dan compound lipid seperti
asam lemak jenuh dan tak jenuh, gliserol, steroid, alkohol dan lain-lain.
Asam lemak jenuh dan tak jenuh dapat dibedakan dengan ada tidaknya ikatan rangkap
pada gugus hidrokarbonnya. Dimana asam lemak tak jenuh memiliki ikatan rangkap dan
asam lemak jenuh tidak memiliki ikatan rangkap. Selain itu, berdasarkan sumbernya, lemak
dibedakan menajdi lemak hewani dan minyak nabati. Lemak dan minyak berbeda dalam
bentuk pada suhu ruangan. Minyak berbentuk cair pada suhu ruangan sedangkan lemak
Lemak esensial merupakan lemak yang tidak diproduksi di dalam tubuh secara cukup,
sehingga harus diasup melalui makanan. Contoh lemak esensial yaitu asam linoleat, linolenat,
dan asam arakhidonat. Asam lemak omega 3 merupakan asam lemak poli tak jenuh yang
memiliki ikatan rangkap banyak, ikatan rangkap pertama terdapat pada atom C ketiga dari
gugus metil. Asam lemak omega 3 memiliki bentuk dasar EPA dan DHA. Asam lemak
omega 6 sama dengan asam lemak omega 3, namun berbeda pada ikatan rangkap
pertamanya, yaitu terdapat pada atom C ke enam dari gugus metil. Asam lemak omega 6
memiliki bentuk dasar ALA (α-Linolenic acid) dan GLA (γ-Linolenic acid) (4).
Asam lemak omega 3 memiliki fungsi untuk pertumbuhan dan perkembangan otak.
Kemudian asam lemak omega 6 memiliki fungsi untuk mencegah terjadinya penyempitan
Secara anatomi, GIT dimulai dari mulut. Di mulut terdapat gigi dan lidah yang
membantu dalam pencampuran makanan serta kelenjar-kelenjar saliva yang terdiri dari
yang sudah dicampur dengan saliva dan terjadi pencernaan karbohidrat oleh enzim amylase.
Pencernaan di mulut tidak begitu berarti karena makanan hanya sebentar berada di rongga
mulut. Kemudian makanan dalam bentuk bolus diteruskan melalui orofaring (nasofaring dan
bolus terdorong sampai ke cardia gaster selanjutnya masuk ke dalam antrum gaster. Di dalam
gaster bolus dicampur dengan cairan asam lambung (HCl) dan terdapat pencernaan protein
oleh enzim pepsin sehingga dihasilkan pepton. Setelah seluruh makan tercampur dengan
cairan asam lambung, chyme yang terbentuk akan menstimulasi sfingter pylorus untuk
berelaksasi sehingga canalis pylorus terbuka dan chyme akan masuk ke usus halus
(intestinum tenue). Intestinum tenue terdiri dari duodenum, jejunum dan ileum. Adanya
seperti amylase pankreas, tripsin, dan lipase. Kemudian dengan adanya lemak akan
menstimulasi vesica velea dan hepar untuk mensekresikan garam empedu. Sekret-sekret dari
pankreas, vesica velea dan hepar dialirkan ke duodenum melalui papilla Vateri.
Setelah makanan dicerna yaitu dari bentuk makromolekul dibuah menjadi bentuk
mikromolekul, nutrisi akan diserap di jejunum dan ileum, dimana di ileum memiliki
presentasi absorpsi yang paling besar. Zat-zat sisa pencernaan yang tidak diserap akan
dialirkan ke usus besar (intestinum crasum) melalui ileum terminal, pada ileum terminal
terjadi absorpsi vitamin B12 dan siklus enterohepatik (missal bilirubin dan garam empedu)
melalui vena porta. Zat-zat sisa tersebut akan masuk ke intestinum crassum melalui valvula
colon tranversum, colon descendens, colon Sigmoid, rectum, dan terakhir ke anus. Di
1. Motilitas: mengacu pada kontraksi otot yang mencapur dan mendorong isi saluran
diserap.
4. Penyerapan: satuan-satuan kecil yang dihasilkan dari proses pencernaan
selanjutnya diserap atau diabsorpsi bersama dengan air, vitamin, dan elektrolit,
dipindahkan dari lumen saluran pencernaan ke dalam darah atau limfe (5).
Hepar merupakan organ asesorius pencernaan yang terletak di regio quadran superior.
Secara spesifik terletak sebagian besar pada regio hypochondrium dextra, ke bagian
Cairan empedu diproduksi di sel-sel hepatosit dengan bahan dasar adalah kolesterol.
