Anda di halaman 1dari 13

METODOLOGI PENELITIAN

Oleh

Sri Nurabdiah Pratiwi

UNIVERSITAS MERCU BUANA


2008
Pertemuan V (Modul V): Elemen Research Design

Pokok Bahasan:
A. Rancangan Riset Berdasarkan Time Horizon
B. Rancangan Riset Eksperimen (sederhana)

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Sri Nurabdiah Pratiwi


METODE PENELITIAN
Elemen Research Design

A. Rancangan Riset Berdasarkan Time Horizon


Time horizon adalah satuan waktu, dimana data tentang objek akan
dikumpulkan dan dianalisis sebagai dasar untuk menjawab research
1
problem/research question . Pada desain ini, peneliti harus menentukan dan
menyatakan dengan jelas periode kapan pengambilan data tersebut dilaksanakan,
karena dari objek penelitian yang sama, namun periode pengambilan data
berbeda akan menyebabkan data berbeda pula.
Sebagai contoh jika ada penelitian yang mengambil data keuangan dari
industri perbankan di Indonesia tahun 1997 dibandingkan dengan tahun 1998,
data sudah jelas akan jauh berbeda, karena pada tahun 1997 merupakan tahun
sebelum krisis moneter, dimana kondisi keuangan relatif stabil. Sedangkan tahun
1998, tepat setelah terjadi krisis moneter, kondisi keuangan dan perbankan di
Indonesia menajdi kacau, data keuangan akan semakin sangat jauh berbeda
dengan data tahun 1997, walaupun data diambil dari bank yang sama.
Jika peneliti menggunakan data lebih dari satu tahun atau satu periode
waktu lainnya (misalnya; mingguan, bulanan, triwulan, semester, windu,m
dasawarsa, abad, dan lain sebagainya) serta dalam berbagai macam kategori
(misalnya: data antar departemen, data antar lini produk, data antar letak
geografis, dan sebagainya), maka ada dua metode yang dapat dipergunakan yaitu
berdasarkan kategori data yang dipergunakan, bisa dibedakan menjadi single
section dan cross-sectional sedangkan dari waktu pengambilan data dapat
dibedakan menjadi one shot dan longitudinal
Single section adalah data yang diambil atau dianalisis, dikategorikan
menjadi satu kelompok data saja, sedangkan cross-sectional adalah data yang
dipergunakan dari berbagai kategori atau sub-kelompok. One shot adalah data
yang hanya diambil dari satu periode waktu saja. Longitudinal adalah data yang
diambil dalam beberapa periode waktu tertentu bisa secara berurutan, maupun
tidak berurutan, sehingga menunjukkan trend, atau perkembangan dari data
tersebut dari waktu ke waktu.
Biasanya peneliti cenderung untuk menggunakan kombinasi dari
berbagai jenis pengelompokkan data ini, tergantung pada kebutuhan dari peneliti
1
Sujoko Efferin, Stevanus Hadi Darmadji, Yuliawati Tan. Metode Penelitian Akuntasi. (Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2008), hal 95

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Sri Nurabdiah Pratiwi


METODE PENELITIAN
itu sendiri. Di bawah ini berbagai contoh dari penggunaan time horizon dalam
pengelompokkan dan pengolahan data

Tabel 1: one shot - one section


Daftar Aktiva Tetap Bulan Nopember 2006
No Nama Aktiva Tetap
1 Tanah Jl. Tenggilis Mejoyo Blok XXY no. 34 luas 1.500 m2
2 Gedung kantor luas bangunan 875 m2
3 Masin photo copy Xerox P-78767, SX
4 Mesin photo copy Xerox HU-87-LX
5 Mesin laminating Xui-xui DRY - 7787
6 Mesin potong kertas Ing-So-So XL

Tabel 2 : One Shot – Cross Sectional


Daftar Nilai Aktiva Tetap Bulan Nopember 2006
Harga Akumulasi
Nilai buku
Perolehan Penyusutan
(dalam
No Nama Aktiva Q (dalam (dalam
ribuan
ribuan ribuan
rupiah)
rupiah) rupiah)
1 Tanah 1 70.000 --- 70.000
2 Gedung 1 163.700 23.870 139.830
3 Mesin Photo copy Xerox 4 45.380 25.890 19.490
P-78767, SX
4 Mesin photo copy Xerox 3 25.780 11.450 14.330
HU-87-LX
5 Mesin laminating Xui-xui 1 8.450 5.225
DRY - 7787
6 Mesin potong kertas Ing- 1 13.675 1.287 2.013
So-So XL
3.300
Total 11 321.835 70.947 250.888

