Anda di halaman 1dari 14

Peristiwa penting sekitar proklamasi kemerdekaan Indonesia

 
A. KEADAAN JEPANG MEJELANG AKHIR KEKUASAANNYA DI INDONESIA
 
Jepang yang awalnya hanyalah sebuah Negara biasa akhirnya mampu
menjadi Negara besar bahkan mampu menunjukkan eksistenisnya dimata
dunia terlebih setelah dia berhasil mengalahkan angkatan laut Amerika
Serikat di Pearl Harbour. Hal ini membuat Jepang semakin leluasa untuk
memperluas kekuasaannya. Negara barat yang merasa keadaan Jepang
merupakan ancaman, bergabung membentuk front ABCD com. Tetapi
ketika terjadi peperangan ternyata front ABCD com pun mengalami
kekalahan sehingga secara otomatis daerah yang berada dibawah
kekuasaan ABCD com jatuh ke tangan Jepang termasuk Indonesia yang
saat itu dibawah kekuasaan Belanda. Meskipun begitu Belanda tidak mau
menyerah begitu saya mereka pergi menyingkir ke Australia untuk
menghimpun kekuatan sebab bagi mereka Indonesia masih wilayahnya
yang sewaktu-waktu dapat diambil kembali.
Sejak saat itu Jepang terlibat dalam Perang di lautan Pasifik yang sering
disebut dengan Perang Asia Timur Raya. Semakin lama kondisi Jepang
semakin kurang menguntungkan disebabkan beberapa hal :
1.     Kondisi Ekonomi dalam negeri
Jepang semakin mengalami krisis sebab harus melakukan pembiayaan
untuk setiap perang yang terjadi, yang membutuhkan biaya besar.
Meskipun Jepang juga mengambil keuntungan dari negara jajahan
tetapi tetap saja belum mampu menutupi kebutuhan untuk perang
tersebut.
2.     Keadaan Politik dalam negeri
Karena terfokus akan ambisinya untuk menundukkan dan menguasai
daerah lain maka keadaan politik di Jepang sendiri kurang diperhatian.
3.      Keadaan Jepang semakin kurang menguntungkan terlebih karena pada
Juli 1944 kepulauan Marina jatuh ke tangan sekutu ditambah lagi sekutu
berhasil membom Pulau Saipan yang merupakan kota besar dan
merupakan pusat kekuasaan Jepang di lautan Pasifik serta wilayah
tersebut letaknya sangat strategis dengan pusat kota di Jepang yaitu
Tokyo. Selain itu Papua Nugini, Kepulauan Salomon, dan kepulauan
Marshall yang merupakan benteng pertahanan pasukan Jepang jatuh
pula ke tangan sekutu. Ambon, Makasar, Manado, dan Surabaya serta
Tarakan dan Balikpapan juga diserang oleh sekutu.
4.      Keadaan tersebut membuat posisi pasukan Jepang semakin terdesak di
Asia Pasifik. Karena kedudukannya yang semakin sulit membuat Jepang
senanjutnya menetapkan kebijakan yang lebih lunak bagi daerah
jajahannya dan memberikan peluang usaha mempersiapkan
kemerdekaan di daerah yang didudukinya. Akhirnya pada tanggal 17 Juli
1944, Jendral Hideki Tojo meletakkan jabatannya sebagai perdana
mentri dan digantikan oleh Jendral Kuniaki Koiso yang mempunyai
tugas untuk memulihkan kewibawaan Jepang di mata bangsa Asia
dengan menjanjikan kemerdekaan kepada sejumlah negara termasuk
Indonesia. Pada tanggal 7 September 1944, Jendral Koiso memberikan
janji kemerdekaan kepada rakyat Indonesia didepan Parlemen Jepang
tujuannya adalah agar rakyat tidak mengadakan perlawanan terhadap
Jepang dan bahkan mau membantu Jepang dalam berbagai peperangan.
Sebagai bentuk keseriusan janji tersebut bendera merah putih boleh
dikibarkan di kantor pemerintahan tetapi harus berdampingan dengan
bendera Jepang.
5.      Jepang perkembangannya semakin sering mengalami kekalahan seperti
pada tanggal 7 Mei 1945 Jepang mengalami kekalahan dalam perang
melawan negara yang tergabung dalam front ABCD di Laut Karang.
6.      Keadaan Jepang semakin buruk terlebih ketika pasukan Amerika
Serikat berhasil menyerang pusat-pusat industri milik Jepang dan
berhasil membumi hanguskannya yaitu pada tanggal 6 Agustus 1945
berhasil membom kota Hirosima yang diperkirakan 80 ribu orang
meninggal karena peristiwa ini, sementara itu pada tanggal 9 Agustus
1945 kota Nagasaki berhasil dibom juga.
7.     Dibomnya kedua kota pusat industri besar tersebut membuat keadaan
Jepang yang sudah buruk semakin tidak dapat berbuat apa-apa apalagi
penghasilan dari kedua kota itulah yang sedikit banyak membiayai
setiap peperangan Jepang. Akhirnya Jepang terpaksa harus menyerah
pada pasukan Sekutu pada tanggal 14 Agustus 1945.
8.      Sejak saat itu Jepang terpaksa meninggalkan daerah pendudukannya
dan menyerahkan pada sekutu demikian pula Indonesia. Meskipun
Jepang telah menyerah pada tanggal 14 Agustus 1945 dan tidak lagi
menjalankan perannya sebagai penguasa wilayah Indonesia tetapi
sekutu belum juga datang untuk mengambil alih sehingga di Indonesia
terjadi kekosongan kekuasaan.
 
