B6 Telecenter - Tatang AT
B6 Telecenter - Tatang AT
INFORMASI BAGI
MASYARAKAT:
MODEL TELECENTER
Tatang A Taufik
1. PENDAHULUAN
221
Akan tetapi, pengembangan infrastruktur dan kesadaran
masyarakat akan beragam kemungkinan yang ditawarkan oleh
kemajuan teknologi telematika beserta kemampuannya
memanfaatkan teknologi tersebut (yang memungkinkan masyarakat
membuat pilihan terbaik bagi dirinya) tak mungkin terjadi kecuali jika
ada kehendak politik yang kuat dan disertai dengan kebijakan yang
tepat.
Dalam “jargon” kebijakan, adanya kebijakan yang memadai
memang sangat diperlukan namun tidaklah cukup (necessary but not
sufficient) untuk menghantarkan masyarakat kepada masyarakat
informasi atau masyarakat pengetahuan (information/knowledge
society). Akses yang memadai terhadap informasi dan pengetahuan
membutuhkan infrastruktur yang memadai dan terakseskan oleh
masyarakat itu sendiri sesuai dengan perkembangan kapasitas/
kemampuan dan kebutuhannya.
Beberapa temuan dalam Survei Literasi Komputer 2001
mengungkapkan bahwa faktor ekonomi masyarakat secara umum
merupakan “faktor penghambat dominan” yang dirasakan dalam
memanfaatkan kemajuan teknologi komputer dan telematika
umumnya. 1 Selain itu, persepsi sulitnya mempelajari komputer juga
merupakan penghambat yang dirasakan oleh masyarakat
umumnya. 2 Karenanya, ketersediaan fasilitas akses yang
“terjangkau” dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat merupakan
salah satu urgensi yang perlu dikembangkan untuk peningkatan
literasi komputer khususnya dan akses informasi dan pengetahuan
serta proses pembelajaran masyarakat pada umumnya. 3
Kemudahan akses terhadap informasi diharapkan dapat mengurangi
(atau setidaknya mencegah) ancaman melebarnya kesenjangan
dalam masyarakat akibat ketidakseimbangan akses terhadap
informasi/pengetahuan (digital/information divide) di era sekarang ini.
1
Rendahnya daya beli, mahalnya komputer serta biaya pendidikan (kursus)
komputer adalah alasan yang paling sering disampaikan oleh responden sebagai
penghambat keinginan untuk belajar komputer.
2
Rendahnya pendidikan, pengetahuan, dan keterampilan yang dimiliki.
3
Hal ini terutama bagi masyarakat yang berada di lokasi yang kurang didukung
oleh infrastruktur akses informasi yang memadai.
P2KT PUDPKM
DB PKT
223
Institutional Support
Supply Demand
Software e-Government
Human
Capital e-Commerce
Gambar 1a Telecenter.
Telecentre
Supply Demand
Focus on Technology Focus on community
Telecentre Technology Telecentre Value Added Services
Physical Infrastructure
Infostructure
Backbone infrastructure of
Telkom Electronic Commerce
Radio Network (GSM & Others)
Tele-Education
Telecentre Hardware
Tele-Medicine
Tele-Health
Software Infrastructure Systems Government Information Systems
Business and management -welfare
systems -pensions
Operational systems and -local government information
software -SALGA
Computer software applications Post Office
-SAPOS
Human Capital/ Training -Public information terminal (PIT)
Independent Electoral Commission
Training in basic technical skills -Infrastructure sharing
Training in management tools &
Banking
systems
-Grameen Bank
Process learning (learning
-Prosperity Bank
institution)
Gambar 1b Telecenter.
P2KT PUDPKM
DB PKT
225
di negara-negara Scandinavian sekitar 20 tahun lalu sebagai cara
untuk meningkatkan akses terhadap telematics di wilayah perdesaan
dan yang terisolasi yang pada umumnya tak mampu memiliki
fasilitas demikian secara individu dan/atau mempunyai keterampilan
menggunakannya.
Konsep ini selanjutnya berkembang di berbagai negara Eropa,
Inggris, dan Irlandia, dan kini juga meluas terutama di wilayah-
wilayah terpencil di Amerika Serikat, Australia, dan Kanada. Negara
berkembang seperti Brazil, India, Malaysia, Filipina, serta beberapa
negara di Afrika tengah mengembangkannya.