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Sri Nurabdiah Pratiwi


METODE PENELITIAN
Tabel 3: Longitudinal – Cross Sectional
Periode tahun Periode tahun
No Kode Barang Periode tahun 2002
2001 2003
SMT I SMT II SMT I SMT II SMT I
1 RTR-344-Y 343 334 402 378 232
2 RTR – 345 - Y 335 320 376 298 344
3 RRS – 112 – S 1.897 1.238 1.899 1.098 987
4 RRS – 171 – SY 2.334 1.834 1.344 1.455 1.229
5 RRS – 122 – FF 12,8 9,45 ,8,44 7,35 9,45
Total 695.031 666.522 789.683 685.903 1573.679

B. Rancangan Riset Eksperimen


1. Pendahuluan
Penelitian dengan pendekatan eksperimen, adalah suatu penelitian
yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel lain
dalam kondisi yang terkontrol secara ketat, oleh karena itu perlu diketahui
desain-desain yang sering digunakan.
Desain eksperimen/percobaan merupakan semua proses yang
diperlukan dalam merencanakan dan melaksanakan eksperimen. Secara
umum desain eksperimen ini berguna untuk memperoleh suatu keterangan
yang maksimum mengenai cara membuat percobaan dan bagaimana proses
perencanaan serta pelaksanaan percobaan akan dilakukan, oleh karena itu
peneliti harus benar-benar memikirkan langkah-langkah serta jenjang-jenjang
perencanaan dari percobaan yang akan dilakukan.

2. Jenis-Jenis Desain Eksperimen


Dalam penelitian eksperimen ada beberapa desain yang dapat
dipergunakan. Penggunaan desain dalam penelitian eksperimen disesuaikan
dengan apa yang hendak diteliti. Secara lebih jelas desain penelitian
eksperimen dapat dilihat pada gambar di bawah ini2.

2
Sugiyono. Metode Penelitian Administrasi. (Bandung: Alfabeta, 2008), hal. 82

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Sri Nurabdiah Pratiwi


METODE PENELITIAN
One-Shot case Study
Pre-
One Group Pretest-Posttes
Eksperimental
Intec-Group Comparison

True Posttest Only Control Design


Eksperimental Pretest Control Group Design
Desain
Eksperi
men
Factorial
Eksperimental

Quasi Time Series Design


Eskperimental Nonequivalent Control Group Design

Gambar 1: Jenis Desain Eksperimen

a) Pre-Experimental. Dikatakan pre-experimental karena belum


merupakan eksperimen sungguh-sungguh. Hal ini disebabkan masih ada
variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel terikat
(dependen). Jadi hasil eksperimen yang merupakan variabel dependen
(terikat) bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel iondependen
(bebas), hal ini terjadi karena tidak adanya variabel control, dan sampel
tidak dipilih secara random. Ada beberapa desain dalam pre-eksperimen,
yaitu:
1) One-Shot Case Study
Desain ini merupakan desain yang paling sederhana, digunakan untuk
meneliti satu kelompok dengan diberi satu kali perlakuan dan
pengukurannya dilakukan satu kali. Desain ini dapat digambarkan
sebagai berikut:

X O X = treatment yang diberikan (variabel bebas)


O = hasil treatment (variabel terikat

Gambar 2 : One-Shot Case Study Design

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Sri Nurabdiah Pratiwi


METODE PENELITIAN
Contoh: Pengaruh alat kerja baru (X) terhadap produktivitas kerja
karyawan (O)

2) One-Group Pretest-Posttest Design


Desain ini merupaka pengembangan dari desain pertama, dimana
dilakukan pengukuran awal (pretest), setelah itu diberikan perlakuan
tertentu, selanjutnya dilakukan pengukuran kembali (posttest). Dengan
demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat
membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan. Desain ini
dapat digambarkan sebagai berikut:

O1 = nilai pretest
O1 X O2
O2 = nilai posttest
Pengaruh ….. ( O2 – O1)

Gambar 3: One-group Pretest-Postest Design

3) Intec-Group Comparison
Pada desain ini merupakan modifikasi dari desain di atas, tetapi objek
penelitian terdiri dari dua kelompok. Kelompok pertama mendapat
perlakuan, sedang kelompok kedua tidak mendapat perlakuan. .
Gambaran desain penelitiannya adalah sebagai berikut:

X O1 O1 = Hasil kelompok yang diberi perlakuan


O2 O2 = Hasil kelompok yang tidak diberi perlakuan
Pengaruh perlakuan = (O1- O2)

Gambar 4: Intec-Group Comparison

b) True Experimental Design. Pada disain ini peneliti dapat mengontrol


semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen. Dengan
demikian validitas internal (kualitas pelaksanaan rancangan penelitian)
dapat menjadi tinggi. Ciri utama dari true experimental adalah bahwa

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Sri Nurabdiah Pratiwi


METODE PENELITIAN
sampel yang digunakan untuk eksperimen maupun sebagai kelompok
control diambil secara random populasi tertentu. Jadi cirinya adalah adanya
kelompok control dan sampel dipilih secara random. Ada dua bentuk disain
true experimental, yaitu:

1) Postest-Only Control Design


Disain ini merupakan disain yang paling sederhana dari disain
eksperimental. Desain ini telah memenuhi kriteria eksperimen
sebenarnya dengan adanya manipulasi variabel, pemilihan kelompok
yang diteliti secara random, dan seleksi perlakuan.
Dalam disain ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih
secara random (R). Kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan
kelompok yang lain tidak. Kelompok yang diberi perlakuan disebut
kelompok eksperimen dan yang tidak disebut kelompok kontrol.
Pengaruh adanya perlakuan (treatment) adalah (O1 : O2). Gambar
disain penelitian terdapat di bawah ini:

O1 = kelompok eksperimen
R X O1
O2 = kelompok control
R O2

Pengaruh adanya perlakuan (O1 : O2)

Gambar 5: Posttest-Only Control Design

2) Pretest-Posttest Control Group Design


Desain ini merupakan pengembangan desain di atas. Baik kelompok
pertama (eksperimen) maupun terhadap kelompok pengontrol
dilakukan pengukuran di depan (pretest). Desain ini terdapat dua
kelompok yang dipilih secara random, kemudian diberi pretest untuk
mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok
eksperimen dan kelompok control. Hasil pretest yang baik apabila nilai
kelompok eksperimen tidak berbeda secara signifikan. Gambar desain
penelitian terdapat di bawah ini:

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Sri Nurabdiah Pratiwi


METODE PENELITIAN
R O1 X O2 O1 = hasil pretest kelompok eksperimen
R O3 O4 O2 = hasil posttest kelompok eksperimen
O3 = hasil pretest kelompok kontrol
O4 = hasil posttest kelompok control
Pengaruh perlakuan (O2 - O1) – (O4 – O3)

Gambar 6: Pretest-Posttest Control Group Design

c) Factorial Design

Desain factorial merupakan modifikasi dari design true-experimental,


yaitu dengan memperhatikan kemungkinan adanya variabel moderator
yang mempengaruhi perlakuan (variabel bebas terhadap variabel terikat).
Pada desain ini semua kelompok dipilih secara random, kemudian masing-
masing diberi pretest. Penelitian dikatakan baik apabila setiap kelompok
nilai pretestnya sama. Jadi O1 = O2 = O3 = O4. Dalam hal ini variabel
moderatornya adalah Y1 dan Y2

Contoh: Dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh prosedur kerja


baru terhadap kepuasan pelayanan pada masyarakat. Dipilih
empat kelompok secara random. Variabel moderatornya jenis
kelamin, yaitu laki-laki (Y1), perempuan (Y2).

Perlakuan (treatment) prosedur kerja diberikan pada kelompok


eksperimen pertama yang telah diberi pretest (O1= kelompok laki-
laki) dan kelompok eksperimen kedua yang telah diberi pretest
(O5= kelompok perempuan). Pengaruh perlakuan (X) terhadap
kepuasan pelayanan untuk kelompok laki-laki = (O2 – O1) – (O4 –
O3). Sedangkan pengaruh perlakuan (X) terhadap kepuasan
pelayanan untuk kelompok perempuan = (O6 – O5) – (O8 – O7).
Bentuk desain faktorial dapat digambarkan sebagai berikut:

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Sri Nurabdiah Pratiwi


METODE PENELITIAN
Gambar 7: Design Factorial
R O1 X Y1 O2
R O3 Y1 O4
Rl O5 X Y2 O6
R O7 Y2 O8

Bila terdapat perbedaan pengaruh prosedur kerja baru terhadap


kepuasan
l masyarakat antara kelompok pria dan perempuan, maka
penyebab utamanya bukan dari treatment yang diberikan (karena
treatment sama), tetapi karena adanya variabel moderator yakni jenis
kelamin.