 
B. KONDISI INDONESIA
 
Berbagai kondisi Jepang yang semakin kacau dan upayanya untuk menarik
simpati rakyat membuat pemerintah pendudukan Jepang di Jawa yaitu
Jendral Kumakichi Harada akhirnya tanggal 1 Maret 1945 mengumumkan
dibentuknya Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI) atau Dokuritsu Junbi Cosakai sebagai tindak lanjut bagi
pelaksanaan Janji Koiso mengenai kemerdekaan Indonesia.
Tujuan dibentuk BPUPKI adalah untuk mempelajari dan menyelidiki hal
penting berhubungan dengan pembentukan negara Indonesia medeka atau
mempersiapkan hal-hal penting mengenai tata pemerintahan Indonesia
merdeka.
Anggota dari BPUPKI ada 67 orang (?) yang terdiri dari tokoh utama
pergerakan nasional Indonesia dari semua daerah dan aliran. Anggota
BPUPKI ini terdiri dari 60 orang Indonesia serta 7 orang Jepang(?).
Dengan ketuanya Rajiman Wediodiningrat.
BPUPKI diresmikan pada tanggal 28 Mei 1945 di gedung Cuo Sangi In di
jalan Pejambon.
BPUPKI mulai bekerja dalam sidang pertama dari tanggal 29 Mei 1945
sampai 1 Juni 1945. Tujuannya merumuskan undang-undang dasar.
Sebelum merumuskan konstitusi negara harus merumuskan dasar negara
Indonesia yang akan menjiwai undang-undang dasar. Untuk mendapatakan
rumusan dasar negara tersebut maka acara sidang adalah mendengarkan
pidato dari beberapa tokoh pergerakan seperti:
1.      Sidang tanggal 29 Mei 1945, Muh Yamin mengumumkan rumusan Lima
azas dasar negara kebangsaan Republik Indonesia, yaitu :
“Peri Kebangsaan, Peri Kemanusiaan, Peri Ketuhanan, Peri Kerakyatan,
dan Kesejahteraan Rakyat”.
2.      Sidang tanggal 31 Mei 1945, Dr. Supomo mengemukakan lima prinsip
dasar dasar negara yang dinamakan Dasar Negara Indonesia Merdeka,
yaitu
“Persatuan, Kekeluargaan, Mufakat dan Demokrasi, Musyawarah, dan
Keadilan Sosial”
3.      Sidang tanggal 1 Juni 1945, Ir. Sukarno, mengemukakan lima dasar
dasar negara Indonesia yang dinamakan PANCASILA, yaitu
“Kebangsaan Indonesia, Internasionalisme/ Peri Kemanusiaan,
Mufakat/ Demokrasi, Kesejahteraan sosial, Ketuhanan Yang Maha Esa”
Apa yang dikemukakan Sukarno tersebut dikenal dengan istilah
Pancasila. Tanggal 1 Juni di kenal sebagai hari lahirnya Pancasila.
Pidato itu sekaligus mengakhiri masa sidang pertama BPUPKI. Setelah itu
BPUPKI mengalami masa reses (istirahat) selama satu bulan lebih.
Sebelum masa reses dibentuk Panitia kecil (Panitia Sembilan) dengan
ketua Ir. Sukarno yang bertugas mengolah usul dari konsep para anggota
mengenai dasar negara Indonesia.
22 Juni 1945 Ir. Sukarno melaporkan hasil kerja panitia sembilan ke
anggota BPUPKI berupa dokumen rancangan asas dan tujuan Indonesia
merdeka yang kemudian dikenal sebagai Piagam Jakarta atau Jakarta
Charter. Menurut dokumen tersebut dasar negara Indonesia adalah
sebagai berikut.
1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi para
pemeluknya
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan
5. Keadailan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Rancangan itu diterima untuk selanjutnya dimatangkan dalam sidang
kedua BPUPKI yang akan diselenggarakan mulai 10 Juni 1945.
Selain itu terdapat pula sidang tanggal 14 Juli 1945 yang membahas
mengenai Rancangan Undang-undang Dasar, dari sidang disepakati bahwa
harus adanya :
        Pernyataan Indonesia merdeka
        Pembukaan undang-undang dasar
        Batang tubuh UUD yang kemudian disebut Undang-undang Dasar
(berisi wilayah negara (sama dengan Hindia Belanda), bentuk negara
kesatuan, pemerintahan republik, bendera nasional Sang Merah
Putih, dan bahasa nasional bahasa Indonesia)
7 Agustus 1945, BPUPKI dibubarkan karena dianggap telah dapat
menyelesaikan tugasnya yaitu menyusun rancangan UUD bagi negara
Indonesia merdeka dan diganti PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia) atau Dokuritsu Junbi Iinkai dengan Ir. Sukarno sebagai ketua.
Mereka meresmikan pembukaan serta batang tubuh Undang-undang Dasar
1945. Tugas melanjutkan hasil kerja BPUPKI dan mempersiapkan
pemindahan kekuasaan dari pihak Jepang kepada bangsa Indonesia.
Anggota PPKI terdiri dari 21 orang Indonesia diketuai oleh Sukarno dan
Hatta sebagai wakilnya.
Secara simbolik PPKI dilantik oleh Jendral Terauchi dengan
mendatangkan Sukarno, Hatta dan Rajiman Wedyodiningrat ke Saigon
tanggal 9 Agustus 1945.
Hasilnya cepat lambat kemerdekaan bisa diberikan tergantung kepada
kerja PPKI. Terauchi menyampaikan keputusan bahwa kemerdekaan
Indonesia akan diberikan pada tanggal 24 Agustus 1945. Seluruh
pelaksanaan kemerdekaan diserahkan seluruhnya kepada PPKI.
 