Di Indonesia sendiri, diskusi tentang telecenter mulai intensif
berkembang di akhir 90-an. CITN (Canada-Indonesia Technology
Network), 4 suatu prakarsa kerjasama di bidang teknologi antara
Indonesia (BPPT) dengan Kanada (CIDA/Canadian International
Development Agency, dengan lembaga pelaksana Dewan Riset
Nasional Kanada), beberapa kali menyelenggarakan
semiloka/diskusi terbatas mengenai telecenter. Bentuk Warnet,
Posyantekdes, PIT (Pusat Informasi Teknologi), BIM (Balai Informasi
Masyarakat), Warsi (Warung Informasi), PER (Pos Ekonomi Rakyat)
dan prakarsa lain sejenisnya, walaupun barangkali tidak dirancang
dengan (tanpa mengacu kepada) model telecenter, pada dasarnya
sebenarnya merupakan varian telecenter dengan jasa layanan
tertentu. Belakangan, pengembangan unit/lembaga penyedia jasa
layanan pengembangan bisnis (business development service/BDS)
yang “sarat” pemanfaatan telematika tengah dirintis oleh beberapa
5
pihak.
Beberapa studi komparatif menyampaikan bahwa pola
pengembangan telecenter di berbagai tempat sangat beragam. Jasa
yang disedikan bervariasi mulai dari yang sederhana seperti
menyediakan fasilitas komunikasi “konvensional” (seperti telepon
4
Kerjasama ini diawali dengan prakarsa CISTPARC (Canada-Indonesia Science
and Technology Partnership Center) oleh BPPT dengan Canada ASEAN Centre.
5
BPPT (c.q. P2KT PUDPKM) misalnya melakukan sosialisasi, memberikan
advisory, dan pendampingan selektif untuk pengembangan di daerah
(bekerjasama dengan Pemda dan stakeholder lokal), khususnya di sentra
industri kecil (sentra produksi ekonomi) setempat.
P2KT PUDPKM
DB PKT
227
Tabel 1 Beberapa Sumber Rujukan Selektif tentang Telecenter.
Sumber Keterangan
International Upaya UNESCO terutama dalam mendorong
Community pengembangan “muatan lokal berbasis TIK” (local ICT-
Telecentre based content ) di negara-negara berkembang.
Resources Beberapa prakarsa yang dilakukan antara lain
Website - menyangkut pengembangan muatan/isi (berbasis TIK)
UNESCO yang inovatif, pengembangan dan diseminasi alat
(tools) yang sesuai bagi aplikasi lokal, peningkatan
kapasitas, dan pengelolaan dan revitalisasi
pengetahuan tradisional. Http://www.unesco.org/
webworld/build_info/gct/index.shtml
IDRC IDRC (International Development Research Centre) -
Telecentre Kanada mengembangkan situs internet ini untuk
Research - melayani sebagai pertemuan bagi para pemerhati di
Kanada bidang penerapan dan penelituan telecentre. Selain
beberapa prakarsa telecentre yang dilaksanakan (PAN
Networking dan Acacia), disediakan juga link terhadap
sumber rujukan relevan lainnya.
Http://www.idrc.ca/pan/telecentres.html
INFO 21 Portal UNDP untuk sumber tentang telecentre
Telecentres - internasional.
UNDP Http://www.undp.org/info21/sector/s-cc.html
The SD melayani sebagai pusat rujukan global tentang
Sustainable pengetahuan dan nasihat/advis menyangkut dimensi
Development bidang biofisik, biologis, sosio-ekonomi dan sosial dari
Department pembangunan berkelanjutan (termasuk
(SD) - FAO pengembangan dan pemanfaatan TIK di perdesaan
atau wilayah tertinggal atau dalam konteks
pengentasan kemiskinan.
Http://www.fao.org/waicent/faoinfo/sustdev/ atau
http://www.fao.org/sd/cddirect/
NEON (North NEON menyediakan akses publik yang dinamai Public
East Online Access Locations (PALs), yang didirikan atas bantuan
Network) – Pemerintah Australia (the Federal Government's
Australia Networking The Nation funding).
Http://www.neon.net.au/
6
Richard Fuchs, FutureWorks Inc./CTN Regional Advisor, sebagai tenaga expert
CITN.
P2KT PUDPKM
DB PKT
229
(tenaga) yang memiliki kemampuan memadai. Hal ini yang sering
sulit diperoleh/dikembangkan dalam banyak prakarsa.
“Paket aplikasi” yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat
pengguna setempat juga merupakan hal yang sangat penting,
namun masih sangat jarang. Hal ini karena masih jarangnya
telecenter, sebagai lokasi akses, yang memiliki SDM lokal yang
menguasai keterampilan teknis. Perekrutan SDM dengan
pengetahuan dan keterampilan yang sesuai kebutuhan, serta
pengembangan paket-paket yang bersifat freeware atau shareware
mungkin akan membantu pemecahan persoalan ini.