d) Quasi Experimental design

Bentuk desain eksperimen ini merupakan pengembangan dari true


experimental Design, yang sulit dilakukan. Disain ini mempunyai kelompok
control, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-
variabel luar yang mempengaruhi pelaksaanan eksperimen. Walupun
demikian desain ini lebih baik dari pre-experimental. Quasi-experimental
digunakan karena pada kenyataan sulit mendapatkan kelompok kontrol
yang digunakan untuk penelitian. Ada dua bentuk desain quasi-
experimental, yaitu:

1) Time Series Design


Dalam desain ini kelompok yang digunakan untuk penelitian tidak dapat
dipilih secara random. Sebelum perlakuan, kealompok diberi pretest
sampai empat kali, dengan maksud mengetahui kestabilan dan
kejelasan keadaan kelompok sebelum diberi perlakuan. Bila hasil
pretest selama empat kali ternyata nilainya berbeda-beda, artinya
kelompok tersebut keadaannya labil, tidak menentu, dan tidak
konsisten. Setelah keadaan kestabilan kelompok dapat diketahui baru
kelompok diberikan treatment. Desain ini hanya menggunakan satu
kelompok saja, sehingga tidak memerlukan kelompok kontrol. Dibawah
ini merupakan bentuk dari time series design:

O1 O2 O3 O4 X O5 O6 O7 O8

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Sri Nurabdiah Pratiwi


METODE PENELITIAN
Gambar 8: Time Series Design

Hasil pretest yang baik adalah O1 = O2 = O3 = O4 dan hasil perlakuan


yang baik adalah O5 = O6 = O7 = O8. Besarnya pengaruh perlakuan
adalah = (O5 + O6 + O7 + O8) – (O1 + O2 + O3 + O4). Kemungkinan hasil
penelitian dari desain ini ditunjukkan pada gambar berikut ini

O1 O2 O3 O4 O5 O6 O7 O8

Hasil yang paling baik ditunjukkan pada grafik A. Hasil test


menunjukkan keadaan kelompok stabil dan konsisten (O1 = O2 = O3 =
O4) setelah diberi perlakuan keaddannya meningkat secara konsisten.
Gambar 9: Berbagai Kemungkinan Hasil Penelitian yang Menggunakan Time Series
Grafik B memperlihatkan ada pengaruh perlakuan terhadap kelompok
yang sedang dieksperimen, tetapi setelah itu kembali lagi pada posisi
semula. Jadi pengaruh perlakuan hanya pada saat diberikan penataran,
pengetahuan dan keterampilannya meningkat, tetapi setelah kembali ke
tempat kerja kemampuannya kembali seperti semula.
Grafik C memperlihatkan pengaruh luar lebih berperan daripada
pengaruh perlakuan, sehingga grafiknya naik terus.
Grafik D menunjukkan keadaan kelompok tidak menentu.

2) Nonequivalent Control Group Design


Desain ini hamper sama dengan pretest-posttest control group design,
hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol
tidak dipilih secara random. Bentuk desain nonequivalent control
terlihat pada gambar berikut ini:

O1 X O2

O3 O4

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Sri Nurabdiah Pratiwi


METODE PENELITIAN
Contoh: Diadakan penelitian untuk mencari pengaruh perlakuan senam
pagi terhadap derajad kesehatan karyawan. Desain penelitian dipilih
satu kelompok karyawan. Selanjutnya dari satu kelompok tersebut
yang setengah diberi perlakuan senam pagi setiap hari dan yang
setengah lagi tidak. O1 dan O3 merupakan derajad kesehatan
karyawan sebelum ada perlakuan senam pagi. O2 adalah derajad
kesehatan karyawah setelah senam pagi selama satu tahun. O4 adalah
derajad kesehatan karyawan yang tidak diberi perlakuan senam pagi.
Pengaruh senam pagi terhadap derajad kesehatan karyawan adalah
(O2 – O1) – ( O4 – O3)

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Sri Nurabdiah Pratiwi


METODE PENELITIAN
DAFTAR PUSTAKA

Jonathan Sarwono dan Tutty Martadireja. Riset Bisnis Yogyakart: Andi, 2008

Moh.Nazir. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia, 1999

Sugiyono. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta, 2008

Sujoko Efferin, Stevanus HAdi Darmadji, dan Yuliawati Tan. Metode Penelitian
Akuntansi. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Sri Nurabdiah Pratiwi


METODE PENELITIAN

Anda mungkin juga menyukai