Persamaan BPUPKI dan PPKI
1.      Sama-sama merupakan organisasi bentukan Jepang
2.      Dibentuk ketika kondisi Jepang semakin terpuruk.
3.      Dibentuk dalam rangka mewujudkan keinginan janji Koiso untuk
memberikan kemerdekaan bagi negara Indonesia.
4.      Maksud sebenarnya Jepang membentuk keduanya hanya untuk
menarik simpati rakyat Indonesia, mendapat dukungan dari rakyat
Indonesia sehingga tidak akan muncul perlawanan dari rakyat
Indonesia.
 
Perbedaan BPUPKI dan PPKI
 
No PEMBEDA BPUPKI PPKI
.
1 Waktu dibentuk Ketika Jepang menyadari Dibentuk ketika
kondisinya sudah kritis setelah Jepang sudah tidak
Saipan dibom sekutu tepatnya dapat berbuat
dibentuk tanggal 1 Maret banyak hal setelah
1945. perekonomiannya
lumpuh dengan
dibomnya kota
Nagasaki, dibentuk
tepatnya tanggal 7
Agustus 1945
2 Kepanjangan Badan Penyalidik Usaha-usaha Panitia Persiapan
Persiapan Kemerdekaan Kemerdekaan
Indonesia Indonesia
3 Istilah dalam Dokuritsu Junbi Cosakai Dokuritsu Junbi
bahasa Jepang Inkai
4 Alasan dibentuk Merencanakan persiapan Realisasi dari janji
proklamasi kemerdekaan kemerdekaan
Indonsia Indonesia sebab
Jepang telah
menentukan akan
memberikan
kemerdekan bagi
bangsa
Indonesia(14 Agst
1945)
5 Tugas Utama Mempersiapkan hal-hal penting Melanjutkan hasil
mengenai tata pemerintahan kerja BPUPKI dan
Indonesia merdeka mempersiapkan
pemindahan
kekuasaan dari
pihak Jepang
kepada bangsa
Indonesia
6 Hasil yang dicapai Menyusun rancangan UUD bagi Meresmikan dan
negara Indonesia merdeka mensyahkan
Undang-undang
Dasar 1945
(membentuk
pemerintahan RI)
7 Keanggotaan Terdiri dari kurang lebih 67 Terdiri dari 21
orang yang terdiri dari tokoh orang Indonesia
utama pergerakan nasional
Indonesia serta 7 orang Jepang
8. Keterlibatan Jepang Jepang terlibat dalam Semua diserahkan
keanggotaan BPUPKI untuk rakyat Indonesia
mengawasi pelaksanaan sehingga tidak
kegiatan terdapat
keterlibatan
Jepang
C. PERISTIWA RENGASDENGKLOK
Latar Belakang Peristiwa Rengasdengklok
a.      Kekalahan pasukan Jepang terhadap sekutu yang ditandai dengan
menyerahnya Jepang pada tanggal 14 Agustus 1945.
b.      Terjadinya kekosongan kekuasaan sebab Jepang sudah tidak berkuasa
lagi di Indonesia sementara itu sekuta yang harusnya mengambil alih
kekuasaan tak kunjung datang.
c.       Berita kekalahan Jepang akhirnya diketahui dan tersebar di kalangan
pemuda Indonesia melalui siaran radio luar negeri pada tanggal 15
Agustus 1945.
d.      Berita kekalahan Jepang tersebut menyebabkan munculnya semangat
para pemuda untuk segera memperoleh kemerdekaannya. Mereka
menganggap bahwa kemerdekaan merupakan hak dari rakyat Indonesia
yang tidak bergantung kepada bangsa atau Negara lainnya apalagi
diberikan oleh orang lain sehingga selagi ada kesempatan maka harus
digunakan sebaik-baiknya. Oleh karena itu proklamasi harus
dilaksanakan diluar PPKI yang merupakan bentukan Jepang.
e.      Sementara itu dalam menghadapi situasi tersebut golongan tua sangat
ragu-ragu untuk mengambil inisiatif memproklamasikan kemerdekaan
Indonesia. Sebagai anggota PPKI mereka harus mendukung rencana
yang telah dirumuskan PPKI yaitu bahwa proklamasi  akan
dilaksanakan sesuai ketetapan yang telah ditentukan oleh pemerintah
Jepang (24 Agustus 1945). Bagi golongan tua soal cepat atau lambat
kemerdekaan Indonesia tidak penting yang lebih penting bahwa
proklamasi kemerdekaan harus dipersiapkan secara matang. Lagi pula
kemerdekaan Indonesia baik datang dari pemerintah Jepang atau hasil
perjuangan bangsa Indonesia sendiri tidak perlu dipersoalkan (tidalah
penting) yang terpenting yang harus dihadapi saat ini adalah pasukan
sekutu yang akan datang.
f.        Terjadinya perbedaan pendapat antara golongan tua (Sukarno, Hatta,
dan anggota PPKI) dan golongan muda (Sukarni,Chaerul Saleh,Adam
Malik,Wikana (para mahasiswa dan anggota PETA) mengenai waktu
yang tepat untuk mengumandangkan Proklamasi Kemerdekaan inilah
yang menjadi hal mendasar hingga menyebabkan terjadinya peristiwa
Rengasdengklok.
 