“Kepeloporan” dalam pemberdayaan masyarakat dengan lebih
mendayagunakan iptek masih sangat jarang. Di bidang telematika,
orang seperti Onno Purbo barangkali masih dapat dihitung jari. Jelas
akan sangat penting untuk dapat mengembangkan suasana positif
bagi tumbuh-berkembangnya local champions di setiap daerah, yang
memiliki jiwa/semangat kepeloporan tinggi dalam hal ini.
Mengingat pengoperasian telecenter akan membutuhkan
beragam sumber daya, termasuk dana, maka keseimbangan
manfaat dan biaya juga merupakan isu yang sangat penting.
Beberapa literatur menyarankan untuk memperhatikan
beberapa “isu” yang perlu ditelaah dalam pengembangan telecenter,
terutama menyangkut:
; Bagaimana mekanisme koordinasi atau kolaborasi antar pihak
(stakeholder) dalam prakarsa pengembangannya.
; Pilihan/opsi teknologi apa yang paling efektif dalam
penerapannya di daerah tertentu, lingkungan sosial-budaya
tertentu, dan atas pertimbangan infrastruktur yang ada.
; Struktur pembiayaan dan pembebanan harga jasa layanan
bagaimana yang perlu diterapkan (misalnya apakah akan
membedakan penentuan harga layanan bagi penggunaan
komersial dan layanan publik). Bagaimana penarikan biaya
dilakukan (tunai, iuran keanggotaan/langganan, kartu kredit,
smart cards dan sebagainya).
; Siapa yang akan membayar bagi layanan publik dan
bagaimana. Bagaimana peran pemda dalam hal ini.
P2KT PUDPKM
DB PKT
231
; Akses: menyediakan akses komputer dan internet bagi
masyarakat yang tidak/kurang mempunyai kemampuan/sumber
daya untuk melakukannya sendiri, atau memperpanjang waktu
akses publik untuk menggunakan komputer.
; Literasi bahasa (misalnya Bahasa Inggris): meningkatkan
keterampilan bahasa asing bagi masyarakat yang berminat.
; Edukasi: memperbaiki prestasi akademik anak-anak (kelompok
muda) usia sekolahatau pengetahuan/keterampilan tertentu
bagi kelompok dewasa.
; Literasi komputer dasar: menyediakan peningkatan
keterampilan dasar penggunaan komputer, termasuk misalnya
bagaimana mengakses internet.
; Peningkatan karir/keterampilan teknis lanjut: mengajarkan
pemrograman atau penggunaan perangkat lunak khusus yang
dapat menawarkan kesempatan karir baru, atau memberikan
program tertentu yang sesuai untuk membantu pencarian kerja
dan pengembangan bisnis.
; Pemberdayaan masyarakat atau community building:
memperkuat masyarakat komunikasi dan/atau mendorong
keterlibatan mereka dalam isu-isu setampat (local issues).
C. Perancangan Sistem
D. Proses Pengembangan
7
Ini mungkin berbeda dengan warnet, yang tentunya perlu mencapai keberhasilan
finansial untuk dapat terus bertahan atau berkembang.
P2KT PUDPKM
DB PKT
233
Tabel 2 Bagaimana Masyarakat Berpartisipasi
dalam Proyek Pembangunan.
Sumber: Diadopsi dari Pretty, et al. 1995: 61 (Dikutip dari Moetsabi, 1999).
P2KT PUDPKM
DB PKT
235
; Landasan dan infrastruktur;
; Pengakuan atau adanya asosiasi;
; Dukungan eksternal;
2. Keberhasilan sebagai hasil jasa yang diberikan kepada
komunitas:
; Edukasi (peningkatan kualitas);
; Spesifik komunitas (misalnya membantu masyarakat untuk
memperoleh informasi, pengembangan literasi, dan
sebagainya).
3. Alasan lain:
; Menyampaikan apa yang dijanjikan;
; Memungkinkan masyarakat memperoleh pengetahuan
dasar; dan sebagainya.
4. CATATAN PENUTUP
dan waktu yang tak sedikit dan tidak dalam keluaran yang dapat
diukur langsung atau mudah dilihat. Arus informasi, berkembangnya
jaringan (dalam beragam bentuk), proses pembelajaran dan interaksi
dalam komunitas, yang akhirnya turut berkontribusi dalam
pengembangan kapasitas masyarakat secara umum dan
peningkatan pengetahuan/keterampilan serta modal sosial sebagai
aset yang intangible, merupakan hal penting yang dapat diperoleh
dari pengembangan telecenter.