Setelah diproduksi, cairan empedu dialirkan melalui kanlikuli untuk selanjutnya dialirkan
melalui ductus hepaticus sinister dan dexter yang selanjutnya bergabung menajdi ductus
hepaticus comunis. Jika tidak ada lemak di duodenum, maka cairan empedu dialirkan ke
vesica velea melalui ductus cysticus untuk selanjutnya disimpan. Jika ada lemak di
duodenum, maka akan menstimulasi sfingter Oddi untuk berelaksasi, sehingga cairan empedu
akan mengalir dari vesica velea dan hepar melalui ductus coledochus selanjutnya melalui
Secara histologi, lidah terdiri dari papilla-papilla yaitu papilla sirkumvalata, papilla
filiformis, papilla fungiformis, dan papilla foliata. Oesofagus terdiri dari empat lapisan yaitu
tunika mukosa, tunika submukosa, tunika muskularis, dan tunika adventisia. Tunika mukosa
terdiri dari sel epitel berlapis gepeng mula-mula tanpa lapisan tanduk, tetapi semakin dalam
semakin menebal lapisan tanduknya. Tunika submukosa terdiri dari jaringan ikat jarang.
Tunika muskularis terdiri dari dua lapisang yaitu tunika muskularis sirkularis dan
oesofagus yang memiliki epitel selapis gepeng menjadi epitel selapis silindris pada bagian
gaster. Kemudian terdapat fundus gaster dan pylorus gaster yang dilapisi epitel selapis
silindris. Intestinum tenue yang terdiri dari duodenum, jejunum dan ileum memiliki empat
lapisan yaitu tunika mukosa, tunika submukosa, tunika muskularis, dan tunika serosa. Pada
duodenum terdapat glandula duodenalis Brunnari, jejunum pada lamina propria terdapat
kelenjar pylorus serta mukosanya membentuk lipatan menjadi pilus semisirkularis, ileum
terdapat kriptus atau kelenjar Lieberkuhn pada tunika mukosanya serta terdapat plaque Peyeri
Intestinum crassum atau usus besar pada tunika mukosanya tidak terdapat fili,
memiliki sel goblet dan sel argentafin yang berfungsi dalam absorpsi air. Selain itu pada
lapisan lamina propria terdapat sel limfoid. Tunika submukosa intestinum crassum disebut
sebagai taenia coli. Pada tunika adventisia terdapat tonjolan yang disebut apendises epiploica.
Anus terdiri sel epitel selapis gepeng, tidak terlihat muskularis mukosa, serta pada tunika
muskularis terjadi penebalan yang kemudian berubah menjadi M.sfingter Ani internus.
Lipid utama dalam makanan adalah triasilgliserol dan, dalam jumlah yang lebih
sedikit, yaitu fosfolipid. Keduanya adalah molekul hidrofobik, dan harus dihidrolisis dan
diemulsifikasikan menjadi butiran yang sangat halus (misel) sebelum dapat diserap.
Hidrolisis triasilgliserol dimulai oleh lipase mulut dan lambung, yang menyerang ikatan ester
sn-3 yang membentuk 1,2-diasilgliserol dan asam lemak bebas serta mempermudah
emulsifikasi. Lipase pancreas diskresikan ke dalam usus halus, dan memerlukan protein
pancreas lainnya, yaitu kolipase, agar dapat bekerja. Enzim ini spseifik untuk ikatan ester
primer sehingga akan manghasilkan 2-monoasilgliserol dan asam lemak bebas sebagai
dari 25% triasilgliserol yang dikonsumsi dapat dihidrolisis sempurna menjadi gliserol dan
asam lemak. Garam empedu yang terbentuk di hati dan disekresikan dalam epedu
fosfolipid dan kolesterol dari empedu. Misel bersifat latur sehingga produk pencernaan dapat
diangkut melalui lingkungan yang berisi cairan di lumen usus dan berkontak erat dengan
brush border sel mukosa sehingga dapat diserap oleh epitel usus. Garam empedu mengalir ke
ileum, tempat sebagian besar garam tersebur diserap ke dalam sirkulasi enterohepatik.
Di dalam epitel usus, 1-monoasilgliserol dihidrolisis menjadi asam lemak dan gliserol,
monoasilgliserol. Gliserol yang dibebaskan di lumen usus tidak digunakan kembali, tetapi
masuk ke dalam vena porta. Gliserol yang dibebaskan di epitel usus digunakan kemabali
untuk sintesis triasilgliserol melalui jalur asam fosfatidat normal. Asam lemak rantai panjang
mengalami esterifikasi untuk menghasilkan triasilgliserol di sel mukosa dan bersama dengan
produl lain pencernaan lipid yang disekresikan sebagai kilomikron ke dalam pembuluh limfe,
dan masuk ke aliran darah melalui duktus torasikus. Asam lemak rantai sedang dan pendek
diserap terutama ke dalam vena porta hepatica sebgani sal lemak bebas (2).