Peristiwa Rengasdengklok merupakan sebuah peristiwa sebagai reaksi
terhadap perbedaan pendapat antara golongan tua dan golongan muda
mengenai kemerdekaan Indonesia dengan membawa Sukarno dan
Hatta ke kota Rengasdengklok.
 
Terjadinya peristiwa tersebut yaitu pada tanggal 16 Agustus 1945 (Pkl.
04.00).
Di rumah warga keturunan Tionghoa Jo Ki Song.
Sehari penuh Sukarno-Hatta berada di Rengasdengklok dan ditekan
pemuda agar bersedia segera melaksanakan Proklamasi Kemerdekaan
yang lepas dari pengaruh Jepang
 
Tujuan Peristiwa Rengasdengklok adalah untuk mengamankan Sukarno-
Hatta dari pengaruh pemerintaha pendudukan Jepang dalam
merencanakan pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
 
Tujuan dipilih kota Rengasdengklok :
      Jauh dari pengaruh pemerintah pendudukan Jepang.
      Merupakan kota kecil di kabupaten Karawang dan letaknya jauh dari
jalan raya utama Jakarta-Cirebon.
      Batalion PETA Jakarta dan Rengasdengklok sering berlatih bersama
sehingga jika ada gerakan dari pasukan Jepang dapat dengan mudah
diketahui dan dihalangi.
      Dapat dengan mudah mengawasi tentara Jepang yang hendak datang
ke Rengasdengklok (Karawang).
 
Dampak dari peristiwa Rengasdengklok
Dari peristiwa tersebut akhirnya terjadilah kesepakatan sebagai berikut.
        Berdasarkan pembicaraan Sudancho Singgih dengan Sukarno, Sukarno
bersedia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia setelah kembali
ke Jakarta
        Sementara itu di Jakarta terjadi kesepakatan antara Ahmad Subardjo
(golongan tua) dengan Wikana (golongan muda) bahwa Proklamasi
Kemerdekaan harus dilaksanakan di Jakarta.
        Laksamana Tadashi Maeda bersedia untuk menjamin keselamatan
mereka selama berada di rumahnya. Sehingga rumahnya akan
digunakan sebagai tempat perundingan untuk membicarakan
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
        Jusuf Kunto mengantar Ahmad Subardjo menjemput Sukarno-Hatta di
Rengasdengklok (17.30).
        Ahmad Subarjo memberikan jaminan taruhan nyawa bahwa Proklamasi
Kemerdekaan akan diumumkan tanggal 17 Agustus 1945 selambat-
lambatnya pukul 12.00 WIB.
        Setelah ada jaminan, Komandan Kompi Peta setempat Sudancho
Subeno bersedia melepaskan Sukarno-Hatta ke Jakarta.
 
D. PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA
Upaya Perumusan Teks Proklamasi:
o       Kurang lebih pukul 23.00 Bung Karno dan Bung Hatta tiba di Jakarta
setelah singgah dirumah masing-masing langsung menuju ke Rumah
Laksamana Muda Maeda di Jalan Imam Bonjol No. 1, yang dianggap
paling aman dari ancaman militer Jepang.
o       Sebelum menyusun naskah Maeda mengantar Soekarno-Hatta
menghadap Mayor Jenderal Nishimura untuk menjajaki sikapnya
mengenai Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Tetapi pertemuan
tersebut tidak mencapai kata sepakat meskipun begitu Sukarno
mengharapkan Jepang tidak menghalangi pelaksanaan proklamasi
kemerdekaan Indonesia yang akan segera dilaksanakan.
o       Di ruang makan rumah Laksamana Muda Maeda yang dihadiri 30 orang
naskah proklamasi dirumuskan dan dikonsep oleh Sukarno (menulis)
yang disempurnakan oleh Hatta (usulan kalimat terakhir dari naskah
Proklamasi) dan Ahmad Subardjo (usul kalimat pertama dalam naskah
Proklamasi diambil dari rumusan BPUPKI).
o       Setelah selesai naskah tersebut hendak ditandatangani. Sukarno
mengusulkan agar seluruh hadirin menandatangani naskah proklamasi
sebagai wakil-wakil bangsa Indonesia. Hal ini diperkuat oleh Hatta
dengan mengambil contoh Declaration of Independence. Hal ini
ditentang oleh Sukarni, ia mengusulkan agar yang menandatangani
naskah proklamasi adalah Sukarno-Hatta atas nama bangsa Indonesia.
Dan usul tersebut diterima dengan baik oleh para hadirin.
o       Sukarno meminta Sayuti Melik untuk mengetik naskah tulisan tangan
tersebut dengan perubahan-perubahan yang telah disepakati.
 
Perubahan dari naskah yang ditulis tangan dengan naskah yang diketik:
 
Naskah Tulis Tangan Naskah yang diketik
Wakil-wakil Bangsa Indonesia Atas Nama Bangsa Indonesia
Djakarta, 17-8-‘05 Jakarta, hari 17 bulan 8 tahun ‘05
Tempoh Tempo
05 merupakan tahun Jepang 2605.
 
Pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia :
     Tempat :
Awalnya diputuskan akan diselenggarakan di Lapangan IKADA, sebab
disana telah dipersiapkan sebagai tempat berkumpulnya masyarakat
Jakarta untuk mendengarkan pembacaan naskah proklamasi
kemerdekaan Indonesia. Tetapi karena jalan-jalannya dijaga ketat oleh
pasukan Jepang yang bersenjata lengkap maka dikawatirkan akan
terjadi bentrokkan antara rakyat Indonesia dengan pihak Jepang.
Sehingga disepakati bahwa pembacaan teks proklamasi kemerdekaan
Indonesia dilaksanakan di depan rumah Ir. Soekarno di Jalan
Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta.
     Waktu :
Hari Jum’at 17 Agustus 1945 pukul 10.00 WIB (9 Ramadhan 1364 H)
     Peralatan (sound system, spiker,dsb) dipersiapkan oleh Wilopo.
     Tiang bendera yang terbuat dari bamboo dipersiapkan oleh Suhud tiang
tersebut ditancapkan di depan teras rumah Soekarno.
     Bendera dijahit tangan oleh Fatmawati Soekarno dengan bentuk ukuran
standar untuk dikibarkan.
     Para pemimpin bangsa Indonesia mulai berdatangan dan setelah Bung
Hatta tiba tepat pada pukul 10.00 WIB acara dimulai dengan pidato
singkat dari Bung Karno yang dilanjutkan acara sebagai berikut.
-         Pertama   : Pembacaan Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
-         Kedua       : Pengibaran Bendera Merah Putih (Suhud dan Latief
Hendraningrat) diiringi lagu Indonesia Raya
-         Ketiga       : Sambutan Walikota Suwirjo
 