Pengembangan telecenter tentu saja tidak bisa pula
mengabaikan pemenuhan kebutuhan komunitasnya yang lebih
bersifat “langsung” atau “segera” dirasakan. Di sinilah proses
partisipatif untuk memahami kebutuhan tersebut juga perlu
dilakukan. Identifikasi dan pemenuhan kebutuhan fungsi/layanan
utama bagi komunitas pengguna perlu dikembangkan. Seiring
dengan itu, upaya untuk meningkatkan literasi komputer dan
teknologi secara umum secara bertahap juga perlu dilakukan.
Keberhasilan pengembangan telecenter pada akhirnya
memang akan ditentukan oleh komunitas masyarakat yang
bersangkutan, pihak pengelola, dan interaksi positif yang saling
mendukung antar keduanya.
Pola pengembangan telecenter perlu disesuaikan dengan
kebutuhan komunitas masyarakat di lokasi yang bersangkutan.
Proses sebaiknya diawali dengan cara partisipatif untuk menentukan
“sistem” yang dinilai paling sesuai, termasuk pola resource sharing,
layanan, pengelolaan, rencana aksinya dan aspek penting lainnya,
secara bertahap. Dalam kaitannya dengan pengembangan/
perkuatan ekonomi lokal, prakarsa ini sebaiknya juga dikembangkan
dalam konteks pengembangan klaster industri di daerah.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
P2KT PUDPKM
DB PKT
237
2. Boulton, William R. 1999. Information Technologies in the
Development Strategies of Asia. International Technology
Research Institute.
3. Church, Claudia. 2001. Cisco on Literacy in the 21st Century.
March 28, 2001. Dari http://www.cisco.com.
4. Elkin, Noah. 2001. How to Beat the High Cost of Internet Access.
EMarketer. Dec., 2001. http://www.emarketer.com/analysis
/world_regions/20011219_wr.html?ref=ed
5. Ernberg, Johan. 1999. Empowering Communities in the
Information Society: An International Perspective. International
Telecommunications Union. Geneva, Switzerland. Dari:
http://www.fao.org/waicent/faoinfo/sustdev/CDdirect/
CDan0042.htm
6. Espitia, Daniel dan P. Benjamin. 2001. IDRC Case Study of
South Africa Telecentre Development. March 26, 2001.
7. Espitia, Daniel. 1999. Telecentre Implementation: Policy Issues
and Institutional Roles. “From People to People.” Seminar for
Arab States on Community Telecentres. Tunisia. March 22-24,
1999.
8. Faye, Makane. 2000. Information and Communication
Technologies for Poverty Reduction. Bahan Presentasi. United
Nations Economic Commission for Africa (ECA). Cairo, Egypt 9-
10 October 2000.
9. Fleury, Jean-Marc. 1999. Internet for All. IDRC Briefing No. 3,
October 1999. Dari: http://www.idrc.ca/ACACIA/telecentre.html
10. Fuchs, Richard. 1997. If you Have a Lemon, Make Lemonade: A
Guide to the Start-up of the African Multipurpose Community
Telecentre Pilot Projects. Submitted to the International
Development Research Centre. Fall, 1997.
Http://www.idrc.ca/acacia/outputs/lemonade/lemon.html.
11. Harris, Roger W. 2002. Bridging the Digital Divide: Explaining the
Success of Rural Asian Telecentres.
12. Hasyim, Azhar, et al. 2001. Arah Pergerakan Infrastruktur
Internet di Indonesia. Dari
13. Hwang, Gyu-heui. 1998. Diffusion of Information and
Communication Technologies and Changes in Skills. Electronic
P2KT PUDPKM
DB PKT
239
Open.html?target=papers/pengalamanan-lapangan-
membangun-knowledge-based-society-09-2000.htm
24. Richardson, Don. 1999. The Internet and Rural Development.
Sustainable Development Department. FAO. Dari
http://www.fao.org/waicent/faoinfo/sustdev/
CDdirect/CDan0041.htm
25. US-GAO. 2001. Characteristics and Choices of Internet Users.
Report to the Ranking Minority Member, Subcommittee on
Telecommunications, Committee on Energy and Commerce,
House of Representatives. United States General Accounting
Office. February 2001.
26. HPG. 2000. Eight Imperatives for Leaders in a Networked World:
Guidelines for the 2000 Election and Beyond. The Harvard
Policy Group. On Network-Enabled Services and Government.
John F. Kennedy School Of Government. Cambridge,
Massachusetts. March 2000.
27. --------------. (Seri 1 s/d 5) Eight Imperatives for Leaders in a
Networked World: A Series of Guidelines for the 2000 Election
and Beyond. The Harvard Policy Group. On Network-Enabled
Services and Government. John F. Kennedy School Of
Government. Cambridge, Massachusetts. March 2000.