Empedu dihasilkan di dalam hati. Di dalam hati, cholesterol yang dibawa melalui
pembuluh limfe ke seluruh tubuh, setelah sampai di hati cholesterol akan disintesis.
oleh enzim 12α-hidroxylase menjadi asam cholat dan chenodeoxycholat-CoA. Asam cholat
dan chenodeoxycholat-CoA ini merupakan asam empedu primer. Asam cholat akan
mengalami konjugasi oleh taurin menjadi asam taurocholat dan juga mengalami konjugasi
oleh glisin menjadi asam glikocholat. Begitu juga dengan chenodeoxycholat akan mengalami
konjugasi oleh taurin menjadi taurochenodeoxycholat serta mengalami konjugasi oleh glisin
menjadi glicochenodeoxycholat. Asam taurocholat dan asam glicocholat yang telah terbentuk
dehidroxylasi menjadi asam litocholat. Asam deoxycholat dan asam litocholat merupakan
asam empedu sekunder. Asam empedu yang telah terbentuk, setelah sampai di usus halus
akan bersama-sama dengan garam empedu membentuk misel untuk meningkatkan kelarutan
empedu mengandung bikarbonat sehingga chymus yang asam dapat dinetralkan. Empedu
juga berfungsi untuk ekskresi obat-obatan, toksin, pigmen empedu (bilirubin, biliverdin),
serta zat-zat anorganik seperti Cu, Zn, dan Hg. Selain itu, empedu merupakan satu-satunya
organ yang dapat mengeksresikan cholesterol. Cholesterol merupakan zat yang tidak dapat
larut dalam air sehingga cholesterol harus membentuk misel dengan lesitin yang berikatan
dengan garam empedu. Sejumlah cholesterol dilarutkan dalam campuran misel sehingga
Apabila kadar cholesterol dikonsumsi dalam jumlah yang terlalu banyak atau
melebihi tingkat jenuh maka cholesterol akan mengendap dan terjadi pengkristalan
membentuk batu empedu. Untuk mencegah terjadinya pembentukan batu empedu, dapat
makanan-makanan seperti seafood (terlebih otak dan kulitnya), putih telur, serta jeroan
hewan.
BAB IV
KESIMPULAN
Sistem pencernaan pada manusia terdiri atas mulut, oesophagus, gaster, intestinum
tenue dan intestinum crassum serta organ tambahan lainnya seperti hepar, pancreas,dan
empedu yang membantu proses pencernaan di dalam tubuh. Proses pencernaan yang terjadi
di dalam tubuh manusia terdiri dari motilasi, sekresi, pencernaan, dan penyerapan. Intake
makanan yang dikonsumsi oleh manusia setiap hari paling banyak dalam bentuk karbohidrat,
protein, serta lemak. Karbohidrat, protein, dan lemak ini akan dipecah menjadi molekul –
Lemak yang diserap dari makanan dalam bentuk triasilgliserol akan diubah bentuknya
menjadi gliserol dan asam lemak sehingga dapat diabsorbsi oleh tubuh. Namun, pencernaan
triasilgliserol ini tidak semudah pencernaan pada karbohidrat ataupun protein karena
bentuknya molekulnya yang makro dan sukar larut dalam air serta. Oleh karena itu, dengan
bantuan garam empedu yang disintesis oleh hati, triasilgliserol ini diubah menjadi molekul –
molekul yang lebih kecil serta dengan bantuan lecitin untuk membentuk misel sehingga dapat
larut dalam air. Garam empedu berasal dari kolesterol. Garam empedu yang telah disintesis
oleh hati nantinya akan disimpan telebih dahulu di kandung empedu. Apabila ada intake
makanan berlemak, maka garam empedu ini akan disekresikan ke duodenum dimana lemak
dicerna. Tidak semua kolesterol dalam tubuh diubah menjadi garam empedu, sebagian
lainnya diekskresikan melalui anus. Jika cairan empedu menjadi jenuh karena kolesteol yang
berlebihan, maka kolesterol bisa menjadi tidak larut dan semakin lama akan membentuk
kristal. Kristal yang semakin lama semakin bertambah nantinya akan membentuk batu
empedu yang menyebabkan keadaan patologis pada tubuh manusia. Makanan rendah
DAFTAR PUSTAKA
1. Barret KE, Barman SM, Boitano S, Brooks HL. Ganong’s Review of Medical
3. Herlina N, Ginting MHS. Lemak dan Minyak. Medan: Teknik Kimia Universitas
4. Fitriani A. Profil Asam Lemak Omega-3 dalam Hati Ikan Manyung (Arius
5. Sherwood L. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Santoso BI, Editor. Edisi 2.