Makna Proklamasi bagi Bangsa Indonesia :
      Proklamasi merupakan pernyataan berdasarkan hukum dan resmi
bahwa bangsa Indonesia telah merdeka.
      Dengan Proklamasi, bangsa Indonesia menjadi pelopor bagi bangsa-
bangsa Asia-Afrika untuk memerdekakan diri dari penindasan bangsa
asing ( bangsa Asia pertama yang merdeka setelah PD II selesai.
      Proklamasi menyebabkan bangsa Indonesia semakin percaya pada
kekuatan sendiri yang telah menjadikannya bangsa yang merdeka, bebas
dari tekanan dan terlepas dari penjajahan bangsa asing yang telah
dideritanya sejak lama.
      Dengan kemerdekaan ini bangsa Indonesia berhak mengatur sendiri
negaranya dan mulai menjalankan kehidupan kenegaraannya (baik
dalam bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, keamanan,
dsb) sendiri tanpa diatur oleh bangsa lain serta berusaha sekuat tenaga
mempertahankannya dari gangguan bangsa asing.
      Proklamasi merupakan jembatan yang menghubungkan dan
mengantarkan bangsa Indonesia dalam mencapai masyarakat baru yang
bebas dari tekanan dan ikatan.
      Proklamasi merupakan momentum nasional dalam pembentukan
Negara Indonesia yang merdeka, bebas dari segala bentuk  penjajahan
asing.
      Proklamasi merupakan titik puncak perjuangan pergerakan bangsa
Indonesia yang telah mengantarkannya ke pintu gerbang kebebasan
menjadi tongak sejarah baru bagi bangsa Indonesia.
      Proklamasi bukan merupakan titik akhir perjuangan bangsa Indonesia
tetapi terus berjuang untuk mempertahankan dan mengisi kemerdekaan
yang telah dicapainya itu.
 
 
Upaya Penyebarluasan Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Setelah Proklmasi berita kemerdekaan Indonesia segera menyebar di
Jakarta dan selanjutnya disebarkan ke seluruh Indonesia. Penyambutan
berita Proklamasi terbukti dengan adanya pelucutan senjata pasukan
Jepang, pengambil alihan pucuk pimpinan dan semangat terus berjuang
untuk merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Penyebarluasan berita Proklamasi tersebut dilakukan melalui,
o       Radio kantor berita Jepang, Domai yang berhasil dikacaukan. Berita
proklamasi tersebut tersiar pada tanggal 17 Agustus 1945 sebanyak tiga
kali. Bahkan setiap 30 menit hingga siaran berakhir pukul 16.00 berita
tersebut terus diulang. Berita kemerdekaan Indonesia akhirnya dapat
tersebar hingga ke luar negeri melalui jaringan Jepang sendiri. Berita
kemerdekaan Indonesia tersebut terus tersebar kemana-mana.
o       Surat Kabar, surat kabar yang pertama menyebarkan berita tentang
proklamasi kemerdekaan Indonesia adalah Tjahaja di Bandung dan
Soeara Asia di Surabaya. Hampir seluruh harian di jwa dalam
penerbitan tanggal 20 Agustus 1945 memuat berita proklamasi dan
Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia.
o       Selebaran yang disebarkan di penjuru kota.
o       Spanduk dan Pamflet dipasang ditempat-tempat strategis yang mudah
dilihat khalayak ramai.
o       Aksi corat-coretan pada tembok-tembok atau bahkan pada gerbong-
gerbong kereta api. 
o       Penyebaran berita dari mulut ke mulut secara beranting, salah satu
kelompok yang terkemuka yaitu kelompok Sukarni yang bermarkas di
Jalan Bogor.
o       Berita Proklamasi disiarkan ke daerah-daerah melalui utusan daerah
yang kebetulan waktu itu mengikuti sidang PPKI dan menyaksikan
pelaksanaan proklamasi kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945,
diantaranya
Teuku Moh. Hasan (Sumatra), Sam Ratulangie (Sulawesi), I Gusti
Ketut Puja (Sunda Kecil/Nusa Tenggara), Hamidhan
(Kalimantan), Latuharhary (Maluku)
o       Pengiriman delegasi ke Negara-negara sahabat untuk menyebarluaskan
berita proklamasi kemerdekaan, misalnya Mr. Pilar dan Mr. A.A
Maramis ke India guna mendapat dukungan atas kemerdekaan RI.
 
 
 
 
PEMBENTUKAN PEMERINTAHAN,ALAT
KELENGKAPAN, dan KEAMANAN NEGARA
INDONESIA
 
 
Sebagai Negara yang baru merdeka Indonesia belum memiliki pemimpin
dan pemerintahan yang berdaulat, oleh karena itu diadakan sidang PPKI
dalam upaya pembentukan pemerintahan, alat kelengkapan, dan
keamanan negara Indonesia.
1.      Sidang tanggal 18 Agustus1945, menghasilkan keputusan sebagai
berikut:
a.      Mengesahkan dan menetapkan UUD RI yang dikenal dengan nama
UUD 1945.
b.      Memilih dan menetapkan Sukarno sebagai Presiden dan Mohammad
Hatta sebagai wakil presiden (secara aklamasi)
c.       Pembentukan Komite Nasional untuk membantu pekerjaan presiden
sebelum terbentuknya MPR dan DPR.
 
