Disusun Oleh :
Fadhila Maharani
C14120055
I. PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Organisme memiliki faktor-faktor untuk dapat hidup, tumbuh, dan
berkembang. Faktor-faktor ini tidak hanya diperlukan bagi makroorganisme
saja,
tapi
juga
mikroorganisme.
Bakteri
merupakan
salah
satu
khususnya
dalam
bidang
akuakultur
adalah
Aeromonas
II. METODOLOGI
II.1. Waktu dan Tempat
Praktikum pengaruh suhu dan salinitas pada bakteri dilaksanakan pada hari
Rabu, 18 Desember 2013 pukul 07.00 10.00. Sementara pengamatan dilakukan
pada hari Kamis, 19 Desember 2013 pukul 12.00. Praktikum dan pengamatan
bertempat di Laboratorium Kesehatan Ikan (LKI), Departemen Budidaya
Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
II.2. Alat dan Bahan
Alat alat yang digunakan dalam praktikum ini diantaranya adalah:
batang penyebar, cawan petri, pembakar bunsen, mikro pipet, tabung eppendolf,
alkohol 70%, incubator, kertas cakram, wrapped dan label. Sementara bahan yang
digunakan, seperti: biakan bakteri Aeromonas hydrophilla dan Bacillus sp.,
larutan kipahit 20%, larutan kipahit 30%, larutan kloroform, formalin, larutan
fisiologis, media TSA (Trypticase Soy Agar), dan media SWC (Sea Water
Complete).
II.3. Prosedur Kerja
Uji viabilitas baktei terhadap berbagai zat anti mikroba diawali dengan
persiapan bakteri biakan yang akan digunakan serta media TSA dan SWC dimana
kedua bakteri akan ditumbuhkan. Pada media SWC akan ditumbuhkan bakteri
Bacillus sp. sementara pada media TSA akan ditumbuhkan bakteri Aeromonas
hydrophilla. Pensterilan dilakukan terhadap lingkungan kerja sebagai wujud kerja
aseptik. Kemudian secara aseptik dilakukan pengambilan bakteri menggunakan
mikro pipet, yang kemudian disebar dengan menggunakan batang penyebar.
Setelah bakteri ditebar, satu persatu kertas cakram yang telah direndam di
dalam larutan larutan antimikroba diletakkan dititik-titik tertentu pada cawan
petri. Larutan yang digunakan dalam praktikum ini adalah larutan kipahit 20%,
larutan kipahit 30%, formalin, larutan kloroform, dan larutan fisisologis.
Kemudian cawan petri yang berisi biakan bakteri disimpan selama 24 jam dalam
incubator.
III.
3.1 Hasil
Setelah dilakukan pengujian viabilitas bakteri Aeromonas hydrophilla dan
Bacillus sp. terhadap beberapa larutan anti-mikroba didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 1 Hasil sebaran bahan anti-mikroba terhadap bakteri Aeromonas hydrophilla pada
media TSA (Trypticase Soy Agar)
No
Bahan Anti-Mikroba
Hasil
1
2
3
4
5
Keterangan
++
Kloroform
Formalin
Kipahit 30%
Kipahit 20%
Larutan Fisiologis
-
++
+
+
+
= Tidak ada zona bening
Bahan Anti-Mikroba
Kloroform
Formalin
Kipahit 30%
Kipahit 20%
Larutan Fisiologis
-
Hasil
+
= Tidak ada zona bening
3.2 Pembahasan
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
S
Wang Y, Ji-Dong G. 2004. Influence of temperature, salinity, and pH on the
growth of enviromental Aeomonas and Vibrio species isolated from Mai
Po and the Inner Deep Bay Nature Reserve Ramsar Site of Hong Kong.
Journal of Basic Microbiology 45(1): 83-93
Triana E, Eko Y, Novik N. 2006. Uji Viabilitas Lactobacillus sp. Mar r
Terenkapsulasi. Biodiversitas 7(2): 114-117
Pelczar MJ, Chan ECS. 2006. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta (ID): UI Press
Mondol MAM, Hee Jae S, Mohammad Tofazzal I. 2013. Diversity of Secondary
Metabolites from Marine Bacillus Species: Chemistry and Biological
Activity. Marine Drugs 11: 2846-2872.
Madigan MT, Martinko JM, Brock TD. 2009. Brock Biology of Microorganisms.
New York (US): Pearson.