2.      Sidang tanggal 19 Agustus 1945, menetapkan mengenai :
a. Pembagian wilayah Indonesia
Menetapkan wilayah Indonesia menjadi 8 propinsi dengan 2 daerah
istimewa beserta gubernurnya, yaitu :
a)     Jawa Barat          : Sutardjo Kartohadikusumo
b)     Jawa Tengah       : R. Panji Soeroso
c)      Jawa Timur         : R.A Soerjo
d)     Kalimantan          : Ir. Mohammad Noor
e)     Sulawesi               : Dr. Sam Ratulangi
f)       Maluku                 : Mr. J. Latuharhary
g)     Sunda Kecil          : Mr. I Gusti Ketut Pudja
h)     Sumatera             : Mr. Teuku Moh. Hasan
i)       Dua daerah istimewa yaitu Yogyakarta dan Surakarta
b. Pembentukan Dpartemen dan Kementrian
Pembentukan 12 Departemen dan 4 kementrian negara untuk
membantu presiden.
a)     Departemen Dalam Negeri       : Wiranata Kusumah
b)     Departemen Luar Negeri          : Ahmad Subardjo
c)      Departemen Kehakiman           : Dr. Soepomo
d)     Departemen Keuangan              : A.A Maramis
e)     Departemen Kemakmuran       : Ir. Surachman Tjokrodisuryo
f)       Departemen Pengajaran           : Ki Hajar Dewantara
g)     Departemen Penerangan          : Amir Syarifudin
h)     Departemen Sosial                     : Iwa Kusumasumantri
i)       Departemen Pertahanan           : Supriyadi
j)       Departemen Kesehatan             : Boentaran Martoatmodjo
k)     Departemen Perhubungan       : Abikusno Tjokrosujoso
l)       Departemen Pekerjaan Umum            : Abikusno Tjokrosujoso
m)  Menteri Negara                          : Wachid Hasyim
n)     Menteri Negara                          : R.M Sartono
o)     Menteri Negara                          : M. Amir
p)     Menteri Negara                          : R. Otto Iskandardinata
 
3.      Sidang tanggal 22 Agustus 1945, PPKI membentuk tiga badan yaitu :
a. Pembentukan Komite Nasional Indonesia (KNI)
Dibentuk komite nasional sebagai penjelmaan tujuan dan cita-cita
bangsa Indonesia untuk menyelenggarakan kemerdekaan yang
didasarkan kedaulaan rakyat. Komite Nasional Indonesia Pusat
(KNIP) berkedudukan di Jakarta, sedangkan Komite Nasional
Indonesia Daerah (KNID) berkedudukan di ibukota propinsi. Tanggal
29 Agustus 1945, Presiden Sukarno melantik 135 anggota KNIP di
Gedung Kesenian Jakarta dengan ketua Kasman Singodimejo.
 
b. Pembentukan Partai Nasional Indonesia (PNI)
Awalnya PNI dibentuk sebagai partai tunggal di Indonesia tetapi
keputusan tersebut ditunda hingga tanggal 31 Agustus 1945. Tujuan
PNI adalah mewujudkan Negara Republik Indonesia yang berdaulat,
adil dan makmur berdasarkan kedaulatan rakyat.
 
c. Pembentukan Tentara Kebangsaan
Sehubungan dengan pembentukan Tentara Kebangsaan maka
dibentuk Badan Keamanan Rakyat/ BKR (23 Agustus 1945) yang
kemudian ditetapkan sebagai bagian dari badan penolong keluarga
korban perang. Badan ini ditujukan untuk memelihara keselamatan
rakyat. BKR dibentuk sebagai pengganti Badan Penolong Korban
Perang (BPKP). BKR terdiri dari BKR pusat dan BKR daerah.
Akhirnya karena desakan para pemuda anggota BKR maka dibentuk
tentara kebangsaan yang diresmikan pada tanggal 5 Oktober 1945
dengan nama Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Pada 25 Januari
1946 TKR berganti nama menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI)
dalam upaya untuk mendirikan tentara yang percaya pada kekuatan
sendiri. Pada 3 Juni 1947, TRI berganti nama menjadi Tentara
Nasional Indonesia (TNI) dengan tujuan untuk membentuk tentara
kebangsaan yang benar-benar profesional siap untuk mengamankan
NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia).
 
 
Sistem Pemerintahan Indonesia pada awal kemerdekaan
 
Sistem Pemerintahan Indonesia di awal masa Kemerdekaannya adalah
Sistem PRESIDENSIIL. Sistem Pemerintahan ini sesuai dengan rumusan
Undang-undang Dasar 1945, dimana Presiden sebagai pemegang kekuasaan
tertinggi dan kedudukan mentri adalah sebagai pembantu presiden.
“Menteri merupakan pembantu presiden (pemerintah) yang diangkat dan
diberhentikan oleh presiden, sehingga menteri bertanggungjawab kepada
presiden”. Oleh karena itu, untuk melengkapi pemerintahan Indonesia
dibentuklah departemen dan kementrian. Seharusnya pembentukan
kementrian diserahkan pada presiden tetapi untuk negara Indonesia yang
baru merdeka ini pembentukan Departemen dan Susunan Kementrian
Negara diserahkan pada panitia kecil (Ahmad Subardjo, Sutardjo
Kartohadikusumo,Kasman Singodimejo). Akhirnya berdasarkan sidang
PPKI tanggal 19 Agustus 1945 pada tanggal 12 September 1946 dibentuklah
Kabinet Presidensiil (Kabinet RI I) dengan 12 departemen dengan 4
menteri negara. Sementara itu untuk melengkapi pemerintahan maka
wilayah Indonesia dibagi dalam 8 propinsi dengan 2 daerah istimewa
dimana masing-masing wilayah mempunyai gubernur yang
bertanggungjawab atas pelaksanaan dan pengambilan keputusan di daerah.
 
Tetapi perkembangannya karena pengaruh dari golongan sosialis yang ada
dalam KNIP maka usia kabinet Presidensiil tidak lama yaitu sejak 12
September 1945 sampai 14 November 1945. Sejak tanggal 14 November 1945
Indonesia menggunakan sistem Kabinet PARLEMENTER dengan Perdana
Menteri pertamanya yaitu Sutan Syahrir. Sistem Kabinet Parlementer
inilah yang katanya sesuai dengan harapan bangsa Indonesia. Bangsa
Indonesia mengharapkan sistem pemerintahan Demokrasi dimana cirinya
adalah adanya DPR (parlemen) yang anggota-anggotanya dipilih langsung
oleh rakyat. Pola pemerintahan ini merupakan bentuk penerapan
demokrasi yang ada di negara Belanda yang berdasarkan multipartai yaitu
sistem pemerintahan parlementer. Jika menggunakan kabinet presidentil
maka presiden berperan sebagai pemimpin kabinet dan kabinet
bertanggungjawab kepada presiden. Tetapi jika menggunakan kabinet
Parlementer maka presiden bertanggungjawab kepada parlemen (KNIP).
 
Kabinet Parlementer ini terbentuk karena memang sebenarnya
direncanakan oleh KNIP. Dimana “kabinet (menteri) bertanggungjawab
langsung kepada KNIP (parlemen) dengan kekuasaan legislatifnya. Selain
itu tujuan dibentuk kabinet Parlementer adalah untuk mengurangi peranan
presiden yang dianggap terlalu besar.
 
Untuk mewujudkan ambisi KNIP tersebut maka mulai dibentuknya Badan
Pekerja Komite Nasional Indonesia (BP-KNIP) pada 16 Oktober 1945
(Sidang KNIP I). Langkah selanjutnya adalah mengubah fungsi KNIP dari
hanya sekedar badan penasehat menjadi badan legislatif yang sebenarnya
dipegang MPR/DPR, disetujui dengan dikeluarkannya Maklumat
Pemerintah No. X yang ditandatangani wakil presiden. Dengan dikeluarkan
maklumat tersebut maka kekuasaan presiden berkurang yaitu hanya dalam
bidang eksekutif saja. Sementara itu KNIP sebagai badan Legislatif
menggantikan MPR dan DPR sebelum terbentuk. Selain kedua hal tersebut
KNIP juga mengusulkan pembentukan partai politik sebanyak-banyaknya
sebagai sarana untuk penyaluran aspirasi dan paham yang berkembang di
masyarakat. Usulan tersebut disetujui dengan mengeluarkan Maklumat
Pemerintah No. 3 tanggal 3 November 1945 tentang anjuran pembentukan
partai-partai politik.
Adapun partai-partai yang berhasil dibentuk adalah Partai Nasional
Indonesia (PNI), Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi),
Partai Komunis Indonesia (PKI), Partai Buruh Indonesia (PBI),
Partai Rakyat Jelata (PRJ), Partai Sosialis Indonesia (Parsi/PSI),
Persatuan Rakyat Marhaen(Permai), Partai Rakyat Sosialis (Paras),
Partai Kristen Indonesia (Parkindo), Partai Katolik Republik
Indonesia (PKRI).
 
 
Terbentuknya kabinet Syahrir (parlementer I) merupakan suatu bentuk
penyimpangan pertama pemerintah RI terhadap ketentuan UUD 1945.
Sebab dalam UUD 1945 dinyatakan bahwa “pemerintahan harus dijalankan
menurut sistem kabinet Prsesidensiil, dimana menteri sebagai pembantu
presiden” sementara itu pelaksanaannya” mentri (kabinet)
bertanggungjawab langsung pada parlemen (KNIP)”. Karena menggunakan
sistem parlementer maka kabinet dan parlemen (KNIP) selalu bersaing
untuk memperebutkan pengaruh dan kedudukan. Akibatnya sering terjadi
pergantian kabinet karena dijatuhkan oleh parlemen (KNIP).

Anda mungkin juga menyukai